SP1 RESIKO GANGGUAN JIWA Arief
SP1 RESIKO GANGGUAN JIWA Arief
Oleh:
PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien:
Data subjektif
Data objektif
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan:
SP 1
PASIEN
1. Sapa pasien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal.
2. Perkenalkan diri dengan sopan.
3. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai pasien.
4. Jelaskan tujuan pertemuan.
5. Jujur dan menepati janji.
6. Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya.
7. Beri perhatian pada pasien dna perhatikan kebutuhan dasar pasien
KELUARGA
2. Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda & gejala, serta akibatnya
3. Menjelaskan cara merawat ansietas pasien: tidak menambah masalah pasien, selalu
Orientasi
Perawat : ”Assalamualaikum…”
Pasien : “Wa’alaikumsalam…”
Perawat : “Belum pak/ibu, karena saya masih sering teringat dengan hal itu…”
Perawat : “Baiklah bapak/ibu. Tapi, apa sebelumnya cara yang kemarin kita latih sudah
bapak/ibu lakukan …?”
Pasien : “Sudah saya coba…, tapi tetap saja saya merasa tidak berguna sama sekali.
Karena yang bisa saya lakukan hanya kegiatan-kegiatan ringan saja. Saya
sangat sedih dan kecewa dengan diri sendiri ketika melihat anak saya yang
masih membutuhkan saya dalam melakukan aktivitas.”
Perawat : “Baiklah bapak/ibu, sesuai kesepaktan kita kemarin kita akan berbincang-
bincang dan mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara untuk melakukan
pekerjaan yang lainnya dan mengkoordinasikan bagian tubuh bapak/ibu yang
lain.”
Perawat : “Bagaimana kalau disini saja bapak/ibu ya….. dan waktunya 20 menit
bapak/ibu ya…??”
Kerja
Perawat : “Bagaiamana persaan bapak/ibu sekarang, apakah sudah membaik?”
Pasien : “Alhamdulillah sudah agak membaik, tapi ada yang masih membebani di
pikiran saya…?”
Pasien : “Saya masih merasa kurang leluasa dalam melakukan aktivitas sehari-hari
dengan satu tangan. Apa lagi ketika saya mengangkat barang-barang yang
begitu banyak.”
Perawat : “Seperti itu ya bapak/ibu. Begini bapak/ibu misalnya ketika bapak/ibu ingin
mengangkat barang-barang yang begitu banyak bapak/ibu dapat meminta
bantuan dengan orang di sekitar untuk menaikkannya ke atas kepala bapak/ibu
dan bisa menggunakan tangan kanan ibu yang masih berfungsi untuk menjaga
agar barang yang di atas kepala bpak/ibu tidak terjatuh. Nanti ketika bapak/ibu
ingin menurunkannya dapat diletakkan di tempat yang sedikit lebih tinggi atau
bapak/ibu sedikit menjongkok atau meminta bantuan untuk menurunkan
barang yang bapak/ibu bawa.”
“Bagaiamana apa ibu paham dengan penjelasan saya atau bagaimana kalau
kita mencoba untuk mempraktekkannya?”
Pasien : “Ya…..pak/bu?!?!”
Perawat : “Nah, sekarang kira-kira kegiatan atau pekerjaan apa yang ingin bapak/ibu
lakukan kedepannya…?”
Pasien : “Untuk sekarang ini, saya ingin merawat anak-anak saya, melakukan tugas
sebagaimana kepala/ibu rumah tangga.
Pasien : “Ya pak/bu…, siapa sih tidak ingin melakukan kegiatan. Kegiatan normal
seperti orang lain, saya ingin meneruskan usaha saya untuk berjualan di took
pak/bu…?”
Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaanya bapak/ibu setelah mengobrol hari ini dan mencoba
untuk melatih tangan bapak/ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti
biasanya?”
Pasien : “Alhamdulillah saya sudah paham dan senang, bahkan saya tidak sabar ingin
mencoba dan melakukan kegiatan itu”
Perawat : “Bagus sekali . baiklah bapak/ibu… tapi apa bapak/ibu bisa menjelaskan
sedikit yang kita diskusikan tadi?”
Pasien : “Hari ini kita berlatih tentang cara mengkoordinasikan tangan saya yang
masih berfungsi dengan anggota tubuh lain, yaitu dengan membawa dan
meletakkan barang banyak di atas kepala dan tangan saya serta menjaganya
tidak terjatuh. Dan pak/bu mengajarkan saya untuk berusaha melakukan
kegiatan sehari-hari dengan normal seperti biasanya…”
“Assalamualaikum…”
Pasien : “Wa’alaikumsalam….”