Anda di halaman 1dari 6

NAMA : YUSTINA LIKA ANAHAMU

NIM : PO5303203200699

TINGKAT : 1 A -Gab -1

TUGAS ; Keperawatan Dasar


1. SOP Pemasangan Infus

Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien. terapi intravena adalah memasukkan
jarum atau kanula ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus / pengobatan,
dengan tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena
dalam jangka waktu tertentu.

 Tujuan Pemasangan Infus

Tujuan utama terapi intravena adalah mempertahankan atau mengganti cairan


tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak
dapat dipertahankan melalui oral, mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan
elektrolit, memperbaiki keseimbangan asam basa, memberikan tranfusi darah,
menyediakan medium untuk pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi
parenteral.

 Lokasi Pemasangan Infus

Daerah tempat infus yang memungkinkan adalah permukaan dorsal tangan (vena
supervisial dorsalis, vena basalika, vena sefalika), lengan bagian dalam (vena basalika,
vena sefalika, vena kubital median, vena median lengan bawah, dan vena radialis),
permukaan dorsal (vena safena magna, ramus dorsalis).

 Jenis Cairan Pemasangan Infus


a) Cairan bersifat isotonis : osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum
(bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,
sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.
b) Cairan bersifat hipotonis : osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum,
dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah
keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju.
c) Cairan bersifat hipertonis : osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh
darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
mengurangi edema (bengkak).
 Alat dan Bahan Pemasangan Infus
1) Standar infus
2) Cairan infus sesuai kebutuhan
3) IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
4) Standar infus
5) Cairan infus sesuai kebutuhan
6) IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
7) Perlak
8) Tourniquet
9) Plester
10) Guntung
11) Bengkok
12) Sarung tangan bersih
13) Kassa steril
14) Kapal alkohol / Alkohol swab
15) Betadine
 Langkah Langkah Pemasangan Infus
 Cuci tangan
 Dekatkan alat
 Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan selama
pemasangan infus
 Atur posisi pasien / berbaring
 Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan
gantungkan pada standar infus
 Menentukan area vena yang akan ditusuk.
 Pasang alas
 Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
 Pakai sarung tangan
 Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
 Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
 Pastikan jarum IV masuk ke vena
 Sambungkan jarum IV dengan selang infus
 Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
 Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
 Atur tetesan infus sesuai program medis
 Lepas sarung tangan
 Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan jam
pelaksanaan
 Bereskan alat
 Cuci tangan
 Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi keperawatan
 Komplikasi Pemasangan.

2. SOP Pemeriksaan Urin

Pemeriksaan protein urine adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai
jumlah protein yang terdapat dalam urine. Jika ternyata diketahui terdapat kelebihan protein
dalam urine, hal ini dapat mengindikasikan penyakit tertentu, khususnya kelainan pada ginjal.
Pada kondisi ginjal yang sehat, normalnya tidak ditemukan kadar protein dalam urine.

 Persiapan Sebelum Pemeriksaan Protein Urine


a) Antibiotik
b) Antibiotik
c) Antijamur
d) Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
e) Obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis, seperti penicillamine (Cuprimine)
f) Litium atau obat untuk gangguan bipolar
g) Heroin.
 Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Protein Urine
Pemeriksaan protein urine terdiri dari dua jenis, yaitu pemeriksaan urine sewaktu
dan pemeriksaan urine 24 jam. Pemeriksaan urine 24 jam ini dilakukan pada sampel
urine yang terkumpul dalam waktu 24 jam terakhir. Prosedur pengambilan sampel bisa
dilakukan di laboratorium maupun di rumah..

Langkah-langkah pengambilan sampel dilakukan dengan cara berikut:

1. Cuci tangan Anda sampai bersih.


2. Bersihkan organ kelamin dengan tisu pembersih yang diberikan dokter. Bagi pria,
bersihkan bagian lubang saluran kemih di ujung penis. Sementara bagi wanita,
usapkan tisu pembersih dari arah vagina menuju anus.
3. Saat buang air kecil, buanglah urine di wadah steril khusus yang sudah
disediakan. Usahakan agar tidak menyentuh bagian dalam wadah sampel karena
dapat menyebabkan kontaminasi.
 Hasil Pemeriksaan Protein Urine
Pemeriksaan protein urine bisa dilakukan dengan metode tes celup atau dip stick
dan metode kuantitatif menggunakan mesin khusus. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa kadar protein urine Anda tinggi, hal ini bisa mengindikasikan adanya gangguan
kesehatan, seperti:
1. Gangguan ginjal, meliputi infeksi ginjal atau infeksi saluran kemih, gagal ginjal akut
maupun kronis, sindrom nefrotik, dan glomerulonefritis.
2. Gangguan jantung, meliputi gagal jantung, endokarditis, dan penyakit jantung.
3. Diabetes.
4. Tekanan darah tinggi atau hipertensi.
5. Penyakit limfoma Hodgkin.
6. Gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus.
7. Preekampsia.
8. Malaria.

3.SOP Tes Tekanan Darah

Tes tekanan darah adalah pemeriksaan dengan alat khusus bernama


sphygmomanometer, yang bertujuan mengukur tekanan pada pembuluh darah arteri ketika
jantung berdenyut. Tes ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan dokter rutin
guna mendeteksi adanya tekanan darah tinggi (hipertensi).

 Apa saja persiapan pasien untuk menjalani tes tekanan darah?


a) Sebelum melakukan tes tekanan darah, beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh
pasien meliputi:
1. Beristirahat setidaknya 5-10 menit sebelum tes
2. Menghindari konsumsi kopi, merokok, dan beraktivitas berat (seperti olahraga)
setidaknya 30 menit sebelum tes.
b) Persiapan Tenaga Medis
alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer), baik jenis elektronik maupun
manual
 Bagaimana prosedur tes tekanan darah dilakukan?
1. Pasien diminta duduk dengan tangan diletakkan di atas meja.
2. Petugas medis lalu memasang manset alat pengukur tensi di lengan pasien
3. Petugas medis kemudian meletakkan stetoskop pada lipatan siku pasien.
4. Setelah itu, petugas medis akan menekan balon karet sambil mengukur tekanan
darah pasien.
5. Suara seperti dentuman akan terdengar di stetoskop dan menandakan tekanan darah
sistolik.
6. Sesudah tekanan darah sistolik ditemukan, manset akan dikempeskan.
7. Angka ketika suara dentuman hilang menandakan tekanan darah diastolik.
 Hasil Tes Tekanan Darah
ukuran tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:
Normal: Di bawah 120/80 mmHg
Meningkat: Di antara 120-129 mmHg untuk tekanan sistolik dan di bawah 80 mmHg
untuk tekanan diastolik
Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg
Hipertensi tingkat 2: 140/90 mmHg atau lebih

Anda mungkin juga menyukai