Anda di halaman 1dari 14

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Indah Kumala Sari Roroa, Muhammad Ali Sodik

STIKes Surya Mitra Husada

indahkumalasariroroa@gmail.com,alisodik2012@gmail.com

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kelompok. Sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas Komunikasi pada tepat
waktu dalam pembuatan makalah yang berjudul “RENCANA PENYULUHAN KESEHATAN”.

Makalah ini disusun berdasarkan data yang telah saya kumpulkan dari pengalaman. Saya
menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu dengan adanya
bantuan dari berbagai pihak yang ikut serta. Saya ucapkan terima kasih kepada dosen yang
telah memberikan bimbingannya kepada saya dan kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam menyusun makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini sata telah berusaha menyajikan semaksimal mungkin,
namun saya menyadari masi banyak kekurangan dalam makalah ini, maka saya mengharapkan
masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman lainnya dalam
menyempurnakan penulisan makalah kami agar berguna bagi semua pembaca.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

ABSTRAK
Kesehatan adalah salah satu inti penting dari sebuah kehidupan seorang manusia.
Manusia dapat beraktivitas karena sehat dari dalam tubuhnya. Begitu pula kinerja manusia
yang semakin banyak beraktivitas, semakin memerlukan pola pengaturan kesehatan yang
seimbang. Salah satu penjagaan kesehatan adalah dengan cek up ke klinik ataupun terapi ke
lokasi-lokasi yang ada. Jika manusia sudah mengalami kecapekan dan sakit, maka salah satu
tindakan manusia sendiri adalah dengan berobat atau terapi kesehatan. Sesekali mereka ke
klinik untuk check up, bahkan mencari pengobatan alternatif seperti tempat-tempat terapi
tradisional.
Ilmu kedokteran saat ini pun sudah mulai canggih, mulai dengan cara herbal atau
dengan cara medis. Namun seiring kebutuhan penyakit manusia yang makin lama
makin tidak menentu jenis penyakitnya, maka para dokter pun banyak yang mulai
mempelajari banyak cara pengobatan. Salah satu pengobatan yang dipelajari
beberapa dokter adalah dengan teknik pengobatan bekam. Salah satu teknik
pengobatan bekam adalah dengan mengeluarkan darah kotor atau toksin (racun)
dalam tubuh yang mengganggu jalannya peredaran darah. Namun metode
pengobatan bekam masih eksis dan sering dipakai oleh masyarakat, termasuk
beberapa dokter yang mempelajari ilmu terapi tersebut.
Dalam penulisan skripsi berikut akan dibahas, bagaimana tindakan sosial
masyarakat Surabaya dalam memilih bekam sebagai sarana pengobatan.
Mengambil tema dari eksistensi pengobatan bekam, maka pembahasan muncul
dari apa saja latar belakang tindakan sosial masyarakat memilih bekam sebagai
sarana pengobatan atau terapi dari penyakit. Selain itu akan dibahas mengenai
dampak dan efektifitas dari pengobatan bekam terhadap kesehatan masyarakat

kata kunci: distribusi, penyuluhan kesehatan masyarakat

1 Latar Belakang
Penyuluhan berasal dari kata suluh, berarti sesuatu yang dinyalakan, seperti lilin, obor yang
sifatnya menerangi. Pada hakekatnya menerangi adalah sebuah usaha untuk mengubah sesuatu
yang gelap menjadi terang. Usaha mengubah gelap menjadi terang, ketika dianalogikan dengan
penyuluhan adalah usaha merubah perilaku individu atau kelompok masyarakat dari
‘kegelapan’ pengetahuan, menjadi pemahaman bagaimana melakukan partisipasi aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Usaha mengubah perilaku individu atau masyarakat luas dalam penyuluhan dilakukan dengan
pola-pola komunikasi tertentu yang sifatnya mempengaruhi / influence, pola komunikasi
demikian dikaterogikan dalam komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif pada hakekatnya
mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain melalui kegiatan komunikasi, baik
secara verbal maupun non verbal. Menurut ahli komunikasi K.Anderson, komunikasi persuasif
didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap
atau perilaku.

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh masyarakat
kita saa tini .Semakin maju teknologi di bidang kedokteran, semakin banyak pula macam
penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor tingkah laku
manusia itu sendiri. Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah
perilaku sasaran agar berperilak usAha terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan
pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang
diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai
dengan program yang telah direncanakan (Maulana, 2009)

Pada saat kita memberikan penyuluhan, kita tidak hanya harus dapat berkomunikasi dengan
baik saja, tetapi kita juga harus mempunyai perencanaan program penyuluhan agar penyuluhan
yang ingin kita sampaikan sesuai dengan kebutuhan khalayak. Salah satu faktor keberhasilan
dalam memberikan penyuluhan adalah dengan adanya proses atau tahapan-tahapan
perencanaan program penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Oleh karena itu,
sebagai seorang penyuluh sangat dibutuhkan membuat tahapan-tahapan atau proses
penyuluhan sebelum terjun langsung ke lapangan.

2.RUMUS MASALAH

Bagaimana cara penyusunan Kesehatan?

3.TINJAUAN

Agar mahasiswa mampu memahami dan menerapkan rencana penyuluhan kesehatan.


4.PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyuluhan Kesehatan

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku


perseorangan atau masyarakat dalam bidang kesehatan. (Effendy, 1997)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara


menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu,
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan. (Mardikanto, 1993)

Penyuluahan kesehatan merupakan kegiatan pengetahuan yang ditujukan bagi


masyarakat untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi perilaku
masyarakat baik secara individu atau kelompok dengan menyampaikan pesan, harapannya
agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pola kehidupan yang sehat.

B. Pengertian Perencanaan Program Penyuluhan

Venugopal mendefinisikan perencanaan program sebagaisuatu prosedur kerja bersama-


sama masyarakat dalam upaya untuk merumuskanmasalah (keadaan-keadaan yang belum
memuaskan) dan upaya pemecahan yangmungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai. (Mardikanto, 1993)

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Mueller yang mengartikan perencanaan
program sebagai upaya sadar yang dirancang ataudirumuskan guna tercapainya tujuan
(Kebutuhan, keinginan, minat) masyarakat,untuk siapa program tersebut ditujukan.
(Mardikanto, 1993)

Dalam kaitan perencanaan program ini Martinez mengungkapkan bahwa perencanaan


program merupakan upaya perumusan,pengembangan, dan pelaksanaan program-program.
Perencanaan programmerupakan suatu proses yang berkelanjutan, melalui semua warga
masyarakat,penyuluh dan para ilmuwan memusatkan pengetahuan dan keputusan-
keputusandalam upaya mencapai pembangunan yang mantap. Di dalam perencanaan
program,sedikitnya terdapat tiga pertimbangan yang menyangkut: hal-hal, waktu, dan
carakegiatan-kegiatan yang direncanakan itu dilaksanakan.Martinez juga menekankan
bahwa perencanaan program merupakan prosesberkelanjutan, melalui mana warga
masyarakat merumuskan kegiatan-kegiatanyang berupa serangkaian aktivitas yang
diarahkan untuk tercapainya tujuan-tujuantertentu yang diinginkan masyarakat setempat.
(Mardikanto, 1993)

Sehubungan dengan pengertian perencanaan program ini, Lawrencemenyatakan bahwa


perencanaan program penyuluhanmenyangkut perumusan tentang:

1. Proses perancangan program

2. Penulisanperencanaan program

3. Rencana kegiatan

4. Rencana pelaksanaan program(kegiatan)

5. Rencana evaluasi hasil pelaksanaan program tersebut.

Daribeberapa definisi dan pengertian tentang perencanaan program


(penyuluhan)tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perencanaan
programmerupakan proses berkesinambungan tentang pengambilan keputusan
menyangkutsituasi, pentingnya masalah, atau kebutuhan, perumusan tujuan, dan
upayapemecahan yang mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Oleh karenanya beberapa pokok pikiran yang perlu diperhatikan dalamperencanaan


program penyuluhan:

1. Merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Rangkaian pengambilan


keputusandalam perencanaan program tidak pernah berhenti sampai tercapainya
tujuan(kebutuhan, keinginan, minat) yang dikehendaki.

2. Proses pengambilan keputusan tersebut berdasarkan fakta dan sumber


dayayang
ada.

3. Dirumuskan secara bersama oleh penyuluh dengan masyarakat


sasarannya,dengan didukung oleh para spesialis, praktisi dan penentu kebijaksanaan.

4. Meliputi perumusan tentang: keadaan, masalah, tujuan, dan cara pencapaian


tujuan, yang dinyatakan secara tertulis.

5. Harus mencerminkan perubahan ke arah kemajuan

C. Manfaat Program Penyuluhan

Dalam Penyuluhan, adanya program sangat penting bagi kelangsunganpenyuluhan


tersebut. Selain memberi acuan, dengan adanya program, masyarakatdiharapkan
berpartisipasi atau turut ambil bagian dalam perubahan yangdirencanakan tersebut. Oleh
karena itu pula Kelsey dan Hearne (Mardikanto, 1993)menekankan pentingnya "pernyataan
tertulis" yang jelas dan dapat dimengerti olehsetiap warga masyarakat yang diharapkan
untuk berpartisipasi. Adanya pernyataantertulis ini dapat menjamin kelangsungan program
dan selalu memperoleh partisipasimasyarakat. (Mardikanto, 1993)

Perlunya atau manfaat program penyuluhan tersebut didasarkan pada alasanberikut:

1. Memberi acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang hal-halyang


harus dilakukan dan cara melaksanakannya.

2. Merupakan acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat


untukmenghindari terjadinya salah pengertian.

3. Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya


usul/saranpenyempurnaan.

4. Menjadi pedoman untuk mengukur (mengevaluasi) pelaksanaan program.


5. Adanya patokan yang jelas tentang masalah-masalah yang insidentil
(menuntutperlunya revisi program), dan pemantapan dari perubahan-
perubahansementara (hanya direvisi jika memang diperlukan).

6. Mencegah adanya salah pengertian tentang tujuan akhir, dan


mengembangkankebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang tidak dirasakan.

7. Memberikan keterlibatan personil dalam setiap tahapan program


yangberkesinambungan tersebut, hingga tercapainya tujuan.

8. Membantu pengembangan kepemimpinan, yaitu menggerakkan semua


pihakyang terlibat dan menggunakan sumber daya yang tersedia.

9. Menghindarkan pemborosan sumber daya, dan sebaliknya merangsangefiiiensi.

10. Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masyarakat dan


yangdilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat.

D . Model Perencanaan Program Penyuluhan

Ada banyak model perencanaan yang dikembangkan oleh para ahli, yakni Model
Leagans (1955), Model Federal Extension Service (1956), Mode KOK (1962),Model Kelsey
dan Hearne (1963), Model Raudabaugh (1967) dan Model Pesson(1966).Dalam tulisan ini
penulis hanya menguraikan Model Pesson. Karena modelinilah yang digunakan untuk
menganalisis perencanaan program penyuluhan yang akan dilakukan.

Ada delapan tahap proses perumusan program penyuluhan yangdikemukakan oleh


Model Pesson, yaitu:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan pengumpulan data-data dasar atau faktayang


diperlukan untuk menentukan masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuanatau kegiatan
yang akan direncanakan, Data-data tersebut meliputi: sumberdaya alam, sumber daya
manusia, kelembagaan, sarana dan prasarana yangdiperlukan untuk pelaksanaan kegiatan,
teknologi yang telah digunakan, danperaturan yang ada.

2. Analisis keadaan

Tahap ini merupakan tahap penganalisisan data yang diperoleh dari lapangan,termasuk
di dalamnya menganalisis sumber daya yang potensial untukdikembangkan, perilaku
masyarakat sasaran, keadaan yang ingin dicapai danyang sudah dicapai, dan sebagainya.

3. Identifikasi masalah

Tahap ini merupakan upaya merum uskan faktor-faktor yang menyebabkantidak


tercapainya tujuan yang dikehendaki. Identifikasi ini dapat dilakukandengan menganalisis
kesenjangan antara data potensial dengan data aktual,antara keadaan. yang ingin dicapai
dengan yang sudah dicapai, dan sebagainya.Kesenjangan-kesenjangan ini kemudian
diinventarisir dan disusun berdasarkanprioritas.

4. Perumusan tujuan

Dalam tahap perumusan tujuan yang harus diperhatikan adalah realistisnyatujuan yang
hendak dicapai, ditinjau dari kemampuan sumber daya (biaya,jumlah dan kualitas tenaga)
maupun waktu yang tersedia.

5. Penyusunan rencana kegiatan

Tahap ini merupakan penyusunan rencana kerja yang meliputi penjadwalan,metoda


yang digunakan, pihak-pihak yang terlibat, lokasi kegiatan, bahan danperalatan yang
dibutuhkan, pembiayan dan sebagainya.
6. Pelaksanaan rencana kegiatan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari rencana kerja yang telah disusun.Masalah
utama yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah partisipasimasyarakat sasaran. Oleh
karenanya perlu dipilih waktu yang tepat, lokasi yangtepat, agar masyarakat ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan.

7. Menentukan kemajuan kegiatan

Tahap ini merupakan kegiatan monitoring pelaksanaan kegiatan yang dilakukan,untuk


melihat sejauh mana tujuan telah dicapai.

8. Rekonsiderasi

Rekonsiderasi dimaksudkan untuk meninjau kembali rumusan program,termasuk


kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilihat hal-halyang menjadi kendala
atau sebaliknya keberhasilan yang dicapai, dalam rangkamenyusun program berikutnya.

E. Ukuran Perencanaan Program Yang Baik

Untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan program yang dirumuskan itutelah


"baik", berikut ini disampaikan beberapa acuan tentang pengukurannya, yangmencakup:

1. Analisis fakta dan keadaan

Perencanaan program yang baik harus mengungkapkan hasil analisis faktadan keadaan
yang "lengkap" yang menyangkut: keadaan sumberdaya-alam,sumberdaya-manusia,
kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana, dandukungan kebijaksanaan, keadaan sosial,
keamanan, dan stabilitas politik. Untukkeperluan tersebut, pengumpulan data dapat
dilakukan dengan menghubungibeberapa pihak (seperti: lembaga/aparat pemerintah,
tokoh-tokoh masyarakat,organisasi profesi, dll) dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data(wawancara, pengamatan, pencatatan data-sekunder, pengalaman
empirik, dll),agar data yang terkumpul tidak saja cukup lengkap tetapi juga
dijaminkebenarannya.

2. Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan

Hasil analisis fakta dan keadaan biasanya menghasilkan berbagai masalah(baik masalah
yang sudah dirasakan maupun belum dirasakan masyarakatsetempat). Sehubungan dengan
hal ini, perumusan masalah perlu dipusatkanpada masalah-masalah nyata (real-problems)
yang telah dirasakan masyarakat(felt-problems). Artinya, perumusan masalah hendaknya
dipusatkan padamasalah-masalah yang dinilai sebagai penyebab tidak terpenuhinya
kebutuhannyata(real-needs) masyarakat, yang telah dapat dirasakan (felt-needs)
olehmereka.

3. Jelas dan menjamin keluwesan

Perencanaan program harus dengan jelas (dan tegas) sehingga tidakmenimbulkan


keragu-raguan atau kesalahpengertian dalam pelaksanaannya.Akan tetapi, di dalam
kenyataannya, seringkali selama proses pelaksanaandijumpai hal-hal khusus yang menuntut
modifikasi perencanaan yang telahditetapkan. Sehubungan dengan hat ini, setiap
perencanaan harus luwes(memberikan peluang untuk dimodifikasi), sebab jika tidak,
program tersebuttidak dapat dilaksanakan, dan pada gilirannya justru tidak dapat mencapai
tujuanuntuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan masyarakatnya. Karena itu selainjelas
dan tegas, harus berpandangan jauh ke depan.

4. Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan


Tujuan yang ingin dicapai haruslah menjanjikan perbaikan kesejahteraan ataukepuasan
masyarakat sasarannya. Jika tidak, program semacam ini tidakmungkin dapat menggerakkan
motivasi masyarakat untuk berpartisipasl didalamnya.Dengan demikian, masyarakat harus
tahu betul tentang manfaat apa yangdapat mereka rasakan setelah tujuan program tersebut
tercapai. Seringkali,untuk keperluan ini, tujuan-tujuan dinyatakan secara sederhana,
tetapididramatlsir sehingga mampu menggerakkan partisipasi masyarakat bagitercapainya
tujuan.

5. Menjaga keseimbangan.

Setiap perencanaan program harus mampu mencakup kepentingan sebagianbesar


masyarakat, dan bukannya demi kepentingan sekelompok kecilmasyarakat saja. Karena itu,
setiap pengambilan keputusan harus ditekankankepada kebutuhan yang harus dlutamakan,
yang mencakup kebutuhan orangbanyak. Efisiensi, harus diarahkan demi pemerataan
kegiatan dan waktupelaksanaan; dan harap dihindari kegiatan-kegiatan yang terlalu
besarmenumpuk pada penyuluh atau pada masyarakat sasarannya.

6. Pekerjaan yang jelas

Perencanaan program harus merumuskan prosedur dan tujuan serta sasarankegiatan


yang jelas, yang mencakup:

a. Masyarakat sasarannya

b. Tujuan, waktudan tempatnya

c. Metoda yang akan digunakan

d. Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait (termasuktenaga


sukarela)

e. Pembagian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiapkelompok


personel (penyuluh, masyarakat, dll)
f. Ukuran-ukuran yang digunakan untuk evaluasi kegiatannya.

7. Proses yang berkelanjutan

Perumusan masalah, pemecahan masalah, dan tindak lanjut (kegiatan yangharus


dilakukan) pada tahapan berikutnya harus dinyatakan dalam suaturangkaian kegiatan yang
berkelanjutan. Termasuk di dalam hal ini adalahperubahan-perubahan yang perlu dilakukan,
selaras dengan perubahankebutuhan dan masalah yang akan dihadapi.

8. Merupakan proses belajar dan mengajar

Semua pihak yang terlibat dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasiprogram perlu
mendapat kesempatan "belajar" dan "mengajar". Artinyamasyarakat harus diberi
kesempatan untuk belajar mengumpulkan fakta dankeadaan, serta merumuskan sendiri
masalah dan cara pemecahan masalahnya.Sebaliknya, penyuluh dan aparat pemerintah
yang lain harus mampumemanfaatkan kesempatan tersebut sebagai upaya belajar dari
pengalamanmasyarakat setempat.

9. Merupakan proses koordinasi

Perumusan masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan, harus melibatkan danmau
mendengarkan kepentingan semua pihak di dalam masyarakat. Oleh sebabitu penting
adanya koordinasi untuk menggerakkan semua pihak untukberpartisipasi di dalamnya. Di
lain pihak, koordinasi juga sangat diperlukandalam proses pelaksanaan kegiatan.Tanpa
adanya koordinasi yang baik, tujuan kegiatan tidak akan dapattercapai seperti yang
diharapkan.
10. Memberikan kesempatan evaluasi proses dan hasilnya

Evaluasi sebenarnya merupakan proses yang berkelanjutan dan melekat(built-in)dalam


perencanaan program. Oleh sebab itu perencanaan program itusendiri harus memuat dan
memberi kesempatan untuk dapat dilaksanakannyaevaluasi, baik evaluasi terhadap proses
maupun hasilnya

5.KESIMPULAN
Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan
atau masyarakat dalam bidang kesehatan. (Effendy, 1997)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
(Mardikanto, 1993)

Venugopal mendefinisikan perencanaan program sebagai suatu prosedur kerja bersama-sama


masyarakat dalam upaya untuk merumuskan masalah (keadaan-keadaan yang belum
memuaskan) dan upaya pemecahan yang mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai. (Mardikanto, 1993)

Ada delapan tahap proses perumusan program penyuluhan yangdikemukakan oleh Model
Pesson, yaitu:

1. Pengumpulan data

2. Analisis keadaan

3. Identifikasi masalah

4. Perumusan tujuan

5. Penyusunan rencana kegiatan

6. Pelaksanaan rencana kegiatan

7. Menentukan kemajuan kegiatan

8. Rekonsiderasi

Untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan program yang dirumuskan itu telah "baik",
berikut ini disampaikan beberapa acuan tentang pengukurannya, yaitu analisis fakta dan
keadaan, pemilihan masalah berlandaskan pad kebutuhan, jelas dan menjamin keluwesan,
merumusakan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan, menjaga
kesimbangan, pekerjaan yang jelas, proses yang berkelanjutan, merupakan proses belajar dan
mengajar, merupakan proses koordinasi, memberikan kesempatan evaluasi proses dan
hasilnya.

6. Saran

Diharapkan kepada seluruh mahasiswa yang telah membaca makalah ini


agar dapat memahami perencanaan penyuluhan kesehatan.

7.DAFTAR PUSTAKA

Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi Media
Publishing Siyoto, Sandu dan Ratna Wardani. (2016). Dasar Statistik Untuk Kesehatan.
Yogyakarta : Literasi Media Publishing. Sofwan, Dahlan. (2000). “Rekam Medis dan Aspek
Hukumnya”. (sap.ubhara.ac.id/wpcontent/uploads/2012/01/rekam-medis.pdf). Diakses tanggal
08April 2018 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta Wiyono, djoko. (1999). Managemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
Airlangga Press.

Anda mungkin juga menyukai