Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 3

MODEL-MODEL DAN TAHAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Tematik Integratif

Dosen Pengampu: Suprapti, M. Pd. I.

Disusun Oleh:

1. Yani Safira (193141111/PGMI 5D)


2. Apriliatul Ifada (193141112/PGMI 5D)
3. Aura Nila Ratih S (193141113/PGMI 5D)
4. Suci Indah N (193141114/PHMI 5D)
5. Pahesti Galuh P (193141115/PGMI 5D)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyalesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul akhir
nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu
menyelesaikan pembuatan makalah “Model-Model dan Tahapan Pembelajaran
Tematik” sebagai tugas dari mata kuliah Pembelajaran Tematik Integratif.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
khususnya kepada dosen pengampu kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sukoharjo, 02 Oktober 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................2


DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Tematik ......................................................6
B. Pemilihan Model Pembelajaran Tematik. ......................................................7
C. Model-Model dan Tahapan Pembelajaran Tematik .......................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................21
B. Saran ...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan setiap saat.
Seperti sekarang ini, bersamaan dengan proses globalisasi yang cepat
menyebabkan teknologi semakin berkembang dan canggih. Pendidikan yang baik
adalah pendidikan yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Guru
pun dituntut untuk lebih cakap mengenali kondisi yang ada.
Pembelajaran SD/MI telah menggunakan pembelajaran tematik. Dimana
pembelajaran ini membutuhkan keahlian guru dalam menyampaikan materi.
Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik yaitu pada proses yang ditempuh
oleh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sesuai dengan aspek-aspek
keterampilan yang harus dikembangkan. Perkembangan untuk mencapai
pengalaman dalam diri peserta didik itu akan terpadu dengan pengalaman yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan lingkunagn masyaarakat, dan
lingkungan dengan alam sekitarnya. Pada tahap berpikir dengan operasional
konkrit maka penerapan pendekatan pembelajaran terpadu (tematik) dipandang
tepat dan sesuai sebagai model pembelajaran siswa di SD/MI, terutama di kelas
awal. Di dalam pembelajaran tematik dapat dikembangkan berbagai macam
kecerdasan sekaligus secara holistik, dimana model tematik tidak hanya
menekankan pada ranah kognitif saja, tetapi juga meliputi afektif dan psiko motor
dan ranah sosial.
Maka, mengenali model-model pembelajaran tematik yang tepat sangatlah
penting guna tercapainya kelancaran proses belajar mengajar. Mengingat betapa
penting hubungan model, kegiatan belajar mengajar, dan menjaga berlangsungnya
interaksi antara pengajar dan peserta didik, maka dalam makalah ini penulis
menguraikan macam-macam model pembelajaran tematik SD/MI supaya dapat
diterapkan secara nyata oleh guru sesuai dengan kebutuhan atau keadaan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian model pembelajaran tematik?
2. Bagaimana pemilihan model pembelajaran tematik?
3. Bagaimana model-model dan tahapan pembelajaran tematik?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui pengertian model pembelajaran tematik.
2. Mengetahui pemilihan model pembelajaran tematik.
3. Mengidentifikasikan model-model dan tahapan pembelajaran tematik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Tematik


Pembelajaran merupakan suatu proses dalam mendidik yang memberikan
peluang kepada pembelajar untuk mengeksplorasi potensi dan bakat mereka
dalam meningkatkan kemampuan individual. Kemampuan tersebut meliputi
afektif, kognitif, dan psikomotorik yang dibutuhkan pembelajar untuk
mengahdapi tuntutan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia.1 Singkatnya, pembelajaran adalah
kegiatan seorang anak untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan.2
Model pembelajaran merupakan sebuah acuan pembelajaran yang
dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran secara sistematis. Model
pembelajaran memilki beberapa karakteristik yaitu: pertama, berdasarkan teori
pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu; kedua, memiliki misi atau
tujuan pendidkan tertentu; ketiga, dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan
proses belajar mengajar di kelas, keempat, memiliki bagain-bagian model yang
dinamakan urutan langakah-langkah pembelajaran (syntax), adanya prinsip-
prinsip reaksi, sistem sosial dan sistem pendukung; kelima, memilki dampak
sebagai akibat penenerapan-penerapan pembelajaran, dan keenam, membuat
persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilihnya.3
Tematik adalah konsep umum yang dapat mengumpulkan beberapa bagian
dalam satu hal. Pembelajaran tematik (integrated learners) adalah konsep
pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna (meaningfull learning) bagi

1
Buri, Thematic Learning Model In Madrasah Ibtidaiyah, Jurnal Pedagogik Vol. 06 No. 01, (Situbondo: MI
Darul Situbondo, 2019), hlm.223.
2 Lubis Maulana Arafat& Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019),

hlm.6.
3 Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu, (Jakarta: Kencana,

2017), hal. 239.

6
pembelajar. Konsep pembelajaran ini menuntut pembelajar untuk mampu
mengkonstruksi secara integral pada bagian keterpaduan dalam satu tema.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada pembelajar. Tema adalah pokok pikiran atau
gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.4

Tercapaian tujuan pembelajaran tematik SD/MI dapat dilihat dari proses


pembelajaran. Guru harus benar-benar memahami pelaksanaan model
pembelajaran yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran. Karena dengan
menguasai model pembelajaran, guru akan merasakan adanya kemudahan dalam
pentransferan ilmu berupa sikap, pengetahauan, dan keterampilan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tepat.5 Maka, siswa juga akan lebih
mudah memahami materi-materi yang diberikan oleh guru. Dapat disimpulkan,
model pembelajaran tematik adalah cara-cara yang digunakan dan dilakukan
seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bertujuan agar konsep yang
dijelaskan dapat dipahami oleh siswa.
B. Pemilihan Model Pembelajaran Tematik
Model-model pembelajaran sangatlah banyak ragam atau jenisnya, dan
tidak semua model pembelajaran dapat cocok untuk segala situasi dan keadaan.
Suatu model yang digunakan dalam pembelajaran tertentu atau pasti memiliki
beberapa keunggulan dan kelemahannya, maka seringkali guru/dosen/ peneliti
mendapatkan kesulitan dalam memilih atau menentukan sebuah model
pembelajaran yang tepat yang akan digunakan dalam pembelajaran. Di samping
itu kemungkinan pula dalam penerapan model pembelajaran tidak berhasil atau
tidak berjalan sesuai dengan rencana, padahal saat uji coba implementasi model
sangat berhasil. Hal ini terkait banyak hal yang harus diperhitungkan oleh dosen/
guru/ peneliti. Secara umum, hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam memilih

4
Buri, Thematic Learning Model In Madrasah Ibtidaiyah, Jurnal Pedagogik Vol. 06 No. 01, (Situbondo: MI
Darul Situbondo, 2019), hlm.225-226.
5 Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta: Samudra Biru,

2019), hal. 65.

7
menentukan model pembelajaran adalah kesesuaian antara “Model Pembelajaran”
dengan hal-hal berikut.6
1. Karakteristik tujuan (kompetensi) yang ditetapkan.
2. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK yang dikembangkan.
3. Tujua-n pembelajaran yang spesifik dalam mengembangkan potensi dan
kompetensi.
4. Kemampuan dosen/guru dalam menggunakan model pembelajaran yang
dipilih.
5. Karakteristik dan modalitas peserta didik.
6. Lingkungan belajar dan sarana pendukung belajar lainnya.
7. Kesesuaian dengan pendekatan, metoda, strategi, dan teknik yang
digunakan.
8. Tuntutan dimensi tertentu, misalnya untuk menyingkap sesuatu konsep.
9. Jenis penilaian hasil belajar yang akan digunakan.
C. Model-Model dan Tahapan Pembelajaran Tematik
1. Model Pembelajaran Discovery Learning (DL)
Discovery Learning merupakan cara untuk menemukan sesuatu yang
bermakna dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Saefuddin, model
pembelajaran DL adalah sebuah proses pembelajaran yang terjadi bila peserta
didik tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan.
Peserta didik diharapkan mengorganisasi sendiri pengalaman belajarnya.
Kemudian Borthick dan Jones, menyatakan bahwa dalam DL peserta didik
belajar untuk mengenali suatu masalah, karakteristik dari solusi, mencari
informasi yang relevan, membangun strategi untuk mencari solusi,dan
melaksanakan strategi yang dipilih.7 Dari pendapat diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran DL adalah merupakan cara yang dilakukan
oleh seorang guru membantu siswanya untuk belajar mandiri yang dimana

6 Abas Asyafah, “Menimbang Model Pembelajaran (Kajian Teoretis-Kritis atas Model Pembelajaran dalam
Pendidikan Islam)”, Jurnal TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education, Vol. 6 No. 1 Mei 2019, Hal. 24-
25.
7Lubis Maulana Arafat, Kajian PPKn di MI/SD Kelas Rendah, (Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari,

2019), hlm.177-194.

8
mampu memahami konsep, arti, dan hubungan yang akhirnya sampai kepada
suatu kesimpulan.
Langkah- langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Stimulation ( Pemberian Rangsangan )
b. Problem Statement ( Identifikasi Masalah )
c. Data Collection ( Pengumpulan Data )
d. Generalization ( Menarik Kesimpulan )

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning

Kelebihan :

a. Rasa ingin tahu siswa terpenuhi sebab siswa mencari informasi sendiri.
b. Pengetahuan yang didapat bertahan lama dalam kehidupan siswa.
c. Meningkatkan prestasi siswa.
d. Meminimalkan kegiatan mengahfal.
e. Pengetahuan yang di dapat siswa akan bertahan lama dan mudah
diingat.
f. Hasil belajar mempunyai efek yang lebih baik dari pada hasil lainnya.

Kekurangan :

a. Tidak semua materi dapat diatasi dengan model discovery learning.


b. Membutuhkan banyak waktu dan persiapan.
c. Membutuhkan kelas dalam ukuran yang besar dikarenakan
pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan eksperimen.
d. Kurang efektif dalam kelas yang jumlah siswanya banyak.
e. Memakan waktu yang lama dan tidak dapat digunakan untuk beberapa
materi dalam pembelajaran.
f. Membutuhkan banyak sumber sehingga menghabiskan waktu untuk
mencari.

9
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning ( PBL ) merupakan model pembelajaran yang


menantang siswa untuk "belajar bagaimana belajar", bekerja sebagai
kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini
digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang
dimaksud. Menurut Levin menguraikan bahwa PBL merupakan model
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menerapkan pemikiran
kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan pengetahuan konten untuk
masalah dunia nyata dan isu-isu. Menurut Ngalimun PBL merupakan
alternatif model pembelajaran yang tepat dimana dalam pembelajaran berbasis
masalah kondisi yang harus tetap dijaga adalah suasana kondusif, terbuka,
demokratis, dan menyenangkan agar peserta didik dapat berpikir optimal. Dari
beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
PBL merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah
dunia nyata untuk memulai pembelajaran dan merupakan model pembelajaran
yang membuat siswa berpikir kritis dan lebih aktif.

Langkah - Langkah Model Pembelajaran PBL

a. Mengorientasikan siswa terhadap masalah


b. Mengorganisasi siswa untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganilisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBL .

Kelebihan :

a. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk


menemukan pengetahuan baru bagi siswa
b. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa

10
c. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk
memahami masalah dunia nyata
d. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru
f. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
g. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir
h. Memudahkan siswa dalam mengusai konsep - konsep yang dipelajari
guna memecahkan masalah dunia

Kelemahan :

a. Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai


kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
b. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman
mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.
3. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)
Model pembelajaran IBL merupakan salah satu model yang dapat
mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Sedangkan menurut
Gunawan model pembelajaran IBL merupakan kegiatan pembelajaran berbasis
penyelidikan di mana peserta didik mencari sendiri jawaban dari permasalahan
yang dihadapi. Model ini menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi, maka
dari itu model ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran tematik di
SD/MI.

11
Langkah-langkah Model Pembelajaran IBL

NO Tahapan model Aktivitas Guru dan Peserta Didik


pembelajaran IBL
1. Stimulation Guru memulai pembelajaran dengan
bertanya kepada peserta didik terkait
permasalahan yang sering terjadi.
2. Problem statement Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengidentifikasi suatu permasalahan dan
mencari tahu cara cara untuk memecahkan
masalah tersebut
3. Data collection Peserta didik mencari informasi yang
relavan
4. Data processing Data yang didapat diolah dengan benar
dan ditafsirkan dengan logis
5. Verification Hasil data yang sudah diolah dapat
diperiksa kebenarannya.
6. Generalization Tahap akhir, peserta didik menyimpulkan
hasil analisisnya dan dipresentasikan di
depan kelas

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran IBL

Kelebihan :

a. Menekankan pada pengembangan aspek kognitif secara progresif


b. Peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi ,
sampai menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri
c. Peserta didik memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan
lebih baik
d. Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing

12
e. Peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tidak akan
terhambat oleh peserta didik yang lambat dalam belajar
f. Membantu peserta didik menggunakan ingatan dalam mentransfer
konsep yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang
baru.

Kelemahan :

a. Jika guru kurang spesifik merumuskan teka-teki atau pertanyaan


kepada kepada peserta didik dengan baik untuk memecahkan
permasalahn secara sistematis maka peserta didik akan bingung dan
tidak terarah
b. Sering kali guru mengalami kesulitan dalam merencanakan dalam
pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam
belajar
c. Pada saat mengimplementasinya, strategi pembelajaran inquiry
memerlukan waktu yang lama, sehingga guru sering kesulitan
menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan
d. Pada sistem pembelajaran klasikal dengan jumlah peserta didik yang
relatif banyak, penggunaan strategi pembelajaran inquiri sukar untuk
dikembangkan dengan baik.
e. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
peserta didik dalam menguasai materi, maka pembelajaran inquiry
sulit diimplementasikan.
4. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Menurut Kosasih PjBL adalah model pembelajaran yang mengunakan
proyek atau kegiatan sebagai tujuannya. Sedangkan menurut Trionto, PjBL
adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar Kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwah model pembelajaran
PJBL merupakan cara yang digunakan guru dalam menuntun peserta didik
untuk melahirkan karya dari hasil pemahaman meteri pelajaran khususnya

13
tematik di SD/MI dan mengeksplorasinya sehingga menjadi karya yang
monumental. Model ini bertujuan untuk mengembangkan karya yang
monumental.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran PJBL

NO Tahapan Deskripsi
1. Penentuan pertanyaan Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
mendasar (Start with esensial,yaitu pertanyaan yang dapat
the Essential) memeri penungasan siswa dalm melakukan
suatu aktivitas.Mengambel topik yang
sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam dalam topik yang diangkat
relevan untuk para siswa
2. Mendesain Perencanaa dilakukan secara Kaloboratif
Perencanaan Proyek antara guru dan siswa .Siswa diharapkan
(Design a plan for the akan memiliki ide dalam merancanakan
project) produk yang akan dibuat.
3. Menyusun Jadwal Guru dan siswa menyusun jadwal aktivitas
(Create a Schedule) dalam penyeleseian proyek
,seperti:membuat timeline penyelesian
proyek,membuat deadline penyelesian
proyek, membimbing siswa agar
merencanakan cara yang baru,
membingbing seswa ketika meereka
membuatcara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan meminta siswa
membuat untuk penjelasan (alasan )tentang
pemilihan sesuatu cara
4. Memonitor siswa dan Guru bertanggung jawab untuk memonitor
kemajuan proyek aktovitas siswa selama memnyeleseikan

14
(monitor the students proyek, mengunakan rublik yang dapat
and progress of the merekam keseluruan aktivitas yang penting
project)
5. Menguji hasil (Assess Penilaian dilakukan untuk mengukur
the Outcome) ketercapaian kompetensi ,mengevaluasi
kemajuan masing-masing siswa, memberi
umpan balik terhadap pemahaman yang
sudah dicapai siswa, dan membantu guru
dalam menyusun starategi pembelajaran
berikutnya
6. Mengevaluasi Diakhir proses pembelejaran, guru dan
pengalaman (Evaluate siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas
the Experience) dan hasil proyek yang sudah dijalan kaan.
Pada tahap ini siswa diminta untuk
menungkapkan pemgelamannya selama
menyeleseikan proyek.Guru memperbaiki
kenerja selama proses pembelajaran,
sehingga nantinya ditemukan baru (new
inquiry).

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL

Kelebihan :

a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak


memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya
b. Peserta didik terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan
strategi otentik secara disiplin
c. Peserta didik bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah
yang penting baginya

15
d. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan
komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-
cara baru.
e. Meningkatkatkan kerja sama guru dalam merancang dan
mengimplementasikan proyek proyek yang melintas batas-batas
geografis atau bahkan melompat zona waktu.8

Kelemahan :

a. Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan


menghasilkan produk
b. Membutuhkan biaya yang cukup
c. Membutuhkan guru yang terampil dan dan mau belajar
d. Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai
e. Tidak sesuai untuk peserta didik yang mudah menyerah dan tidak
memiliki pengetahuan serta keterampulan yang dibutuhkan
f. Kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja kelompok.
5. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compotition
(CIRC)
Model pembelajaran CIRC atau pembelajaran tematik atau terpadu
merupakan model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.Model pembelajaran CIRC juga
mendidik peserta didik mampu berinteraksi social dengan lingkungan.Model
pembelajaran CIRC menekankan belajar berkelompok, Setiap anggota
kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan
menyelesaikan tugas sehingga terbentuk pemahaman maupun pengalaman
belajar yang lama.9 Jadi, model pembelajaran ini membutuhkan kekompakan
yang terjalin pada setiap anggota kelompok.Karena kekompokan ini dapat
menumbuhkan kenyamanan dan keharmonisan antar anggota.Semakin akrab
peserta didik maka pembelajaran semakin menyenangkan.Dalam pembagian

8Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta: Samudera biru, 2019), hlm.78.
9Maulana Arafat Lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI: Implementasi Kurikulum 2013
Berbasis Hots (Higher Order Thinking Skills), (Yogyakarta: Samudera Biru, 2019), hlm.78

16
tugas kelompok, diperlukan pendapat yang dapat menyelesaikan permasalahan
dalam tugas.
Untuk menjalankan model pembelajaran CIRC ini berjalan lancer, diperlukan
beberapa komponen-komponen yang menunjang yaitu:
a. Team. Pembentukan kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Pengelompokan tersebut haruslah berdasarkan kemampuan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
c. Kreativitas. Upayakan tenaga pendidik mampu memancing kreativitas
yang dimiliki oleh para peserta didiknya. Hal ini dapat dilakukan
dengan pemberian tugas-tugas kepada peserta didik.
d. Belajar kelompok.
e. Memberikan penghargaan kepada kelompok belajar yang memiliki
hasil kerja kelompok yang baik.

Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran CIRC

Kelebihan :

1. Model ini amat tepat untuk meningkatkan pemahaman peserta didik


terhadap materi pembelajaran.
2. Peserta didik memiliki ketelitian terhadap hasil belajar karena bekerja
dalam kelompok.
3. Peserta didik dapat memahami makna soal dan saling memeriksa
pekerjaan.
4. Meningkatkan hasil belajar, khususbya dalam menyelesaikan soal.
5. Peserta didik dapat memberikan tanggapannya secara bebas, dilatih
untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.

Kelemahan :

1. Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif.


2. Memerlukan waktu yang lama bagi yang tampil.

17
3. Kegiatan-kegiatan kelompok yang tidak bisa berjalan seperti apa yang
diharapkan.10
6. Model pembelajaran Mind Mapping
Model pembelajaran Mind Mapping merupakan cara yang digunakan
guru dalam membimbing peserta didik dengan menggambarkan peta konsep
materi pelajaran melalui karya kreatif sehingga terlihat berseni agar materi
yang ditulis di buku catatan terlihat indah. Mind Mapping adalah teknik
mencatat kreatif dalam pemetaan pikiran berbagai suatu manfaat materi
pelajaran yang akan memudahkan siswa belajar.

Kelebihan dan kekurangan Mind Mapping

Kelebihan :
a. Dapat mengemukakan pendapat scara bebas.
b. Catatan lebih padat dan jelas.

Kelemahan :

a. Hanya peserta didik yang aktif yang terlibat.


b. Tidak sepenuhnya peserta didik yng belajar.
7. Model Pembelajaran Quantum

Pembelajaran model quantum merupakan sebuah program/model


pembelajaran yang mana di lakukan sebagai petunjuk,strategi,dalam sebuah
pembelajaran yang tujuannya untuk memberikan manfaat yang bermakna dan
juga kesenangan pada siswa dalam menjalani pembelajaran. Model
pembelajaran quantum di laksanakan dalam pembelajaran tematik mi/sd.
Model quantum juga merupakan cara seorang guru dalam melakukan
penggabungan berbagai unsure pada peserta didik dengan lingkungan dimana
dia belajar agar mampu membuat pembelajaran itu lebih menyenangkan dan
bermanfaat.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Quantum

10
Ibid., hlm.79.

18
Berikut ini kami sampaikan tentang Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Quantum sebagai berikut :
a. Rancanglah suasana sehingga menyenangkan. Guru bertindak ramah,
antusias, hangat dan menarik.
b. Buatlah agar segalanya "berbicara" tentang materi yang diajarkan.
c. Buatlah agar segalanya bertujuan untuk keberhasilan belajar.
d. Berilah pengalaman awal (siswa mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya), selanjutnya guru memberi arahan yang diperlukan.
e. Beri pengakuan pada setiap usaha yang telah dilakukan siswa.
f. Jika suatu materi layak dipelajari, rayakanlah keberhasilannya.
g. Perlu pengaturan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
h. Ciptakan keriangan dan ketakjuban (seperti waktu kita belajar naik
sepeda).11

Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembeajaran Quantum.

Kelebihan :

a. Dapat memudahkan peserta didik dalam pembelajaran dan membuat


peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
b. Pembelajarannya yang bersifat humanistis,yang dapat membuat
peserta didik dapat mengerti tentang arti kehidupan hidp ini.
c. Pembelajaran quantum mendekati pada keahlian alami bagi peserta
didik yaitu di kaitkan dengan pengalamanpengalaman kehidupan
sehari-hari mereka sehingga bakat dan inisiatif akan lebih.
d. Dan juga lebih mengutamakan keberagaman dan kebebasan dan
mengintegrasikan totalitas tubuh dan fikiran pada proses pembelajaran.

Kelemahan :

a. Dalam proses pembelajaran di butuhkan pengalaman yang nyata


b. Membutuhkan waktu yang lama untuk menumbuhkan motivasi dalam
belajar.

11Majid, Abdul, Perenanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.21

19
c. Lebih mahal/kurang ekonomis,karna membutuhkan media dan fasilitas
yang banyak.
d. Para pendidik akan kesulitan dalam mengidentifikasi keterampilan
peserta didik nya.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik (integrated learners) adalah konsep pembelajaran
yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna (meaningfull learning) bagi pembelajar.
Konsep pembelajaran ini menuntut pembelajar untuk mampu mengkonstruksi
secara integral pada bagian keterpaduan dalam satu tema. Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
pembelajar. Model pembelajaran memilki beberapa karakteristik yaitu: pertama,
berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu; kedua,
memiliki misi atau tujuan pendidkan tertentu; ketiga, dapat dijadikan pedoman
untuk perbaikan proses belajar mengajar di kelas: keempat, memiliki bagain-
bagian model yang dinamakan urutan langakah-langkah pembelajaran (syntax),
adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial dan sistem pendukung; kelima,
memilki dampak sebagai akibat penenerapan-penerapan pembelajaran, dan
keenam, membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman
model pembelajaran yang dipilihnya.
Discovery Learning (DL) merupakan sebuah proses pembelajaran yang
terjadi bila peserta didik tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi melalui
proses menemukan. Problem Based Learning ( PBL ) merupakan model
pembelajaran yang menantang siswa untuk " belajar bagaimana belajar", bekerja
sebagai kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Model
pembelajaran IBL merupakan kegiatan pembelajaran berbasis penyelidikan di
mana peserta didik mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapi.
Model Pembelajaran PjBL merupakan cara yang digunakan guru dalam menuntun
peserta didik untuk melahirkan karya dari hasi lpemahaman meteri pelajaran
khususnya tematik di SD/MI dan mengeksplorasinya sehingga menjadi karya
yang monumental. Model ini bertujuan untuk mengembangkan karya yang
monumental. Model pembelajaran CIRC atau pembelajaran tematik atau terpadu

21
merupakan model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik bertanggung
jawab terhadap tugas kelompok. Model pembelajaran Mind Mapping merupakan
cara yang digunakan guru dalam membimbing peserta didik dengan
menggambarkan peta konsep materi pelajaran melalui karya kreatif sehingga
terlihat berseni agar materi yang ditulis di buku catatan terlihat indah.
Pembelajaran model quantum merupakan sebuah program/model pembelajaran
yang mana di lakukan sebagai petunjuk,strategi,dalam sebuah pembelajaran yang
tujuannya untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga kesenangan pada
siswa dalam menjalani pembelajaran.
B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini, akan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis dalam menyusun makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
pemulis harapkan untuk melakukan perbaikan dalam penulisan makalah untuk
kedepannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Asyafah, Abas. 2019. “Menimbang Model Pembelajaran (Kajian Teoretis-Kritis


atas Model Pembelajaran dalam Pendidikan Islam)”, Jurnal TARBAWY:
Indonesian Journal of Islamic Education, Vol. 6 No. 1.
Buri. 2019. Thematic Learning Model In Madrasah Ibtidaiyah, Jurnal Pedagogik
Vol. 06 No. 01.Situbondo: MI Darul Situbondo.

Lubis, Maulana Arafat&Nashran Azizan. 2019.Pembelajaran Tematik


SD/MI.Yogyakarta: Samudra Biru.

Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI,


Yogyakarta: Samudra Biru, 2019
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan. 2019. Pembelajaran Tematik SD/MI:
Implementasi Kurikulum 2013 Berbasis Hots (Higher Order Thinking
Skills).Yogyakarta: Samudera Biru.

Lubis, Maulana Arafat. 2019. Kajian PPKn di MI/SD Kelas Rendah.Bandung:


Manggu Makmur Tanjung Lestari.

Majid, Abdul. 2007.Perencanaan Pembelajaran.Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Prastowo, Andi, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik


Terpadu, Jakarta: Kencana, 2017

23

Anda mungkin juga menyukai