OLEH:
SAVILDA
E1F1 18 008
Pada umumnya, dalam pengolahan air bersih dengan skala besar seperti
instalasi pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan,
air baku diambil dari sumber air yang mampu menjamin keberlangsungan suplai
air baku sepanjang tahun. Sumber – sumber air baku tersebut biasa berasal dari air
laut, air permukaan (sungai dan danau) dan air tanah.
Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air tanah
maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai
air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk
diminum.Pengolahan air bisa dimulai dengan menggunakan sistem yang
sederhana dan dapat juga dengan pengolahan yang lengkap, sesuai dengan tingkat
kebutuhan yang diperlukan tergantung dari kualitas badan air yang akan diolah.
Semakin rendah kualitas air maka semakin berat pengolahan yang dibutuhkan.
Keberhasilan proses pengolahan air berkaitan dengan pemilihan unit
proses dan unit operasi yang akan dipakai dengan mempertimbangkan proses-
proses yang terjadi pada pengolahan fisik, kimia dan biologi.Dengan mengetahui
kriteria perencanaan dan perancangan dari suatu bangunan pengolahan air maka
tujuan yang hendak dicapai untuk mendapatkan air bersih yang baik aman dan
layak (terutama untuk pemenuhan kebutuhan air minum) dari segi investasi dan
operasi dapat tercapai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Air merupakan unsur utama kehidupan, kita mampu bertahan hidup tanpa
makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa
hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal
utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan
transportasi. Oleh karena itu seharusnya air diperlakukan sebagai bahan yang
sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan dijaga terhadap pencemaran.
Namun kenyataannya tidak jarang air dihamburkan, dicemari, dan disia-siakan.
Sebagai akibatnya hampir separuh penduduk dunia, khususnya di negara-negara
berkembang, menderita berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan air,
atau oleh air yang tercemar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, dua miliar
orang kini menyandang risiko menderita penyakit diare yang disebabkan oleh air
dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari lima
juta anak-anak setiap tahun.
Persyaratan Fisika
Air minum harus memenuhi standar uji fisik (fisika), antara lain derajat
kekeruhan, bau, rasa, jumlah zat padat terlarut, suhu, dan warnanya. Syarat fisik
air yang layak minum sebagai berikut :
a. Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas
maksimal kekeruhanairlayak minum menurut PERMENKES RI Nomor 907
Tahun 2002 adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel -
partikel yang tersuspensi di dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh,
kotor, bahkan berlumpur. Bahan - bahan yang menyebabkan air keruh antara
lain tanah liat, pasir, dan lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat diminum
atau berbahaya bagi kesehatan. Namun, dari segi estetika, air keruh tidak
layakatau tidak wajar untuk diminum (Awalludin, 2007).
d. Suhu Normal
Air yang baik mempunyai temperatur normal, 8º dari suhu kamar (27ºC).
Suhu air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan
kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar (misalnya, fenol atau
belerang) atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme. Jadi, apabila kondisi air seperti itu sebaiknya tidak diminum.
e. Warna
Warna pada air disebabkan oleh adanya bahan kimia atau mikroorganik
(plankton) yang terlarut di dalam air. Warna yang disebabkan bahan - bahan
kimia disebut apparentcolor yang berbahaya bagi tubuh manusia. Warna yang
disebabkan oleh mikroorganisme disebut truecolor yang tidak berbahaya bagi
kesehatan. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna.
PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002 menyatakan bahwa batas maksimal
warna air yang layak minum adalah 15 skala TCU (Awalludin, 2007).
Persyaratan Kimia
Standar baku kimia air layak minum meliputi batasan derajat keasaman,
tingkat kesadahan, dan kandungan bahan kimia organik maupun anorganik pada
air. Persyaratan kimia sebagai batasan air layak minum sebagai berikut:
Persyaratan Biologi
1. Secara fisik air tidak berwarna, tidak memiliki rasa, rasa air tawar,
tidak berbau, jernih atau tidak keruh, tidak mengandung zat
padatan.
2. Secara kimia air harus memiliki keasaman atau pH 7, atau netral,
tidak mengandung bahan kimia beracun, tidak mengandung garam
atau io-ion logam, kesadahan rendah, tidak mengandung bahan
organik.
3. Secara mikrobiologi air tidak mengandung bakteri patogen, tidak
mengandung bakteri nonpatogen.
Hf = V2 / 2.g(Persamaan headloss)
V = Q/A (Persamaan luas penampang)
S = √A (Persamaan luas persegi)
.1 Kesimpulan
Air merupakan unsur utama kehidupan, kita mampu bertahan hidup tanpa
makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa
hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal
utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan
transportasi.
Standar baku air minum ini akan menjamin air hasil pengolahan dapat
dikonsumsi oleh masyarakat tanpa menimbulkan permasalahan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Permatasari, T.J. dan Apriliani, E., 2013, Optimasi Penggunaan Koagulan dalam
Proses Penjernihan Air, Jurnal Sains dan Seni ITS, 2(1): A6-A11
Wiyono, N., Faturrahman, A. dan Syauqiah, I., 2017, Sistem Pengelolahan Air
Minum Sederhana (Potable Water Treatment), Jurnal Konversi Unlam,
6(1): 27-35