Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SENAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES

SANTRI KELAS VII PONDOK PESANTREN DARUNNASYI’IN


KALIMANTAN BARAT

SALAMA
NIM I31111009

SKRIPSI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
Pengaruh Senam Terhadap Penurunan Tingkat Stres Santri Kelas VII
Pondok Pesantren Darunnasyi’in Kalimantan Barat

Salama*, Ichsan Budiharto**, Saiman**

Program Studi Keperawatan


Universitas Tanjungpura

xiii + 47 hal + 8 tabel + 1 skema + 6 lampiran

ABSTRAK
Latar Belakang: Remaja yang masuk pesantren mempunyai jadwal yang sangat
padat sehingga dapat memicu terjadinya stres pada individu yang tidak bisa
beradaptasi dengan baik. Bila tidak ditangan dengan baik dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian remaja yang akhirnya timbul tindakan yang negative
dengan sering melanggar dan tidak betah tinggal di Pesantren. Senam dipercaya
dapat menimbulkan hormon endorfin secara alami yang dapat mengikat energi
positif. Sehingga stres akan berkurang.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam
terhadap penurunan tingkat stres santri kelas VII Pondok Pesantren Darunnasyi’in
Kalimantan Barat.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment, dengan desain
pretest dan posttest tanpa kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah santri kelas
VII yang tinggal di Pondok Pesantren Darunnasyi’in Kalimantan Barat.
Menggunakan instrument Depression Anxiety Stress Scales (DASS). Analisa data
menggunakan uji t-dependent (paired sample t test).
Hasil: Analisa uji T berpasangan menunjukan nilai 0,000 (p<0,05) yang artinya
ada pengaruh olahraga senam terhadap penurunan tingkat stres santri kelas VII
yang tinggal di Pondok Pesantren Darunnasyi’in Kalimantan Barat.
Kesimpulan: Ada pengaruh olahraga senam terhadap penurunan tingkat stres
santri sebelum dan sesudah diberikan intervensi serta olahraga senam efektif
dalam menurunkan stres pada anak yang tinggal di pesantren

Kata kunci : Santri, Stres, Senam

iii
Effect of Gymnastic to Decrease Stress level of 7 th Grade Student In Pondok
Pesantren Darunnasyi’in West Kalimantan Barat

Salama*, Ichsan Budiharto**, Saiman**

Program Studi Keperawatan


Universitas Tanjungpura

Thesis, Juni 2015

xiii + 47 pages + 8 tables + 1 schemes + 6 appendixes

ABSTRACT
Background: Teens who stay at the boarding school have a very intense schedule
which may trigger students stress, especially for them who can not adapt well. If it
is not handled well, it can affect the development of students personality which
stimulate the students to break the rules and to feel uncomtortable for staying
there. Gymnastics produces endorfin hormone that increase the positive energy, so
stress will decrease.
Objective: The purpose of this research is to know the effect of exercise to
decrease stress level for 7 th grade student in Darunnasyi’in pesantren in west
Kalimantan Barat.
Method: This research uses Quasi Experiment, by design pretest and posttest
without control. The subject of this experiment is student who stay at Pesantren.
Using instrument Depression Anxiety Stress Scales (DASS). Data were analyzed
using t-test - dependent ( paired sample t test) .
Result: Analysis of paired T test showed the value of 0,000 (p<0,05) that means
there was an affect of gymnastic. to decrease stress levels of students of class VII
who stay at Darunnasyi’in Bording school of Kalimantan Barat.
Conclusion: There was an effect of gymnastycs to decrease stress of the students
before and after given intervension and gymnastics effectively decrease stress for
students who stay at Pesantren.

Keywords: Students, Stress, Excercise .

*Nursing Student Tanjungpura University


**Nursing Lecturer Tanjungpura University

iv
Pengaruh Senam Terhadap Penurunan Tingkat Stres Santri Kelas VII Pondok
Pesantren Darunnasyi’in Kuburaya
Salama *, Ichsan Budiharto**, Saiman**

Program Studi Keperawatan


Universitas Tanjungpura

xiii + 47 hal + 8 tabel + 1 skema + 6 lampiran

ABSTRAK
Latar Belakang: Remaja yang masuk pesantren mempunyai jadwal yang sangat padat
sehingga dapat memicu terjadinya stres pada individu yang tidak bisa beradaptasi dengan
baik. Bila tidak ditangan dengan baik dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian
remaja yang akhirnya timbul tindakan yang negative dengan sering melanggar dan tidak
betah tinggal di Pesantren. Senam dipercaya dapat menimbulkan hormon endorfin secara
alami yang dapat mengikat energi positif. Sehingga stres akan berkurang.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam terhadap
penurunan tingkat stres santri kelas VII Pondok Pesantren Darunnasyi’in Kuburaya.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment, dengan desain pretest dan
posttest tanpa kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah santri kelas VII yang tinggal di
Pondok Pesantren Darunnasyi’in Kuburaya. Menggunakan instrument Depression Anxiety
Stress Scales (DASS). Analisa data menggunakan uji t-dependent (paired sample t test).
Hasil: Analisa uji T berpasangan menunjukan nilai 0,000 (p<0,05) yang artinya ada pengaruh
olahraga senam terhadap penurunan tingkat stres santri kelas VII yang tinggal di Pondok
Pesantren Darunnasyi’in Kuburaya.
Kesimpulan: Ada pengaruh olahraga senam terhadap penurunan tingkat stres santri sebelum
dan sesudah diberikan intervensi serta olahraga senam efektif dalam menurunkan stres pada
anak yang tinggal di pesantren
Kata kunci : Santri, Stres, Senam
Effect of Exercise to Decrease Stress Level of Students of Class VII at Darunnasyi’in
Boarding School of Kalimantan Barat

Salama *, Ichsan Budiharto**, Saiman**

Program Studi Keperawatan


Universitas Tanjungpura

Thesis, Juni 2015

xiii + 47 pages + 8 tables + 1 schemes + 6 appendixes

ABSTRACT
Background: Teens who stay at the boarding school have a very intense schedule which may
trigger students stress, especially for them who can not adapt well. If it is not handled well, it
can affect the development of students personality which stimulate the students to break the
rules and to feel not endure for staying there. Gymnastics produces endorfin hormone that
increase the positive energy. So stress will decrease.
Objective: the purpose of this research is to know whether there is an influence of stress
decreasing to student grade VII at Darunnasyi’in, Kalimantan Barat.
Method: this research uses Quasi Experimental, by design pretest and posttest without
control. The subject of this experiment is the student who stay at dorminatory. Using
instrument Depression Anxiety Stress Scales (DASS). Data were analyzed using t-test -
dependent ( paired sample t test) .
Result: Analysis of paired T test showed the value of 0,000 (p<0,05) that means there is an
influence of gymnastics to decrease stress levels of students of class VII who stay at
Darunnasyi’in Bording school of Kalimantan Barat.
Conclusion: there is an influence of gymnastycs to decrease stress of the students before and
after given intervension and gymnastics effectively decrease tress to students who stay at
dorminatory.

Keywords: Students, Stress, Excersie .

*Nursing Student of Tanjungpura University


**Nursing Lecturer of Tanjungpura University
PENDAHULUAN jiwa atau 13 kali penduduk singapura
Masa remaja merupakan masa transisi (Marboen, 2012).
antara masa kanak-kanak dengan masa Remaja rentan mengalami
dewasa, yang melibatkan perubahan permasalahan dan stres karena remaja
biologis, kognitif dan sosio-emosional masih dalam keadaan labil dan emosi
(Santrock, 2007). Remaja atau berasal dari belum terbentuk secara matang. Seorang
bahasa latin “adolensence” yang berarti remaja memilih untuk melakukan
tumbuh menjadi dewasa. Istilah tindakan tampa berfikir panjang, hal
”adolensence” mempunyai arti yang lebih tersebut erat kaitannya dengan belum
luas yang mencakup kematangan mental, matangnya mental seorang remaja. Ada
emosional sosial dan fisik (Sari 2010). banyak alasan yang melatar belakangi
Menurut beberapa ahli, masa ini sering keadan stres pada remaja, antara lain
disebut dengan masa pubertas, selain tekanan yang ada di tempat mereka tinggal.
istilah pubertas digunakan istilah Selain di lingkungan sekolah, di
adolesens yaitu perubahan yang lebih lingkungan pesantren pun individu harus
ditekankan pada perubahan psikososial bergelut dengan berbagai tujuan dan
atau kematangan yang menyertai masa agenda pembelajaran yang memaksakan
pubertas dan relatif belum mencapai tahap anak untuk bisa beradaptasi dengan baik.
kematangan mental dan sosial sehingga Rutinitas kegiatan tersebut berlangsung
mereka harus menghadapi tekanan- dari pagi hingga malam sampai pagi lagi.
tekanan emosi dan sosial yang saling Mereka menghadapi kegiatan, orang,
bertentangan(Tarwoto dkk, 2010). lingkungan, dinamika dan romantika yang
World Health Organization (WHO) sama, (Riski Amalia, 2006). Para santri
memperkirakan jumlah remaja di dunia tinggal di asrama selama 24 jam penuh
pada tahun 2010 mencapai ± 1,2 milyar. sehingga dapat menimbulkan stres pada
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun remaja yang akan mempengaruhi pola
2010, jumlah penduduk di Indonesia perkembangan kepribadian. Beberapa
sebanyak 237,6 juta jiwa, dan 26,67 % gejala yang biasanya ditimbulkan antara
atau 63 juta jiwa diantaranya adalah lain: sering murung di dalam kelas,
remaja (10-24 tahun) (BKKBN, 2010). kurang bergairah dalam menjalani hidup
Alimoeso dari BKKBN menyatakan dan kehidupan, cenderung berprasangka
bahwa jumlah remaja diseluruh indonesia negatif dengan teman sebaya dan
tahun 2011 sebanyak 67 juta jiwa dan lingkungan, menyendiri, mudah
pada tahun 2012 adalah sebanyak 70 juta tersinggung dan sebagainya (Prawitasari,
2000). yang sudah menjadi kebijakan pihak
Berdasarkan studi pendahuluan yang pesantren tanpa adanya unsur paksaan.
peneliti lakukan di Pondok pesantren Salah satu cara yang dapat digunakan
Darunnasyiin dengan metode wawancara untuk mengatasi stres pada remaja yakni
yang dilakukan dengan guru dan salah dengan senam. Senam merupakan suatu
satu santri, didapatkan data bahwa santri cara yang dapat digunakan individu untuk
kelas VII sering menggunakan koping meminimalisir keadaan tertekan,
maladaptif dalam menyelesaikan masalah mengatasi perubahan yang terjadi, situasi
yang sedang mereka hadapi. Perilaku yang mengancam baik secara kognitif
tersebut antara lain melanggar peraturan, maupun perilaku (Nasir dan Muhith,
terlambat dan bolos. Permasalahan utama 2011). Senam merupakan suatu metode
yang sering dialami santri baru salah yang bisa dilakukan untuk menghilangkan
satunya adalah perasaan tertekan akibat stress, suatu kegiatan yang dilakukan
peraturan-peraturan yang ketat yang untuk mengikat energi positif. Energi
dijalankan pondok pesantren karena inilah yang akan mendatangkan
sistem pendidikan yang ada di pesantren ketentraman pada jiwa dan kebugaran pada
hampir berlangsung selama 24 jam. raga.
Masih banyak anak-anak di Pesantren TUJUAN
yang mengalami kesulitan dalam Mengetahui pengaruh senam terhadap
menyesuaikan diri, terutama anak-anak penurunan tingkat stres santri kelas VII di
kelas VII yang masuk Pesantren. Mereka Pondok Pesantren Darunnasyiin
cenderung pendiam, tidak suka berkumpul METODE
dengan teman dan lebih banyak Jenis penelitian ini adalah penelitian
menghabiskan waktunya dengan kuantitatif, dengan menggunakan desain
menangis. Seorang anak juga bahkan penelitian kuasi eksperimental dengan
pernah diberitakan kabur dari pesantren. rancangan one group pretest posttest
Peristiwa ini terjadi pada 5 April 2014 design. Populasi pada penelitian ini adalah
dengan alasan tidak betah di Pesantren. santri kelas VII yang tinggal di pondok
Oleh karena itu diperlukan suatu pesantren kuburaya. Sampel dalam
metode yang membuat anak tidak tegang penelitian ini yaitu santri kelas VII yang
dan membuat anak tidak merasa stres tinggal di pondok pesantren Darunnasyi’in
dalam melakukan kegiatan, sehingga anak Kuburaya yang diambil dengan
dapat memusatkan konsentrasinya pada menggunakan teknik sampling. Teknik
pembelajaran dan bisa mentaati peraturan sampling yang digunakan yaitu purposive
sampling. Variabel independen dalam Tabel 4.3
Hasil Uji T Berpasangan Tingkat Stres
penelitian ini yaitu stres sedangkan
Sebelum dan Sesudah Senam
variabel dependennya yaitu olahraga Alat
Variabel Mean Std. P
ukur yang digunakan yaitu DASS yang Deviation
stres Sebelum 37,25 2,671 0,000
berjumlah 15 soal dan telah diuji validitas
stres Sesudah 30,69 3,027
dan reliabilitasnya. Sumber : Data primer yang telah diolah (2015)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas


HASIL PENELITIAN
didapatkan data bahwa rata-rata skor stres
Penelitian ini dilakukan di pondok
sebelum dilakukan senam di Pondok
pesantren Darunnasyi’in Kuburaya pada
Pesantren Darunnasyiin Kalimantan Barat
tanggal 22-26 April 2015
yaitu 37,25 dengan standar deviasi 2,671
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden dan rata-rata skor stres sesudah dilakukan
kegiatan senam di Pondok Pesantren
Darunnasyiin Kuburaya yaitu 30,69
dengan standar deviasi 3,027. Berdasarkan
data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
p = 0,000 < 0,05 yang artinya Ha di terima
dan H0 ditolak karna ada pengaruh senam
Sumber : Data primer yang telah diolah (2015) terhadap tingkat stres santri kelas VII yang

Berdasarkan hasil analisis pada tabel tinggal di Pesantren Darunnasyiin

diatas dapat dilihat bahwa jumlah Kuburaya.

responden terbanyak adalah berjenis


kelamin perempuan sebanyak 9 orang PEMBAHASAN

(56,2%) sedangkan jumlah responden laki- 1. Karakteristik Responden

laki berjumlah 7 anak (43,8%). Sebanyak Berdasarkan Jenis Kelamin

15 orang anak (93,8%) memiliki tingkat Berdasarkan penelitian yang telah

stres sedang dan 1 orang anak (6,2%) dilakukan diperoleh data responden

memiliki tingkat stres berat sebelum berdasarkan jenis kelamin, santri putri

diberikan olahraga senam. Setelah terbukti lebih banyak mengalami stres

dilakukan senam didapatkan sebanyak 15 dibandingkan santri putra sesuai dengan

orang anak (93,8%) memiliki tingkat stres data yang telah diperoleh, yaitu laki-

sedang dan 1 orang anak (6,2%) memiliki laki sebanyak 7 orang (43%) dan

tingkat stres ringan perempuan sebanyak 9 orang (56,2%).


Hal ini dipengaruhi oleh responden 2. Tingkat stres santri kelas VII Pondok
wanita yang berjumlah lebih banyak di Pesantren Darunnasyiin Kuburaya
Pondok Pesantren Darunnasyiin. Hasil Sebelum dan Sesudah dilakukan
penelitian tersebut di perkuat oleh kegiatan senam
penelitian yang dilakukan oleh Ayu Berdasarkan hasil pengukuran yang
Fitriah dkk (2012) yang menyatakan dilakukan peneliti terhadap 16
bahwa keadaan hormonal antara laki- responden dengan menggunakan
laki dan perempuan merupakan salah instrumen penelitian Depression
satu hal penting dalam penyesuaian diri Anxiety Stress Scales (DASS), sebelum
pada kondisi fisik dan psikis. dilakukan kegiatan senam didapatkan
Brizendine (2007) mengemukakan bahwa 93% responden memiliki tingkat
bahwa peranan penting hormon stres sedang. Saat ditemui sebagian dari
testosteron dan progesteron diduga responden megalami tanda-tanda stres
mampu mempengaruhi peningkatan seperti merasa mudah lelah dan capek,
agresivitas sehingga laki-laki cenderung merasa cemas yang berlebihan terhadap
stabil ketika beraktivitas, sedangkan hal yang belum pasti. Hal ini sesuai
hormon estrogen diduga mempengaruhi dengan yang dikatakan oleh Walter
psikis dan perasaan perempuan pada Cannon dalam (Kresna, 2014) bahwa
kondisi tertentu, hal ini yang seorang yang mengalami stres memiliki
membedakan respon terhadap konflik gejala psikologis seperti jantung
antra laki-laki dan perempuan. berpacu lebih dari biasanya,
Penjelasan diatas sejalan dengan berkeringat, dan sulit bernafas.
pendapat yang dikemukakan oleh Setelah dilakukan kegiatan senam
(Zulkarnain dan Novliadi, 2009) yang selama 30 menit selama 5 hari berturut-
menyatakan bahwa perempuan lebih turut yang dilakukan pada pagi hari
peka dengan emosi yang dialami, yang yang kemudian dilakukan pengukuran
pada akhirnya juga peka terhadap kembali menggunakan instrumen
perasaan-perasaan cemas sehingga penelitian yang sama yaitu Depression
menimbulkan perasaan tertekan. Anxiety Stress Scales (DASS)
didapatkan hasil 15 anak memiliki
tingkat stres sedang dan hanya 1 anak
yang memiliki tingkat stres berat dan
hampir seluruh anak mengalami
penurunan skor stres setelah dilakukan skor stres sesudah dilakukan senam
senam dimana hal ini menunjukan bahwa Ha
direrima sebab ada pengaruh senam
3. Pengaruh Senam Terhadap Tingkat dalam penurunan tingkat stres santri
Stres Santri Kelas VII Pondok kelas VII yang tinggal di Pondok
Pesantre Darunnasyiin Kuburaya Pesantren Darunnasyiin Kuburaya.
Dari penelitian ini terlihat ada Olahraga mampu menghambat
pengaruh senam terhadap santri kelas sekresi Adenocorticotropin Hormon
VII yang diberikan perlakuan, dengan (ACTH) dan kortisol (Siswanto, 2006),
penurunan skor rata-rata sebelum di olahraga mengakibatkan detak jantung
berikan senam 37,25 selain itu, nilai bekerja lebih cepat, yang
skala pretes terendah adalah 32 dan mengakibatkan tekanan darah
nilai pretes tertinggi adalah 41 meningkat dan kadar oksigen dalam
Responden dilakukan pengukuran darah juga meningkat yang diakibatkan
kembali setelah di berikan senam nafas bertambah cepat, menurunkan
dengan alat ukur yang sama, dan sekresi ACTH dan kadar kortisol dalam
diperoleh jumlah rata-rata skor tingkat darah, ACTH yang menurun akan
stres yaitu 30,69 mean sesudah merangsang peningkatan produksi
dilakukan senam dari hasil yang sudah serotonin dan endorfin otak yang
diperoleh terdapat pernurunan skor stres mengakibatkan perasaan yang nyaman
dari nilai mean sebelum diberikan dan rileks.
senam. Ini menunjukan bahwa ada Impuls yang sampai ke otak akan
penurunan tingkat stres pada santri yang mempengaruhi otak untuk
mengikuti senam. Skor tingkat stres memunculkan hormon endorfin yaitu
tertinggi pada saat postes adalah 37 dan hormon kebahagian yang bereaksi
nilai terrendah pada saat postes adalah sebagaimana morfin yaitu dapat
25. Pada penelitian yang dilakukan di membuat merasa tenang, nyaman, dan
Pondok Pesantren Darunnasyi’in rentan rileks (Haruyama, 2011). Kerja
penurunan skor stres adalah 3-10. endorfin sangat dipengaruhi oleh
Berdasarkan hasil uji T neurotransmitter yang dinamakan
berpasangan diperoleh bahwa nilai serotonin. Serotonin dapat
p(0,000) ≤ 0,05 maka dapat mempengaruhi sebagian besar fungsi
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang otak seperti nafsu makan, belajar,
signifikan antara skor stres sebelum dan memori, mood, serta perilaku sosial.
Tanpa serotonin efek dari hormon holistik dengan memperhatikan aspek
endorfin tidak dapat dirasakan bahkan kesehatan jasmani yang terus di
tanpa serotonin seseorang akan sangat terapkan. Hasil dari penelitian ini juga
mudah stres (Muhtadi, 2014) diharapkan bisa membantu pihak
pesantren dalam upaya menurunkan
KESIMPULAN tingkat stres yang dialami santri, dan
Berdasarkan hasil penelitian dan santri dapat menjalankan aktifitas
pembahasan pengaruh olahraga terhadap sehari-hari tampa adanya perasaan
tingkat stres santri kelas VII yang tinggal tertekan yang mengakibatkan stres pada
di Pondok Pesantren Darunnasyiin santri.
Kuburaya, maka dapat disimpulkan 2. Bagi Institusi Keperawatan
sebagian besar responden berjenis kelamin Hasil dari penelitian ini diharapkan
wanita dengan rata-rata tingkat stres berat dapat memperkaya ilmu pengetahuan
sebelum dilakukan senam adalah 37,25 dalam bidang keperawatan untuk
dan mengalami penurunan menjadi 30,69 melakukan asuhan keperawatan
setelah dilakukan senam berdasarkan khususnya mengenai dampak positif
analisa data yang diperoleh dapat ditarik olahraga terhadap penurunan tingkat
kesimpulan bahwa ada pengaruh kegiatan stres dan dapat dijadikan sebagai
olahraga dengan senam terhadap sumber pembelajaran.
penurunan tingkat stres sebelum dan 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
sesudah dilakukan intervensi. Hasil dari penelitian ini diharapkan
SARAN dapat menjadi inspirasi dan sumber
1. Bagi Pondok Pesantren Darunnasyiin infformasi yang dapat digunakan untuk
Hasil dari penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang
dapat membantu pihak Pesantren dalam pelaksanaan stres yang dialami santri
upaya dalam meminimalisir tingkat kelas VII yang tinggal di pesantren.
stres santri dan menjadikan senam Untuk penelitian lain agar dapat
sebagai salah satu program yang dapat mengembangkan penelitian terhadap
dilakukan secara berkala sebagai upaya tingkat stres santri kelas VII yang
prefentif dan promotif dalam tinggal di pesantren dengan
meningkatkan kesejahteraan santri memberikan aktifitas fisik seperti
khususnya santri baru yang tinggal senam
dilingkungan pesantren yang bersifat

Anda mungkin juga menyukai