Laporan Uji Tollen Kimdas 2
Laporan Uji Tollen Kimdas 2
ACARA 4
UJI TOLLEN UNTUK ALDEHID DAN KETON
Oleh :
Fika Puspita (A1M012001)
Rombongan 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gugus fungsi paling penting kimia organik yaitu gugus karbonil (-CO-).
Gugus ini dimiliki oleh golongan senyawa aldehida, keton, asam karboksilat,
ester dan turunan lainnya. Senyawa ini penting dalam banyak proses biologi.
Aldehida mempunyai paling sedikit satu atom hydrogen melekat pada gugus
karbonil dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat
atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada
keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil atau dapat dikatakan
bahwa keton karbon atom karbonil dihubungkan dengan dua atom karbon lain.
Aldehid dan keton banyak terdapat dalam system makhluk hidup seperti gula
ribosa dan hormon progesteron. Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas,
yang pada umumnya aldehida berbau merangsang sedangkan keton memiliki bau
yang harum. Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar
dalam kehidupan. Salah satu contohnya yaitu metanal yang mrupakan contoh dari
senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan
formladehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan
formalin. Sedangkan pada keton yang paling banyak dikenal yaitu aseton yang
digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya
maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid
agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.
. Pada praktikum kali ini kami akan menguji tollens yang dimana fungsinya
agar kita bisa membedakan yang mana aldehid dan yang mana keton, karena
Aldehid dan keton ialah keluarga besar dari senyawa organik yang merasuk ke
dalam kehidupan sehari-hari kita. Senyawa-senyawa ini menimbulkan bau wangi
pada banyak buah-buahan dan parfum mahal, untuk itu kita harus mengetahuinya
dengan cara menguji tollens
B. Tujuan
Membedakan antara senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji tollen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tata Nama Aldehida dan Keton
Dalam sistem IUPAC, akhiran penciri untuk aldehida ialah – al (dari suku kata
pertama aldehida. Contoh:
Sekitar setengah dari asetal dehida yang diproduksi setiap tahun dioksidasi
menjadi asam asetat. Sisanya digunakan untuk produksi 1-butanol dan bahan
kimia komersial lainnya.
Aseton yaitu keton paling sederhana, juga diproduksi secara besar-besaran, sekitar
2 miliar setiap tahun. Metode yang paling sering digunakan untuk sintesis
komersialnya ialah oksidasi propena, oksidasi isopropil alkohol, dan oksidasi
isopropil benzena.
Sekitar 30% aseton digunakan secara langsung, sebab aseton tidak saja bercampur
sempurna dengan air tetapi juga merupakan pelarut yang baik untuk banyak zat
organic (resin, cat, zat warna, dan cat kuku). Sisanya digunakan untuk pembuatan
bahan kimia komersial lain, termasuk bifenol 1 – A untuk resin epoksi.
Kuionon merupakan golongan senyawa karbonil yang unik. Senyawa ini
merupakan diketon terkonjugasi siklik. Semua kuinon berwarna, dan banyak di
antaranya berupa pigmen alami yang digunakan sebagai zat warna. Alizarin
adalah kuinon berwarna jingga-merah yang digunakan untuk mewarnai mantel
dalam seragam merah tentara Inggris selama Revolusi Amerika. Vitamin K adalah
kuinon yang diperlukan untuk pembekuan darah secara normal. (Ham, 2006)
Dalam sistem IUPAC, akhiran untuk keton adalah –on (dari suku kata
terakhir keton). Rantai dinomori sehingga karbon karbonil memiliki nomor
terendah. Nama umum keton dibentuk dengan menambahkan kata keton pada
nama gugus alkil atau aril yang melekat pada karbon karbonil.
Beberapa aldehida dan keton yang sering dijumpai
Formaldehida, yaitu aldehida yang sederhana, dibuat secara besar-besaran
melalui oksidasi metanal.
Formaldehida berwujud gas (Td -21oC), tetapi gas ini tidak dapat
disimpan dalam keadaan bebas karena akan mudah berpolimerisasi. Biasanya
formaldehida dipasok sebagai larutan berair 37% yang disebut formalin. Dalam
bentuk ini formalin digunakan sebagai desinfektan dan pengawet, namun sebagian
besar formaldehida digunakan dalam pembuatan plastik, insulasi bangunan, papan
partikel, dan kayu lapis.
Asetaldehida mendidih di dekat suhu kamar (Td 20 oC). senyawa ini dibuat
melalui oksidasi etilena dengan bantuan Pd-Cu (Hart, 2003).
Reaksi-Reaksi Aldehida
Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat, sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator
lemah. Pereaksi Tollens dan Fehling merupakan contoh oksidator lemah yang
merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida
menghasilkan asam karboksilat.
Reaksi-Reaksi Keton
Oksidasi
Keton merupakan reduksi yang lebih lemah dari pada aldehida, zat-zat
pengoksidasi lemah seperti pereaksi. Tollens dan pereaksi fehling tidak dapat
mengoksidasi keton. Oleh karena itu, aldehida dan keton dapat dibedakan dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
Aldehida + pereaksi tollens ==> cermin perak
Keton + pereaksi tollens ==> tidak ada reaksi
Aldehida + pereaksi fehling ==> endapan merah bata
Keton + pereaksi fehling ==> tidak ada reaksi
Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi tollens; yang penting
larutan ini harus mengandung perak amoniakal. Larutan kompleks perak
beramoniak inilah yang dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang
disertai dengan timbulnya cermin perak. Oleh sebab itu, larutan perak amoniakal
ini sering ditulis secara sederhana sebagai larutan Ag2O. (Arufiati, 2012)
METODE PRAKTIKUM
Bahan :
Alat :
o Tabung reaksi
o Pipet tetes
B. Prosedur
BAB IV
A. Hasil
B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan tentang Aldehid dan Keton.
Aldehid dan Keton adalah suatu senyawa yang tersusun dari unsur –unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida
dari alkohol primer dan keton dari alkohol sekunder. Aldehid dapat dioksidasi
sedangkan keton tidak. Untuk mengetahui perbedaan antara aldehid dan keton
dapat dilakukan uji fehling dan uji tollens. Namun pada praktikum kali ini kami
gunakan uji tollens dengan cara direaksikan dengan pereaksi tollens dan ditandai
dengan terbentuknya kristal kaca/ warna perak.
Metode dari percobaan uji tollens pertama direaksikan AgNO 3 dan Na4OH
untuk mendapatkan tollens. kemudian tollens direaksikan dengan sampel
(glukosa, fruktosa, aseton, formaldehid) yang dibantu dengan pemanasan untuk
mempercepat apabila larutan terbentuk kristal kaca di tabung reaksi, maka larutan
tersebut termasuk aldehid sedangkan apabila tidak sampel termasuk keton.
Pada glukosa terbentuk endapan Ag, perubahan warna perak, dan setelah
dipanaskan Perubahan warna menjadi cokelat pekat, terbentuk endapan Ag
berwarna abu-abu, pada fruktosa terbentuk endapan Ag, perubahan warna perak
dan setelah dipanaskan Perubahan warna menjadi cokelat kemerah-merahan,
terbentuk endapan Ag berwarna emas, pada aseton tidak terbentuk endapan Ag,
perubahan warna menjadi putih keruh dan setelah dipanaskan Terjadi perubahan
warna menjadi abu-abu, tidak terjadi endapan Ag, lalu pada formaldehid terbentuk
endapan Ag, perubahan warna namun peraknya pecah dan setelah dipanaskan
Terjadi perubahan warna menjadi warna putih bening dan terbentuk endapan Ag
berwarna abu abu.
Pada uji tollens setelah diamati didapat glukosa, fruktosa, formaldehid
dapat bereaksi dengan tollens yang ditandai dengan terbentuknya kristal kaca
ditabung reaksi. Hal ini juga menunjukan bahwa sampel-sampel tersebut
tergolong aldehid sedangkan aseton tidak dapat bereaksi dengan tollens yang
menunjukan bahwa aseton adalah keton.
.
BAB V
A. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum uji tollen ini, dapat disimpulkan ternyata
mudah untuk membedakan mana senyawa aldehid dan keton. Suatu sampel dapat
dikatakan sebagai aldehid apabila direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian
dipanaskan akan terbentuk cermin perak pada dinding tabung reaksinya.
Sedangkan sampel dapat dikatakan bahwa ia merupakn senyawa keton apabila
terjadi reaksi negatif pada saat ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan, sampel
ini tidak akan menunjukkan adanya cerminperak pada dinidng tabung. Dari 4
sample yang digunakan didapatkan hasil sebagai berikut :
Glukosa = aldehid
Fruktosa = aldehid
Formaldehid = aldehid
Aseton = keton
B. Saran
1. Alat-alat dan bahan praktikum harus memadai dan di siapkan sebelum
melaksanakan praktikum sehingga akan lebih mengefesiensi waktu
untuk praktikum .
2. Sebaiknya kuis dilakukan setelah praktikum.
DAFTAR PUSTAKA