Anda di halaman 1dari 3

Kasus kanker paru

Pasien tn X usia 5o tahun, periksa poliklinik penyakit paru dan oleh dr spesialis paru
disarankan untuk rawat inap, kemudian rawat inap diruang penyakit dalam RS AB. dengan
Tn x tinggal bersama keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok dirumahnya dan
mempunyai riwayat kerja di pembakaran batu bata setiap hari dari jam 08 sampai jam 16..
Dari pemeriksaan perawat yang dinas diruang penyakit dalam didapatkan data bahwa
pasien merasa sesak nafas mendadak, dan berlangsung terus menerus dan tidak disertai suara
ngik-ngik. Sebelumnya pasien mengeluh batuk, nafsu makan menurun tanpa alasan yang
jelas. Dari pemeriksaan fisik dada saat inspeksi ditemukan asimetris, dimana dada kanan
tertinggal saat bernafas, pada saat palpasi ditemukan vokal frenikus dada kanan menurun,
pada saat perkusi terdapat suara dullness pada dada kanan, saat auskultasi ditemukan suara
vesikuler menurun pada dada kanan, sedangkan pada pemeriksaan dada kiri dalam kondisi
yang normal, disamping itu juga ditemukan pembesaran kelenjar getah bening supracavikula
dextra.
Dari pemeriksaaan penunjang yang dilakukan ro thorax idapatkan gambaran effusi
pleura dextra masif dan perselubungan yang menutupi lapang paru kanan, sinus pleura kanan,
diafragma kanan Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan WBC 12,6 103/μL
(leukositosis), kadar hemoglobin pada pasien ini (Hb 11,80 gr/dL). Pada pasien juga
ditemukan adanya peningkatan bilirubun total (1,121 mg/dL), bilirubin direk (0,73 mg/dL),
alkali phospatase (386,20 U/L), SGOT (182,70 U/L), SGPT (80,60 U/L), gamma GT (80,66
mg/dL), globulin (3,88 g/dL), LDH (860, 00 U/L), pada pasien juga ditemukan
hipoalbuminemia (2,913 g/dL. Pada pemeriksaan analisis gas darah ditemukan hypoxemia
(PO2 77,00 mmHg), serta hiponatremia (Na 125,00 mmol/L)
Tindakan yang dilakukan oleh dr spesialis paru adalah melakukan aspirasi cairan
pleura dan dilakukan analisis cairan pleura dan didapatkan test rivalta positif, warna cairan
merah keruh dengan eritrosit penuh, dengan jumlah sel 901 mm 3 yang tediri dari sel
polimorfonuklear 50% dan mononuklear 50%, selain itu juga dilakukan sitologi cairan pleura
dan ditemukan adanya suatu non small cell carcinoma cenderung tipe adeno.
Penanganan selanjutnya adalah dengan pemasangan WSD di dada kanan juga
diberikan terapi penunjang lainnya berupa pemberian oksigen nasal kanul 5 liter / menit
untuk mengatasi keluhan sesaknya dan keadaan hypoxemia. Pasien juga diberikan cairan
berupa IVFD NS sebanyak 20 tpm, diet tinggi kalori tinggi protein untuk pemenuhan nutrisi
pasien, pemberian analgetik berupa codein 3 x 10 mg untuk mengurangi nyeri yang dialami
pasien. Pada pasien diberikan antibiotik berupa Ciprofloxasin 2 x 400 mg yang dan
Ceftriaxon 2 x 1 gram secara intravena. Sebelum dilakukan pelepasan seang WSD dilakukan
pemberian obat secara pleurodosis. Kemudian pasien direncanakan pemeriksaan trans
thorakal biopsi dengan CT-scan thorak, serta direncanakan kemoterapi 2 minggu lagi.

Kasus covid 19

Ny A usia 45 tahun datang di instalasi gawat darurat RS X dengan diantar oleh


keluarganya dari pemeriksaan oleh perawat triase didapatkan tanda tanda kondisi gawat
darurat ditandai gangguan pada pernafasan yang cepat dan dangkal, gelisah, tingkat
kesadaran compos mentis. Dari aloanamnesa kepada keluarga yang mengantarnya,
didapatkan data.kondisi pasien sebelumnya ada riwayat berpergian dari luar kota, sudah
demam sejak 5 hari yang lalu ada, batuk berdahak, sesak nafas, diare 6 x, mual, muntah 2 x,
nafsu makan menurun tetapi pasien belum mau dibawa ke rumah sakit. Sejak pagi hari mulai
tidak bisa mencium bau dan merasakan rasa, terlihat kelelahan,pegal-pegal serta sesak nafas
mulai memberat kurang lebih 1 jam sebelum ke rumah sakit
Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 102/55 mmHg nadi 125
x /menit, respirasi 42 x/menit, suhu badan 390C. SpO2 72% (room air). Pemeriksaan fisik
ditemukan kondisi obesitas, tanda-tanda sianotik dimana bibir terlihat kebiruan, kuku pucat,
akral dingin, leringat dingin berlebihan. Dari inspeksi yang dilakukan tampak cuping hidung,
retraksi dinding dada, banyak menggunakan otot bantu nafas. Dari perkusi didapatkan suara
sonor baik sebelah kanan ataupun kiri, palpasi dalam batas normal sedangkan auskultasi
ditemukan suara ronkhi kasar di kedua lapang paru.
Dari pemeriksaaan penunjang yang dilakukan, ro thorax didapatkan gambaran
pneumonia bilateral, dan serta corakan khas infeksi virus kemudian dilakukan pemeriksaan
swab antigen SARS-CoV-2 dengan hasil positif dan RT-PCR covid 19 juga positif. Dari
pemeriksaan darah lengkap didapatkan WBC 2,6/μL (leukopemi), limfosit absolut 0,2
,netrofil lymphocyte ratio 4,0 , kadar hemoglobin 10,80 gr/dL trombosit 100 rb/dl hematokrit
40. Pada pasien juga ditemukan adanya GDS 250, SGOT (182,70 U/L), SGPT (180,60 U/L),
pada pasien juga ditemukan hipoalbuminemia (2,813 g/dL), CRP 50 mg/L ureum 50,
kreatinin 2,0 , procalcitonin 3,1 , D dimer 300. Pada pemeriksaan analisis gas darah
ditemukan hypoxemia (PO2 75,00 mmHg), serta hiponatremia (Na 95,00 mmol/L)
Penanganan yang dilakukan adalah pemberian oksigenasi awalnya menggunakan
NRM 15 l/menit diganti dengan menggunakan HNFO 40 l/menit untuk mengatasi sesaknafas
dan sianosis. Kemudian dipasang infus RL 20 tpm, dipasang cateter urin serta diberikan
injeksi pantoprazole 40 mg , paracetamol 1 gr, dexametason 10 mg, Desram 5gr drip NaCl
500 cc habis dalam 6 jam, Redemsivir 200 mg, Sancorbin 1 gr serta heparin 5 u / jam dengan
memakai syring pump. Obat-obatan oral yang diberikan adalah Aziromicyn 500 mg /hari,
nytec syrup 3 x C1, zinc tab 1x1, vit D 5000 iu / hari.

Anda mungkin juga menyukai