Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan sebagai tekanan darah persisten dengan

tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolic

lebih dari 90 mmHg (Brunner,2016). Ditandai dengan gejala sakit

kepala atau pusing, mudah terpacing emosi,(Nanda,2015), perasaan

berputar rasa ingin jatuh, berdebar atau detak jantung cepat

(Aspiani,2016). Hipertensi diklasipikasikan jadi dua yaitu klasifikasi

primer dan klasifikasi sekunder, dimana penyebab hipertensi primer

ini adalah mulitifaktor, terdiri dari dua factor yaitu factor genetic

dan factor lingkungan sekedangkan hipertensi sekunder disebabkan

penyakit ginjal,penyakit endokrin dan obat obatan (Mannurung,

2018), adapun penyebab lain menurut tahun 2016 (Aspiani)

hipetensi perimer disebabkan oleh factor keturunan dan kebiasaan

hidup sedangkan penyebab lain dari hipertensi sekunder stenosis

arteri renalis, komplikasi hipertensi meliputi infark miokard, stroke,

gagal ginjal (Kowalak,2017), adapun komplikasi lain pada tahun

2015 (Hariyanto) meliputi transien iskemik attact, gagal jantung dan

distrtmia jantung.

Menurut Institefor Healdth Metrics and Evaluation (IHME,

2017), mengungkapkan bahwah dari 53,3 juta jiwa kematian didunia


terdapat penyebab kematian tertinggi dikarenakan penyakit atau

gangguan kardiovaskuler sebanyak 33,1%, sedangkkan pada

gangguan sitem yang lain seperti kanker 16,7%, diabetes melitus

dan gangguan endokrin 6% dan saluran pernapas sebesar 4,8%.

Menurut (riskesdes, 2018) bahwah diindonesia prevalensi

hipertensia tertinggi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk

umur ≥18 tahun menurut provinsi Sumatra selatan dikota palembang

30,44% jiwa, sedangkan berdasarkan proporsi minum obat anti

hipertensi secara rutin pada penduduk umur ≥18 tahun dengan

hipertensi menurut karaktristik (riskesdas,2018) yang tertinggi

kelompok jenis kelamin perempuan 55,19%.

Penatalaksana hipertensi ada dua yaitu parmakologi dan

nonparmakologi dimana parmakologi menggunakan obat-obatan

diuretic dengan kandungan Chlorthalidon, Hydromox, Lasix,

Aldactone, dimana diuretic bekerja berbagai mekanisme untuk

mengurangi curah jantung dengan cara mendorong ginjal

meningkatkan eksresi garam dan airnya (Aspiani,2016). Sedangkan

non-farmakologi mencakup penurunan berat badan ; pembatasan

alkhohol dan natrium; olaraga teratur dan relaksasi. Diet DASH

(Dietary Approaches to Stop Hypertension) tinggi buah dan sayur,

serta produksi susu rendah lemak telah terbukti menurunkan tekanan

darah tinggi.
Penelitian sebelumnya menurut jurnal wpriyantari me

yatakan hasil dari intervensi yang diberikan senam ergonomic

selaras dengan dengan penelitian Syahrani (2017) dengan judul “

Pengaruh Senam Ergonomi Terhadap Tekanan Darah Sistolik Pada

Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Mulya 3 Margaguna Jakarta Selatan” menyatakan hasil dari

penelitian diperoleh menyatakan bahwah rata rata penurunana

tekanan darah sistolik setelah melakukan senam ergonomic pada

hari pertama 18,47 mmHg. Rata-rata penurunan tekanan darah

sistolik setelah melakukan senam ergonomic pada hari ke tiga 9,95

mmHg, rata-rata penurunan tekanan darah sistolik setelah

melakukan senam ergonomic pada hari ke lima 9,35 mmHg dan

rata-rata penurunan darah sistolik setelah melakukan senam

ergonomic pada hari ke enam 10,53 mmHg. Rata- rata penurunan

dalam dua minggu sebanyak enam hari yaitu 11,29 mmHg. Dari

hasil uji statistik dari keenam hari penelitian diperoleh terdapat

pengaruh senam ergonomic terhadap tekanan darah sistolik pada

lansia hipertensi dan sejalan juga dengan penelitian Moomina

(2019) denagn judul pemberian “Senam Ergonomic dapat

Menurunkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi” menyatakan

hasil dari pemeberian senam ergonomic didapatkan bahwah senam

ergonomic efektifitas menurunkan salah satu tekanan darah dalam

tiga hari. Penelitian ini selajan juga denagn penelitian Tutty (2019)
dengan judul “Senam Jntung Efektif Menurunkan Hipetensi Pada

Lansia” yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah

sebelum dan sesudah diberikan latihan senam jantung, dan

penelitian ini sejalan juga denan penelitian Devilistiana (2018)

dengan judul “Perbedaan Efektivitas Senam Jantung Sehat Dan

Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi Di Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu Tahun 2018”

menyatakan senam jantung sehat terdapat efektivitas menurunkan

tekanan darah pada lansia di Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu

tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai