Anda di halaman 1dari 7

REVIEW ARTIKEL

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Terestrial
Dosen pengampu:
Dr. Amprasto, M.Si.
Dr. Saefudin, M.Si.
Tri Suwandi, S.Pd., M.Sc.

Disusun oleh:
Biologi C 2018
Kelompok 6
Abdullah Rasyad (1803968)
Angela Mary (1806409)
Hening Nafisati (1800938)
Karin Pramesti (1807068)
Nurul Faridah (1800255)
Shafira Amalia (1808080)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
Review Artikel
Judul Permasalahan Tujuan Metode Hasil
Keanekaragaman Penelitian mengenai kelompok Mengetahui Waktu: Januari, Februari, dan Maret • Keanekaragaman: jumlah jenis orthopera di gunung
dan Kelimpahan belalang dan kerabatnya ordo keanekaragamn 2003 Kendeng (20 jenis) lebih tinggi dari gunung Botol
Belalang dan Orthoptera masih tebatas jumlah dan kelimpahan Tempat: Gunung Kendeng (1.050- (15 jenis).
Kerabatnya dan aspek penelitiannya, jenis belalang dan 1.400 mdpl) dan Gunung Botol • Kesamaan jenis yang ditemukan di Gk dan GB
(Orthoptera) padahal kajian mengenai peran kerabatnya (1.500-1.800 mdpl) berdasarkan :
pada Dua belalang dan kerabatnya dapat orthoptera pada Metode: -Kesamaan Sorrensen sebesar 32%
Ekosistem memberikan pengetahuan baru ekosistem gunung 1. Pengambilan Sampel : Dibuat garis -Kesamaan Jaccard sebesar 40%
Pegunungan di tentang fungsi kelompok ini di Kedeng dan transek utama dengan panjang • Kelimpahan Jenis:
Taman Nasional lingkungannya. Maka dari itu gunung Botol 100m mengikuti jalan jalur setapak. -GK : Blatta orientalis (28 individu, KR = 20,59%),
Gunung dilakukanlah penelitian Setiap 10m pada transke utama Graptoblatta sp. (22 individu, KR = 16,18%),
Halimun-Salak tersebut. dibuat transek sekunder tegak lurus Rhaphidophora sp. (16 individu, KR = 11,76%), dan
(Erawati, N.V sepajang 5m ke kanan dan ke kiri. Pycnocelus sp. (15 individu, KR = 11,03%)
dan Kahono, S) Pada titik-titik yang telah dibuat -GB : Nemobius sp. (101 individu, KR = 36,33%),
pada transek utama dan transek Rhaphidophora sp. (87 individu, KR = 31,29%),
sekunder dipasang secara acak Pycnocelus sp. (20 individu, KR = 7,19%) dan
perangkap serangga. Perangkap Captotetrix interuptus (17 individu, KR = 6,12%).
yang digunakan yaitu: jaring Empat jenis yang lebih melimpah dari pada yang
serangga/sweep net (diayun 15 lainnya di kedua lokasi tersebut adalah
ayunan, ulangan 5 kali), Yellow pan Nemobius sp. (106 individu, KR = 25,60%),
trap (10 buah, dipasang 24 jam), Rhaphidophora sp. (103 individu, KR = 24,88%),
Malaise trap (2 buah, dipasang 2 Blatta orientalis (39 individu, KR = 9,42%), dan
hari), Pitfall trap (10 buah, dipasang Pycnocelus sp. (35 individu, KR = 8,45%)
2 hari), Bait pitfall trap (dengan • Peranan Orthoptera
umpan ayam busuk sebanyak 10 Berdasarkan peranannya di alam,
buah, dipasang 24 jam), dan jenis-jenis dari ordo Orthoptera di
perangkap cahaya 100 watt (1 buah, TNGH-S berperan sebagai herbivora, omnivora,
dipasang dari jam 18:30-21:30 predator, dan pemakan bangkai (scavenger). Orthoptera
WIB) yang berperan sebagai herbivora lebih dominan
2. Analisis Keanekaragaman : Sampel daripada kelompok lainnya.
yang diperoleh dihitung jumlah Persentase jenis Orthoptera yang bersifat herbivora,
individu, famili, dan jenisnya. omnivora, dan predator di GK lebih tinggi daripada
Dilakukan perhitungan; yang terdapat di GB.
keanekaragaman indeks Shannon Simpulan:
(H’), sebaran keanekaragaman Keanekaragaman belalang dan kerabatnya di Gunung
Shannon (E), indeks kesamaan Kendeng lebih tinggi (20 jenis dan 8 famili) daripada
Jaccard (Cj), indeks kesamaan Gunung Botol (15 jenis dan 7 famili), tetapi
Sorenson (Cn), dan kelimpahan kelimpahannya lebih tinggi di Gunung Botol (278
relative (KR). individu) daripada di Gunung Kendeng (136). Kondisi
ini menunjukkan bahwa lingkungan di GK lebih baik
daripada GB. Hutan yang lebih komplek (jenis
tumbuhannya, iklim, ekosistemnya, dan landscape)
biasanya memiliki keanekaragaman serangga yang
lebih tinggi
Biodiversitas Echinodermata merupakan biota Mengetahui Waktu : Maret 2018 1. Parameter Lingkungan : Stasiun A dengan substrat
Echinodermata asosiasi yang mempunyai kerapatan lamun Tempat : Pulau Karimunjawa, Taman dasar bepasir dan pecahan karang. Sedangkan pada
pada Ekosistem peranan penting dalam dan biodiversitas Nasional Karimunjawa stasiun B substrat dasar tersusun oleh pasir kasar, pasir
Lamun di ekosistem padang lamun. Selain Echinodermata di Metode : halus, pasir berlumpur, dan pecahan karang. Perbedaan
Perairan Pulau itu, Biodiversitas perairan Pulau substrat tersebut juga berpengaruh terhadap kandungan
Karimunjawa, Echinodermata pada ekosistem Karimunjawa 1. Pengambilan sampel : bahan organik pada sedimen. Kandungan bahan pada
Jepara (Reni Ria padang lamun perlu diketahui serta untuk Pengambilan sampel dilakukan pada stasiun B lebih tinggi dari stasiun A yaitu mencapai 8,8
Yunita, Suryanti untuk pengelolaan ekosistem mengetahui pagi hari dalam keadaan surut. %. Tingkat kecerahan pada kedua stasiun sama yaitu
Suryanti, dan lamun, mengingat telah terjadi hungan antara Metode pengambilan sampel yang kecerahannya tak terhingga dimana cahaya matahari
Nurul Latifah) kerusakan ekosistem lamun. kerapatan lamun digunakan yaitu purposive sampling mampu menembus hingga ke dasar perairan. Suhu
Penelitian tentang biodiversitas dan kelimpahan dengan dua stasiun pada lokasi yang perairan pada kedua stasiun berkisar antara 28-30 ˚C,
Echinodermata banyak Echinodermata di berbeda berdasarkan tingkat aktivitas sedangkan salinitas menunjukan nilai 30 ‰ Adapun,
dilakukan di berbagai tempat Pulau manusia yaitu stasiun A (aktivitas kondisi arus perairan di stasiun B relative lebih tenang
dan penelitian hubungan Karimunjawa manusia yang tinggi), dan stasiun B dibandingkan dengan stasiun A.
biodiversitas Echinodermata (aktivitas manusia yang rendah). 2. Jenis dan Kerapatan Lamun : Hasil penelitian
dengan lamun pernah dilakukan Masing-masing stasiun terdapat 3 line menunjukan bahwa perbedaan kondisi perairan di
di Kepulauan Seribu sedangkan transek dengan jarak antara line kedua stasiun berpengaruh terhadap lamun yang
penelitian biodiversitas transek adalah 25 meter. Line transek tumbuh. Pada stasiun A jenis lamun yang ditemukan
Echinodermata di Kepulauan ditarik secara tegak lurus pantai terdapat 4 jenis meliputi Thalassia hemprichii,
Karimunjawa belum diteliti. sepanjang 50 meter dari pertama kali Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides dan
ditemukan lamun dan pengamatan Syringodium isoetifolium sedangkan pada stasiun B
dilakukan setiap 10 m sekali. ditemukan 7 jenis lamun yaitu Thalassia hemprichii,
Pengamatan lamun dan Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus
Echinodermata dilakukan dengan acoroides, Syringodium isoetifolium, Halophila minor,
kuadran transek ukuran 1 x 1 m. Halophila ovalis dan Halodule uninervis. Sehingga
2. Pengambilan data parameter total jenis lamun yang ditemukan di perairan Pulau
lingkungan : Pengambilan data Karimunjawa terdapat 8 jenis. Adapun jenis dan
parameter fisika kimia perairan yaitu kerapatan tertinggi ditemukan pada stasiun B.
suhu, salinitas, pH,, kecerahan, 3. Jenis dan Kelimpahan Echinodermata : Jenis
substrat, dan total bahan organik Echinodermata yang ditemukan terdiri dari 3 kelas yang
sedimen. berbeda yaitu Asteroidea, Echinoidea, dan
3. Identifikasi sampel : Holothuroidea. Kelas Asteroidea terdapat 1 jenis yaitu
• Identifikasi Jumlah dan jenis lamun Archaster typicus, kelas Echinoidea terdiri dari 3 jenis
: Kerapatan spesies lamun adalah yaitu Diadema setosum, Laganum central, dan
total jumlah spesies lamun individu Laganum depressum, sedangkan kelas Holothuroidea
dalam satu unit satuan diukur. dijumpai 1 jenis yaitu Holothuria atra dengan
Kerapatan lamun dihitung dengan kelimpahan tertinggi. Adapun kelimpahan
jumlah tegakan atau pucuk spesies Echinodermata pada stasiun A lebih tinggi dari pada
lamun yang ditemukan di dalam stasiun B.
kotak, kemudian setiap kotak 4. Pola sebaran Echinodermata
diidentifikasi langsung di lokasi Pola sebaran dari jenis Echinodermata diketahui dari
penelitian dari bentuk daun, nilai varian dan mean dari masing-masing jenis.
rimpang, bunga dan buah-buahan. - Archaster typicus dan Diadema setosum memiliki
• Identifikasi Jenis dan jumlah nilai Varian dan Mean yang sama, karena jumlah
Echinodermata : Echinodermata individu yang ditemukan pada kedua jenis tersebut
yang berada dalam transek sama. Pola sebaran dari Archaster typicus dan
pengamatan dihitung dan diamati, Diadema setosum adalah mengelompok.
kemudian Echinodermata di foto - Pola sebaran Holothuria atra berdasarkan perhitungan
untuk identifikasi dan dokumentasi. menunjukan pola sebaran yang mengelompok.
Identifikasi spesies yang ditemukan di - Pola sebaran Laganum central dan Laganum
Pulau Karimunjawa dilakukan dengan depressum berdasarkan perhitungan menunjukan pola
menggunakan metode cek list yaitu sebaran yang mengelompok
dengan mencocokkan gambar yang 5. Struktur Komunitas Echinodermata :
sudah ada beserta keterangannya. - Indeks keanekaragaman (H’) Echinodermata pada
4. Analisis struktur komunitas : stasiun A sebesar 1,49 dan stasiun B sebesar 1,27. Hal
Data lapangan diolah untuk tersebut menandakan bahwa keanekaragaman
mendapatkan data kerapatan lamun,
kelimpahan Echinodermata dan Echinodermata di Pulau Karimunjawa adalah
struktur komunitas Echinodermata keanekaragaman sedang.
yang meliputi indeks - Indeks keseragaman Echinodermata pada stasiun A
keanekaragaman, keseragaman, dan sebesar 0,92 dan pada stasiun B sebesar 0,91. Nilai
dominasi serta mengetahui pola indeks keseragaman antara dua stasiun tersebut hampir
sebaran. sama dikarenakan spesies yang ditemukan hampir sama
di kedua lokasi tersebut. Nilai indeks keseragaman yang
tinggi menandakan bahwa kondisi komunitas dalam
suatu ekosistem tersebut stabil.
- Nilai indeks dominansi pada stasiun A sebesar 0,25
dan pada stasiun B sebesar 0,31. Nilai tersebut termasuk
dominasi rendah, pada dua stasiun memiliki indeks
dominasi rendah yang menandakan bahwa tidak ada
spesies yang dominasi pada kedua stasiun.
6. Hubungan Kerapatan Lamun dengan
Kelimpahan Echinodermata : Hasil penelitian
menunjukkan nilai korelasi lamun dengan
Echinodermata di Pulau Karimunjawa yaitu (r) -0,458.
Nilai korelasi yang didapat menunjukkan bahwa
hubungan antara kerapatan lamun dan kelimpahan
Echinodermata cukup erat dan arah hubungannya
berbanding terbalik yaitu semakin rapat lamun maka
kelimpahan Echinodermata semakin rendah.
Keanekaragaman Bagaimana keanekaragaman Untuk mengetahui Metode ini dilakukan dengan metode Selama penelitian, peneliti telah mengumpulkan dan
Semut semut pada berbagai subzona keanekaragaman deskriptif menggunakan teknik mengidentifikasi beberapa jenis semut yang ditemukan
(Hymenoptera : hutan pegunungan di sepanjang semut pada survey. di sepanjang Jalur Pendakian Cibodas. Beberapa jenis
Formicidae) jalur pendakian cibodas, taman berbagai subzona Penelitian dilakukan di tiga subzona di antaranya merupakan jenis yang umum ditemukan.
Pada Berbagai nasional gunung gede hutan pegunungan hutan pegunungan sepanjang jalur Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 785 individu
Subzona Hutan pangrango di sepanjang jalur pendakian cibodas pada 6 titik semut yang terdiri atas 4 subfamili (Dolichoderinae,
Pegunungan di pendakian pengambilan sampel, yaitu : Formicinae, Myrmicinae, dan Ponerinae.
Sepanjang Jalur cibodas, taman - Submontana Keanekaragaman semut semakin menurun pada
Pendakian nasional gunung - Montana subzona hutan pegunungan yang berada pada
Cibodas, Taman gede pangrango - Subalpin ketinggian yang lebih tinggi. Hal ini juga didukung
Nasional oleh analisis keanekaragaman dengan indeks
Gunung Gede- keanekaragaman ShannonWinner dan Evenness-nya
Pangrango yang menunjukkan adanya kecenderungan yang sama
(TNGGP) yaitu semakin rendah ketinggian 6 maka semakin
tinggi indeks keanekaragaman dan Evenness-nya .
Nilai evenness yang tinggi menunjukkan tingginya
kesamarataan kelimpahan antarspesies pada subzona
hutan pegunungan.
Keanekaragaman jenis semut (Hymenoptera :
Formicidae) pada berbagai subzona hutan pegunungan
di sepanjang Jalur Pendakian Cibodas didapatkan 4
subfamili dan 12 jenis semut dengan indeks
keanekaragaman semut pada subzona hutan
pegunungan submontana, montana, subalpine masing-
masing sebesar 1,568; 1,347 dan 0,676.

Anda mungkin juga menyukai