Anda di halaman 1dari 17

SISTEM INFORMASI MANAGEMENT

Tugas Makalah Pengembangan Sistem Informasi


Dosen Pengampu
Yananto Mihadi Putra, SE.M, Si

Disusun Oleh :

Ulmi Kalsum
( 43217120025 )

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Mercu Buana Jakarta Barat
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara


penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi)
sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-
dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya
dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari
setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi.

Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin
luas cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat
kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi maka
akan semakin cepat pula sistem informasi mengalami pengembangan. Informasi yang
disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik
bertempur.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pengembangan sistem informasi?


2. Faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi?
3. Bagaimana proses adaptasi pengembangan sistem informasi yang terjadi diperusahaan
?
4. Apakah manfaat yang diperoleh perusahaan dari pengembangan sistem informasi
yang dilakukan?
5. Pendekatan apa saja yang ada pada pengembangan sistem informasi?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan Sistem Informasi

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara


penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi)
sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-
dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya
dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari
setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi.
Pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer
untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen. Pengiriman dan penerimaan
dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape. Adapun sejarah
perkembangan sistem informasi dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut:

a. Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM) atau Pra Mekanik


Pada generasi ini belum ada sistem operasi, sistem komputer diberi instruksi yang
harus dikerjakan secara langsung. Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan
manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang
mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-
dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini mereka mulai
melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada di sekitar lingkungan mereka
tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang kemudian mereka lukis pada
dinding gua tempat mereka tinggal, karena kemampuan mereka dalam berbahasa hanya
berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi
mereka pada masa ini.
Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang
menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk
binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
b. Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita
kenal sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas
saja, digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal.
 3000 SM. Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan
menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf. Simbol atau
huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga
mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.
 2900 SM. Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno. Hierogliph
merupakan bahasa simbol di mana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda,
yang ketika digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang
berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan
bangsa Sumeria.
 500 SM. Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon
papyrus yang tumbuh di sekitar sungai Niil ini menjadi media menulis/media informasi
yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang
sebelumnya digunakan sebagai media informasi.
 105 M. Bangsa Cina menemukan kertas. Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina
pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu
yang dihaluskan, disaring, dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga
memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang
ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.

c. Masa Modern (1400-an M s/d sekarang)


 Tahun 1455. Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang terbuat dari besi yang
bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang
pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.
 Tahun 1830. Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama di dunia
berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang
didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran
dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama
walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum
komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.
 Tahun 1837. Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse
bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik
antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat
tersebut. Pengiriman dan penerimaan informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat
yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat
diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan
waktu.
 Tahun 1861. Gambar bergerak yang peroyeksikan ke dalam sebuah layar pertama kali
digunakan sebagai cikal bakal film sekarang.
 Tahun 1876. Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.
 Tahun 1877. (a) Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon
yang dipergunakan pertama kali secara umum. (b) Fotografi dengan kecepatan tinggi
ditemukan oleh Edweard Maybridge.
 Tahun 1899. Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang
pertama.
 Tahun 1923. Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.
 Tahun 1940. Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi
pada masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan
penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.
 Tahun 1945. Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan
Hypertext.
 Tahun 1946. Komputer digital pertama di dunia ENIAC I dikembangkan.
 Tahun 1948. Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.
 Tahun 1957. (a) Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini
memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor di masukkan ke dalam
sebuah keping kecil kristal silikon. (b) USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik
sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai
balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects Agency (ARPA) di bawah
kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Informasi dalam bidang Militer.
 Tahun 1962. Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk
mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem
pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.
 Tahun 1969. Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes
(titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa
Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan 50 Kbps.
 Tahun 1972. Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama.
 Tahun 1973-1990. Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai
TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian
dikenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National
Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas
56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF
mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi di antaranya;
DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.

d. Tahun Sekarang (1991-sekarang)


Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam
menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. Pada
tahun 1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide
Web oleh CERN. Tahun 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa
pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh
AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution Inc,), dan jasa Informasi (oleh General
Atomics/CERFnet), pada tahun 1994 pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat
dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995, Perusahaan umum mulai
diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini
memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-
penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Sistem Informasi

1) Teknologi Eksternal
Sistem informasi eksternal adalah komponen-komponen teknologi di luar
perusahaan/organisasi itu sendiri yang dalam hal ini sebagai penyedia informasi yang
dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas bisnis. Teknologi eksternal memiliki
faktor seperti ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal
organisasi.

2) Bisnis Eksternal
 pasar (market)
 pelanggan
 perusahaan-perusahaan lain : (baik para pesaing atau rekanan perusahaan) yang
memiliki komponen bisnis dan sistem informasinya masing-masing.
 pemerintah (sebagai penyusun kebijakan-kebijakan/policy dan peraturan)
 perangkat hukum, dan lain sebagainya.

3) Teknologi Internal
Sistem informasi internal adalah komponen-komponen pendukung perusahaan yang dalam
hal ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas
bisnis sehari-hari. Meliputi:
 Software
 Hardware
 Aplikasi
 Infrastruk

4) Bisnis Internal
Bisnis internal memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan
perusahaan, seperti:
 struktur organisasi
 infrastruktur (asset)
 proses
 sumber daya manusia
 budaya perusahaan (corporate culture), dan lain sebagainya.

3. Proses adaptasi pengembangan sistem informasi yang terjadi


diperusahaan

Sistem informasi manajemen sebagai proses, sebenarnya terdiri dari beberapa


subsistem, antara lain: users, yang meliputi pimpinan tingkat atas, menengah dan
operasional. Subsistem yang lain yakni analis sistem informasi manajemen (termasuk di
dalamnya adalah programer). Sebagai proses setiap pembahasan konsep sistem informasi
manajemen menghendaki proses manajemen data, yang meliputi proses pengolahan data
baik itu menggunakan cara manual ataupun menggunakan komputer yang banyak hal
efektifitas dan kompleksitasnya sangat tergantung dari perkembangan teknologi baik
hardware maupun softeare-nya. Dan proses selanjutnya yang cukup menentukan adalah
proses analisis informasi dari analis sistem serta pembuatan keputusan itu sendiri yang
mencakup dimensi manajemen dalam organisasi, baik segi kepemimpinan, komunikasi
maupun kompleksitas struktur organisasi.

Kemajuan dan kecanggihan teknologi pada era komunikasi ini membawa


konsekuensi dilakukannya proses pengolahan data secara cepat dan efisien dengan
kemungkinan menampilkan output informasi yang sangat bervariasi. Pada saat tertentu,
dominasi teknologi ini menjadi faktor yang sangat merisaukan bagi user, khususnya
manajer tingkat atas dalam kaitannya dengan kemapanan penentu kelangsungan hidup
organisasi melalui instrumen sistem dan prosedur. Apabila hal ini terjadi, maka manajer
justru dapat bersikap antipati terhadap peranan analis sistem. Akibat lebih lanjut adalah
terancamnya pencapaian tujuan organisasi itu sendiri.
Seperti diketahui organisasi publik diwarnai dengan sistem yang begitu
tersentralistis dan seragam untuk semua departemen. Perubahan-perubagan yang muncul
yang berkaitan dengan perkembangan teknologi akan sulit sekalli diterima sebagai realita
yang harus diterima. Dengan kata lain tingkat adaptasi organisasi publik terhadap
perubahan sesungguhnya sangat rendah. Rendahnya tingkat adaptasi organisasi terhadap
perubahan dibandingkan dengan cepatnya perkembangan teknologi pada tahap
selanjutnya akan menghambat peranan sistem manajemen informasi itu sendiri.

Peningkatan kemampuan para manajer terhadap perkembangan teknologi dan


sebaliknya pemahaman analis sistem terhadap permasalahan dan tujuan organisasi bukan
satu-satunya faktor yang dapat memecahkan permasalahan tersebut kalau tidak dibarengi
dengan proses pembuatan keputusan ataupun proses manajemen yang lebih fleksibel.
Pada kerangka sistem informasi manajemen sebenarnya dikenal dua konsep yang
berhubungan langsung dengan pembuatan keputusan, yakni SDS, structured decision
system dengan DSS, decision support system (Gorry dan Morton dalam Golembiewski).
SDS lebih mencerminkan proses keputusan yang banyak diwarnai informasi yang
terprogram dan rutin, sedan DSS harus didukung dengan informasi kualitatif.

4. Manfaat yang diperoleh perusahaan dari pengembangan sistem informasi

Manfaat Sistem Informasi Bagi Perusahaan

Manfaat sistem informasi manajemen. SIM dapat menolong perusahaan untuk :


a) Meningkatkan Efisiensi Operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi
perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat
menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership.
Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan
juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to
entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang
diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat
ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun
hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
b) Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis
Penggunaan ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan
contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-
bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang
berlangsung beberapa tahun. Penekanan utama dalam sistem informasi strategis
adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara
perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal
ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada
agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan
telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan
segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.

c) Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis


Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun
sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan
strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak,
mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan
melatih end users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi
strategis (strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk
mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat
berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari
perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis
komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye
pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.
Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia
informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat
berfungsi untuk menolong end usermanajerial membangun senjata yang
menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari
persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis
menyajikan end usersmanajerial dengan tantangan manajerial yang besar.
5. Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi

1. Pendekatan Konvensional
 Pemahaman masalah didasarkan pada pelaksanaan prosedur kerja.
 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan melihar alur dokumen dari satu bagian
organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses–proses pengolahan
datanya.
 Secara historis digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang
ada di sistem fisik.

2. Pendekatan Funsional
 Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hiraki,
mulai dari konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).
 Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus
dilaksanakan oleh sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan tujuan
data, serta tempatpenyimpanan data.

3. Pendekatan Struktur Data


 Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen masukan/keluaran
yang digunakan alam sistem.
 Struktur tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan
konstruksisequence, selection, dan repetition sampai terlihat proses pembetukannya.
4. Infromation Enginering
 Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise.
 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan proses perencaan strategis informasi dan
analisis wilayah bisnis.
 Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)
 Mengaplikasikan teknik tersturktur dan automated tools.

5. Pendekatan Objek
 Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada
dalam sistem.
 Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan
operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
 Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya.
 Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.

3.5 Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di mana


masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap
awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan
pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan
penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang,
lazimnya untuk periode 3 – 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini
mencakup:
 Kebutuhan strategis organisasi
 Aspek legal pendukung organisasi
 Masukan kebutuhan dari pengguna
Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas
organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa
dan kepuasan pelanggan/masyarakat yang dilayani.

1. Tahap Perencanaan (Planning)


Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat
jaringan teknologi informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-
keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara
matang, mencakup:
 Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit
mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber
daya yang diperlukan.
 Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal
demikian dapat dicegah sejak awal.
 Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus
berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-
tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk
efisiensi
 Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak
awal.

2. Tahap Analisis (Analysis)


Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek
teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan.
Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi
informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi
manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak
tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Menetapkan rencana penelitian sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5. Menyiapkan usulan rancangan sistem
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

3. Tahap Perancangan (Design)


Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem
basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi
yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.

4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi


Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan
tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu
konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu.
Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar
penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak
terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir
dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru
dikembangkan.

5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk
implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem
biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
2. Mengumumkan rencana implementasi
3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
4. Menyiapkan database
5. Menyiapkan fasilitas fisik
6. Memberikan pelatihan dan workshop
7. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
8. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap
implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga
berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan.
Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.

6. Tahap Pasca Implementasi


Pengembangan sistem informasi biasanya di akhiri setelah tahap implementasi dilakukan.
Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu
tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah
bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan
dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke
pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana
harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap
sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

BAB IV
KESIMPULAN

perkembangan informasi sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju
seperti sekarang. Dulu penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang tak
bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti. Bahkan
pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk
pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen. Pengiriman dan penerimaan dokumen-
dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari intrenal
maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan internal, serta bisnis
eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang pasar, pelanggan,
perusahaan, pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur
organisasi, infrastruktur atau aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan.
Adapun teknologi eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam
lingkungan eksternal organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi,
dan infrastruk.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan
fungsi, struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik
organisasi, riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah
dilakukan, skill yang dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-
lain. Juga ada pendekatan pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem
informasi.

Jadi kesimpulannya adalah perkembangan sistem informasi sudah ada sejak zaman dahulu,
namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya pengembangan sistem informasi
dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu kian pesat, serta tingginya
kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M. (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi


Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
https://riswadiaris.wordpress.com/2012/02/24/sistem-informasi-manajemen-dan-
perkembangannya/
http://denyoklex.blogspot.com/2009/12/manfaat-sim-bagi-perusahaan.html
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-sistem-informasi-manajemen-dan-manfaatnya-
bagi-perusahaan/
https://www.anugerahdino.com/2014/12/manfaat-sistem-informasi-bagi-perusahaan.html

Anda mungkin juga menyukai