Tugas Meli
Tugas Meli
Kegiatan di Yogyakarta yang menurut saya masih menyalahi aqidah Antara lain adalah :
1. Sebagian besar masyarakat Jogja masih percaya akan adanya penguasa Laut Selatan yang
mereka namakan Nyai Roro Kidul (Ratu Pantai Selatan). Masyarakat Jawa yang tinggal
didaerah pantai selatan sangat mempercayai bahwa Nyai Roro Kidul adalah penguasa
Laut Selatan yang mempunyai hubungan dengan kerabat Mataram (Yogyakarta).
Mereka memberi bentuk sedekah laut pada malam suro (Muharram), Selasa Kliqon atau
Jumat Kliwon agar mereka terhindar dari mara bahaya. Padahal yang saya tahu dari hasil
mendengarkan ceramah ustadz Muhammad Fizhar di Youtube Channel nya, Nyai Roro
kidul itu hanyalah sosok jin yang tidak sepantasnya di dewa2 kan, bahkan dimintai
pertolongan atau keberkahan. Karena apapun yang dipersembahkan bukan karena Allah
merupakan syirik.
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab t berkata, “Perintah Allah yang paling agung adalah
perintah tauhid dan larangan yang paling besar adalah syirik. Allah berfirman:
“Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”
(an-Nisa: 36)
Beliau juga berkata, “Barang siapa memberikan ibadahnya kepada selain Allah l, ia telah kafir
karena Allah l berfirman:
“Dan barang siapa menyembah ilah (sesembahan) yang lain bersama Allah, padahal tidak ada
suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (al-Mu’minun: 117) .
Masih percaya dengan dukun dan orang pintar. Bahwa pada orang2 yang ingin tubuhnya kebal,
atau laris dalam berjualan, atau barangnya hilang masih ada yang mendatangi dukun atau orang
pintar untuk mendapatkan solusi. Padahal setahu saya “Barang siapa mendatangi dukun dan
bertanya sesuatu, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.” (HR.
Muslim)”. “Barang siapa mendatangi dukun dan bertanya sesuatu kemudian
membenarkannya, dia telah mengkufuri apa yang diturunkan kepada Muhammad n.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin t menegaskan bahwa mendatangi dukun
ada beberapa rincian hukum.
1. Datang dan bertanya kepadanya, maka tidak diterima shalatnya empat puluh hari.
2. Datang, bertanya kepadanya, dan membenarkan ucapannya, maka ia telah ingkar
kepada apa yang diturunkan kepada Rasulullah n.
3. Datang untuk membongkar kesesatannya, diperbolehkan. (Lihat al-Qaulul Mufid
11. Sesajen
Yakni memberikan sesuguh untuk karuhun ketika hendak melaksanakan acara tertentu.