Anda di halaman 1dari 32

PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA

DISUSUN OLEH:

NAMA :

STB :

KELOMPOK :

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

MAKASSAR

2021
Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

BAB I
PENGUJIAN ORIFICE
1.1. Maksud dan Tujuan
a. Mendapat hasil koefisien hidraulik dan membandingkan dengan teori
b. Memperlihatkan hubungan debit (Q) dan tinggi (H) pada kecepatan yang berbeda
c. Memperlihatkan secara jelas karakteristik aliran melalui Orifice

1.2. Alat Alat Yang Digunakan


- Tangki air
- Bak penampungan (hidroulics banch)
- Pompa sirkulasi air
- Kran suplay yang mengatur tinggi permukaan air
- Lubang pelimpa air untuk mempertahankan tinggi permukaan air dalam tangki
- Manometer yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air dalam tangki
- Landasan untuk mengukur jarak pancaran air yang keluar dari Orifice beserta point
gaugenya,
- Stop watch
- Gelas ukur
- Water pass

1.3. Teori Pengujian


Sebuah lubang (Orifice) yang dipasang pada dinding tangki seperti gambar 1. Dimana
luas permukaan air dinyatakan dengan A, dan tinggi air dalam tangki (H) diukur diatas sumbu
orifice yang disebut pancaran.

Ao x

A1
V1 y

Gambar 1. Tangki Orifice

Pada permukaan air dalam tangki (A o) mempunyai tekanan (Po) yang sama dengan
tekanan atmosfir sedangkan kecepatan (V o) dianggap sama dengan nol (sebelum lubang
orifice dibuka). Setelah lubang orifice dibuka maka pada daerah A1 diperoleh kecepatan (V1)
dan tekanan P1. Untuk menentukan besarnya kecepatan dan tekanan pada daerah A 1 dapat
digunakan persamaan Bernoulli dengan meninjau dua titik, yaitu titik A o dan A1, sehingga
diperoleh:
𝑃𝑜 𝑉2𝑜 1𝑃 1 𝑉2
𝜌.𝑔
+ 2.𝑔 + 𝑍𝑜 = 𝜌.𝑔 + 2.𝑔 + 𝑍1
Jika:
𝑍𝑜 − 𝑍1 = 𝐻 ; 𝑉𝑜 = 0

Laboratorium Teknik Mesin 1


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

Maka:
𝑉1 = 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 dan
𝑃𝑜 = 𝑃1
Sehingga:
𝑉1 = √2. 𝑔. 𝐻 (m/s)
Jadi: 𝑉1 = 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Atau kecepatan teoritis pancaran air yang keluar dari orifice sedangkan debit teoritis
dapat ditentukan dari Hukum kontiunitas, yaitu:
𝑄𝑜 = 𝑄1
𝑉𝑜 ∗ 𝐴𝑜 = 𝑉1 ∗ 𝐴1 ; 𝑉𝑜 = 0
Maka: 𝑄1 = 𝑉1 ∗ 𝐴1
Jadi:
𝑄1 = 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝑉1 ∗ 𝐴1 (m3/s)
Dimana:
Ao = Luas permukaan air dalam tangki
𝜋
= (𝑑𝑜2 )
4
(m2)
A1 = Luas orifice
𝜋
= 4 (𝑑12 ) (m2)
Jadi kecepatan teoritis yang keluar dari Orifice adalah fungsi dari ketinggian
permukaan fluida dalam tangki.
Kecepatanfluida yang keluar dari orifice mempunyai dua komponen yaitu arah
mendatar dan arah vertikal. Arah mendatar merupakan gerakan kecepatan tetap sedangkan
dalam arah vertikal merupakan gerakan dipercepat beraturan dengan percepatan gaya
grafitasi bumi (g) dan kecepatan awal nol.
Kecepatan dalam arah mendatar dihitung dengan persamaan:
𝑥
𝑉 = 𝑡 (m/s)
Sedangkan dalam arah vertikal:
1
𝑉𝑦 = 2 𝑔. 𝑡 (m/s)
Dengan mengeliminasi persamaan (4) dan (5) maka diperoleh persamaan sebenarnya
(aktual):
𝑔.𝑥 2
𝑉𝑎 = √ 2𝑦 (m/s)
Bentuk persamaan ini adalah parabola dan dapat dimaklumi bahwa pancaran air yang
keluar dari orifice adalah parabola. Sedangkan debit sebenarnya dapat ditentukan dengan
menampung air yang keluar dari orifice pada gelas pengukur atau pada tangki penampung
air (hydraulics banch) pada selang waktu tertentu. Dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑄𝑎 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
(m3/s)

Koefisien Kecepatan (Cv)


Adalah perbandingan antara kecepatan pancaran sebenarnya dengan kecepatan
teoritis:
𝑉𝑎
𝐶𝑣 =
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

Laboratorium Teknik Mesin 2


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

𝑥2
𝐶𝑣 = √
4. 𝑦. ℎ
Koefisien kecepatan ini dipengaruhi oleh gesekan dan bentuk orifice, kecepatan
teoritis bertambah bila tinggi tekanan bertambah.
Koefisien kecepatan (Cv) berkisar antara (0,95 – 0,99).

Koefisien Pengaliran (Cd)


Adalah perbandingan antara debit seenarnya dengan debit teoritis, yang dapat ditulis
dalam bentuk:
𝑄𝑎
𝐶𝑑 =
𝑄𝑡
Dimana harga koefisien berkisar (0,61-0,62)
Koefisien Konstraksi (Cc)
Adalah perbandingan antara luas pancaran pada pena kontrakta dengan luas orifice,
dapat ditulis dalam bentuk:

𝐴1
𝐶𝑐 =
𝐴𝑜
Harga koefisien kontraksi (Cc) tergantung pada ukuran dan bentuk orifice, tinggi
tekanan, viskositas fluida dan lain-lain. Untuk mengukur luas pada pena kontrakta sulit
dilakukan dalam praktek, hanya dapat diperoleh dari hubungan antara C d dan Cv, sehingga:
𝐶1
𝐶𝑐 =
𝐶𝑣
Dimana koefisien ini berkisar antara 0,62 sampai 0,65.
Bilangan Reynols adalah perbandingan antara gaya geser dan gaya viskos, dapat
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
𝑉1 ∗ 𝑑
𝑅𝑒 =
𝜗
Dimana:
V1 = kecepatan teoritis (m/s)
d = diameter orifice (m)
 = viskositas kinematis (m2/s)

1.4. Prosedur Pengujian


I. Pengujian Head Konstan
a. catat diameter orifice dan diameter tangki air.
b. Sambungkan pipa dari tangki Orifice ke hidraulich bench.
c. Naikkan pipa over flow untuk menentukan tinggi permukaan air dalam tangki orifice.
d. On kan pompa sirkulasi dan buka/atur kran suplai pada hydraulics banch untuk
mengisi tangki orifice.
e. Catat tinggi permukaan air (H) pada tangki Orifice.
f. Atur setiap jarum untuk menentukan lintasan pancaran.
g. Catat posisi pena kontrakta (y) secara visual dan jarak (x) orifice.
h. Ulangi point 5, 6 dan 7 dengan mengubah posisi over flow.

Laboratorium Teknik Mesin 3


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

II. Pengujian Head Bervariasi


a. Sama point 1 sampai 4 dari pengujian I.
b. Atur pipa over flow untuk menentukan tinggi air maksimum dalam tangki orifice dan
tutup lubang orifice untuk mempertahankan tinggi air dalam tangki.
c. Tutup kran suplai pada hydraulics banch dan matikan pompa sirkulasi.
d. Catat debit air yang keluar dari lubang orifice dengan menggunakan tangki volume
atau gelas ukur sesuai dengan waktu yang telah ditentukan asisten dengan
menggunakan stop watch.
e. Catat H2 setelah mencapai waktu yang telah ditentukan.

TABEL PENGAMATAN
(HEAD KONSTAN)

o
Diameter orifice (d) = mm Temperatur air (T) = C

H t V Y (mm)
No.
(mm) (detik) (liter) x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 X
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Makassar, …………….2021

Asisten

(……………………………..)

Laboratorium Teknik Mesin 4


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

TABEL PENGAMATAN
(HEAD BERVARIASI)

o
Diameter orifice (d) = mm Temperatur air (T) = C

Diameter Tangki (D)= mm

H1 H2 t V
No.
(mm) (mm) (detik) (liter)
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Makassar, …………….2021

Asisten

(……………………………..)

PERHITUNGAN:
A. Head Konstan
1. Kecepatan teoritis
𝑉 = √2. 𝑔. 𝐻
=
= m/s

2. Kecepatan dalam arah mendatar :


𝑥
𝑉= 𝑡

=
= m/s

Laboratorium Teknik Mesin 5


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

3. Kecepatan dalam arah vertikal


1
𝑉𝑦 = 2 𝑔. 𝑡

=
= m/s

4. Kecepatan aktual
𝑔.𝑥 2
𝑉𝑎 = √ 2𝑦

=
= m/s

5. Debit Teoritis

𝑄1 = 𝑉1 ∗ 𝐴1
=
= m3/s

6. Debit Aktual

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑄𝑎 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

=
= m3/s

Koefisien Kecepatan (Cv)


𝑉𝑎
𝐶𝑣 =
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝑥2
𝐶𝑣 = √
4. 𝑦. ℎ

=
=

Koefisien kecepatan (Cv) berkisar antara (0,95 – 0,99).


Koefisien Pengaliran (Cd)
𝑄𝑎
𝐶𝑑 =
𝑄𝑡
=

Laboratorium Teknik Mesin 6


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

Dimana harga koefisien berkisar (0,61-0,62)

Koefisien Konstraksi (Cc)

𝐴1
𝐶𝑐 =
𝐴𝑜
𝐶𝑑
𝐶𝑐 =
𝐶𝑣
=
=
Dimana koefisien ini berkisar antara 0,62 sampai 0,65.

Bilangan Reynols
𝑉1 ∗ 𝑑
𝑅𝑒 =
𝜗
=
=

B. Head Bervariasi

1. Kecepatan teoritis
𝑉 = √2. 𝑔. 𝐻
=
= m/s

2. Kecepatan dalam arah mendatar :


𝑥
𝑉=
𝑡

=
= m/s

3. Kecepatan dalam arah vertikal


1
𝑉𝑦 = 2 𝑔. 𝑡

=
= m/s

Laboratorium Teknik Mesin 7


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

4. Kecepatan aktual
𝑔.𝑥 2
𝑉𝑎 = √
2𝑦

=
= m/s

5. Debit Teoritis

𝑄1 = 𝑉1 ∗ 𝐴1
=
= m3/s

6. Debit Aktual

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑄𝑎 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

=
= m3/s

Koefisien Kecepatan (Cv)


𝑉𝑎
𝐶𝑣 =
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝑥2
𝐶𝑣 = √
4. 𝑦. ℎ

=
=

Koefisien kecepatan (Cv) berkisar antara (0,95 – 0,99).

Koefisien Pengaliran (Cd)


𝑄𝑎
𝐶𝑑 =
𝑄𝑡
=
=

Dimana harga koefisien berkisar (0,61-0,62)

Laboratorium Teknik Mesin 8


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

Koefisien Konstraksi (Cc)

𝐴1
𝐶𝑐 =
𝐴𝑜
𝐶𝑑
𝐶𝑐 =
𝐶𝑣
=
=
Dimana koefisien ini berkisar antara 0,62 sampai 0,65.

Bilangan Reynols
𝑉1 ∗ 𝑑
𝑅𝑒 =
𝜗
=
=

PEMBAHASAN

Laboratorium Teknik Mesin 9


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

BAB II
PENGUJIAN PANCARAN AIR
2.1. Maksud Dan Tujuan
− Menentukan gaya pancaran dan gaya beban
− Mengetahui hubungan antara laju aliran dengan massa beban
− Menentukan koefisien hidrolik
− Membandingkan koefisien hidrolik yang diperoleh dengan literature

2.2. Alat Dan Bahan


− Bak penampungan (Hidraulics banch)
− Pompa sirkulasi
− Jenis teste plat yang akan diuji
− Beban
− Nossel
− Stop watch
− Thermometer

2.3. Teori Pengujian


Salah satu cara untuk menghasilkan usaha atau daya dari suatu fluida yang ada yaitu
dengan jalan memanfaatkan tekanan.
Dengan tekanan yang tinggi akan menghasilkan daya yang besar pada pancaran untuk
mengangkat beban. Pancaran fluida dapat menghasilkan gaya yang ditentukan dengan besar
laju aliran momentum dalam pancaran tersebut.
Pada pancaran ini akan dihitung efek tumbukan pada model plat seperti:
• Plat rata
• Plat 120o
• Plat ½ bola
Besarnya gaya yang ditimbulkan akibat pancaran fluida pada beberapa model plat adalah
sebagai berikut:
1. Gaya akibat beban terhadap plat (F1)
F1 = m.g (N)
2. Gaya pancaran air dari nossel saat menumbuk plat (F2)
𝑚. ( 𝑣 cos )
𝐹2 = (N)
𝑡
Dimana:
− Kecepatan (v) adalah debit dibagi luas pancaran (nossel)

Laboratorium Teknik Mesin 10


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

v = Q/A
− Debit (Q) adalah Volume dibagi dengan waktu
Q = V/t
3. Efisiensi gaya pancaran air
𝐹1
𝜂= x 100 %
𝐹2

3.4. Prosedur Pengujian


− Catat semua besaran-besaran pada peralatan.
− Atur level gauge pada posisi nol dengan water pass
− Alirkan air dengan membuka kran suplay
− Berikan beban pada pancaran dan atur gauge kembali pada posisi nol
− Catat waktu yang dicapai untuk mencapai volume yang telah ditentukan pada beban
tersebut.
− Ulangi prosedur 2,3 dan 4 untuk data selanjutnya.

Laboratorium Teknik Mesin 11


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

3.5. Tabel Hasil Pengamatan


Tinggi plat (y):
− Plat rata =……………….mm Diameter Nossel (d) = mm
− Plat 120o = ………………mm Temperatur air (T) = o
C
− Plat ½ bola = ………………mm

Waktu
Massa Volume
No Jenis plat
(gr) (liter)
Rata 120o ½ bola

Makassar, …………….2021

Asisten

(……………………………..)

Laboratorium Teknik Mesin 12


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

PERHITUNGAN

A. Plat Rata
Gaya akibat beban terhadap plat (F1)
F1 = m.g
=
= N

Gaya pancaran air dari nossel saat menumbuk plat (F2)


𝑚. ( 𝑣 cos )
𝐹2 =
𝑡

Debit (Q)
Q = V/t
=
= m3/s

v = Q/A
=
= m/s
=
= N

Efisiensi gaya pancaran air


𝐹1
𝜂= x 100 %
𝐹2

=
= %

B. ½ bola

Gaya akibat beban terhadap plat (F1)


F1 = m.g
=
= N

Laboratorium Teknik Mesin 13


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

Gaya pancaran air dari nossel saat menumbuk plat (F2)


𝑚. ( 𝑣 cos )
𝐹2 =
𝑡

Debit (Q)
Q = V/t
=
= m3/s
v = Q/A
=
= m/s
=
= N

Efisiensi gaya pancaran air


𝐹1
𝜂= x 100 %
𝐹2

=
= %
Gaya akibat beban terhadap plat (F1)
F1 = m.g
=
= N

Gaya pancaran air dari nossel saat menumbuk plat (F2)


𝑚. ( 𝑣 cos )
𝐹2 =
𝑡

Debit (Q)
Q = V/t
=
= m3/s

v = Q/A
=
Laboratorium Teknik Mesin 14
Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

= m/s
=
= N

Efisiensi gaya pancaran air


𝐹1
𝜂= x 100 %
𝐹2

=
= %

PEMBAHASAN

Laboratorium Teknik Mesin 15


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

BAB III
PENGUJIAN VENTURI METER

3.1. Tujuan Pengujian


a. Menentukan kecepatan fluida pada diameter bervariasi
b. Menentukan tinggi teoritis (energi kecepatan) pada setiap penampang
c. Membandingkan tinggi total pada manometer pembanding (pitot)

3.2. Alat Yang Digunakan


a. Bak penampung dari outlet Venturi meter
b. Venturi meter dengan perlengkapannya
c. Pompa sirkulasi dari bak kebagian inlet Venturi meter
d. Kompresor torak untuk melevelkan kedudukan fluida dalam tabung
e. Stop watch untuk menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menampung air dalam
bak penampung

3.3. Teori Pengujian


Sebuah tabung pipa yang menyatakan bahagian dasar suatu aliran suatu fluida yang
mengatur dimana tabung arus ini akan digunakan untuk menurunkan persamaan kontuinitas
yang menghasilkan prinsip kekekalan massa.
Untuk aliran mantap volume fluida yang melalui saluran bagian dalam arus fluida
persatuan waktu adalah:
Q=Axv (m3/s)
Untuk fluida yang tidak kompresibel maka diperoleh persamaan kontuinitas sebagai
berikut:
A1. v1 = A2. v2 = konstan
Sedangkan persamaan yang dapat menentukan hubungan antara tiap-tiap bagian dapat
digunakan persamaan sebagai berikut:
𝑝 𝑣2
+ + 𝑍 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝜌. 𝑔 2𝑔
Oleh karena itu semua permukaan air yang berada pada pipa saling berhubungan, maka
tekanan air yang terjadi pada permukaan air tersebut adalah sama, tekanan pada tiap titik
dapat ditentukan sebagai berikut:
𝑁
𝑝 = 𝜌. 𝑔. ℎ ( 2)
𝑚
Sedangkan tinggi kecepatan teoritis:
𝑣12
𝐻𝑣 = + ℎ (𝑚)
2𝑔
Tinggi total teoritis:
𝑝 𝑣2
𝐻𝑡𝑜𝑡 = + + 𝐻𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 (𝑚)
𝜌𝑔 2𝑔

Laboratorium Teknik Mesin 16


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

3.5. Tabel Pengamatan


o
Temperatur air (T) = C

Permukaan level = mm

H8 (pembanding)
V t
No H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 Posisi pitot Rerata
(Ltr) (detik)
3 6 9 12

1.

2.

3.

4.

5.

Makassar, …………….2021

Asisten

(……………………………..)

Laboratorium Teknik Mesin 17


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

PERHITUNGAN
Tekanan pada daerah level
𝑝 = 𝜌. 𝑔. ℎ𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙
=
= N/m2
Tekanan pada setiap titik
1. Tekanan pada Titik 1
𝑝1 = 𝜌. 𝑔. ℎ1
=
= N/m2

2. Tekanan pada Titik 2


𝑝2 = 𝜌. 𝑔. ℎ2
=
= N/m2
3. Tekanan pada Titik 3
𝑝3 = 𝜌. 𝑔. ℎ3
=
= N/m2
4. Tekanan pada Titik 4
𝑝4 = 𝜌. 𝑔. ℎ4
=
= N/m2

5. Tekanan pada Titik 5


𝑝5 = 𝜌. 𝑔. ℎ5
=
= N/m2
6. Tekanan pada Titik 6
𝑝6 = 𝜌. 𝑔. ℎ6
=
= N/m2
7. Tekanan pada Titik 7
𝑝7 = 𝜌. 𝑔. ℎ7
=
= N/m2
8. Tekanan pada Titik 8
Laboratorium Teknik Mesin 18
Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

𝑝8 = 𝜌. 𝑔. ℎ8
=
= N/m2

Kecepatan pada tiap-tiap titik


𝑣2 Δℎ
1. 𝑣1 =
𝐴1

2.g.Δℎ
𝑣2 = √ 𝐷1 Δℎ = ℎ1 − ℎ2
( ⁄ 𝐷2 )

=
=
= m/s
2. Titik 2
𝑑2 2
𝑣1 = ( ) . 𝑣2
𝑑1
=
=
= m/s
.
3. Titik 3
𝑑2 2
𝑣3 = ( ) . 𝑣2
𝑑3
=
=
= m/s

4. Titik 4
𝑑2 2
𝑣4 = ( ) . 𝑣2
𝑑4
=
=
= m/s
5. Titik 5
𝑑2 2
𝑣5 = ( ) . 𝑣2
𝑑5
=

Laboratorium Teknik Mesin 19


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

=
= m/s
6. Titik 6
𝑑2 2
𝑣6 = ( ) . 𝑣2
𝑑6
=
=
= m/s
7. Titik 7
𝑑2 2
𝑣7 = ( ) . 𝑣2
𝑑7
=
=
= m/s

Debit teoritis
𝑄𝑡 = 𝐴. 𝑣1
𝐴 = 𝜋/4. 𝑑12
=
=
= m2
Qt =
= m3/s
Debit actual

𝑉
𝑄𝑎 = 𝑡

=
=
= m3/s
Koefisien Debit (Cd)
𝑄𝑎
𝐶𝑑 =
𝑄𝑡

=
=
Tinggi Kecepatan teoritis pada suatu sudut

Laboratorium Teknik Mesin 20


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

𝑣12
𝐻𝑣1 = + ℎ1
2𝑔
=
=
= m
𝑣12
𝐻𝑣2 = + ℎ2
2𝑔
=
=
= m
𝑣32
𝐻𝑣3 = + ℎ3
2𝑔
=
=
= m
𝑣42
𝐻𝑣4 = + ℎ4
2𝑔
=
=
= m
𝑣52
𝐻𝑣5 = + ℎ5
2𝑔
=
=
= m
𝑣62
𝐻𝑣6 = + ℎ6
2𝑔
=
=
= m

𝑣72
𝐻𝑣7 = + ℎ7
2𝑔
=
=
= m

Laboratorium Teknik Mesin 21


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

Koefisien Kecepatan (Cv)


𝐶𝑑
𝐶𝑣 = 𝐶𝑐
Cc = 0,95

=
=

Tekanan Total (ptotal)


𝑝1 +𝑝2+𝑝3+𝑝4 +𝑝5 +𝑝6+𝑝7+𝑝8
𝑝𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 8

=
=
= N/m2

Tinggi Total teoritis (htotal)


𝑝 𝑣22
𝐻𝑡𝑜𝑡 = + + 𝐻𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙
𝜌𝑔 2𝑔
=
=
= m

Laboratorium Teknik Mesin 22


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

BAB IV
PENGUJIAN OSBORNE REYNOLDS

4.1. Tujuan Pengujian


a. Mengamati macam-macam aliran yang terjadi
b. Menghitung Reynold Number

4.2. Alat-Alat Yang Digunakan


a. Pesawat Osborne Reynolds
b. Thermometer
c. Stop watch
d. Gelas ukur
e. Zat pewarna

4.3. Teori Pengujian


Bilangan Reynolds merupakan kriteria untuk mendapatkan aliran fluida yang terjadi.
Kriteria ini merupakan perbandingan antara:
a. Kecepatan aliran dalam pipa
b. Diameter pipa sebenarnya
c. Kekentalan kinematis fluida
Beberapa kondisi aliran fluida antara lain:
❖ Aliran laminar, merupakan kondisi aliran yang stabil, dimana terlihat pada percobaan
garis-garis arusnya mengikuti arus sejajar, karena itu terjadi interaksi bidang-bidang
geser. Besarnya bilangan Reynolds untuk aliran ini adalah lebih kecil dari 2000.
❖ Aliran transisi, aliran ini terjadi diantara aliran laminar dan aliran turbulen. Karena pada
aliran tersebut kadang terjadi aliran laminar dan kadang pula terjadi aliran turbulen.
Bilangan Reynolds pada aliran ini berkisar diantara 2000 hingga 2300.
❖ Aliran turbulen, menunjukkan kondisi aliran yang tidak stabil, dimana garis arusnya
saling berpasangan satu sama lainnya, sehingga menyebabkan terganggunya bidang
geser serta terjadi pergolakan yang menyebabkan pencampuran fluida.
Bilangan Reynolds digunakan persamaan sebagai berikut:
𝑣. 𝑑
𝑅𝑒 =
𝜗
Dimana: v = kecepatan aliran fluida
d = diameter pipa
 = viskositas kinematis fluida
Faktor hambatan dalam pipa ditentukan dengan persamaan:
64
𝑓=
𝑅𝑒
Sedangkan untuk mengetahui besarnya tegangan geser yang terjadi dalam pipa selama
fluida mengalir digunakan persamaan:
1 𝑁
𝜏 = 𝑓. 𝜌. 𝑣 2 ( 2)
8 𝑚

4.4. Prosedur Pengujian


1) Levelkan alat pada pesawat Osborne Reynolds dan hubungkan dengan pipa pemberi
dan pipa pembuang dengan hidraulich bench.

Laboratorium Teknik Mesin 23


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

2) Reservoir zat pewarna diisi kemudian turunkan injector zat pewarna sampai ujungnya
kemulut gentah bagain atas.
3) Ukurlah temperatur air.
4) Buka katup pengontrol aliran sedikit demi sedikit dan aturlah jarum pengontrol zat
pewarna sehingga kelihatan jelas pada aliran fluida.
5) Tentukan besarnya aliran dengan menampung air yang keluar dan catatlah waktu
yang dibutuhkan untuk menampung volume air yang ditentukan.
6) Ulangi pengujian diatas dengan debit yang berbeda dari kecil sampai besar sehingga
terjadi aliran yang diamati.

PERHITUNGAN

A. Aliran Laminar

Perhitungan Debit

𝑉
𝑄=
𝑡
=

= m3/s

Kecepatan aliran

𝑄
𝑣=
𝐴
=

= m/s

Bilangan Reynolds
𝑣. 𝑑
𝑅𝑒 =
𝜗

=
=

Faktor hambatan dalam pipa


64
𝑓 = 𝑅𝑒

=
=

Laboratorium Teknik Mesin 24


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

Tegangan geser yang terjadi dalam pipa


1
𝜏 = 𝑓. 𝜌. 𝑣 2
8
=

= N/m2

𝑉
𝑄=
𝑡
=

= m3/s

B. Aliran Turbulen

Perhitungan Debit

𝑉
𝑄=
𝑡
=

= m3/s

Kecepatan aliran

𝑄
𝑣=
𝐴
=

= m/s

Bilangan Reynolds
𝑣. 𝑑
𝑅𝑒 =
𝜗

=
=

Faktor hambatan dalam pipa


64
𝑓=
𝑅𝑒

Laboratorium Teknik Mesin 25


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

=
=

Tegangan geser yang terjadi dalam pipa


1
𝜏 = 𝑓. 𝜌. 𝑣 2
8
=

= N/m2

𝑉
𝑄=
𝑡
=

= m3/s

Laboratorium Teknik Mesin 26


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

4.5. Tabel Pengamatan


o
Diameter pipa = mm Temperatur air (T) = C

Waktu pengamatan
Kondisi Volume (detik) Waktu Rerata Suhu air
Aliran/Debit (cm3) t1 t2 t3 (detik) o
C

Makassar, …………….2021

Asisten

(……………………………..)

Laboratorium Teknik Mesin 27


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

BAB V
TEKANAN HIDROSTATIK

5.1. Tujuan Pengujian


Untuk mengetahui pusat tekanan pada suatu bidang permukaan yang dibenamkan.

5.2. Alat-Alat Yang Digunakan


− Hidraulics bench
− Beban
− Alat uji tekanan hidrostatik

5.3. Teori Pengujian


Hidrostatik adalah bagian dari suatu ilmu mekanika fluida yang mempelajari air dalam
keadaan diam. Dimana tekanan hidrostatiknya terjadi pada suatu titik dalam zat cair.
Sifat-sifat tekanan hidrostatik adalah:
a. Selalu tegak lurus bidang tempat bekerjanya
b. Tekanan pada tiap-tiap level suatu titik adalah sama
Tekanan hidrostatik tergantung pada tekanan permukaan, gaya dari luar dan letak
sisinya.
Tekanan hidrostatik pada bidang tegak adalah:
P = .g.h
Gaya Hidrostatik :
F = A. ho. .g.
= ½ b. h2. .g.
Dimana:
A = luas bidang
ho= jarak pusat berat bidang ke muka air
Pb= pusat berat bidang

ho
h Pb

5.4. Prosedur Pengujian


1) Alat uji tekanan hidrostatik ditempatkan diatas hidraulich bech dan levelkan alat
tersebut.
2) Hubungkan selang dari hidraulich bench ke drain cock yang terdapat pada alat uji
tersebut.
3) Air dialirkan dengan mengatur posisi katup suplay pada hydraulic bech agar
permukaan air dalam bak tepat menunjukkan garis tengah atau level pada beam level
dengan memutar drain cock.
4) Beri beban pada alat uji kemudian air dialirkan melalui drain cock permukaan air
tersebut dicatat bersama dengan beban yang diberikan.

Laboratorium Teknik Mesin 28


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

5) Ulangi pengujian diatas dengan menambah atau mengurangi beban.


6) Ulangi juga untuk mengurangi tangki.

5.5. Tabel Pengamatan

Pengisian Tangki Pengeringan Tangki Rerata


Tinggi h Tinggi h Tinggi h
No Massa Massa Massa
(mm) (mm) (mm)
(gram) (gram) (gram)
I II I II I II

Level = …………mm
Jarak dari pivot kebalance pan (L 1) = …………….dan L2 = ……….mm
Lebar ujung muka kuadran (b) = mm
Dalam ujung muka kuadran (a) = mm

Makassar, …………….2021

Asisten

(……………………………..)

Laboratorium Teknik Mesin 29


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

PERHITUNGAN
A. Pengisian Tangki
Tekanan hidrostatik pada bidang tegak
P = .g.h
=
= N/m2

Gaya Hidrostatik
F = A. ho. .g.
= ½ b. h2. .g.
=
= N

B. Pengeringan Tangki
Tekanan hidrostatik pada bidang tegak
P = .g.h
=
= N/m2

Gaya Hidrostatik
F = A. ho. .g.
= ½ b. h2. .g.
=
= N

Laboratorium Teknik Mesin 30


Penuntun Praktikum Mekanika Fluida

Laboratorium Teknik Mesin 31

Anda mungkin juga menyukai