Anda di halaman 1dari 2

1.

Sebutkan Tugas dan Kewenangan Petugas K3 Kimia sesuai dengan Kepmenaker 187
Tahun 1999!
2. Bagaimana penanganan dan penyimpanan bahan kimia yang bersifat beracun ?
Jelaskan dan berikan contoh bahan kimia nya !
3. Sebutkan dan jelaskan syarat penanganan dan penyimpanan bahan kimia yang bersifat
oksidator !

4. Apa yang akan terjadi jika sistem klasifikasi dan pelabelan berbeda-beda disetiap
negara ? Jelaskan !

5. Jika terdapat bahan kimia Amonia diperusahaan saudara disimpan pada storage tank
dengan kapasitas maksimum 300 ton dan terdapat 2 storage tank dengan kapasitas
maksimum yang sama. Saat ini di dalam gudang amoniak juga terdapat 30 drum
dengan masing masing kapasitas nya adalah 100 kg.

Pertanyaan nya adalah :

a. berapa ton kah kuantitas amonia yang di laporkan ?

b. kategori potensi bahaya apakah perusahaan saudara ?

c. apakah kewajiban perusahaan selanjutnya setelah diketahui potensi bahayanya


?

Jawaban :

1. Tugas dan Kewenangan Petugas K3 Kimia sesuai dengan Kepmenaker 187 Tahun 1999
adalah : Petugas K3 Kimia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat ( I ) huruf a pasal
17 ayat (I) huruf a mempunyai kewajiban :
a) melakukan identifikasi bahaya.
b) melaksanakan prosedur kerja aman.
c) melaksanakan prosedur penanggulangan keadaan darurat.
d) mengembangkan pengetahuan k3 bidang kimia.

2. Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap
Kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila tertelan, lewat pernafasan atau
kontak melalui kulit. Penanganan material yang beracun jika akan digunakan yaitu selalu
menggunakan secondary containment dengan label GHS, APD yang lengkap dan
memastikan tidak adanya kebocoran pada packaging material tersebut.
Cara penyimpanan bahan kimia beracun yaitu pada tempat berventilasi, ruanganya
bersuhu dingin, diberikan label yang jelas, tidak terkena sinar matahari langsung, jauh
dari sumber panas dan dijauhkan dari makanan/minuman. Contoh bahan kimia beracun
yaitu Pestisida, Na-sianida, Benzena, methanol, Logam berat, air raksa dll.

3. Bahan kimia oksidator adalah suatu bahan yang dapat menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran bahan lainnya. Penanganan dan tempat penyimpanan bahan ini
harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, adanya ventilasi, tempat penyimpanannya
harus tahan api, serta dijauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar atau reduktor.
Penanganan material yang mudah teroksidasi jika akan digunakan yaitu selalu
menggunakan secondary containment dengan label GHS, APD yang lengkap dan
memastikan tidak adanya kebocoran pada packaging material tersebut.

4. Sebagai contoh, suatu bahan kimia dikategorikan bersifat high toxic disuatu negara akan
tetapi dinegara lain bisa jadi bersifat low toxic, atau suatu produk dikategorikan bersifat
flammable disuatu negara dan tidak bersifat flammable dinegara lain. Dampaknya
adalah, negara-negara yang mengklasifikasikan produk tersebut sebagai high toxic atau
flammable akan membuat berbagai peraturan untuk mengontrol produk tersebut,
sementara negara yang mengkategorikan produk tersebut low toxic / tidak flammable
akan membiarkan penjualan secara bebas tanpa kontrol. Hal ini juga akan menyulitkan
negara pengimpor atau pengekspor bahan kimia karena berbedanya klasifikasi bahan
kimia antara negara pengekspor dan pengimpor. Perbedaan ini juga berdampak pada
SDS dan sistem pelabelan bahan kimia tersebut yang nantinya akan menyulitkan negara
pengimpor karena negara tersebut harus merevisi SDS dan melakukan pelabelan ulang
sesuai dengan klasifikasi yang negara tersebut miliki.

5. Diketahui :
Kapasitas Storage = 300 ton
Ada 2 Storage tank dengan kapasitas max 300 ton = 2 x 300 ton = 600 ton
Didalam Gudang ada 30 drum = 30 drum x 100kg =3000kg = 3 ton
Jawab:
A. kuantitas amonia yang di laporkan yaitu : 600 ton + 3 ton = 603 ton
B. Perusahaan tersebut termasuk kategori potensi bahaya besar karena Kuantitas di
perusahaan > NAK (NAK ammonia : 100 ton).
C. karena termasuk kategori bahaya besar maka perusahan wajib melakukan ketentuan
sesuai aturan KEP.187/MEN/1999 pada pasa 16 yaitu :
a) Mempekerjakan petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan
dengan sistem kerja nonshift sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan apabila
dipekerjakan dengan sistem kerja shift sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.
b) Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 (satu) orang;
c) Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar;
d) Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia
proses dan modifikasi instalasi yang digunakan;
e) Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali;
f) Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali;
g) Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai