indahkumalasariroroa@gmail.com,alisodik2012@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kelompok. Sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas Komunikasi pada tepat
waktu dalam pembuatan makalah yang berjudul “RENCANA PENYULUHAN KESEHATAN”.
Makalah ini disusun berdasarkan data yang telah saya kumpulkan dari pengalaman. Saya
menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu dengan adanya
bantuan dari berbagai pihak yang ikut serta. Saya ucapkan terima kasih kepada dosen yang
telah memberikan bimbingannya kepada saya dan kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam menyusun makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini sata telah berusaha menyajikan semaksimal mungkin,
namun saya menyadari masi banyak kekurangan dalam makalah ini, maka saya mengharapkan
masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman lainnya dalam
menyempurnakan penulisan makalah kami agar berguna bagi semua pembaca.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
ABSTRAK
Kesehatan adalah salah satu inti penting dari sebuah kehidupan seorang manusia.
Manusia dapat beraktivitas karena sehat dari dalam tubuhnya. Begitu pula kinerja manusia
yang semakin banyak beraktivitas, semakin memerlukan pola pengaturan kesehatan yang
seimbang. Salah satu penjagaan kesehatan adalah dengan cek up ke klinik ataupun terapi ke
lokasi-lokasi yang ada. Jika manusia sudah mengalami kecapekan dan sakit, maka salah satu
tindakan manusia sendiri adalah dengan berobat atau terapi kesehatan. Sesekali mereka ke
klinik untuk check up, bahkan mencari pengobatan alternatif seperti tempat-tempat terapi
tradisional.
Ilmu kedokteran saat ini pun sudah mulai canggih, mulai dengan cara herbal atau
dengan cara medis. Namun seiring kebutuhan penyakit manusia yang makin lama
makin tidak menentu jenis penyakitnya, maka para dokter pun banyak yang mulai
mempelajari banyak cara pengobatan. Salah satu pengobatan yang dipelajari
beberapa dokter adalah dengan teknik pengobatan bekam. Salah satu teknik
pengobatan bekam adalah dengan mengeluarkan darah kotor atau toksin (racun)
dalam tubuh yang mengganggu jalannya peredaran darah. Namun metode
pengobatan bekam masih eksis dan sering dipakai oleh masyarakat, termasuk
beberapa dokter yang mempelajari ilmu terapi tersebut.
Dalam penulisan skripsi berikut akan dibahas, bagaimana tindakan sosial
masyarakat Surabaya dalam memilih bekam sebagai sarana pengobatan.
Mengambil tema dari eksistensi pengobatan bekam, maka pembahasan muncul
dari apa saja latar belakang tindakan sosial masyarakat memilih bekam sebagai
sarana pengobatan atau terapi dari penyakit. Selain itu akan dibahas mengenai
dampak dan efektifitas dari pengobatan bekam terhadap kesehatan masyarakat
1 Latar Belakang
Penyuluhan berasal dari kata suluh, berarti sesuatu yang dinyalakan, seperti lilin, obor yang
sifatnya menerangi. Pada hakekatnya menerangi adalah sebuah usaha untuk mengubah sesuatu
yang gelap menjadi terang. Usaha mengubah gelap menjadi terang, ketika dianalogikan dengan
penyuluhan adalah usaha merubah perilaku individu atau kelompok masyarakat dari
‘kegelapan’ pengetahuan, menjadi pemahaman bagaimana melakukan partisipasi aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Usaha mengubah perilaku individu atau masyarakat luas dalam penyuluhan dilakukan dengan
pola-pola komunikasi tertentu yang sifatnya mempengaruhi / influence, pola komunikasi
demikian dikaterogikan dalam komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif pada hakekatnya
mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain melalui kegiatan komunikasi, baik
secara verbal maupun non verbal. Menurut ahli komunikasi K.Anderson, komunikasi persuasif
didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap
atau perilaku.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh masyarakat
kita saa tini .Semakin maju teknologi di bidang kedokteran, semakin banyak pula macam
penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor tingkah laku
manusia itu sendiri. Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah
perilaku sasaran agar berperilak usAha terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan
pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang
diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai
dengan program yang telah direncanakan (Maulana, 2009)
Pada saat kita memberikan penyuluhan, kita tidak hanya harus dapat berkomunikasi dengan
baik saja, tetapi kita juga harus mempunyai perencanaan program penyuluhan agar penyuluhan
yang ingin kita sampaikan sesuai dengan kebutuhan khalayak. Salah satu faktor keberhasilan
dalam memberikan penyuluhan adalah dengan adanya proses atau tahapan-tahapan
perencanaan program penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Oleh karena itu,
sebagai seorang penyuluh sangat dibutuhkan membuat tahapan-tahapan atau proses
penyuluhan sebelum terjun langsung ke lapangan.
2.RUMUS MASALAH
3.TINJAUAN
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Mueller yang mengartikan perencanaan
program sebagai upaya sadar yang dirancang ataudirumuskan guna tercapainya tujuan
(Kebutuhan, keinginan, minat) masyarakat,untuk siapa program tersebut ditujukan.
(Mardikanto, 1993)
2. Penulisanperencanaan program
3. Rencana kegiatan
Ada banyak model perencanaan yang dikembangkan oleh para ahli, yakni Model
Leagans (1955), Model Federal Extension Service (1956), Mode KOK (1962),Model Kelsey
dan Hearne (1963), Model Raudabaugh (1967) dan Model Pesson(1966).Dalam tulisan ini
penulis hanya menguraikan Model Pesson. Karena modelinilah yang digunakan untuk
menganalisis perencanaan program penyuluhan yang akan dilakukan.
1. Pengumpulan data
2. Analisis keadaan
Tahap ini merupakan tahap penganalisisan data yang diperoleh dari lapangan,termasuk
di dalamnya menganalisis sumber daya yang potensial untukdikembangkan, perilaku
masyarakat sasaran, keadaan yang ingin dicapai danyang sudah dicapai, dan sebagainya.
3. Identifikasi masalah
4. Perumusan tujuan
Dalam tahap perumusan tujuan yang harus diperhatikan adalah realistisnyatujuan yang
hendak dicapai, ditinjau dari kemampuan sumber daya (biaya,jumlah dan kualitas tenaga)
maupun waktu yang tersedia.
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari rencana kerja yang telah disusun.Masalah
utama yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah partisipasimasyarakat sasaran. Oleh
karenanya perlu dipilih waktu yang tepat, lokasi yangtepat, agar masyarakat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan.
8. Rekonsiderasi
Perencanaan program yang baik harus mengungkapkan hasil analisis faktadan keadaan
yang "lengkap" yang menyangkut: keadaan sumberdaya-alam,sumberdaya-manusia,
kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana, dandukungan kebijaksanaan, keadaan sosial,
keamanan, dan stabilitas politik. Untukkeperluan tersebut, pengumpulan data dapat
dilakukan dengan menghubungibeberapa pihak (seperti: lembaga/aparat pemerintah,
tokoh-tokoh masyarakat,organisasi profesi, dll) dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data(wawancara, pengamatan, pencatatan data-sekunder, pengalaman
empirik, dll),agar data yang terkumpul tidak saja cukup lengkap tetapi juga
dijaminkebenarannya.
Hasil analisis fakta dan keadaan biasanya menghasilkan berbagai masalah(baik masalah
yang sudah dirasakan maupun belum dirasakan masyarakatsetempat). Sehubungan dengan
hal ini, perumusan masalah perlu dipusatkanpada masalah-masalah nyata (real-problems)
yang telah dirasakan masyarakat(felt-problems). Artinya, perumusan masalah hendaknya
dipusatkan padamasalah-masalah yang dinilai sebagai penyebab tidak terpenuhinya
kebutuhannyata(real-needs) masyarakat, yang telah dapat dirasakan (felt-needs)
olehmereka.
5. Menjaga keseimbangan.
a. Masyarakat sasarannya
Semua pihak yang terlibat dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasiprogram perlu
mendapat kesempatan "belajar" dan "mengajar". Artinyamasyarakat harus diberi
kesempatan untuk belajar mengumpulkan fakta dankeadaan, serta merumuskan sendiri
masalah dan cara pemecahan masalahnya.Sebaliknya, penyuluh dan aparat pemerintah
yang lain harus mampumemanfaatkan kesempatan tersebut sebagai upaya belajar dari
pengalamanmasyarakat setempat.
Perumusan masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan, harus melibatkan danmau
mendengarkan kepentingan semua pihak di dalam masyarakat. Oleh sebabitu penting
adanya koordinasi untuk menggerakkan semua pihak untukberpartisipasi di dalamnya. Di
lain pihak, koordinasi juga sangat diperlukandalam proses pelaksanaan kegiatan.Tanpa
adanya koordinasi yang baik, tujuan kegiatan tidak akan dapattercapai seperti yang
diharapkan.
10. Memberikan kesempatan evaluasi proses dan hasilnya
5.KESIMPULAN
Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan
atau masyarakat dalam bidang kesehatan. (Effendy, 1997)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
(Mardikanto, 1993)
Ada delapan tahap proses perumusan program penyuluhan yangdikemukakan oleh Model
Pesson, yaitu:
1. Pengumpulan data
2. Analisis keadaan
3. Identifikasi masalah
4. Perumusan tujuan
8. Rekonsiderasi
Untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan program yang dirumuskan itu telah "baik",
berikut ini disampaikan beberapa acuan tentang pengukurannya, yaitu analisis fakta dan
keadaan, pemilihan masalah berlandaskan pad kebutuhan, jelas dan menjamin keluwesan,
merumusakan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan, menjaga
kesimbangan, pekerjaan yang jelas, proses yang berkelanjutan, merupakan proses belajar dan
mengajar, merupakan proses koordinasi, memberikan kesempatan evaluasi proses dan
hasilnya.
6. Saran
7.DAFTAR PUSTAKA
Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi Media
Publishing Siyoto, Sandu dan Ratna Wardani. (2016). Dasar Statistik Untuk Kesehatan.
Yogyakarta : Literasi Media Publishing. Sofwan, Dahlan. (2000). “Rekam Medis dan Aspek
Hukumnya”. (sap.ubhara.ac.id/wpcontent/uploads/2012/01/rekam-medis.pdf). Diakses tanggal
08April 2018 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta Wiyono, djoko. (1999). Managemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Airlangga Press.