Anda di halaman 1dari 17

MATERI ARAB MELAYU

DOSEN PENGAMPU: H. Zaitun Abidin, S.Pd. I., M.Pd

Disusun Oleh:

Nama : Eka Syafitri

NIMKO : 1238.20.0812

Kelas : PGMI C 20

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-KIFAYAH RIAU


1. Pengertian Arab melayu

Arab melayu adalah tulisan yang menggunakan aksara/huruf Arab (hijaiyah) dengan bahasa
Melayu.

2. Mengenal huruf Arab Melayu

1.) Huruf Hijaiyah (Huruf Asli)

2.) Huruf tambahan


Huruf-huruf yang tidak dikenal dalam huruf hijaiyah, tapi ditambahkan untuk penyebutan
sejumlah ucapan dalam bahasa Melayu (Indonesia), yaitu:

Keterangan:
 Huruf C menggunakan huruf jim dengan tiga titik di tengahnya.
 Huruf G menggunakan huruf kaf dengan tambahan satu titik di
atasnya.
 Huruf NG menggunakan huruf ghain dengan tiga titik di atasnya.
 Huruf NY menggunakan dua bentuk huruf, yaitu
1. huruf nun dengan tiga titik di atasnya. Huruf ini hampir
menyerupai huruf tsa’. Perbedaannya, huruf tsa’ berbentuk
lebih landai. Sedangkan huruf NY/nun lebih cekung
membentuk setengah lingkaran
2. huruf ya’ dengan tiga titik di bawahnya.
3. Membedakan huruf Arab asli dengan Arab Melayu

4. Karateristik Arab Melayu

1. Huruf Arab-Melayu ditulis dan dibaca dari kanan ke


kiri seperti dalam tulisan Arab asli.
2. Jumlah huruf Arab-Melayu ada 36 varian huruf, yang
terdiri dari 32 huruf Arab (Hijaiyah) dan 4 huruf
tambahan (C, G, NY, dan NG)
3. Semua huruf Arab adalah konsonan, termasuk alif,
waw dan ya’ (disebut huruf illat). Agar dapat dibaca,
maka huruf Arab membutuhkan tanda baca harakat
(syakal) yang sebagiannya berfungsi sebagai
konsonan (a, i, u).
4. Tulisan Arab-Melayu umumnya tidak menggunakan
tanda harakat, sehingga terlihat sebagai Arab
Gundul.
5. Sebagai ganti harakat/syakal, terkadang digunakan
huruf ‘illat (alif, waw dan ya’) untuk menandakan
bacaan vokal (a-i-u).
6. Dahulu, dikenal dua macam harakat khas ArabMelayu, yaitu e dan o. Harakat e ditulis
( ᷉ ),
sedangkan o ditulis ( ˚ ). Namun tanda baca itu
sudah tidak lazim lagi digunakan.

5. Merangkai Huruf

 Merangkai huruf merupakan kaidah dasar yang harus dikuasai setelah kemampuan menulis huruf.
Merangkai huruf diperlukan agar dapat menulis suatu kata.

 Suatu kata adalah rangkaian dari beberapa huruf yang ditulis bersambung satu sama lain. Bukti
kebersambungan itu adalah tidak dipisahkan oleh spasi.

Contohnya:

 Akan tetapi, tidak semua huruf Arab dapat disambung dengan huruf sesudahnya.

 Ada enam huruf yang tidak dapat disambungkan dengan huruf sesudahnya,yaitu: ‫و‬, ‫ز‬, ‫ر‬, ‫ذ‬, ‫د‬, ‫ا‬

 Maka tanda bahwa huruf tersebut merupakan bagian dari suatu kata, ia ditulis tanpa dipisahkan
dengan spasi, karena spasi merupakan pemisah antara satu kata dengan kata lainnya.

Contohnya:
6. Huruf yang dapat disambung dan menyambung
7. Huruf yang dapat disambungkan ke huruf sesudahnya

Ada enam huruf yang dapat disambungkan ke huruf sebelumnya, tapi tidak dapat disambungkan ke
ke huruf sesudahnya, yaitu:

‫و‬, ‫ذ‬, ‫ ر‬,‫ ز‬,‫ د‬, ‫ا‬

Maka jika ia berada di awal atau di tengah suatu kata, ia ditulis terputus dari huruf sesudahnya.
8. Pola khusus huruf “NY”

 Huruf NY memiliki dua bentuk, yaitu ‫ ڽ‬dan ‫ۑ‬

 Ketika berada di pangkal atau di tengah kata, maka NY ditulis dengan ‫ ۑ‬.

Contohnya:

NYAMUK = ‫پامك‬

BANYAK = ‫پك‬

 Sedangkan ketika NY berada di akhir kata, maka ia tulis dengan ‫ ڽ‬.

Contohnya:

BAHWASANYA = ‫بهواس‬

9. Kaidah penulisan huruf Arab Melayu

a. Satu kosa-kata ditulis bersambung (tidak dipisah dengan spasi), dengan mengikuti kaidah
merangkai huruf Arab.

Contohnya:
b. Antara satu kosa-kata dengan kosa-kata lainnya dipisahkan dengan jarak satu spasi.

Contohnya:

c. Kata majemuk (kata yang terdiri dari dua kosa kata tapi mengandung satu arti) ditulis dalam dua
rangkaian kata.

Contohnya:

d. Kata yang terdiri dari dua suku kata yang diulang, maka ditulis dengan diberi tanda angka 2
(superscript/pangkat).

Contohnya:
e. Kata yang berasal dari Bahasa Arab, ditulis sesuai dengan penulisannya dalam kaidah Bahasa Arab,
kecuali pada penulisan ta’ marbuthah (‫ ) ة‬yang terkadang ditulis sebagai ta’ mabsuthah (‫) ت‬.

Contohnya:

f. Kata depan dan imbulan “di” lazimnya ditulis dengan dua cara, yaitu: ‫( د‬tanpa ya’) dan ‫( دي‬dengan
ya’). Akan tetapi, tidak ada pembedaan antara imbuhan di yang disandingkan dengan kata kerja
dengan kata benda dan keterangan tempat. Untuk itu, perlu adanya pembedaan di antara kedua,
dengan ketentuan sebagai berikut:

 “di” yang diikuti dengan kata benda (ism) atau keterangan tempat (zharf) merupakan kata depan
(preposisi), yang ditulis dengan ‫ دي‬dan dipisahkan dengan spasi dari kata sesudahnya.

 “di” yang diikuti dengan kata kerja (fi’l) merupakan kata imbuhan (prefix), yang ditulis dengan ‫د‬
dan disambung dengan kata sesudahnya.
10. Huruf vokal Arab Melayu

Sebagaimana huruf Arab, huruf Arab melayu tidak memiliki huruf vokal (a, e, i, o, u). Semua hurufnya
adalah huruf konsonan. Oleh karena itu, untuk membantu bunyinya, membutuhkan harakat sebagai
tanda vokal.

Akan tetapi, karena huruf Arab-Melayu pada umumnya ditulis tanpa harakat (Arab-Gundul), maka
untuk mempermudah cara bacanya, dapat digunakan dengan tiga huruf bantu, yaitu alif (‫ ) ا‬, waw
( ‫ ) و‬dan ya’ (‫)ي‬.

Namun demikian, tidak semua ucapan a, e, i, o, u dalam bahasa Indonesia (Melayu) harus ditulis
dengan huruf bantu (alif, waw, ya’). Huruf-huruf tersebut hanya dipergunakan pada tempat-tempat
yang diperlukan saja sebagai huruf bantu. Pada umumnya, penggunaan huruf bantu itu dalam tradisi
Arab-Melayu tetap memperhatikan langgam bacaan yang dihasilkan akibat muncul tanda-tanda
madd (alif, waw, ya’) tersebut.

1). Alif sebagai huruf bantu vokal a.

Contohnya:
2). Waw sebagai huruf bantu vokal u dan o.

Contohnya:

3). Ya’ sebagai huruf bantu vokal i dan e.

Contohnya:
11. Huruf ‘illat sebagai huruf bantu

Huruf ‘illat adalah alif, waw, dan ya’. Tiga huruf tersebut dapat berfungsi sebagai huruf bantu untuk
mempermudah bacaan, sehingga diketahui apakah suatu huruf dibaca a, i/e, atau u/o.

Lazimnya, dalam kesusateraan Melayu, huruf bantu itu juga digunakan untuk menetapkan irama
bacaan, sehingga ketika dibaca dapat menimbulkan efek bunyi yang berirama dan bahkan
bersenandung. Oleh karena itu, huruf bantu yang terlalu banyak digunakan, karena dapat
menimbulkan bunyi yang serba madd (panjang) ketika dibaca. Di samping itu juga, untuk
menghindari bertemunya dua huruf sukun (sakinain) secara tidak perlu.

Praktek membaca mengikuti kaidah madd dan qashr:


Selain itu, huruf bantu juga digunakan untuk menghidari kemungkinan salah baca. Maka huruf bantu
itu digunakan juga untuk membedakan antara dua kata atau lebih yang memiliki huruf dasar yang
sama.

Contohnya, tulisan dapat dibaca dengan berbagai variasi bacaan, yaitu: kembang,
kambing, kambang, kembung, dan kumbang. Maka digunakanlah huruf bantu alif/waw/ya’ untuk
membedakannya satu sama lain.

12. Huruf vokal diawal kata, trik membaca

Huruf vokal (a, e, i, o, u) di awal kata selalu menggunakan huruf alif (‫ ا‬,( dengan ketentuan sebagai
berikut:

1). Vokal A di awal kata cukup ditulis dengan huruf alif tanpa tambahan huruf bantu. Hanya saja,
untuk kesempurnaannya menggunakan tanda hamzah di atasnya (‫ ) أ‬atau tanda madd (‫) آ‬.
Contohnya:

AKU ANAK AYAH :

2). Vokal U di awal kata ditulis dengan huruf alif. Sempurnanya dilengkapi dengan hamzah di atasnya
(‫) أ‬. Terkadang ditulis dengan huruf alif dan waw sesudahnya (‫) او‬. Contohnya:

Uang untuk usaha :

3). Vokal I di awal kata ditulis dengan huruf alif. Sempurnanya dilengkapi dengan hamzah di
bawahnya (‫)إ‬. Terkadang ditulis dengan huruf alif dan ya’ sesudahnya (‫) اي‬. Contohnya:

Ini ibu iwan :

4). Vokal O di awal kata pada umumnya ditulis dengan huruf alif dan waw sesudahnya (‫) او‬.

Contohnya:

Orang itu ompong :

5). Vokal E di awal kata cukup ditulis dengan huruf alif saja jika merupakan e lemah. Jika E kuat,
maka ditulis dengan huruf alif dan ya’ sesudahnya (‫) اي‬.

Contohnya:
13. Trik Menulis

Aturan dan Cara penulisan (dengan asumsi anda pernah belajar menulis/membaca Al-Quran) :

1. Aksara ditulis secara gundul, sering disebut sebagai Arab Gundul.


2. Huruf alif yang berdiri sendiri berbunyi a atau e.
3. Huruf alif yang diikuti wau berbunyi u atau o.
4. Huruf alif yang diikuti ya berbunyi i atau Ã.
5. Konsonan diikuti huruf alif akan berbunyi fatah (bunyi a).
6. Konsonan diikuti huruf wau akan berbunyi dhomah (bunyi u).
7. Konsonan diikuti huruf ya akan berbunyi kasroh (bunyi i).
8. Konsonan di awal atau di tengah kata tanpa diikuti alif, wau atau ya berbunyi fatah ( a atau e)
9. Konsonan di akhir kata adalah konsonan mati, kecuali diikuti alif, wau atau ya.
10. Huruf ain digunakan sebagai penanda huruf k seperti pada kata rakyat : ‫رعيت‬

11. Jika dalam satu kata terdiri dari dua suku kata yang memiliki saksi huruf alif, wau atau ya maka
penulisannya seperti contoh berikut :
12. Jika dalam satu kata terdiri dari tiga suku kata atau lebih yang memiliki saksi huruf alif, wau atau
ya maka penulisannya seperti contoh berikut :

13. Konsonan yang berbunyi mati / sukun berbunyi i atau u, maka wajib memakai saksi ‫ ي‬dan ‫و‬

14. Latihan Menulis


TRIK MEMBACA

Anda mungkin juga menyukai