YAHYA PRANANDA
NIM I1032131029
ABSTRAK
ABSTRACT
dapat dilihat bahwa jumlah responden laki- laki berjumlah lebih sedikit yaitu 10
Tabel 8 Hasil Uji Wilcoxon Tekanan Darah Sistolik dan diastolik Sebelum dan
Sesudah Terapi Rendam Kaki Air Hangat
Median
Variabel N P
(Min-Max)
Tekanan Darah Sistolik Pretest 150,00 (140-174)
28 0,003
Tekanan Darah Sistolik Posttes 150,00 (120-172)
Tekanan darah Diastolik Pretest 90,00 (80-105)
28 0,004
Tekanan Darah Diastolik Posttest 90,00 (80-100)
Pada tekanan darah sistolik mmHg (Hipertensi grade 1). Tekanan
sebelum dilakukan terapi rendam kaki darah sistolik terendah sebelum
air hangat didapatkan median 150,00 dilakukan terapi yaitu 140 mmHg
(Hipertensi grade 1) dan tertinggi yaitu 100 mmHg (Hipertensi
tekanan darah sistolik tertinggi grade 2).
sebelum dilakukan terapi yaitu 174 Hasil uji statistik Wilcoxon
mmHg (Hipertensi grade 2). didapatkan bahwa nilai p sistolik
Sementara tekanan darah sistolik yaitu 0,003 (<0,05) dan diastolik
setelah dilakukan terapi rendam kaki 0,004 (<0,05), yang artinya H0 ditolak
air hangat memiliki nilai median dan ada pengaruh terapi rendam kaki
150,00 mmHg (Hipertensi grade 1) air hangat terhadap penurunan
dengan tekanan darah sistolik tekanan darah pada lansia dengan
terendah yaitu 120 mmHg (Normal) hipertensi di wilayah kerja puskesmas
dan tekanan darah sistolik tertinggi Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya
yaitu 172 mmHg (Hipertensi grade 2). yang diberikan intervensi.
Sedangkan pada tekanan PEMBAHASAN
darah diastolik sebelum diberikan Hal yang mempengaruhi
terapi rendam kaki air hangat penurunan yang signifikan pada
didapatkan nilai median 90,00 mmHg tekanan darah adalah makanan seperti
(Hipertensi grade 1). Tekanan darah halnya responden yang tadinya
diastolik terendah sebelum dilakukan makan makanan yang berlemak dan
terapi yaitu 80 mmHg (Normal) dan kadar garam yang dikonsumsi
tekanan darah sistolik tertinggi berlebihan telah dapat mengontrol
sebebelum dilakukan terapi yaitu 105 makanannya, hal ini dibuktikan
mmHg (Hipertensi grade 2). dengan observasi yang dilakukan oleh
Sementara tekanan darah diastolik peneliti ketika posttest, responden
setelah dilakukan terapi rendam kaki mengatakan mengurangi makanan
air hangat memiliki nilai median berlemak dan kadar garam yang
90,00 mmHg (Hipertensi grade 1) berlebihan. Selama proses penelitian,
dengan tekanan darah diastolik peneliti selalu memberikan sedikit
terendah sesudah dilakukan terapi penjelasan mengenai makan yang
rendam kaki air hangat 80 mmHg menyebabkan peningkatan tekanan
(Normal) dan tekanan darah diastolik darah.
Hal ini dibuktikan dengan didapatkan bahwa nilai p = 0,004
hasil penelitian yang dilakukan (<0,050), maka H0 ditolak sehingga
Ramayulis (2010) Kelebihan asupan dapat dikatakan bahwa ada perbedaan
lemak mengakibatkan kadar lemak tekanan darah yang signifikan
dalam tubuh meningkat, terutama sebelum dan sesudah dilakukan terapi
kolesterol yang menyebabkan rendam kaki air hangat pada penderita
kenaikan berat badan sehingga hipertensi.
volume darah mengalami Hal ini bisa disebabkan karena
peningkatan tekanan yang lebih besar. efek dari rendam kaki menggunakan
sejalan dengan penelitian yang air hangat menghasilkan energi kalor
dilakukan oleh Sangadji & Nurhayati yang bersifat mendilatasi pembuluh
(2014) menunjukkan bahwa proporsi darah dan melancarkan peredaran
kejadian hipertensi lebih tinggi pada darah juga merangsang saraf yang ada
responden yang sering pada kaki untuk mengaktifkan saraf
mengkonsumsi lemak lebih besar parasimpatis, sehingga menyebabkan
dibandingkan responden yang jarang perubahan tekanan darah.
mengkonsumsi lemak. Hal ini didukung oleh Destia,
Penelitian yang dilakukan Umi & Priyanto (2014) efek biologis
oleh Elvivin (2015) menunjukan dari panas atau hangat dapat
bahwa, kejadian hipertensi lebih menyebabkan dilatasi pembuluh
banyak ditemukan pada responden darah yang mengakibatkan
yang kebiasaan mengkonsumsi garam peningktatan sirkulasi darah, secara
lebih tinggi dibandingkan responden fisiologis respon tubuh terhadap
yang kebiasaan mengkonsumsi garam panas yang menyebabkan pembuluh
rendah. darah melebar, menurunkan
Berdasarkan hasi uji Wilcoxon kekentalan darah, menurunkan
pada tekanan darah sistolik sebelum ketegangan otot meningkatkan
dan sesudah didapatkan bahwa nilai p metabolisme jaringan dan
= 0,003 (< 0,050). Untuk hasil uji meningkatkan permeabilitas kapiler.
Wilcoxon pada tekanan darah Respon dari hangat inilah yang
diastolik sebelum dan sesudah dipergunakan untuk keperluan terapi
pada berbagai kondisi dan keadaan sistoliknya 133,7 mmHg dan diastolik
dalam tubuh. menjadi 85,2 mmHg.
Menurut walker (2011), IMPLIKASI KEPERAWATAN
merendam kaki menggunakan air Setelah dilakukan penelitian
hangat dapat melebarkan pembulu diperoleh hasil bahwa terdapat
darah dan meningkatkan sirkulasi pengaruh terapi rendam kaki air
darah. Hal ini juga dapat hangat terhadap tekanan darah pada
merelaksasikan seluruh tubuh dan lansia dengan hipertensi diwilayah
mengurangi kelelahan dari seharian kerja Puskesmas Rasau Jaya. Manfaat
beraktivitas. yang dirasakan oleh peneliti yaitu
Hal ini didukung oleh terdapat penurunan tekanan darah
penelitian Khoiro (2014) didapatkan setelah responden diberikan terapi
hasil rata-rata tekanan darah sebelum rendam kaki air hangat yang bedurasi
dilakukan terapi rendam kaki air 20 menit sebanyak 7 kali.
hangat sistoliknya 160 mmHg dan Selain itu responden merasa
rata-rata tekanan darah diastoliknya dirirnya lebih rileks dan tenang saat
100 mmHg. Setelah dilakukan terapi kaki direndam dengan air hangat.
rendam kaki air hangat rata-rata Berdasarkan observasi tekanan darah
tekanan darahnya mengalami yang dilakukan peneliti, hampir
penururnan sistoliknya 150 mmHg seluruh tekanan darah responden
dan diastolik 90 mmHg. mengalami penurunan yang
Sejalan dengan hasil signifikan, oleh karena itu terapi ini
penelitian Destia, Umi & Priyanto dapat dijadikan sebagai inspirasi
(2014) didapatkan rata-rata hasil intervensi yang dapat dilakukan oleh
penelitian sebelum dilakukan terapi tenaga keperawatan dirumah sakit
rendam kaki air hangat sitoliknya maupun secara mandiri untuk
152,8 mmHg dan diastolik 97,1 menurunkan tekanan darah serta
mmHg. Setalah diberikan terapi dapat dijadikan inspirasi untuk
rendam kaki air hangat tekanan darah penelitian lain agar dapat
responden menururun yaitu mengembangkan penelitian terhadap
penyakit hipertensi dan terapi-terapi
yang sesuai dengan bidang
keperawatan khususnya terapi
komplementer.
Pengerasan arteri
arteri SBP dan tekanan nadi Kecepatan nadi Ukuran akar aorta
Penebalan dinding aorta
Arteri DBP
Gelombang tekanan sebelumnya
menunjukan menambah tekanan
sistolik akhir ; gelombang arus
CBF sebelumnya menunjukan berkurang
dari aliran darah depan
Kontraksi miokard
Iskemia miokard Impedensi aorta dan LV
berkepanjangan
afterload (ketegangan
dinding)
Normalisasi parsial
LA Ukuran dari ketegangan
Pengisian LV yang Lambat Ddinding LV