LINGKUNGAN SEKOLAH
DI TENGAH PANDEMI COVID-19
SMA N 3 MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan panduan pelaksanaan MPLS di Tengah Pandemi
Covid-19. Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberi dukungan serta bantuannya sehingga panduan ini bisa selesai. Semoga
Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang membantu dalam penyusunan hingga
terselesaikannya panduan ini.
Kami menyadari bahwa panduan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran,
masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca dan pengguna
panduan ini. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam panduan ini, maka akan
dilakukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut demi semakin baik dan sempurnanya
panduan ini.
HALAMAN DEPAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum 2
C. Tujuan 3
BAB II KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman (Reward No Punishment) 4
B. Pendidikan Keluarga 6
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 9
D. Pencegahan Covid-19 11
E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Daring 16
F. Konsep MPLS “Health & Reward” 17
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN
1. Pra MPLS 21
2. Kegiatan MPLS 21
BAB IV INSTRUMEN EVALUASI
A. Kegiatan Spiritual 25
B. Kegiatan Sosial 27
C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 35
D. Pengertian Perhatian Orang Tua 42
BAB V PENUTUP
REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang pembagian urusan
pendidikan antara pemerintah pusat dan daerah.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 11 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
7. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
C. Tujuan
Tujuan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta Didik Baru, antara lain:
1. mengenali potensi diri peserta didik baru;
2. membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya,
antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;
3. menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara elajar efektif sebagai peserta didik
baru;
4. mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya;
5. menumbuhkan perilaku positif, antara lain: kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup
bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memilki nilai integritas, etos kerja,
dan semangat gotong royong.
BAB II
KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan, antara lain: penguatan komunikais dua arah,
Pendidikan orang tua, kegiatan sukarela, belajar di rumah, dan kolaborasi dengan masyarakat.
Bentuk pelibatan orang tua dalam Pendidikan keluarga, seperti: pertemuan dengan wali kelas,
mengikuti kelas orang tua, hadir sebagai narasumber dalam kelas inspirasi, membantu proses
belajar peserat didik di rumah dan menyelenggarakan pentas kelas pada akhir tahun
pembelajaran. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran dan pengenalan lingkungan
sekolah dari rumah adalah dukungan orang tua. Bentuk dukungan orang tua tersebut, antara
lain:
Beribadah Bersama sesuai agamanya
Sarapan Bersama sebelum beraktivitas
Berpamitan sebelum berpergian
Menyambut anak saat pulang sekolah
Memberitahu saat anak terlambat pulang
Menjadi pendengar yang baik bagi anak
Mendukung anak untuk belajar
Memberikan rasa aman dan nyaman
Menjalin komunikasi dengan sekolah
Membiasakan hidup bersih dan sehat
Melakukan kegiatan Bersama keluarga
Mendukung minat dan potensi
Dalam pengasuhan anak tidak menggunakan kekerasan
Kegiatan Wajib
Kegiatan pengenalan warga sekolah;
Kegiatan pengenalan sejarah, logo sekolah dan maknanya, lagu mars
sekolah, visi-misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib
sekolah;
Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan
memegang prinsip persamaan hak seluruh siswa;
Pengenalan stakeholders sekolah lainnya.
Kegiatan Pilihan
Pengenalan tata cara dan etika makan, tata cara penggunaan fasilitas
toilet, dan tata cara berpakaian/sepatu;
Mengajak peserta didik berkeliling ke seluruh area sekolah, sambil
menjelaskan setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di
sekolah serta kegunaannya (dilakukan secara daring dengan
video/sketsa denah, dan lain-lain)
Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekitar sekolah;
Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan sarana
prasarana sekolah dan fasilitas-fasilitas umum;
Kegiatan simulasi penanggulangan bencana;
Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah;
Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi,
termasuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundangundangan
terkait.
3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta
didik baru
Kegiatan Wajib
Simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi
dan semangat belajar peserta didik;
Prestasi yang pernah diraih oleh Guru, peserta didik dan kepala sekolah
pada sekolah tersebut baik yang bersifat akademis maupun
nonakademis.
Kegiatan pengenalan etika komunikasi, termasuk tata cara
menyapa/berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Kegiatan Pilihan:
Pengenalan metode pembelajaran yang efektif dalam bentuk quantum
learning (speed reading, easy writing, mind mapping, super memory
system);
Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagi
pengalaman;
Kegiatan pengenalan kewirausahaan atau adiwiyata (kegiatan berbasis
lingkungan)
4. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya
Kegiatan Wajib:
Pembiasaan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun;
Pengenalan etika pergaulan antar siswa serta antara siswa dengan guru
dan tenaga kependidikan, termasuk kepada sikap simpati, empati, dan
saling menghargai, serta sportif.
Kegiatan Pilihan:
Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang
kesenian, dan olahraga (secara daring)
Kegiatan yang menjalin keakraban antar peserta didik dengan warga
sekolah antara lain dengan permainan atau diskusi kelompok
(memanfaatkan media daring)
5. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup
bersih dan sehat untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai
integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong pada diri peserta didik.
Kegiatan Wajib:
Kegiatan penanaman dan penumbuhan akhlak dan karakter;
Pengenalan budaya dan tata tertib sekolah;
Pemilihan tema kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai
dengan nilai-nilai positif.
Kegiatan Pilihan:
Beribadah keagamaan bersama, pengenalan pendidikan anti korupsi,
cinta lingkungan hidup, dan cinta tanah air;
Kegiatan kebanggaan terhadap keanekaragaman dan kebhinekaan,
antara lain pengenalan suku dan agama, penggunaan pakaian adat di
sekolah;
Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara
membuang sampah sesuai dengan jenis sampah.
D. Pencegahan Covid-19
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu materi penting yang perlu diangkat
dalam kegiatan MPLS 2020. Hal ini dilakukan untuk membekali peserta didik baru
tentang pengetahuan dan keterampilan pencegahan penyebaran virus Corona. Virus
corona adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Virus corona
(Latin : crown) berbentuk seperti mahkota yang merujuk pada protein spike yang
mengelilingi permukaan virus. Protein spike ini berperan penting dalam pola infeksi virus
ke sel pernapasan.
demam ≥ 38 C, pilek, nyeri tenggorokan, batuk dengan lendir, nyeri dada, dan sesak saat
0
bernapas. COVID-19 bisa menimbulkan komplikasi serius berupa sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, bahkan kematian.
Penderita COVID-19 bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Beberapa orang
hanya mengalami pilek ringan, sementara yang lain harus dirawat di rumah sakit, bahkan
meninggal karena paru-parunya meradang dan terisi cairan. Sebaliknya, sejumlah kasus
infeksi virus ini juga menunjukkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang dideteksi
positif. Hal ini karena sistem kekebalan yang memainkan peran penting dalam merespon
infeksi COVID-19 tersebut.
COVID-19 dapat ditransmisikan dari manusia ke manusia. Virus ini menyebar melalui
percikan air liur penderita (bantuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah penderita,
menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur
penderita. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa virus dapat tetap hidup pada plastik
dan baja hingga tiga hari, tetapi tidak bertahan hidup di atas karton selama lebih dari satu hari
atau pada tembaga selama lebih dari empat jam.
Obat untuk COVID-19 belum ada, sehingga perawatan difokuskan pada
pengurangan gejala, misalnya memberikan obat pereda demam dan nyeri, perlakuan mandi
dengan air hangat, istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah, dan banyak minum air putih.
Pada umumnya penderita COVID-19 akan pulih dengan sendirinya, perlakuan yang diberikan
pada penderita adalah isolasi, serial foto toraks sesuai indikasi, terapi simptomatik, terapi
cairan, ventilator mekanik (bila gagal napas), dan bila disertai infeksi bakteri, dapat diberikan
antibiotik. Antibiotik ini tidak bekerja untuk melawan COVID-19, karena antibiotik bekerja
pada bakteri.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi maupun
penularan COVID-19 adalah sebagai berikut:
1. Menjaga imunitas, menjaga lingkungan, menggunakan masker saat berada di ruang
terbuka, mengolah makanan dengan tepat, dan segera ke dokter apabila mengalami
gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas
2. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik hingga bersih
3. Menghindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor
atau belum dicuci
4. Menghindari kontak langsung atau berdekatan dengan penderita
5. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya 1 meter,
terutama dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin, dan demam
6. Menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, kemudian membuang
tisu dan mencuci tangan hingga bersih
7. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan
8. Tidak keluar rumah dalam keadaan sakit
9. Menghindari menyentuh hewan atau unggas liar yang terbukti tertular virus corona
10. Menghindari makan daging yang tidak dimasak hingga matang
11. Untuk seseorang yang diduga terinfeksi COVID-19, hendaknya tidak keluar rumah
kecuali untuk berobat, tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu,
mencegah orang lain menjenguk, menghindari menggunakan perlengkapan dengan
orang lain, memakai masker dan sarung tangan, dan menerapkan etika batuk serta
menggunakan tisu
12. Pasien yang telah sembuh mengisolasi diri selama sepekan dan melakukan
pemantauan kondisi kesehatan secara mandiri
Salah satu cara yang dapat bekerja secara efektif mencegah infeksi dan penularan virus
corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Bahkan,
sabun lebih efektif untuk digunakan daripada cairan pembersih tangan atau hand sanitizer,
karena sabun dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit. Virus
corona merupakan virus yang memiliki lapisan membran lipid luar atau lapisan lemak pada
bagian luar. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk melarutkan
lapisan lemak ini dan membunuh virusnya.
Berikut ini adalah istilah-istilah yang kerap kali muncul selama Pandemi Covid-19.
Tabel 2.2 Istilah-Istilah dalam Kasus COVID-19
N
Istilah Penjelasan
o
1 Wabah (outbreak) Tingkat kejadian penyakit yang lebih tinggi dari normal
2 Endemi Penyakit yang keberadaannya permanen di sebuah wilayah atau populasi
Situasi dimana penyakit menyebar dengan cepat diantara banyak orang, dan
3 Epidemi
dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari biasanya
Penyakit yang lazim di seluruh negara, benua, atau seluruh dunia. Pandemi
4 Pandemi
adalah epidemi yang telah menyebar di wilayah yang luas
Orang Tanpa Individu yang tidak menunjukkan gejala, namun tetap memiliki risiko
5
Gejala (OTG) tertular dari orang positif COVID-19
Orang Sehat Disebut Orang Sehat Dalam Pemantauan, adalah orang yang saat dan atau
6 dalam Risiko dalam 14 hari datang dari negara/wilayah terjangkit dan tidak ada gejala
(ODR) sakit
Orang dalam Orang yang memiliki gejala panas badan atau gangguan saluran pernapasan
7 Pemantauan ringan, dan pernah mengunjungi atau tinggal di daerah yang diketahui
(ODP) merupakan daerah penularan virus corona
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi
8 Probable inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil
konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus
Pasien dalam Orang yang memiliki gejala panas badan dan gangguan saluran pernapasan
9 Pengawasan ringan atau berat, serta pernah berkunjung atau tinggal di daerah yang
(PDP) diketahui merupakan daerah penularan COVID-19
Berdasarkan Tabel 2.3 tersebut, seorang guru dapat memilih dan menentukan aktivitas
pembelajaran atau kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah dengan memperhatikan
setting dan aktivitas belajar yang diinginkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi.
F. Konsep MPLS “ Health & Reward”
MPLS 2020 mengambil tema “ Menggali kebaikan dan Potensi Diri dengan
Maksimal dari Rumah”. Artinya, seluruh kegiatan MPLS diikuti oleh peserta didik dari
rumah masing-masing dan dikendalikan dan dievaluasi secara blended (kombinasi luring
dan daring) oleh panitia. Setelah diumumkan peserta didik baru di terima di sekolah, panitia
akan menghubungi peserta didik baru untuk melakukan wawancara secara personal untuk
mengetahui keadaan sosial ekonomi serta bakat minat dari peserta didik baru tersebut. Dari
hasil wawancara tersebut akan menjadi acuan panitia untuk memberi donasi kuota internet
kepada peserta didik yang tidak mampu serta untuk panita dalam pendampingan bakat minat
peserta didik baru. Setelah wawancara, dilakukan kegiatan Pra MPLS, yaitu: demo ekskul,
pengenalan ruang, pengenalan tenaga pendidik dan kependidikan lewat video dan vlog video
serta penjelasan tentang peraturan selama MPLS.
Kegiatan MPLS dilaksanakan dengan agenda kegiatan bersama secara daring dan
kegiatan mandiri di rumah masing-masing dengan fokus pada praktek perbuatan baik di
rumah masing-masing. Kegiatan MPLS ini ada yang bersifat langsung atau live dan ada juga
yang bersifat record courses, ataupun gabungan dari keduanya. Jenis kegiatannya bisa
berupa wawancara, belajar secara langsung, penugasan, praktek kebaikan, evaluasi diri,
evaluasi orang tua, diskusi antar teman, diskusi peserta dengan pembina, diskusi antara
peserta dengan orang tua dan diskusi antar angkatan serta peserta belajar untuk berani
membuat sebuah keputusan.
Komponen evlauasi yang dilakukan pada kegiatan MPLS ini, antara lain:
kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, gotong royong, percaya
diri, kepedulian dan toleransi. Peserta akan berkompetisi melakukan perbuatan baik di
rumah masing masing yang setiap saat akan di rekam dan di kalkulasi oleh panitia dan
selanjutnya peserta melakukan evaluasi diri beserta orang tuanya. Setiap hari akan
diumumkan 10 besar peserta terbaik dalam perbuatan baik di rumah masing masing yang
akan diumumkan oleh panitia. Setelah tiga hari akan diumumkan peserta terbaik kegiatan
MPLS pada saat inagurasi. Pada kegiatan MPLS ini, sekolah dapat menentukan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) untuk perbuatan baik peserta didik. Jika nilai kebaikan peserta
MPLS dibawah KKM maka akan ada kegiatan perbaikan.
Setelah melaksanakan pelaksanaan kegiatan MPLS secara daring/luring/kombinasi
keduanya, setiap panitia berkewajiban untuk menilai hasil capaian dan tugas peserta didik.
Untuk teknik penilaian dalam asesment terstruktur harus sesuai dengan jenis kegiatan, yang
terdiri dari: observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, atau angket. Instrumen
penilaian yang digunakan harus mampu mengukur kemampuan peserta didik saat kegiatan
daring dalam berbuat kebaikan dari rumah, seperti: penilaian proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran dilakukan terhadap portofolio yang menggambarkan unjuk kerja peserta
didik, dan penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi selama kegiatan
MPLS daring. Setelah dilakukan penilaian, panitia berkewajiban untuk memberikan feed
back atau balikan dan menyampaikan hasil belajar ke peserta didik. Kemudian, panitia juga
dapat memberikan penghargaan pada peserta didik dengan proses belajar yang paling baik.
Kegiatan MPLS ini tentu tidak sepenuhnya dilaksanakan secara daring. Konsep ini
dapat diadopsi dan disesuaikan dengan lingkungan sekolah masing-masing. Hal terpenting
dari penyelenggaraan MPLS ini adalah kesehatan dan keamnan peserta didik terutama dari
penularan penyebaran virus Covid-19. Berikut adalah beberapa pilihan skenario yang dapat
dilaksanakan dalam menerapkan konsep MPLS “ healt & reward”.
Tabel 2.4 Skenario Kegiatan MPLS Luring dan Daring
No Skenario Rekomendasi
.
1. Skenario 1 Panitia dapat menyiapkan
Peserta didik tidak memiliki gawai dan bahan/materi MPLS dalam bentuk print
akses internet out/hard copy kemudian diberikan
kepada orang tua melalui jasa kurir atau
orang tua mengambil ke sekolah dengan
menerapkan protokol kesehatan. Hasil
pekerjaan peserta didik dapat
dikumpulkan ke sekolah dengan batas
waktu yang telah ditentukan.
Panitia dapat memberikan tugas-
tugas MPLS dengan memanfaatkan
tayangan televisi atau siaran radio
dengan konten yang sesuai. Misalnya,
siaran TVRI, Radio RRI, JTV dan lain-
lain.
2. Skenario 2 Panitia menyiapkan bahan/materi kedalam
Peserta didik memiliki akses internet bentuk soft file (PDF) kemudian materi
terbatas atau sinyal yang kurang tersebut diberikan melalui WA atau
mendukung kemungkinan lain orang tua ke sekolah
untuk mengambil bahan/materi soft file
kegiatan MPLS.
3. Skenario 3 Gunakan salah satu aplikasi berikut:
Panitia ingin merekam suara atau audio 1. Voice recorder di
visual untuk kegiatan MPLS agar dapat smartphone atau perekam audio digital
diakses oleh peserta didik lainnya.
2. Microsoft powerpoint
kemudian gunakan fastone capture
(audio visual)
3. Zoom atau webex meeting
(audio visual)
SRATEGI PELAKSANAAN
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang teknis pelaksanaan masa pengenalan
lingkungan sekolah di tengah Pandemi Covid-19. Kegiatan MPLS dilakukan selama tiga hari
yang terdiri dari Pra MPLS, MPLS dan kegiatan inagurasi.
1. Pra MPLS
Setelah penerimaan peserta didik baru, terlebih dahulu dilakukan kegiatan Pra MPLS
yang terdiri dari kegiatan wawancara dan sosialisasi peraturan MPLS. Jika mekanisme
dilakukan secara daring, maka panitia MPLS sekolah dapat membuat daftar wawancara
dengan menggunakan google form atau melalui grup Whatshapp. Akan tetapi, jika kegiatan
wawancara dilakukan secara luring, maka panitia MPLS menyediakan daftar wawancara yang
harus diisi oleh peserta didik baru (berbasis kertas).
Sebelum kegiatan wawancara, peserta didik baru telah terbagi ke dalam pleton-pleton
dan dibuatkan grup Watshapp. Di dalam grup ini akan berisi panitia pendamping. Kegiatan
wawancara dapat dilakukan di grup ini. Wawancara dilakukan untuk mengenal karakteristik
dan kondisi dari peserta didik baru sehingga dapat digunakan sebagai pemetaan dalam
menentukan mekanisme kegiatan MPLS bahkan kegiatan pembelajaran. Selain itu, hal-hal
yang dapat digali dari kegiatan wawancara, antara lain: biodata peserta didik, pertanyaan awal
seputar sekolah yang dituju, bakat dan minat, serta harapan yang diinginkan ke depan untuk
sekolah masing-masing. Kegiatan awal inilah yang ditujukan untuk menggali potensi diri dari
peserta didik baru.
Tahap kedua dari Pra MPLS adalah mensosialisasikan peraturan selama pelaksanaan
MPLS. Sosialisasi peraturan MPLS dimaksudkan agar peserta didik dapat memahami dan
mengikuti serta mempersiapkan diri dalam menghadapi tugas-tugas yang akan diberikan baik
dengan mekanisme sepenuhnya daring, luring atau kombinasi keduanya dengan tetap
memegang dan menjalankan protokol Kesehatan Covid-19. Sosialisasi ini dapat juga diisi
dengan penyampaian rencana kegiatan MPLS dari awal hingga evaluasi kegiatan. Pada tahap
ini juga ditekankan perlunya pendampingan pelaksanaan kegiatan MPLS secara online ini
mengingat orang tua memiliki peranan yang sentral untuk mengontrol, membimbing dan
mengawasi kegiatan peserta didik di rumah.
2. Kegiatan MPLS
Kegiatan MPLS “health & reward” dimulai dengan kegiatan opening atau pembukaan
secara daring. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing sekolah atau adanya
Kerjasama antara sekolah-sekolah di Jawa Timur dengan Dinas Pendidikan untuk
menyelenggarakan pembukaan MPLS peserta didik baru SMA/SMK se-Jawa Timur melalui
siaran televisi atau live streaming Youtube. Setelah acara pembukaan, setiap sekolah dapat
memulai kegiatan MPLS.
Pada hari pertama MPLS, kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta didik baru
beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan,
fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan
mekanismenya tercantum pada Tabel 3.1 berikut ini.
Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan
Luring Daring
Absensi kehadiran Daftar absen manual yang Absensi melalui google form atau
peserta didik baru dapat diisi di sekolah dengan via whatsapp grup/menggunakan
protokol Covid-19 dan aplikasi share live location
penjadwalan tertentu
Pengenalan visi, misi, Panitia menyediakan print Pengenalan awal dapat
program, lingkungan out denah sekolah, stake menggunakan live conferences
sekolah, tata tertib, holder sekolah, tata tertib, dimana melibatkan peserta didik,
pengenalan visi-misi kemudian diberikan sekolah dan orang tua.
stakeholders sekolah kepada peserta didik melalui Pengenalan dapat
kurir atau difasilitasi di menggunakan video yang
sekolah. selanjutnya diunggah ke kanal
youtube sekolah sehingga dapat
ditonton da dipelajari peserta
didik kapan saja (saat kuota
internet terpenuhi) dan dimana
saja.
Video yang dibuat berupa
video atau vlog eksplorasi
lingkungan sekolah, fasilitas
sekolah, tata tertib, cara
berpakaian dan lain-lain dapat
diunggah di google drive
Pengenalan Panitian menyediakan print Membuat file PDF
Ekstrakurikuler out foto-foto masing-masing ekstrakurikuler beserta nama dan
kegiatan ekstrakurikuler gambar/foto kegiatan
Membuat video demo
ekstrakurikuler yang melibatkan
osis atau ketua ekstrakurikuler
kemudian diunggah di kanal
Youtube sekolah.
Penilaian menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau kegiatan.
Penialain ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perlakuan yang telah diberikan berhasil
untuk mengubah perilaku peserta didik. Penilaian menjadi tolok ukur dalam memberikan
penghargaan sehingga peserta didik termotivasi dalam melakukan kebaikan dan kegiatan-
kegiatan MPLS dari rumah. Berikut ini disajikan indikator dan instrument penilaian kegiatan
MPLS, seperti: kegiatan spiritual, pengenalan lingkungan sekolah, tata krama, prestasi dan
pengemabangan bakat minat.
1. Kegiatan Spiritual
Kegiatan spiritual ini disesuaikan dengan keyakinan dan agama dari peserta didik.
Kegiatan ini dapat diisi oleh peserta didik dengan jujur dan dipantau oleh orang tua. Indikator
kegiatan spiritual yang dapat dinilai, antara lain:
A. Terhadap Tuhan
a. Beribadah tepat waktu
b. Membaca Kitab Suci
c. Mengikuti dan atau ceramah keagamaan
d. Berdo’a setiap akan beraktivitas secara baik
B. Terhadap orang tua
a. Menghormati, menghargai
b. Membantu pekerjaan orang tua
c. Bersikap lembut
d. Tidak mendahului berbicara
e. Bicara dengan nada lembut
f. Tidak brdiri didpn orang tua yg sedang duduk
g. Meminta maaf
C. Terhadap Guru
a. Mendahului memberi salam
b. Tidak banyak bicara di depan guru
c. Ternyum ketika bicara sama guru
d. Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan
e. Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah
f. Mendengarkan yang disampaikan guru
g. Mengangkat tangan (terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum faham
a. (jika secara daring maka dapat diamati dari cara berbicara di grup WA, cara
berbicara atau bersikap saat live conference).
D. Dalam berbicara
a. Berkata baik atau diam
b. Yang penting-penting saja
c. Tidak membiacarakan setiap yangg didengar
d. Tidak bicara hal-hal kotor
e. Tidakg memancing perdebatan, walau kita benar
f. Tidak berdusta untuk membuat orang tertawa
E. Dalam berpakaian
a. Mentup aurat
b. Pantas sesuai kapasitasnya sebagai pelajar
c. Bersih, rapi
d. Warna, corak disesuaikan dengan seragam sekolah setempat
e. Tidak ber make up
Tabel 4.1 Instrumen penilaian kegiatan spiritual dapat disajikan seperti berikut ini (Contoh Agama
Islam)
BACA Do.a
Ceram
AL- yang
SHALAT FARDHU SHALAT SUNNAH ah
QUR’A dibac
HARI/T agama
GL N a
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan spiritual tersebut disesuaikan dengan Agama, keyakinan dan kondisi masing-masing
peserta didik. Kegiatan ini dapat dialkukan secara luring dan daring. Misalnya peserta didik
mendengarkan ceramah keagamaan melalui radio atau menonton tayangan televisi. Sementara, MPLS
konsep daring, panitia bisa membuat live meeting mengajak peserta didik untuk memberikan ceramah
keagamaan.
Table 4.2 Instrumen Penilaian Tata krama terhadap Kedua Orang Tua
Sikap dan
Sikap Membantu Meminta
HATI/TGL nada bicara Keterangan
menghormati/menghargai pekerjaan maaf
lembut
1 2 3 4 5
Kolom
1, 2: ditulis bentuk
sikap & bentuk
bantuannya
3,4: Ditulis Iya atau
Tidak
B. Kegiatan Sosial
Pengertian penilaian keterampilan sikap sosial adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan
berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya. Penilaian sikap sosial ini dilakukan oleh peserta didik melalui penilaian diri dan
orang tua melalui observasi.
1. Sikap jujur yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan tindakan
dan pekerjaan
Komponen Penilaian Kejujuran meliputi :
1. Tidak berbohong
2. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian atau ulangan
3. Tidak menjadi plagiat
4. Mengungkapkan perasaan apa adanya
5. Menyerahkan barang temuan pada pihak yang berwenang
6. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi yang ada
7. Mengakui kesalahan yang telah diperbuat
Table 4.6 Instrumemn Penilaian Sikap Kejujuran
Kriteria skor Indikator
Sangat Baik Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen
4
(SB) dan kepada siapapun
Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen
Baik (B) 3
dan kepada siapapun
Cukup (C) 2 kadang berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru,
temendan kepada siapapun
Tidak pernah berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada
Kurang (K) 1
guru, temen dan kepada siapapun
N Skor
Aspek Pengamatan
o 1 2 3 4
1 Selalu hadirtepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti
proses pembelajaran/kegiatan MPLS
2 Sering hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti
proses pembelajaran/Kegiatan MPLS
3 Kadang hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam
mengikuti proses pembelajaran
4 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displindalam
mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan MPLS
Sangat Baik (SB) 4 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Baik (B) 3 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Cukup (C) 2 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S
(salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Kurang (K) 1 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan
bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur,
bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Nama peserta didik :.........
Kelas : . . . . . . . .
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok : . . . . . . . . .
N skor
Aspek Pengamatan
o 1 2 3 4
1 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang
santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam,
senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
2 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang
santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam,
senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
3 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang
santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam,
senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
4 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa
yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam,
senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain
Sangat Baik (SB) 4 Selalu berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan,
mampu membuat keputusan dengan cepat, dan tidak mudah putus
asa atau pantang menyerah.
Baik (B) 3 Sering berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan,
mampu membuat keputusan dengan cepat, dan tidak mudah putus
asa atau pantang menyerah.
Cukup (C) 2 Kadang berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, mampu membuat keputusan dengan cepat, dan tidak
mudah putus asa atau pantang menyerah.
Kurang (K) 1 Tidak pernah berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan, mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak
mudah putus asa atau pantang menyerah.
Nama peserta didik :.........
Kelas : . . . . . . . .
Tanggal pengamatan :.........
Materi pokok : . . . . . . . . .
skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Selalu berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu
membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau
pantang menyerah.
2 Sering berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu
membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau
pantang menyerah.
3 Kadang berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan, mampu
membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau
pantang menyerah.
4 Tidak pernah berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan,
mampu membuat keputusan, dengan cepat, dan tidak mudah putus asa atau
pantang menyerah.
Petunjuk penyekoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
Menggunakan media :
1. Daring
2. Luring : WA, kirim lewat kurir
MISI
SMAN 3 Malang
Misi SMA Negeri 3 Malang adalah:
1. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama;
2. Membudayakan iklim sekolah yang religius dan bermartabat;
3. Menumbuhkembangkan prestasi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan
mampu bersaing baik di tingkat regional, nasional maupun internasional;
4. Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar nasional pendidikan serta
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran
dan pengelolaan sekolah;
5. Menerapkan managemen partisipatif-profesional sebagai bagian dari managemen
mutu dengan penguasaan bahasa asing khususnya bahasa inggris;
6. Menumbuhkembangkan budaya literasi untuk menjawab tantangan global;
7. Membudayakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan sehat;
8. Melestarikan lingkungan dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
MOTTO
SMAN 3 Malang
Pada awalnya motto asli SMA Negeri 3 Malang berbunyi: “bertaqwa-belajar-bekerja-
berjuang”, dan merupakan hasil karya peserta didik SMA Negeri 3 Malang pada bulan Juli
1967. Kemudian motto tersebut digubah oleh Bapak Rahardjo (pengajar Bahasa Indonesia) ke
dalam bahasa Sansekerta menjadi: “Bhatya-widagdha-karya-sudhira”. Resmi ditetapkan pada
HUT ke-17 SMA Negeri 3 Malang, yang jika diuraikan adalah:
Bhaktya : berbakti, bertakwa
Widagdh
: berilmu pengetahuan, belajar, berguna
a
Karya : bekerja
Sudhira : berani, berjuang, berteguh hati.
Pengubahan ke dalam bahasa Sansekerta bertujuan agar motto memiliki nilai puitis dan estetis
serta emosional artistic. Motto tersebut kemudian popular dengan singkatan Bhawikarsu.
MARS SMAN 3 MALANG ★★★
Quote:
cipt: Widya Cahyono Sasmoko Adi (Alm.)
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
1. Saya memilih SMA N 3 Malang karena dekat dengan rumah saya
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
2. Saya memilih SMA N 3 Malang karena sekolah favorit
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
3. Saya memilih SMA N 3 Malang karena fasilitas sekolah lengkap
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
4. Saya memilih SMA N 3 Malang karena memiliki gedung yang aman dan nyaman
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
5. Saya memilih SMA N 3 Malang karena mengikuti saran orang tua
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
6. Saya memilih SMA N 3 Malang karena mengikuti saran teman
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
7. Saya memilih SMA N 3 Malang karena banyak prestasi yang diraih sekolah
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuj
8. Saya memilih SMA N 3 Malang karena perpindahan tugas orang tua
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
9. Saya memilih SMA N 3 Malang karena banyak prestasi yang diraih oleh siswa secara
akademis maupun non akademik
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
10. Saya memilih SMA N 3 Malang karena program OSIS yang menarik dan
spektakurikuler
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
11. Saya tahu, paham, dan hafal visi SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
12. Saya tahu, paham, dan hafal misi SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
13. Saya tahu tanggal lahir SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
14. Saya tahu arti motto SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
15. Saya tahu dan hafal mars SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
16. Saya tahu fasilitas yang ada di SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
17. Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
18. Saya tahu letak lokasi laboratorium fisika, kimia, biologi, multimedia, dan
perpustakaan di SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
19. Saya tahu ruang administrasi SMA N 3 Malang
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
20. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah ramah anak
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
21. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasional
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
22. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi juara 1 SMA Award bidang akademik
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
23. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah Rujukan
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
24. Saya tahu SMA N 3 Malang menjadi sekolah percontohan SKS terbarukan
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Cukup setuju
D. Tidak setuju
E.
D. Pengertian Perhatian Orang Tua
Setiap orang tua pastilah mengharapkan kehidupan yang lebih baik bagi
anak-anaknya. Untuk itulah orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan
anaknya. Orang tua dari lapisan manapun pasti menginginkan keberhasilan anaknya
dalam belajar. Salah satu peranan orang tua adalah melalui perhatian.
Dalam kaitannya dengan pengertian perhatian bahwa perhatian orang tua
merupakan pemusatan atau konsentrasi orang tua terhadap anaknya yang
menyebabkan bertambahnya aktivitas orang tua yang ditujukan kepada anak-
anaknya terutama dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik maupun non fisik.
INSTRUMEN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK (LURING)
Mengungkap perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Pedoman Penilaian (Menggunakan Angket)
Tujuan: Mengetahui sejauhmana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Aspek yang dinilai:
PERHATIAN ORANG TUA
Dampak Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa
Intensitas Pendampingan Siswa
Pantauan Belajar Siswa
Pemenuhan Sarana Belajar Siswa
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V) pada kolom skor
yang tersedia
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
4. Petunjuk Pengisian Kolom Skor sebagai berikut:
Sangat baik : 4
Baik :3
Cukup baik :2
Kurang baik :1
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
Item Pernyataan
Table 4.14 Instrumen Perhatian orang Tua
No Pernyataan 12 3 4
.
1. Orang tua selalu mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sebelum belajar.
5. Setiap hari, orang tua mengingatkan saya jika sudah waktunya belajar.
6. Orang tua menanyakan apakah ada tugas/PR yang diberikan oleh bapak/ibu
guru.
7. Orang tua saya memberikan pujian ketika saya mendapatkan prestasi belajar
yang
baik.
8. Orang tua menanyakan pelajaran yang saya peroleh di sekolah.
11. Orang tua memberikan tanggapan saat saya berbicara tentang pelajaran di
sekolah.
12. Orang tua saya menjanjikan hadiah ketika saya mendapatkan prestasi belajar
yang
baik.
13. Orang tua saya bangga ketika saya menjadi
juara kelas.
14. Saya tidak mendapatkan pujian dari orang
tua ketika nilai rapor saya baik.
15. Orang tua saya menegur saya bila tidak
mematuhi jadwal belajar.
16. Orangtua saya mengurangi jadwal
bermain saya jika nilai rapor turun.
17. Orang tua saya mematikan televisi dan
radio ketika saya sedang belajar.
28. Orang tua mengingatkan saya untuk menghargai pendapat teman saat belajar
bersama.
29. Saya selalu dinasehati orang tua untuk selalu belajar dan menuntut ilmu
hingga liang lahat/meninggal dunia.
30. Saat belajar sampai larut malam, orang tua mendampingi saya.
INSTRUMEN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK (DARING)
Mengungkap perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Pedoman Penilaian (Menggunakan Angket)
Tujuan: Mengetahui sejauhmana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
Aspek yang dinilai:
PERHATIAN ORANG TUA
Dampak Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa
Intensitas Pendampingan Siswa
Pantauan Belajar Siswa
Pemenuhan Sarana Belajar Siswa
Petunjuk pengisian angket :
1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas
Anda.
2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V) pada kolom skor yang
tersedia
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam
angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.
4. Petunjuk Pengisian Kolom Skor sebagai berikut:
Sangat baik :4
Baik :3
Cukup baik :2
Kurang baik :1
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
Item Pernyataan
Angket Perhatian Orang Tua
1. Orang tua selalu mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebelum belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
2. Orang tua membuatkan ruang/tempat untuk belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
3. Fasilitas belajar saya seperti buku dan peralatan sekolah lainnya selalu dipenuhi orang
tua.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
4. Orang tua menyuruh saya untuk tidur siang.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
5. Setiap hari, orang tua mengingatkan saya jika sudah waktunya belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
6. Orang tua menanyakan apakah ada tugas/PR yang diberikan oleh bapak/ibu guru.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
7. Orang tua saya memberikan pujian ketika saya mendapatkan prestasi belajar yang
baik.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
8. Orang tua menanyakan pelajaran yang saya peroleh di sekolah.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
9. Orang tua tidak keberatan membelikan buku- buku materi pelajaran
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
16. Orang tua saya mengurangi jadwal bermain saya jika nilai rapor turun.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
17. Orang tua saya mematikan televisi dan radio ketika saya sedang belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
18. Orang tua saya menjelaskan cara-cara belajar yang efektif.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
19. Orang tua saya mengajarkan saya untuk disiplin dalam belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
20. Orang tua saya sering mencontohkan bahwa orang-orang yang sukses sekarang ini
berawal dari tekun belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
21. Orang tua saya disiplin dalam menetapkan jadwal belajar saya.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
22. Pada saat saya sedang belajar, tidak ada keributan atau pertengkaran yang terjadi di
rumah.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
23. Orang tua saya mendampingi saya ketika belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
24. Orang tua saya memasukkan saya ke lembaga bimbingan belajar agar tidak mengalami
kesulitan dalam belajar.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
25. Orang tua melakukan konsultasi dengan guru mengenai masalah belajar saya.
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
26. Orang tua memberikan semangat ketika saya menghadapi masalah dalam belajar
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup baik
D. Kurang baik
Identitas Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kelas :
Tanggal pelaksanaan :
Demikian penyusunan panduan pelaksanaan MPLS secara daring di tengah pandemi Covid-
19. Buku panduan ini disusun sevagai acuan/pedoman dalam penyelenggaraan masa
pengenalan orientasi peserta didik secara daring di tengah Pandemi Covid-19. Pada akhirnya,
dengan menerapkan MPLS daring atau pun luring di tengah Pandemi kita semua tetap
berhapar peserta didik baru dapat mengenal lingkungan sekolahnya dengan baik dan terjalin
kemitraan antara peserta didik, sekolah dan orang tua dalam hal menggali kebaikan dan
potensi diri dengan maksimal dari rumah. Hal ini dapat mendorong orang tua dan masyarakat
untuk lebih terlibat dalam pendidikan yang baik bagi anak. Anak atau peserta didik akan tetap
produktif, bahagia, semangat belajar di tengah pandemi. Semoga panduan ini dapat digunakan
dan dapat bermanfaat bagi seluruh warga sekolah SMA/SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Timur.
REFERENSI
Rujukan Internet
https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
https://id.wikipedia.org/wiki/SARS-CoV-2
https://www.merdeka.com/dunia/mengungkap-arti-covid-19-nama-baru-virus-
corona-pengganti-ncov-2019.html
https://www.liputan6.com/bola/read/4214575/saat-pandemi-corona-covid-19-27-
istilah-populer-yang-harus-dimengerti-dari-novel-sampai-viral-load