Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FENOMENA INDUKSI ELEKTROMAGNETIK DALAM


KEHIDUPAN SEHARI HARI
Disusun Oleh :

FALBIANZA

XII MIPA 5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena anugerah dan rahmat-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Induksi Magnetik ini tepat
waktu. Dalam makalah ini dijelaskan tentang pengertian induksi magnetik,
penerapan induksi magnetik dan penerapan dalam hidup sehari hari.

Makalah ini masih jauh dari yang diharapkan, baik pengetikan, penataan dan
sebagainya. Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata penulis berharap, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat                     
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I.PENDAHULUAN............................................................................... 4

1.1.Latar Belakang................................................................................ 4

1.2.Rumusan Masalah........................................................................... 4

1.3.Tujuan............................................................................................. 4

BAB II.PEMBAHASAN ................................................................................ 6

2.1.Pengertian Induksi Elektromagnetik............................................... 6

2.2.Fluks Magnetik............................................................................... 6

2.3.Hukum Faraday ............................................................................. 7

2.4.Hukum Lenz................................................................................... 9

2.5.GGL Induksi .................................................................................. 10

2.6.Terjadinya induksi elektromagnetik................................................... 11

2.7.Alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik

...................................................................................................................... 12

2.8.Penerapan Induksi Elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.

...................................................................................................................... 13

BAB III.PENUTUP......................................................................................... 15
3.1.Kesimpulan.................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keterkaitan antara magnet dan listrik ditemukan pertamakali oleh
salah seorang ilmuan Fisika pada tahun 1820. Penemuan itu telah berhasil
membuktikan bahwa arus listrik dapat menimbulkan sebuah medan magnet.
Berawal dari penemuan itu, para ilmuan lain akhirnya berpikir bahwa ada
kemungkinan besar hal sebaliknya juga dapat terjadi, yakni medan magnet
menghasilkan arus listrik. Hingga pada tahun 1822 salah seorang ilmuan
Fisika lain akhirnya berhasil membuktikan bahwa keyakinan sejumlah
ilmuan itu benar, medan magnet juga dapat menghasilkan arus listrik.
Hingga saat ini penemuan Fisika tersebut telah diterapkan di berbagai
aplikasi di dunia kelistrikan.
Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan
Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat
menimbulkan arus listrik.
Berdasarkan percobaan, ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam
kumparan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang.Jika kutub utara
magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum galvanometer menyimpang
ke kanan.Jika magnet diam dalam kumparan, jarum galvanometer tidak
menyimpang.
Jika kutub utara magnet digerakkan menjauhi kumparan, jarum galvanometer
menyimpang ke kiri.Penyimpangan jarum galvanometer tersebut
menunjukkan bahwa pada kedua ujung kumparan terdapat arus
listrik.Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi
elektromagnetik. Adapun beda potensial yang timbul pada ujung kumparan
disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi. Terjadinya GGL induksi dapat
dijelaskan seperti berikut.Jika kutub utara magnet didekatkan ke kumparan.
Jumlah garis gaya yang masuk kumparan makin banyak. Perubahan jumlah
garis gaya itulah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan jarum
galvanometer. Hal yang sama juga akan terjadi jika magnet digerakkan
keluar dari kumparan. Akan tetapi, arah simpangan jarum galvanometer
berlawanan

dengan penyimpangan semula.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa


penyebab timbulnya GGL induksi adalah perubahan garis gaya magnet yang
di lingkupi oleh kumparan. Hukum induksi Faraday adalah hukum dasar
elektromagnetisme yang memprediksi bagaimana medan magnet
berinteraksi dengan rangkaian listrik untuk menghasilkan gaya gerak listrik-
fenomena yang disebut sebagai induksi elektromagnetik. Hukum ini
adalah prinsip dasar operasi transformator, induktor, dan banyak tipe
motor litrik, generator listrik, dan solenoid.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian diatas dilihat dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penulisan
makalah ini:
1. Apa pengertian induksi magnetik ?
2. Apa yang dimaksud dengan fluks magnetik?
3. Apa yang dimaksud dengan hukum faraday?
4. Apa yang dimaksud dengan hukum Lenz?
5. Apa yang dimaksud dengan GGL induksi serta faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhinya?
6. Bagaimana terjadinya induksi magnetik?
7. Apa saja alat-alat yang bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik?
8. Bagaimana penerapan induksi elektromagnetik dalam kehidupan
sehari-hari?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
antara lain
1. Untuk mengetahui pengertian induksi magnetik.
2. Untuk mengetahui apa itu fluks magnetik
3. Untuk mengetahui apa itu hukum faraday
4. Untuk mengetahuiapa itu hukum Lenz
5. Untuk mengetahui GGL induksi serta faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya.
6. Untuk mengatahui proses terjadinya induksi magnetik.
7. Untuk mengetahui alat-alat yang bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik.
8. Untuk mengetahui penerapan induksi elektromagnetik dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Induksi Elektromagnetik


Kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan, Induksi Magnet adalah
kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang mengalir dalam konduktor.
Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat
dibolak-balik.

Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet


dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet menimbulkan listrik). Sebuah 
magnet  yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat
menghasilkan arus  listrik pada kumparan  itu. Galvanometer merupakan  alat 
yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang
mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada
kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri.
Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang
digerakkan keluar dan masuk   pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus
listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak
listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi.
Arus listrik hanya timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam  di
dalam  kumparan,  di ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.       

2.2 Fluks Magnetik


Kesimpulan Farad terait Elektromagnetik juga memperkenalkan suatu
besaran yang dinamakan fluks magnetik. Fluks magnetik ini menyatakan
jumlah garis-garis gaya magnet yang mempengaruhi Indusksi
Elektromagnetik. Farad kemudian menuliskannya dalam sebuah
perumusan
Φ=B . A . cos θ
Φ=fluks magnetik ( weber atau Wb )

B=I nduksi magnetik


( Wb
m )
2

A=luas penampang m2
cosθ=Sudut antara induksi magnet

Sehingga dari perumusan diatas dapat diketahui bahwa Induksi Elektromagnetik


dapat dilaksanakan dalam berbagai metode yakni:

Menggerakkan loop / penghantar di dalam medan magnet sehingga menghasil


perubahan luas penampang.

Menggerakkan batang magnet terhadap kumparan sehingga menghasilkan


perubahan garis garis gaya magnet (B).
Kumparan / penghantar berputar pada medan magnet yang menghasilkan
perubahan sudut. (θ)

2.3 Hukum Faraday


Hukum induksi Faraday dilambangkan dengan fluks
magnetik ΦB melalui permukaan hipotesis Σ dengan pembatasnya adalah loop
kawat. Karena loop kawat dapat bergerak, maka dituliskan sebagai Σ(t).
Fluks magnetik didefinisikan dengan integral permukaan:


ϕ B= ∬ B ( r ,t ) . dA



(t )

dengan dA adalah elemen luas permukaan dari permukaan bergerak


Σ(t), B adalah medan magnetik, dan B·dA adalah perkalian vektor dot. Fluks
magnetik melalui loop kawat berbanding lurus dengan garis medan
magnet yang lewat melalui loop.

Ketika fluks berubah karena B berubah, maka Hukum Faraday


mengatakan bahwa loop kawat akan mendapat gaya gerak
listrik, didefinisikan sebagai energi yang ada dari muatan yang telah
mengelilingi loop kawat. Equivalently, it is the voltage that would be
measured by cutting the wire to create an open circuit, and attaching a
voltmeter to the leads.

Hukum Faraday juga menyatakan bahwa gaya gerak listrik


sama dengan perubahan fluks magnetik tiap waktu adalah gaya
gerak listrik (EMF) dan ΦB adalah fluks magnetik. Arah gaya gerak listrik
dituliskan dalam Hukum Lenz's. Untuk kawat yang terdiri dari N lilitan yang
identik, Hukum Faraday menyatakan bahwa dengan N adalah jumlah lilitan
kawat dan ΦB adalah fluks magnet pada loop tunggal.

Konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh Michael


Faraday, yang melakukan penelitian untuk menentukan faktor yang
memengaruhi besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi
sangat bergantung pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubahan
medan magnetik, ggl yang diinduksi semakin besar. Di sisi lain, ggl tidak
sebanding dengan laju perubahan medan magnetik B, tetapi sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik, B Φ , yang bergerak melintasi loop
seluas A, yang secara matematis fluks magnetik tersebut dinyatakan sebagai
berikut:

Φ = B.A
cos θ

Dengan B sama dengan rapat fluks magnetik, yaitu banyaknya fluks garis
gaya magnetik per satuan luas penampang yang ditembus garis gaya fluks
magnetik tegak lurus, dan θ adalah sudut antara B dengan garis yang tegak
lurus permukaan kumparan. Jika permukaan kumparan tegak lurus B, θ = 90o
dan B Φ = 0, tetapi jika B sejajar terhadap kumparan, θ = 0o, sehingga:

BΦ=B . A

Di mana kumparan berupa bujur sangkar bersisi i seluas A = I Garis B


dapat digambarkan sedemikian rupa sehingga jumlah garis per satuan luas
sebanding dengan kuat medan. Jadi, fluks B Φ dapat dianggap sebanding
dengan jumlah garis yang melewati kumparan. Besarnya fluks magnetik
dinyatakan dalam satuan weber (Wb) yang setara dengan tesla.meter2 (1Wb =
1 T.m2).

Dari definisi fluks tersebut, dapat dinyatakan bahwa jika fluks yang melalui
loop kawat penghantar dengan N lilitan berubah sebesar ΔΦB dalam waktu Δt
, maka besarnya ggl induksi adalah:

ε =−N . Δ t / ΔϕB

Yang dikenal dengan Hukum Induksi Faraday, yang berbunyi: “gaya gerak
listrik (ggl) induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loop penghantar
berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh
loop penghantar tersebut”. Tanda negatif pada persamaan menunjukkan arah ggl
induksi.

Jika penghantar bergerak dengan kecepatan v maka akan timbul gaya Lenz
yang arahnya berlawanan sesuai dengan Hukum Lenz.

2.4 Hukum Lenz


Berdasarkan hukum Faraday, telah kita ketahui bahwa perubahan fluks
magnetik akan menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung
kumparan. Apabila kedua ujung

kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki


hambatan tertentu akan mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda
potensial yang terjadi disebut ggl induksi. Faraday pada saat itu baru dapat
menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum menentukan ke
mana arah arus induksi yang timbul pada rangkaian/kumparan. Arah arus
induksi yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz pada tahun
1834 yang lebih dikenal dengan hukum Lenz.

Bunyi hukum Lenz adalah sebagai berikut :

Apabila ggl induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup


dengan hambatan tertentu, maka mengalirlah arus listrik. Arus ini dinamakan
dengan arus induksi. Arus induksi dan ggl induksi hanya ada selama
perubahan fluks magnetik terjadi. Hukum Lenz menjelaskan mengenai arus
induksi, yang berarti bahwa hukum tersebut berlaku hanya kepada
rangkaian penghantar yang tertutup. Hukum ini dinyatakan oleh
Heinrich Friedrich Lenz (1804 - 1865), yang sebenarnya merupakan suatu
bentuk hukum kekekalan energi. Hukum Lenz menyatakan bahwa:

“ggl induksi selalu membangkitkan arus yang medan magnetnya berlawanan


dengan asal perubahan fluks”.

Perubahan fluks akan menginduksi ggl yang menimbulkan arus di


dalam kumparan, dan arus induksi ini membangkitkan medan magnetnya
sendiri
2.5GGL Induksi

Istilah GGL Induksi sering kita dengar dalam metode Induksi


Elektromagnetik dengan menggerakkan batang magnet dalam kumparan.
Ketika kutub utara batang magnet digerakkan masuk kedalam kumparan,
maka jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat pada kumparan akan
bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis gaya pada ujung-ujung
kumparan inilah yang dinamakan Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi.
Arus listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL
Induksi. Namun, jarum galvanometer yang dihubungkan pada kumparan
hanya bergerak saat magnet digerakkan keluar masuk kumparan.
Sehingga Arus listrik hanya timbul pada saat magnet bergerak. Jika
magnet diam di dalam kumparan, maka di ujung kumparan tidak terjadi
arus listrik.
Penyebab terjadinya GGL induksi :
a) Kutub utara batang magnet digerakkan masuk kedalam kumparan

b) Kutub utara batang magnet digerakkan keluar dari dalam kumparan

Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari


dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat di dalam
kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah garis-garis gaya ini juga
menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan.

c) Kutub utara batang magnet diam di dalam kumparan


Ketika kutub utara magnet batang diam di dalam kumparan,
jumlah garis- garis gaya magnet di dalam kumparan tidak
terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis gaya tetap, maka
pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi.
Faktor yang mempengaruhi GGL induksi
a) Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-
garis gaya magnet.
b) Jumlah lilitan kumparan.
c) Medan magnet
Faktor tersebut dirumuskan dalam :

Δϕ
ε =−N ( )
Δt

ε =ggl induksi (volt )

N= jumlah lilitan dan tandanegatif dari hukumlen z

Δϕ
=laju perubahan fluks magnetik
Δt

2.6Terjadinya induksi elektromagnetik

Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum galvanometer


menyimpang ke salah satu arah yaitu ke kanan. Jarum galvanometer segera
kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet tersebut didiamkan
sejenak  di dalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan, maka jarum
galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan misalnya ke kiri.

Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir


dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul
beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan.
Beda potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).

Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis


gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada
arus yang mengalir). Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum
galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang
magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis gaya magnetik yang
memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan).
Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan,
maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus
listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang
memotong kumparan disebut arus induksi.
2.7Alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik
1. Generator

Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi
energi listrik.
Ada dua jenis generator, yaitu :

a. Generator arus bolak balik (AC) atau alternator.


b. Generator arus searah (DC)

Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan arus searah hanya terletak
pada bentuk cincin luncur yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan. Pada
generator arus bolak-balik terdapat dua buah cincin luncur, sedangkan pada
generator arus searah terdapat sebuah cincin yang terbelah di tengahnya (cincin
belah atau komutator).

Contoh generator arus bolak balik ;

- Dinamo sepeda
- Generator AC pembangkit listrik.

2. Transformator
Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC
disebut transformator (trafo). Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input
dan terminal output. Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal
output terdapat pada kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan diubah
dihubungkan dengan terminal input. Adapun, hasil pengubahan tegangan
diperoleh pada terminal output. Prinsip kerja transformator menerapkan peristiwa
induksi magnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus AC, inti besi yang
dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet). Karena arus AC, pada
elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet. Perubahan garis gaya
tersebut akan bergeser ke kumparan sekunder. Dengan demikian, pada kumparan
sekunder juga terjadi perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan
GGL induksi pada kumparan sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan
adalah arus AC yang besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder. Bagian
utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-lapis, kumparan primer,
dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang dihubungkan dengan PLN
sebagai tegangan masukan (input) yang akan dinaikkan atau diturunkan.
Kumparan sekunder dihubungkan dengan beban sebagai tegangan keluaran
(output).

2.8Penerapan Induksi Elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.


Induksi Elektromagnetik telah digunakan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan manusia di segala sektor, termasuk didalamnya adalah sektor
industri maritim. Berikut ini adalah beberapa aplikasi penerapan Induksi
Elektromagnetik di kehidupan sehari-hari.
1. Aplikasi di Industri Maritim

Pernahkah kita bertanya bagaimana kita dapat menggunakan listrik di


kapal, sekalipun kapal tersebut tidak mendapatkan pasokan listrik dari
perusahaan pembangkit listrik seperti PLN? Jawabannya adalah, kapal
tesebut menggunakan generator sebagai sumber penghasil listriknya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip kerja generator
adalah menggunkan metode Induksi Elektromagnetik. Generator
merubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Generator listrik memiliki jumlah kumparan penghantar yang banyak dan
diletakkan di medan magnet yang sangat kuat. Kumparan ini adalah
bagian dari generator yang bergerak, dan disebut sebagai rotor.
Sedangkan magnet disebut sebagai bagian generator yang diam atau
disebut stator. Kemudian kumparan ini berputar di medan magnet
dan memotong garis gaya medan magnet sehingga terjadilah GGL
Induksi. Kumparan penghantar itu disambungka pada rangkaian tertutup
sehingga GGL Induksi tersebut menghasilkan arus listrik

2. Aplikasi di kehidupan sehari-hari

Kita pasti sudah sering mendengar peralatan elektronik bernama travo.


Travo digunakan sebagai alat untuk meurunkan (step down travo) dan
menaikkan tegangan (step down travo). Travo adalah alat dengan prinsip
kerja transformater yang menggunakan Induksi Elektromagnetik. Hampir
semua peralatan elektronik memasang komponen transformator pada
rangkaian didaamnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Timbulnya gaya listrik (GGL) pada kumparan hanya apabila terjadi perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet.Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir dinamakan
arus induksi dan peristiwanya disebut induksi elektromagnetik. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu:

Kecepatan perubahan medan magnet. Semakin cepat perubahan medan magnet, maka
GGL

induksi yang timbul semakin besar.

Banyaknya lilitan Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin
besar.Kekuatan magnet Semakin kuat gelaja kemagnetannya, maka GGL induksi yang
timbul jugasemakin besar

Untuk memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan dapat dengan jalan


memasukkan inti besi lunak. GGL induksi dapat ditimbulkan dengan cara lain yaitu:

1. Memutar magnet di dekat kumparan atau memutar kumparan di dekat magnet. Maka
kedua ujung kumparan akan timbul GGL induksi.

2. Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada kumparan primer yang
di dekatnya terletak kumparan sekunder maka kedua ujung kumparan sekunder dapat
timbul GGL induksi.

3. Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan sekunder didekatkan


dapat timbul GGL induksi. Arus induksi yang timbul adalah arus AC dan gaya gerak listrik
induksi adalah GGL AC.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.crayonpedia.org/mw/INDUKSI_ELEKTROMAGNETIK.Sukis_Wari
yono

https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_Lorentz

http://listrikd3.itn.ac.id/asset/download/2013-08-23-12-48-31_Magnet.pdf

http://listrikd3.itn.ac.id/asset/download/2013-08-23-12-49-52_gnetik.pdf

Anda mungkin juga menyukai