ANALIS FARMASI
“ANALISIS SPEKTORFOTOMETRI”
OLEH:
STIFA D 2019
KELOMPOK 7
(Hadisoebroto,dkk.,2019)
IV.2.Tabel Pengamatan
Y = ax + b
Y = 0,0475X + 0,0418
X = 57,614 %
IV.3 Pembahasan
Penggunaan metode spektometri UV-VIS merupakan suatu metode
penetapan kadar yang memiliki sensitivitas yang tinggi dan dapat
memberikan hasil yang akurat. Prinsip kerja dari instrument
spektrofotometri UV-VIS ini adalah pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu laju larutan yang memiliki gugus kromofor pada
panjang gelombang spesifik dengan monokromator oleh suatu laju larutan
yang memiliki gugus kromofor pada panjang gelombang spesifik dengan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector futube
(Feladita,dkk,2019).
Metode spektrofotometri UV-VIS termasuk metode instrument
kelebihan dari metode ini adalah memiliki sensitivitas tinggi dan
memberikan hasil yang akurat, proses pengerjaannya lebih cepat dan bisa
untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Senyawa yang dapat
dianalisis yaitu senyawa yang memiliki gugus kromofor
(Feladita,dkk,2019).
Aspirin termasuk dalam kelompok obat AINS dan digunakan juga
sebagai obat pencegah serangan jantung, stroke, pembekuan darah.
Aspirin (asam asetil salsilat) adalah obat analgetik antipiretik yang
termasuk dalam kelompok Biopharmaceutid Classification System (BCS)
kelas dua (kelarutan rendah, permeabilitas tinggi) (Indra,2019).
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar asam salsilat dengan
menggunakan metode spekrofotometri UV-VIS, karena asam salsilat
memiliki gugus kromofor dan ikatan rangkap sehingga bisa ditentukan
kadarnya dengan menggunakan alat spektrofotometri UV-VIS.
Spektrofotometri UV-VIS digunakan karena dapat mengukur kadar
dengan skala yang lebih kecil, pengukurannya langsung terhadap contoh,
kesalahan dalam pembacaan kecil. Kinerjanya cepat dan pembacaan
kecil dan pembacaannya otomatis (Feladita, dkk,2019).
Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan dengan menggunakan
aspirin menggunakan alat spektofotometri UV-VIS 1800 dimana dilakukan
pengukuran panjang gelombang maksimum pada rentang panjang
gelombang 200-300 nm, dari percobaan yang telah dilakukan sehingga
didapatkan panjang gelombang aspirin yaitu 273,20 nm, dengan
menggunakan spektometer dimana spektometer sendiri itu digunakan
untuk menentukan panjang gelombang suatu sampel yang diteliti. Setelah
penentuan panjang gelombang selanjutnya dilakukan penentuan
absorbansi aspirin pada penentuan absorbansi dilakukan dengan
menggunakan fotometer dan panjang gelombang yang telah diperoleh.
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh absorbansi aspirin yaitu 2,7785,
berdasarkn hasi penetuan panjang gelombang (λ) = 273,20 nm
absorbansi (γ) = 2,7785 dapat diperoleh konsentrasi (χ) aspirin yaitu
58,406.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan yaitu penetapan kadar asam salisilat dilakukan dengan
mengguakan spektrofotometri UV-Vis 1800, sehingga diperoleh data
kurva baku yaitu nilai absorbansi diperoleh y=2,7785 dengan panjang
gelombang λ= 273,20. Dan persamaan kurva baku diperoleh konsentrasi
(x)= 58,406.
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapakan untuk dosen untuk tetap terus memantau keaktifan para
praktikan saat praktikum.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Diharapkan untuk asisten terus mempertahankan kerjasama yang
sudah baik anatara asisten dan praktikan dalam praktikum.
V.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan agar tetap menjaga dan memperhatikan kelengkapan
praktikum di dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR LAMPIRAN
Terbentuk kristal
+ Aquadets. Panaskan
kristal aspirin
+ 20 mL Aquadest
Saring panas-panas
Kumpulkan krista
Tentukan titik lebur
Kumpulkan kristal