Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MASUKNYA KERAJAAN ISLAM DI JAWA

Oleh :

NAMA : IIN KLINTIN AMIRATI HUTAGALUNG


KELAS : X IPS2
MAPEL : SEJARAH INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena berkat
rahmat dan kasihnya Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Kerajaan Islam di Pulau Jawa “Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran sejarah, serta bertujuan agar pembaca dapat
mengetahui penyebaran islam di Indonesia melalui kerajaan-kerajaan islam di
pulau Jawa khususnya kerajaan demak dan kerajaan mataram.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi pengetahuan bagi berbagai
kalangan. Penulis tahu makalah ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya.
Untuk itu penulis mohon saran serta kritik membangun dari pembaca guna dapat
memperbaiki segala kekurangan ini di kemudian hari.

Kolang , 18 Mei 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................... 1


Daftar Isi ......................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
a. Latar belakang ............................................................... 3
b. Rumusan masalah ................................................................ 3

BAB II Pembahasan
1. Kerajaan islam dipulau jawa................................................. 4
a. Kerajaan Demak .............................................................. 4
b. Kerajaan mataram............................................................. 5

BAB III Penutup


a. Kesimpulan............................................................................ 7
b. Saran....................................................................................... 7
Daftar Pustaka.................................................................................. 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Jawa adalah wilayah yang dahulunya banyak terdapat kerajaan-kerajaan.


Kehadiran islam di pesisir utara pulau Jawa dapat dibuktikan berdasarkan
arkeologi, hikayat, legenda, serta berita-berita asing. Islamisasi yang terjadi di
daerah pesisir utara Jawa dari bagian timur-barat lambat laun menghasilkan
munculnya kerajaan islam, mulai dari kerajaan Demak ke barat Cirebon dan
banten, dari Demak kepedalaman muncul kerajaan Pajang dan Mataram dll.

Di pulau Jawa, ada sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal sebagai
Wali Sanga (wali sembilan). Peranan Wali Sanga antara lain:
    1. Sebagai penyebar agama Islam
    2. Pendukung berdirinya kerajaan Islam
    3. Penasehat Raja
    4. pendukung berkembangnya kebudayaan daerah  yang  disesuaikan  dengan
Islam

B.  Rumusan masalah

1.  Apa saja kerajaan yang berada di pulau Jawa?


2.  Nama raja/tokoh yang terkenal.
3.  Jalur masuknya islam kekerajaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.Kerajaan islam dipulau jawa

A. Kerajaan Demak

Pada waktu Sunan Ampel (Raden Rahmat) wafat, maka para wali songo
berkumpul di Ampel Denta, Surabaya, mereka sepakat untuk mendirikan sebuah
pusat pemerintahan yang mengatur urusan-urusan umat Islam, juga sepakat untuk
mendirikan masjid di Bintaro.

Raden Patah adalah anak Raja Prabu Brawijaya V (Raja Majapahit). Beliau
mempunyai saudara laki-laki, Raden Damar yang menjadi penguasa Majapahit di
Palembang. Kepada beliau inilah Prabu Brawijaya menitipkan ibu Raden Patah
yang sedang hamil, ia adalah seorang selir Prabu Brawijaya, maka lahirlah putra
yang diberi nama Raden Joyowiseno. Setelah besar, dia ke Jawa dan belajar
kepada Sunan Ampel. Dan Sunan Ampellah yang memberi nama Abdul Fatah
artinya pembuka pintu gerbang kemenangan.

Raden Patah (Pangeran Jimbun) kemudian dikawinkan dengan cucu raden Rahmat.
Setelah beberapa lama berguru kepada Raden Rahmat, diutuslah beliau ke Bintaro.
Di sana beliau hidup bersama isterinya mengepalai satu masyarakat kecil kaum
Islam. Keberangkatannya ke Bintaro adalah hasil kesepakatan para wali, hendak
membuat Bintaro sebagai pusat kegiatan umat Islam. Akhirnya atas usul para wali
Raden Patah diangkat menjadi adipati Bintaro (Demak) pada tahun 1462 M. Dan
atas perintah Sunan Ampel, Raden Patah ditugaskan mengajar agama Islam serta
membuka pesantren di desa Glagat Wangi (Demak).

Lama-kelamaan Demak semakin penting karena menjadi pusat penyiaran agama


Islam tempat masjid Agung yang didirikan oleh Raden Patah bersama para wali.
Dijadikan pesantren tempat mendidik dan mengajar kader-kader Islam dan menjadi
pusat kegiatan dalam lapangan politik bagi umat Islam. Sekarang masjid tersebut
masih berdiri dengan megahnya. Inilah masjid yang paling suci di mata orang
Islam di Jawa. Tiap tahun banyak orang pergi ziarah untuk mengenang dan
menghormati pejuang-pejuang Islam yang telah menumbangkan agama Hindu.

Akhirnya Raden Patah secara terang-terangan memutuskan segala ikatannya


dengan Majapahit, di tengah suasana interen kerajaan terjadi konflik yang sedang
dirobek oleh komplotan golongan petualang dalam istana. Dengan bantuan daerah-
daerah lainnya di Jawa Timur yang sudah Islam, seperti Jepara, Tuban ,dan Gresik,
akhirnya dapat merobohkan Kerajaan Majapahit. Kemudian, beliau memindahkan
semua alat upacara kerajaan dan pusaka-pusaka Majapahit ke Demak. Dengan
demikian, para wali di Surabaya menetapkan atau mengangkat Raden Patah
sebagai sultan pertama Kerajaan Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar Al-
Fatah. Pada tahun 1478 Demak diproklamirkan menjadi Kerajaan Islam pertama di
Jawa dengan beliau sebagai sultan pertamanya. Kerajaan ini bertahan sampai tahun
1546 setelah terjadi perebutan kekuasaan antara Arya Panangsang dengan
Adiwijoyo. Sunan Kudus ulama yang besar rupanya memihak kepada Arya
Panangsang karena memang dia yang berhak melanjutkan kesultanan. Akan tetapi
Arya Panangsang dibunuh oleh Adiwijoyo (Joko Tingkir). Dengan tindakan ini
berakhirlah Kerajaan Demak dan Joko Tingkir memindahkannya ke Pajang.

4
B . Kerajaan Mataram

Sutowijoyo adalah merupakan raja pertama (1586-1601) dengan gelar Panembahan


Senapati Sayyidin Panotogomo (yang dipertuan mengatur agama) dengan ibu
kotanya Kota Gede (Yogyakarta). Pada masa pemerintahannya, dia bercita-cita
mempersatukan seluruh Jawa di bawah kekuasaan Mataram sebelum niat tersebut
tercapai dia wafat. Lalu digantikan oleh Mas Jolong atau Panembahan Seda Ing
Krapyah dengan gelar Sultan Anyokrowati (1601-1613).

Pada masa dia memerintah Mataram goncang. Demak dan Ponorogo berontak
namun beliau dapat mengatasinya. Tahun 1612, Surabaya tidak bersedia lagi
mengakui kedaulatan Mataram. Akhirnya sultan menduduki Mojokerto, merusak
Gresik dan membakar desa-desa sekitar Surabaya. Namun Surabaya tetap bertahan,
sultan mengalami kegagalan dan wafat pada tahun 1613.

Sebagai penggantinya Raden Rangsang dengan gelar Sultan Agung


Hanyokrokusumo (1613-1645). Ia dikenal orang yang kuat, jujur dan adil. Pada
masanya, Mataram mengalami kejayaan sebagai kerajaan yang terhormat dan
disegani, tidak saja di pulau Jawa tetapi juga di pulau-pulau lainnya. Sebagai orang
muslim taat, beliau patuh menjalankan ibadah tidak pernah melalaikan
sembahyang Jumat ke Masjid bersama pembesar keraton dan alim ulama. Para
alim ulama sering dimintai pertimbangan-pertimbangan mengenai soal-soal
keagamaan dan pemerintahan. Dan pada masa beliau Jawa Timur, Jawa Tengah
dan di luar Jawa di bawah kekuasaan beliau.

Pada masa pemerintahan beliau, usaha-usahanya antara lain:

1. Mempersatukan Jawa di bawah satu pemerintahan di Mataram


2. Perayaan Grebeg yang telah menjadi tradisi nenek moyang sejak sebelum
Islam, disesuaikan dengan perayaan hari raya Idul Fitri dan Maulid Nabi
Muhammad, Saw.
3. Sejak Tahun 1633, ia mengadakan tareh baru. Tahun 1633 itu adalah tahun
caka 1555. Perhitungan tahun baru ini kemudian disebut tahun Jawa Islam.
4. Gamelan Sekaten yang semula hanya dibunyikan pada Grebeg Maulid itu,
atas kehendak beliau dipukul di halaman masjid besar.
5. Memperluas daerah pertanian dengan memindahkan penduduk dari Jawa
Tengah ke daerah lainnya.
6. Perdagangan dengan luar negeri tetap dijalankan melalui pelabuhan-
pelabuhan besar seperti Cirebon (Jawa Barat), Pekalongan dan Gresik.

Tahun 1645, beliau wafat di gantikan anaknya, Amangkurat I atau Sunan


Tegalwangi yang memerintah selama 32 tahun (1645-1677). Amangkurat I
terkenal sebagai raja yang lalim dan curiga terhadap siapa saja. Sementara itu
terjadi juga pemberontakan Trunojoyo yang mendapat bantuan dari beberapa
daerah seperti Banten. Pada tanggal 2 Juli 1677 Mataram jatuh ke tangan
Trunojoyo. Namun Amangkurat II pada tahun 1677-1679 yang memerintah. Dia
hendak merebut Mataram dengan meminta bantuan Belanda, maka orang-orang
Jawa yang kuat Islamnya tidak mau mengakui Amangkurat II sebagai rajanya.
Sebaliknya mereka memandang Trunojoyo sebagai pelindung agama Islam.

Amangkurat II tetap bertekad untuk merebut kembali Mataram, akhirnya cita-


citanya terkabul. Adapun Trunojoyo dengan pengiringnya melarikan diri dan pada
tahun 1679 mereka menyerah kepada Belanda. Kejayaan Mataram semakin

5
menurun semasa pemerintahan Amangkurat II. Satu demi satu wilayah kekuasaan
Mataram dikuasai oleh VOC (Belanda). Kemudian raja memindahkan pusat
pemerintahan dari Mataram ke Kartasura. Di tempat baru itu ia menjalankan
pemerintahan terhadap sisa-sisa wilayah Mataram, sampai ia wafat 1702.
Keruntuhan Mataram sudah diambang pintu. Tahun 1755, dengan campur tangan
VOC, kerajaan Mataram dibagi menjadi dua wilayah melalui perjanjian Giyanti,
yaitu sebagai berikut;

1. Kesultanan Yogyakarta atau Ngayogyakarta Hadiningrat diperintah oleh


Mangkubumi dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwono I.
2. Kesultanan Surakarta atau Kasunanan Surakarta diperintah oleh Sri
Susuhunan Pakubuwono III.

Pada tahun 1757, kembali dengan campur tangan VOC, Mataram terpecah belah
lagi melalui perjanjian Salatiga. Mataram menjadi kerajaan kecil sebagai berikut:

1. Kesultanan Yoyakarta
2. Kesultanan Surakarta
3. Kadipaten Pakualaman
4. Kadipaten Mangkunegaran.

Sehingga Kerajaan Mataram Islam akhirnya tinggal nama saja sedangkan


kekuasaan mutlak tetap di tangan Belanda. 

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

kerajaan islam di jawa, mulai dari kerajaan Demak ke barat Cirebon dan banten,
dari Demak kepedalaman muncul kerajaan Pajang dan Mataram, Di pulau Jawa,
ada sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal sebagai Wali Sanga (wali
sembilan), Pada tahun 1478 Demak diproklamirkan menjadi Kerajaan Islam
pertama di Jawa.
Pada tahun 1757, kembali dengan campur tangan VOC, Mataram terpecah belah
lagi melalui perjanjian Salatiga. Mataram menjadi kerajaan kecil sebagai berikut:

1. Kesultanan Yoyakarta
2. Kesultanan Surakarta
3. Kadipaten Pakualaman
4. Kadipaten Mangkunegaran.

Sehingga Kerajaan Mataram Islam akhirnya tinggal nama saja sedangkan


kekuasaan mutlak tetap di tangan Belanda. 

B. SARAN

Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan


mengenai Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Namun, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan, karena melihat masih banyak hal-hal yang belum
bisa dikaji lebih mendalam dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
7
http://id.wikipedia.org (diakses pada tanggal 17 mei 2020)
http://kulimijit.blogspot.com (diakses pada tanggal 17 mei 2020)
http://jeparaku.multiply.com(diakses pada tanggal 17 mei 2020)
http://118.96.151.46(diakses pada tanggal 17 mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai