Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISIS PENYEBAB BREAKDOWN PADA MESIN PRESS IBM


01 DI PT. MEIHO MANUFACTURING INDONESIA DENGAN
METODE PARETO DAN FISHBONE

RIZQI RAMADHAN
E12.2015.00886

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktik dengan judul:


ANALISIS PENYEBAB BREAKDOWN MESIN PRESS IBM 01
DI PT. MEIHO MANUFACTURING INDONESIA DENGAN
METODE PARETO DAN FISHBONE

Oleh :
Rizqi Ramadhan
NIM : E12.2015.00886

Telah di periksa dan disetujui sebagai persyaratan menempuh matakuliah Kerja


Praktik

Semarang, 19 Desember 2018

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Pramudi Arsiwi S.T., M.Sc. Andy Wicaksono


NPP : 0686.11.2017.701 Manager Produksi

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Dr. Herwin Suprijono, M.T


NPP. 0686.11.2008.332

RINGKASAN
RIZQI RAMADHAN. Analisis Penyebab Breakdown Mesin Press IBM 01 di PT.
Meiho Manufacturing Indonesia dengan Metode Fishbone dan Pareto. Dibimbing
oleh Pramudi Arsiwi S.T.,M.Sc.

PT. Meiho Manufacturing Indonesia adalah perusahaan yang


memproduksi clip dan ring yang terletak di Kawasan Industri Tambak Aji, Kota
Semarang. PT. Meiho Manufacturing Indonesia memiliki 10 Mesin Press yaitu
Mesin Press IBM 01 sampai dengan IBM 010. Salah satu mesin Press IBM
tersebut ada yang lebih dominan mengalami breakdown. Mesin Press IBM 01
yang lebih dominan dibandingkan dengan Mesin lainnya. Mesin Press IBM 01
sudah mendapatkan sistem perawatan yang baik, namun Mesin Press IBM 01
tetapi mengalami breakdown yang sangat tinggi dibanding dengan mesin lainnya.
Maka dari itu kita akan lihat bagaimana sistem perawatan yang diterapkan untuk
mesin Press IBM, faktor penyebab breakdown dan solusi penyebab untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Mesin Press IBM 01. Dengan
menggunakan metode fishbone dan diagram pareto ini maka dapat diketahui jenis
penyebab breakdown mesin Press IBM 01 dan dapat menentukan
permasalahannya. Jumlah breakdown mesin Press IBM 01 yang paling dominan
merupakan pada kerusakan juming spring plate karena mengambil prinsip dari
metode pareto bahwa 80% jumlah breakdown berasal dari 20% masalah yang ada.
Persentase kumulatif yang mendekati 80% terdapat pada 1 jumlah breakdown
yaitu juming spring plate yang mempunyai persentase 34%. Dengan jumlah
breakdown sebesar 34% bahwa inti permasalahan terletak pada manusia yang
tidak mengembangkan skill yang dimilikinya, maka perlu adanya pelatihan,
training dan motivasi agar manusia ingin mengembangkan skill yang dimilikinya
sehingga jumlah breakdown dapat berkurang dan dapat terhindarkan.

Kata Kunci : breakdown, mesin press IBM 01, fishbone, pareto, juming spring plat
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat dan
hidayah-Nya telah memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga
Penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek di PT. Meiho Manufacturing
Indonesia yang berjudul “ANALISIS PENYEBAB BREAKDOWN PADA
MESIN PRESS IBM 01 DI PT.MEIHO MANUFACTURING INDONESIA
DENGAN METODE PARETO DAN FISHBONE” dengan tepat waktu.
Penyusunan laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi mata kuliah Kerja
Praktek.
Dalam penyusunan laporan ini Penulis banyak mendapatkan pengarahan,
bimbingan dan saran yang bermanfaat dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam
kesempatan ini Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Allah SWT, atas karunia-Nya telah memberikan kelancaran pada kerja
praktik yang dilaksanakan.
2. Orang Tua, yang selalu memberikan doa dan dukungan motifasi terhadap
hal-hal positif yang dilakukan penulis.
3. Ibu Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
4. Bapak Dr. Herwin Suprijono, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Dian Nuswantoro.
5. Ibu Pramudi Arsiwi S.T.,M.Sc. selaku dosen pembimbing kerja praktek
Fakultas Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro yang bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dalam
proses pelaksanaan Kerja Praktik dan penyusunan laporan.
6. Bapak Andy Wicaksono selaku Pembimbing Lapangan dan koordinator
kerja praktik PT. Meiho Manufacturing Indonesia yang telah bersedia
menerima permohonan kerja praktik penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini dapat dikembangkan lebih
baik lagi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, Penulis mengharapkan
adanya saran dan kritik yang membangun demi adanya perbaikan untuk
kedepannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

Rizqi Ramadhan
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENGESAHAN REVISI iii
KATA PENGANTAR iv

RINGKASAN v

DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1


1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Kerja Praktik 3
1.4. Batasan Masalah 3
1.5. Manfaat Kerja Praktik 4
1.6. Sistematika Penulisan Laporan 4
BAB II TINJAUAN SISTEM6

2.1. Gambaran Umum PT. Meiho Manufacturing Indonesia 6


2.2. Lokasi PT. Meiho Manufacturing Indonesia 6
2.3. Bidang Usaha PT. Meiho Manufacturing Indonesia 7
2.4. Mengenal Mesin Press IBM 01 9
2.4.1 Standard Operasional Mesin Press IBM 9
2.4.2 Standard Pembersihan Mesin Press IBM 9
2.4.3 Alur Proses Produksi 10
2.5. Struktur Organisasi P.T Meiho Manufacturing Indonesia 14
2.6. Karyawan Perusahaan 15
BAB III METODE PELAKSANAAN 16

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik 16


3.1.1 Waktu 16
3.1.2 Tempat 16
3.2. Kerangka Kerja Praktik 16
3.3. Studi Pendahuluan 17
3.4. Objek Pelaksanaan 17
3.5. Teknik Pengumpulan Data 18
3.6. Jenis dan Sumber Data 18
3.7. Data Yang Dikumpulkan 19
3.8. Pemeliharaan (Maintenance) 20
3.9. Tujuan Pemeliharaan 22
3.10 Fungsi Pemeliharaan 23
3.11 Kegiatan – Kegiatan Pemeliharaan 23
3.12 Jenis – Jenis Pemeliharaan (Maintenance) 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29

4.1. Pemeliharaan Mesin Press IBM 01 29


4.1.1. Kerusakan Yang Sering Terjadi 31
4.2. Proses Maintenance Mesin Press IBM 01 32
4.2.1. Analisa Jenis Kerusakan 35
4.3. Diagram Pareto Mesin Press IBM 01 37
4.4. Diagram Fishbone 39
4.4.1. Solusi Mengenai Breakdown Juming Spring Plate 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45

5.1. Kesimpulan 45
5.2. Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46

LAMPIRAN 47
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Monthly Report Of Maintenance Pada Bulan Mei 2018.............................33

Tabel 4.2 Monthly Report Of Maintenance Pada Bulan Juni 2018.............................34

Tabel 4.3 Monthly Report Of Maintenance Pada Bulan Juli 2018 .............................34

Tabel 4.4 Waktu Breakdown Mesin Press IBM 01 Bulan Mei – Juli 2018.................38

Tabel 4.5 Solusi Breakdown Mesin Press IBM 01 .....................................................42


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT. Meiho Manufacturing Indonesia .............................................6

Gambar 2.2 Denah Lokasi PT. Meiho Manufacturing Indonesia ...............................7

Gambar 2.3 Clip ..........................................................................................................7

Gambar 2.4 C-Ring .....................................................................................................8

Gambar 2.5 HOG-Ring ...............................................................................................8

Gambar 2.6 Alur Proses Produksi................................................................................10

Gambar 2.7 Proses Forming .......................................................................................11

Gambar 2.8 Proses Molding.........................................................................................11

Gambar 2.9 Proses Cuting...........................................................................................12

Gambar 2.10 Proses Packing.......................................................................................13

Gambar 2.11 Struktur Organisasi PT. Meiho Manufacturing Indonesia.....................14

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Praktik............................................................................17

Gambar 4.1 Diagram Kerusakan Pada Bulan Mei 2018 .............................................35

Gambar 4.2 Diagram Kerusakan Pada Bulan Juni 2018..............................................36

Gambar 4.3 Diagram Kerusakan Pada Bulan Juli 2018 ..............................................36

Gambar 4.4 Diagram Pareto Kerusakan Pada Mesin Press IBM 01............................38

Gambar 4.5 Fishbone Juming Spring Plate Breakdown Mesin Press IBM 01............39

Gambar 4.6 Fishbone Electrical Breakdown Mesin Press IBM 01.............................40

Gambar 4.7 Fishbone Tertumpuk Feed Roll Breakdown Mesin Press IBM 01 .........40
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 KP-B1 Kerangka Acuan ..........................................................................48

Lampiran 2 KP-B2 Log Harian....................................................................................49

Lampiran 3 KP-B3 Lembar Bimbingan Kerja Praktik ...............................................50

Lampiran 4 KP-B4 Penilaian Kerja Praktik Pembimbing Lapangan..........................51

Lampiran 5 KP-B5 Penilaian Kerja Praktik Dosen Pembimbing ...............................52

Lampiran 6 Surat Diterima Kerja Praktik....................................................................53


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan harus mampu mengoptimalkan segala sumber daya yang
dimilikinya agar mampu menghasilkan produk atau output yang sesuai
dengan target dan perhitungan serta mampu mengantisipasi segala kerugian
yang mungkin timbul yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan
harga jual produk (nandiroh dkk., 2006).
Salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu industri manufaktur
ditentukan oleh kelancaran proses produksi. Sehingga bila proses produksi
lancar, akan menghasilkan produk berkualitas, waktu penyelesaian pembuatan
yang tepat dan ongkos produksi yang murah (Fahmi, dkk, 2012). Proses tersebut
tergantung dari kondisi sumber daya yang dimiliki seperti manusia, mesin
ataupun sarana penunjang lainnya, dimana kondisi yang dimaksud adalah kondisi
siap pakai untuk menjalankan operasi produksinya, baik ketelitian, kemampuan
ataupun kapasitasnya. Kondisi siap pakai dari mesin dan peralatan, dapat dijaga
dan ditingkatkan kemampuannya dengan menerapkan program perawatan yang
terencana, teratur dan terkontrol,  begitupun kemampuan sumber daya
manusianya perlu penyesuaian demi tercapainya tujuan yang diharapkan (Barry,
2001).
Perawatan atau maintenance merupakan salah satu fungsi utama usaha,
Fungsi perawatan perlu dijalankan secara baik, karena dengan dijalankannya
fungsi tersebut fasilitas - fasilitas produksi akan terjaga kondisinya dan
memberikan pengaruh yang besar bagi kesinambungan operasi suatu industri.
Manajemen perawatan untuk mencegah terjadinya kerugian karena terhentinya
aktivitas produksi yang disebabkan oleh kegagalan fungsi dari suatu peralatan
(mesin), kerugian yang disebabkan oleh hilangnya kecepatan produksi mesin
yang diakibatkan oleh kegagalan fungsi suatu komponen tertentu dari suatu
mesin produksi. Perusahaan sering mengalami gangguan atau kerusakan pada
mesin utamanya yaitu Mesin Press. Mesin Press di perusahaan tersebut tidak
hanya satu saja, namun terdapat 10 Mesin Press IBM di perusahaan tersebut.
Mesin Press IBM 01 yang lebih dominan mengalami breakdown dibandingkan
dengan 9 mesin lainnya. Rata-rata breakdown Mesin Press IBM 01 berjumlah 8
kali breakdown dalam 3 bulan terakhir Mei – Juli 2018. Dalam menjalankan
proses produksi Mesin Press IBM 01 akan menghadapi berbagai jenis
breakdown yang mungkin dapat timbul dan mengakibatkan dampak yang
mengganggu kelancaran dalam menjalankan proses produksi. Diantaranya ialah
kerusakan pada critical part, terjadinya keterlambatan material, bahkan
terjadinya lapping (penyumbatan material) yang menyebabkan proses produksi
terhambat, dan lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan adanya manajemen
perawatan guna mengurangi nilai breakdown.

Dari beberapa uraian dan difinisi diatas, maka dapatlah dijelaskan  bahwa
pengertian dari manajemen perawatan adalah pengelolaan pekerjaan  perawatan
dengan melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta  pengendalian
operasi perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas industri. PT.
Meiho Manufacturing Indonesia yang berada di Kawasan Industri Tambak aji,
Kota Semarang merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang menghasilkan
produk Clip dan Ring dimana produk-produk tersebut digunakan pada Bed
Manufacturing dan Car Seat. Manajemen perawatan yang dilakukan di PT.
Meiho Manufacturing Indonesia pada dasarnya sudah diterapkan dengan baik,
namun belum mengacu pada metode-metode tertentu yang biasanya sudah
dilakukan oleh perusahaan manufaktur saat ini, kegiatan manajemen perawatan
yang dilakukan hanya sebatas melakukan manajemen perawatan seperti biasa
yang dilakukan sehari-hari sesuai dengan informasi mengenai kegiatan
perawatan secara turun temurun dari operator senior yang sudah lama bekerja
dan untuk merawat mesin ini sendiri hanya pada saat mesin itu mengalami
overhall saja belum melakukan perawatan secara rutin.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan manajemen perawatan Mesin Press IBM ?
2. Apa sajakah kendala kendala yang terjadi berkaitan dengan penerapan
manajemen perawatan Mesin Press IBM ?
3. Apa penyebab terjadinya Mesin Press IBM 01 sering mengalami
maintenance?

1.3 Tujuan Kerja Praktik


Maksud dan tujuan umum dari kerja praktik ini adalah untuk memperoleh
gambaran mengenai kondisi kerja di PT. Meiho Manufacturing Indonesia.
Sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Mengetahui penerapan manajemen perawatan mesin di PT. Meiho
Manufacturing Indonesia.
2. Mengetahui kendala - kendala yang terjadi berkaitan dengan manajemen
perawatan mesin di PT. Meiho Manufacturing Indonesia.
3. Mengetahui penyebab - penyebab Mesin Press IBM mengalami
maintenance.

1.4 Batasan Masalah


Dalam melakukan kerja praktik, terdapat batasan-batasan masalah
karena adanya batasan waktu, serta fasilitas juga oleh karenanya adanya faktor-
faktor yang tidak dapat dijangkau oleh penulis. Batasan-batasan masalah dalam
kerja praktik ini adalah :
1. Kerja Praktik dilaksanakan selama 25 hari di PT. Meiho Manufacturing
Indonesia.
2. Objek pengamatan adalah proses pengolahan pada mesin Press IBM 01
pengamatan dilakukan pada jam kerja shift-1.
3. Data maintenance yang digunakan pada bulan Mei-Juli 2018.
4. Rekomendasi perbaikan yang diajukan hanya berupa saran dan usaha
perbaikan, namun tidak sampai membahas gaya (kekuatan) dan faktor-
faktor lainnya.

1.5 Manfaat Kerja Praktik


Manfaat yang ingin dicapai dari dilaksanakannya Kerja Praktik ini antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana untuk melatih sikap, mental dan ketrampilandalam
menghadapi suatu permasalahan di dunia industri sebenarnya.
b. Sebagai bentuk aplikasi dari ilmu-ilmu yang didapat di bangku kuliah.
c. Mengetahui peran serta seorang Teknik Industri di dunia kerja nyata.
d. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik
sekaligus sebagai syarat untuk dapat melaksanakan Tugas Akhir.
2. Bagi Perusahaan
a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan khususnya
yang berhubungan dengan Sistematika Produksi.
b. Mengetahui arah peranan lulusan Teknik Industri, FakultasTeknik,
Universitas Dian Nuswantoro Semarang di dalam sebuah perusahaan.
3. Bagi Akademik
a. Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi bagi mahasiswa
Kerja Praktik lainnya atau Tugas Akhir yang mengangkat tema serupa.
b. Menjalin kerja sama dengan perusahaan agar dapat digunakan sebagai
tempat Kerja Praktik dan Tugas Akhir mahasiswa lain atau dalam
kegiatan akademik lainnya.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan merupakan gambaran dari keseluruhan sebuah
laporan atau karya tulis. Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi laporan
menjadi beberapa bab dimana bab-bab tersebut yaitu:

1. BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab I ini penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat kerja praktek, dan
sistematika penulisan.
2. BAB II. TINJAUAN SISTEM
Pada bab II ini penulis akan menjelaskan secara singkat mengenai
deskripsi umum perusahaan, yaitu PT. Meiho Manufacturing Indonesia
serta informasi lain mengenai perusahaan dan teori yang berhubungan
dengan tema laporan ini.
3. BAB III. METODE PELAKSANAAN
Pada bab ini berisi tentang tempat dan waktu pelaksanaan Kerja
Praktik, metode pengamatan, studi pendahuluan, teknik pengumpulan data,
dan data yang dikumpulkan..
4. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini penulis akan membahas permasalahan yang ada,
pengumpulan data menggunakan daftar periksa ergonomi, serta hasil
analisa dan pembahasan data yang telah diolah.
5. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran
yang diperoleh dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran-saran
yang dapat di berikan bagi pihak perusahaan maupun pengamat
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN SISTEM

2.1 Gambaran Umum PT. Meiho Manufacturing Indonesia


PT. Meiho Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan dengan luas 5.948,6
meter persegi yang bergerak di bidang pembuatan Clip dan Ring, yaitu isian pada alat
tembak yang digunakan sebagai pengait jok mobil dan spring bed. Penerapan sistem
manajemen pada PT. Meiho Manufacturing Indonesia yaitu ISO 9001 dimana jaminan
produk bermutu dan kualitas sesuai dengan keinginan pelanggan menjadi landasan
utama dalam sistem tersebut. Logo PT. Meiho Manufacturing Indonesia sendiri hanya
berupa tulisan yang melambangkan nama perusahaan dan produk yang dibuatnya.

Gambar 2.1 Logo PT. Meiho Manufacturing Indonesia


Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018

2.2 Lokasi PT. Meiho Manufacturing Indonesia


PT. Meiho Manufacturing Indonesia berlokasi di kawasan industri tepatnya Jl.
Tambak Aji I/8, Semarang 50185, Jawa Tengah, Indonesia. Gambaran secara nyata
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Denah Lokasi PT. Meiho Manufacturing Indonesia

Sumber: Google Maps

2.3 Bidang Usaha PT. Meiho Manufacturing Indonesia


Produk yang dihasilkan PT. Meiho Manufacturing Indonesia adalah berupa pengait
pada jok mobil dan spring bed dengan produksi dari pesanan terlebih dahulu. Produk
yang dihasilkan diantaranya adalah:
1. Clip
Clip merupakan produk unggulan di PT. Meiho Manufacturing Indonesia
karena produksinya lebih banyak dibandingkan dengan Ring. Dengan material bahan
baku berupa koil yang ditambahkan dengan tape dan kawat dan juga mudah dalam
pengaplikasian.
Gambar 2.3 Clip
Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018

2. Ring (C-Ring)
Ring (C-Ring) adalah kawat yang dibentuk menjadi model C dengan tambahan
senar dan oli. Digunakan untuk Bed Manufacturing dan Car Seat. Kelebihan adalah
isian banyak, bentuk kecil dan mudah pengaplikasian.

Gambar 2.4 C-Ring


Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018
3. Ring (HOG-Ring)
Ring (HOG-Ring) adalah kawat yang dibentuk menjadi model C sedikit
tekukan tajam dengan tambahan senar dan oli, sedikit berbeda dengan C-Ring, desain
HOG-Ring lebih kaku. Digunakan untuk Bed Manufacturing dan Car Seat.
Kelebihan adalah isian banyak, bentuk kecil dan mudah pengaplikasian.

Gambar 2.5 HOG-Ring


Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018

2.4 Mengenal Mesin Press IBM 01


Mesin Press IBM adalah mesin pembuat clip dengan bahan baku plat.
Mesin press ini biasanya dirancang untuk menghasilkan lembaran metal
dan juga membengkokan lembaran logam dengan sudut tertentu sesuai
dengan kebutuhan. Mesin press terdiri dari tiga bagian utama yang disebut
frame, ram dan bed. Sistem mekanis pada mesin akan menggerakan ram
kemudian diteruskan ke press dies dan mendorong lembaran plat sehingga
bisa membentuk dan memotong lembaran plat sesuai dengan fungsi press
dies yang dipakai. Mesin press tersedia dalam tiga pilihan berdasarkan
tenaga yang digunakan yakni mesin press manual, mesin press hidrolik dan
mesin press mekanikal.

2.4.1 Standard Operasional Mesin Press IBM

Untuk pengoperasian mesin Press ini terpusat di salah satu control panel
yang dioperasikan oleh satu orang operator yang bertugas dan bertanggung jawab
untuk mengontrol semua aktifitas mesin yang sedang berjalan. Untuk cara
menghidupkan mesin ini dilakukan dengan cara menekan tombol on of saja dan
selanjutnya mesin akan menyala.

2.4.2 Standart pembersihan Mesin Press IBM

Untuk pembersihan mesin Press ini dilakukan setiap pergantian bahan


baku. Pada saat pembersihan semua aktifitas produksi dihentikan untuk
memaksimalkan pembersihan.

a. Alat dan bahan yang digunakan

a) Air bersih
b) Compressor air
c) Sarung tangan karet
d) Lap kanebo
e) Sikat besi

b. Pembersihan mesin

a) Buka tutup pada mesin.


b) Bersihkan menggunakan kuas, dengan air bersih menggunakan compressor
air.
c) Apabila sudah dinyatakan bersih selanjutnya di lap dengan menggunakan
kain kanebo bersih untuk mempercepat proses pengeringan.
2.4.3 Alur Proses Produksi
Gambar 2.6 Alur Proses Produksi

Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018

1.Forming

Gambar 2.7 Proses Forming


Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018

Forming adalah proses pembentukan sheet untuk mendapatkan countur yang


diinginkan. Proses forming tidak menghasilkan pengurangan atau
penghilangan material seperti yang terjadi proses cutting.

2.Molding

Gambar 2.8 Proses Molding

Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018

Molding atau pencetakan adalah proses dengan membentuk bahan mentah


menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang disebut sebuah mold.

3.Cutting
Gambar 2.9 Proses Cutting

Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018

Cutting yaitu proses pemotongan material yang masih berbentuk lembaran


(blank material). Proses cutting merupakan proses pemotongan beberapa
bagian dari suatu part. Sisa pemotongan dibuang sebagai scrap.

4.Packing
Gambar 2.10 Proses Packing

Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018

Proses Packing adalah proses terakhir dimana semua produk di-packing


sesuai dengan ukuran yang kemudian akan didistribusikan ke customer.
2.5 Struktur Organisasi PT. Meiho Manufacturing Indonesia

Gambar 2.11 Struktur Organisasi PT. Meiho Manufacturing Indonesia


(Sumber: PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018)
2.6 Karyawan Perusahaan
Peraturan jam kerja karyawan pada perusahaan PT. Meiho Manufacturing
Indonesia telah diatur. Adapun peraturan jam kerja PT. Meiho Manufacturing
Indonesia yang berlaku adalah sebagai berikut:
A. Karyawan dengan jam kerja shift
1. Shift I Pukul 07.00 - 15.30 WIB
Jam istirahat dimulai pukul 11.45 - 12.15
2. Shift II Pukul 15.30 - 23.30 WIB
Jam istirahat dimulai pukul 18.00 - 18.30
3. Shift III Pukul 23.30-07.00
Jam istirahat dimulai pukul 04.30 - 05.00
B. Karyawan dengan jam kerja non shift
1. Hari Senin- Jumat: Bekerja mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB
Jam istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB
2. HariSabtu : Bekerja mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB
Untuk mendapatkan semangat dan kepercayaan pekerja dan juga meningkatkan
produksi, maka pekerja dan karyawan mendapatkan fasilitas berupa :
a. Tunjangan hari raya dan tunjangan kesehatan (BPJS).
b. Ruang makan
c. Mushola
d. Tempat parkir sepeda motor dan mobil
BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

3.1.1. Waktu
Waktu pelaksanaan kerja praktik selama empat minggu mulai
dari tanggal 7 Agustus 2018 sampai dengan 31 Agustus 2018. Jam
pelaksanaan kerja praktik dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul
13.00.

3.1.2. Tempat
Tempat pelaksanaan kerja praktik dilaksanakan di PT. Meiho
Manufacturing Indonesia yang berlokasi di Jalan Tambak Aji I/8, Kota
Semarang 50185, Jawa Tengah, Indonesia.

3.2 Kerangka Kerja Praktik


Kerangka kerja praktik dibuat sebagai dasar dalam mempelajari,
mengidentifikasi dan memeberikan alternatif pemecahan terhadap sebuah
masalah. Kerangka kerja praktik dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Observasi dan wawancara

Mempelajari keadaan umum perusahaan


(sejarah, struktur organisasi, jenis produk, kegiatan produksi)

Mempelajari, mengamati serta mendiskusikan aspek umum :


1. Proses Produksi Mesin Press IBM 01
2. Bagaimana penerapan Total Productive Maintenance
3. Sejauh mana penerapan TPM yang sudah dilaksanakan
4. Kendala yang sering terjadi berkaitan dengan TPM
5. Penyebab Terjadinya Mesin Press sering mengalami maintenance
Mengambil permasalahan yang ada dan pengumpulan data-data yang
diperlukan

Pengolahanan data dan analisis


Pengolahan data base rekapitulasi proses maintenance mesin Press IBM
dan pemeliharaan mesin, serta memberikan rekomendasi

Pelaporan

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Praktik

3.3 Studi Pendahuluan


Studi pendahuluan diperlukan untuk melakukan pengamatan lebih lanjut
apa yang akan menjadi permasalahan. Studi pendahuluan terdiri dari studi
literatur dan pengamatan langsung pada objek.

3.4 Objek Pelaksanaan


Fokus objek kerja praktik yang diambil adalah Analisa Penerapan
Pemeliharaan Perawatan pada Mesin Press IBM 01. Penulis melakukan
pengamatan secara langsung pada mesin ini guna mengetahui permasalahan
indikasi. Mesin ini bekerja ketika produksi sudah mencapai tahap
pengemasan ke kardus. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat
melakukan pengamatan, ditanyakan langsung ke pembimbing lapangan atau
teknisi lapangan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyelesaian laporan kerja
praktik ini yaitu sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Observasi)


Pengamatan dilakukan secara langsung untuk mengetahui dan
meninjau ruang lingkup permasalahan yang diangkat dalam penulisan
kerja praktik. Penulis melakukan observasi dengan mengamati
permasalahan yang diangkat kedalam laporan kerja praktik. Jadi untuk
mendapatkan data dengan metode ini penulis mengamati secara
langsung ke unit bagian produksi untuk mengetahui prinsip kerja dari
mesin Press IBM 01.

2. Wawancara
Metode wawancara dilakukan kepada pembimbing lapangan
dan teknisi lapangan agar informasi yang dibutuhkan lebih detail dan
jelas. Penulis melakukan metode wawancara ketika teknisi lapangan
memperbaiki mesin yang diangkat untuk penulisan laporan, jadi
penulis bisa mengetahui bagian-bagian mesin tersebut dengan jelas
tanpa mengganggu kinerja teknisi.

3.6 Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari pembimbing lapangan PT.
Meiho Manufacturing Indonesia yaitu melalui hasil observasi
(pengamatan), Interview (wawancara) serta pencatatan terhadap
objek penelitian secara langsung pada bagian produksi dan
maintenance.

b. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui
dokumentasi, literatur dan arsip yang ada hubungannya dengan
masalah yang diamati,
Data sekunder tersebut meliputi :
1. Sejarah dan Profil Perusahaan.
2. Visi dan Misi.

2. Sumber Data
a.Internal

Data yang diperoleh dari dalam institusi yang didapat dengan


cara Interview (wawancara) langsung dengan pihak yang berwenang
dalam instansi tersebut.
Data tersebut diperoleh dari :
1. Pembimbing lapangan
2. Staff Divisi Teknisi

b.Eksternal

Merupakan data yang diperoleh dari luar institusi baik dari


dokumen-dokumen, literature, buku, internet maupun informasi dari
pihak lain.

3.7 Data Yang Dikumpulkan


Data-data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan laporan kerja praktik
yaitu sebagai berikut :

a. Data Profil Perusahaan

Data yang berisi tentang profil perusahaan, visi dan misi, dan
sejarah berdirinya PT Meiho Manufacturing Indonesia yang didapat
dari studi pustaka oleh penulis.
b. Data Mesin Press IBM 01
Data yang berisi tentang prinsip kerja mulai dari pengoperasian
sampai jalannya pengolahan dari dari lembaran metal dan juga
membengkokan lembaran logam hingga menjadi bentuk Clip dengan
sesuai kebutuhan.

3.8 Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik


yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini
karena apabila seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya
dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas
tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan
perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun
peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya
berjalan lancar.

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar


kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan
(lubrication) dan perbaikan kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian
atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas
tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan


bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan
produk dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada
waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien
dengan menekan atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi,
bagian perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam
kegiatan produksi suatu perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau
kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi
berproduksi.
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering
terlihat dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang
pemeliharan atau maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan
yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan
setelah mesin-mesin tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali.
Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi
berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh
mesin maupun fasilitas produksi.

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau


menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu
keadaan. Operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah
direncanakan. Jadi, dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas
maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan
rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan
tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu
tertentu yang direncanakan tercapai sehingga dapatlah diharapkan proses
produksi berjalan lancar dan terjamin karena kemungkinan-kemungkinan
kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya fasilitas atau perlatan produksi
telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah
sebagai berikut:

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan


rencana produksi.

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang


diluar batas dan menjaga modal yang diinvestaikan dalam perusahaan
selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan mengenai investasi tersebut.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin,


dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.

a. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan


keselamatan para pekerja.

b. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi


utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk
mencapai tujuan utama perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau
return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang
rendah.

3.9 Tujuan Pemeliharaan

Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan


bagian lainnya bagi suatu pabrik adalah pemeliharaan (maintenance) murah
sedangkan perbaikan (repair) mahal. Menurut Daryus A. (2007) dalam
bukunya manajemen pemeliharaan mesin tujuan yang utama dapat
didefenisikan sebagai berikut:

1. Untuk memperpanjang penggunaan mesin

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang di pasang


untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang
mungkin

3. Untuk menjamin kesiapan operasinal dari seluruh peralatan


yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu

Sedangkan Menurut Sofyan Assauri,2004,tujuan pemeliharaan yaitu:


1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu

3. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin,


dengan melaksanakan pemeliharaan secara efektif dan efesien

3.10 Fungsi Pemeliharaan

Menurut pendapat Alfian Hamsi (2001) fungsi pemeliharaan adalah


agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi
yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut
selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses
produksi. Keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang
baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan


dengan lancar

2. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin


terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin
dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan

3. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik,


maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan
dengan baik pula

3.11 Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut


Tampubolon, (2004) meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Inspeksi

Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan


secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui
apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi
yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika
terjadinya kerusakan, maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, berusaha untuk
mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-
sebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab kerusakan
yang diperoleh hasil inspeksi.

2. Kegiatan Teknik

Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru


dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu
diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan
pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan
untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan bagi
perluasan, kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan.

3. Kegiatan Produksi

Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu


memperbaiki mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan
pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan
melaksanakan kegiatan servis. Kegiatan produksi ini dimaksudkan
untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat
kerusakan pada peralatan.

4. Kegiatan Administrasi

Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan


dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi
dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan dan biaya yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan

3.12 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat


dibedakan atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown
maintenance.

1. Preventive Maintenance

Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan


perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan
yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat
menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan
dalam proses produksi. Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang
mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan
selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap
operasi atau proses.

produksi pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan


suatu rencana dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat
dan rencana produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat
penting karena kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi
fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana
sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini
apabila:

a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan


membahayakan kesehatanatau keselamatan para pekerja.
a. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kualitas produk yang
dihasilkan.

b. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses


produksi.

c. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas


tersebut cukup besar atau mahal.

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas


atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas
maintenance dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif
untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai
dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif
singkat Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahan pabrik dapat dibedakan atas:

a. Routine Maintenance

b. Periodic Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan


yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari
kegiatan ini adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta
pemeriksaanbahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up)
mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang
hari. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap
satu minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap
setahun sekali.

Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya


jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan,
misalnya setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Sebagai
contoh untuk kegiatan periodic maintenance adalah pembongkaran karburator
atau pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-
katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin
ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan
overhall kecil maupun besar.

2. Breakdown Maintenance

Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan


dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau
kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik dan benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan
sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang
dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak
dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi sampai
pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi, dalam
hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan
terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini
adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali
dalam proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar
kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil


kebijaksanaan untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka
terdapatlah faktor ketidak pastian (uncertainity) dalam kelancaran proses
produksinya akibat ketidak pastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau
peralatan produksi yang ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk
melaksanakan breakdown maintenance saja tanpa preventif maintenance akan
menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat ataupun memacetkan
kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas
produksi yang digunakan. Kelihatannya bahwa breakdown maintenance
adalah lebih murah biayanya dibandingkan dengan preventive
maintenance. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama
proses produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan
menerapkan breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya
daripada preventive maintenance. Oleh karena itu breakdown maintenance
mahal, maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan
preventive maintenance. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam
jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk pada critical
unit dari proses produksi, bahwa preventive maintenance akan lebih
menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan breakdown
maintenance.

3.13 Metode Diagram Pareto dan Analisis Diagram Fishbone

a) Analisis Pareto Chart ( Diagram Pareto )


Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi
data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah.
Sehingga ditemukan permasalahan yang penting untuk segera diselesaikan
(dari rekening tertinggi hingga terendah). (Dorotea Wahyu A,2004:20).

Rumus diagram Pareto:

Langkah-langkah diagram Pareto:


1) Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya
berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidak sesuaian, dan
sebagainya.
2) Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan
karakteristik-karakteristik tersebut, misalnya ruoiah, frekuensi, unit
dan sebagainya.
3) Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah
ditentukan.
4) Merangkum data dan membuat ranking kategori data tersebut dari
yang terbesar dan terkecil.
5) Menghitung frekuensi komulatif atau presentase komulatif yang
digunakan.
6) Menggambar diagram batang, menunjukan tingkat kepentingan relatif
masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting
untuk mendapat perhatian.

b) Analisi Fishbone Chart (Diagram Tulang Ikan)

Diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan simbol-simbol yang


menunjukan hubungan antara akibat dan suatu masalah. Diagram tersebut
memang digunakan untuk mengetaui akibat dari suatu masalah untuk
selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Penyebab masalah ini pun dapat
berasal dari berbagai sumber utama, misalnya metode kerja, bahan,
penggukuran, karyawan, lingkungan, dan seterusnya. (Dhorotea Wahyu
A,2004:25).

Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut diturunkan menjadi


beberapa sumber yang kecil dan mendetail, misal dari metode kerja dapat
diturunkan menjadi pelatian, pengetauan, kemampuan, karakteristik fisik,
dan sebagainya. Untuk mencari berbagai penyebab tersebut dapat
digunakan teknik braistorming dari seluruh personil yang terlibat dalam
proses yang sedang dianalisis. Contoh gambar diagram sebab-akibat tampak
pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.2 Diagram Fishbone keterlambatan pesawat
Dari gambar tersebut tampak bahwa diagram sebab-akibat mirip seperti tulang
ikan, sehingga sering disebut dengan diagram tulang ikan (Fishbone Diagram).

Manfaat diagram sebab-akibat tersebut antara lain:

1) Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan


kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan sumber daya,
dan dapat mengurangi biaya.
2) Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan
ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan.
3) Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang
direncanakan.
4) Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam
pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemeliharaan Mesin Press IBM 01

Menurut Assauri (2004) Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam


perusahaan manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain
seperti produksi. Kegiatan maintenance dititik beratkan pada
pemeliharaan fasilitas serta peralatan yang dapat mendukung kelancaran
proses produksi, terutama dengan menekan/mengurangi kemacetan-
kemacetan menjadi sekecil mungkin bahkan tidak ada sama sekali.
Dengan demikian, produk yang dihasilkan dapat diserahkan kepada
pelanggan tepat pada waktunya. Berdasarkan sifatnya pemeliharaan
dapat dibedakan menjadi:

1. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance)


Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang diorganisir dan
dilaksanakan berdasarkan orientasi kemasa depan, dengan pengendalian
dan dokumentasi mengacu kepada rencana yang telah disusun
sebelumnya. Dibawah ini yang termasuk dalam pemeliharan terencana,
diantaranya:

a. Preventive Maintenance, adalah kegiatan pemeliharaan yang sudah


ditentukan sebelumnya dan dimaksudkan untuk mencegah
menurunya fungsi komponen yang berakibat pada penurunan kinerja
mesin secara keseluruhan. PT. Meiho Manufacturing Indonesia
selaku perusahaan manufaktur clip dan ring sedang mengkaji
bagaimana penerapan Preventive Maintenance ini dapat
dilaksanakan dengan benar, karena mengingat tingkat produksi yang
semakin hari semakin tinggi. Jadi pada intinya untuk kegiatan
preventive maintenance belum dilaksanakan oleh PT. Meiho
Manufacturing Indonesia. Program Preventive Maintenance
diperlukan untuk:

1. Meningkatkan otomatisasi (increased automation)


2. Agar tepat waktu, tepat alat, dan tepat material (just-in-time
manufacturing)
3. Mengurangi keterlambatan produksi (production delay)
4. Mengurangi alat berlebihan (equipment redundancies)
5. Mengurangi persediaan spare parts (insurance inventories)
6. Meningkatkan umur alat (longer equipment life)
7. Meminimumkan konsumsi energy (minimize energy
consumption)
8. Meningkatkan kualitas produk (higher quality product)
9. Kebutuhan organisasi perawatan lebih baik (need for more
organized)

b. Predictive Maintenance, adalah aktivitas pemeliharaan peralatan


yang dilaksanakan berdasarkan atas kondisi tertentu dari peralatan
(condition base), untuk menghindari terjadinya kerusakan yang tidak
wajar atau kondisi yang tidak diinginkan yang dapat berakibat pada
penurunan kinerja. Untuk kasus ini PT. Meiho Manufacturing
Indonesia sudah melaksanakan nya. Tim produksi yang ada di PT.
Meiho Manufacturing Indonesia apabila ada kerusakan yang
mungkin bisa ditangani langsung akan langsung diperbaiki sehingga
tidak memakan waktu yang lama mesin berhenti.

2. Pemeliharaan Tak Terencana (Unplanned Maintenance).


Pemeliharaan tak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang
tidak didasarkan pada rencana yang disusun sebelumnya. Dengan kata
lain bisa dikatakan bahwa Corrective atau breakdown maintenance
merupakan tindakan corrective yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
atau kelainan pada fasilitas produksi. Kegiatan corrective maintenance
sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Hal ini dilakukan
akibat tidak dilakukannya kegiatan preventive maintenance. Untuk
kegiatan tak terencana ini PT. Meiho Manufacturing Indonesia melakukan
kegiatan dengan baik dapat dilihat dilapangan bahwa apabila mesin tiba-
tiba mengalami kerusakan sedangkan operator produksi tidak bisa
memperbaiki, setelah mengetahui kerusakan dan diskusi dengan tim
maintenance akan langsung memperbaiki agar tidak mengakibatkan
mesin lama tidak berproduksi. Tergantung kerusakan nya seperti apa dan
apabila harus ada pergantian spare part harus menunggu spare part itu
datang.

3. Emergency Maintenance
Merupakan suatu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan
penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan akibat
yang lebih parah. Perawatan ini tidak direncanakan sebelumnya dan
perbaikannya dilaksanakan untuk mencegah terjadinya akibat yang lebih
serius, aktifitas ini biasa atau hampir sering dilakukan oleh tim
maintenance PT. Meiho Manufacturing Indonesia, seperti contoh pada
saat kerusakan sambung kabel yang lepas sehingga dengan melakukan
sesegera mungkin tidak akan mengakibatkan kerugian waktu yang lama.

4.1.1 Kerusakan yang sering terjadi


Secara kesuluruhan manajamen perawatan yang dilakukan di PT.
Meiho Manufacturing Indonesia dilaksanakan pada saat mesin mengalami
overhall saja, belum ada suatu kegiatan yang benar-benar terfokus pada
perawatan mesin yang dilakukan pada saat kurun waktu tertentu atau bisa
dikatakan belum melaksanakan kegiatan preventive maintenance yang
baik.
Pada dasarnya manajemen perawatan mesin yang sudah dilakukan
di PT. Meiho Manufacturing Indonesia sudah dilaksanakan dengan baik
namun hanya sebatas bagaimana cara menangani dan mengatasi belum
menerapkan manajemen perawatan berdasarkan metode-metode .yang ada
seperti perusahaan- perusahaan lain yang sudah menerapkan nya, banyak
sekali manfaat dan kegunaan yang dirasakan apabila telah melaksanakan
manajemen perawatan mesin dengan baik. Berikut ini tujuan dari diadakan
nya manajemen perawatan mesin. Tujuan diadakannya manajemen
perawatan adalah: 
1. Memungkinkan tercapainya jumlah produk melalui operasi fasilitas
secara tepat 
2. Memaksimalkan umur ekonomis peralatan/fasilitas produksi 
3. Memaksimalkan kapasitas produksi dan peralatan 
4. Meminimalkan frekuensi kerusakan dan kegagalan proses operasi 
5. Menjaga keamanan peralatan.
Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan pemeliharaan adalah sebagai
berikut:
1. Agar mesin dan peralatan operasi dapat dipergunakan dalam waktu
yang relatif lebih panjang 
2. Agar pelaksanaan proses operasi dalam perusahaan berjalan dengan
lancar 
3. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat sesuai dengan yang
direncanakan 
4. Menekan biaya pemeliharaan bagian mesin dan peralatan operasi 
5. Menjaga keselamatan para pekerja

4.2 Proses Maintenance Mesin Press IBM 01

Mesin pada perusahaan berjalan selama 24 jam non-stop terkecuali


apabila terdapat kegagalan mesin atau breakdown, Mesin Press
merupakan jantung dari proses produksi oleh karena itu kualitas dan
produktifitas mesin press selalu diperhatikan guna mencapai target
produksi serta selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan, guna
mencegah adanya mesin mengalami kerusakan parah atau over houl.
Terdapat beberapa jenis maintenance untuk mesin press diantaranya
cleaning dan scouring.

Cleaning mesin dilakukan setiap hari guna membersihkan mesin


dari serat serat plat yang menempel yang menempel pada mesin.
Cleaning juga sangat penting untuk mengurangi adanya lapping proses
yang juga dapat menyebabkan part rusak sebelum waktunya maupun
menyebabkan breakdown mesin karena input produk tidak lancar. Proses
cleaning pada mesin press yaitu membersihkan sela-sela mesin press
dengan kuas dan compressor sehingga serat yang menyumbat atau
menempel dapat hilang dan bersih.

Scouring mesin atau perawatan mesin yang dilakukan selama 20


hari sekali. Scouring dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu cleaning,
greasing/lubrication, oiling, pengecekan sparepart terutama critical
part. Adanya scouring bertujuan mengurangi adanya mesin yang mati
mendadak karena kerusakan dari mengalami over houl atau mesin yang
mati mendadak karena kerusakan dari critical part. Mesin Press IBM
merupakan produk Jepang dimana terdapat beberapa part yang harus
import langsung dari Jepang oleh karena itu butuh pengecekan berkala.
Meintenance mesin press sudah memiliki jadwal tersesndiri sesuai
schedule perusahaan yang sudah ada.

Tabel 4.1 Monthly report of maintenance Pada Bulan Mei 2018

FREA
TANGGA PRODUK PROBLEM MESIN LS ACT KET
L K

PC bersihkan
02-Mei-18 Numpuk, feed roll 1
74SP88M 80 daiset

PC 10 bersihkan
03-Mei-18 Numpuk , feed roll 1
74SP88M 5 daiset

PC
08-Mei-18 A size , size & visual 1 70 set, size set A size
74SP88M

10-Mei-18 PC juming, spring plate 1 15 set, plate sky


74SP88M 0

PC set posisi roll


24-Mei-18 Senar lepas , roll tali 1 70
74SP88M tali

PC 19 sambung kabel yang


25-Mei-18 electrical 1 repair electrical
74SP88M 0 lepas

PC 14
30-Mei-18 juming, spring plate 1 set plate sky set A size
74SP88M 5

PC 16
31-Mei-18 juming, spring plate 1 set plate sky set posisi side punch
74SP88M 0

(Sumber : PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018)

Tabel 4.2 Monthly report of maintenance Pada Bulan Juni 2018

TANGGA PRODU PROBLEM FREA


LS ACT KET
L K MESIN K
set A size
PC 74 set posisi side set shim
05-Jun-18 A size, plate sky 1 10
SP99M pounch side
0 pounch
set A size
PC 74 A size, size & set shim
06-Jun-18 1 set, size
SP99M visual 50 side
pounch
baik input
PC 74 melengkung plate 12 set posisi side material &
14-Jun-18 1
SP99M sky 0 pounch set side
pounch
PC 74 50
18-Jun-18 Bending plate sky 1 set posisi roll tali
SP99M
PC 74 jurning spring 70 set roll
21-Jun-18 1 set, plate sky
SP99M plate pelurus
10
PC 74
27-Jun-18 electrical 1 2 set, plate sky
SP99M

(Sumber : PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018)

Tabel 4.3 Monthly report of maintenance Pada Bulan Juli 2018

TANGGA PRODU PROBLEM FREA


LS ACT KET
L K MESIN K
02-Jul-18 PC 74 juming , stoper 1 55 set stoper
SP795
ambil
patahan
PC 74
06-Jul-18 turn table 1 ganti part baut turn
SP796
90 table &
ganti baut
baut break
PC 74 numpuk , feed
13-Jul-18 1 90 ganti part drum feed
SP797 roll
roller aus
ngerol & a
size NG
PC 74 roling/ngeroll ,
23-Jul-18 1 set gigi roll carter (set plate
SP798 feed roll
50 sky & side
punch)
11
PC 74 jurning , spring set plate
30-Jul-18 1 0 set, plate sky
SP799 plate sky

(Sumber : PT. Meiho Manufacturing Indonesia, 2018)

4.2.1 Analisa Jenis Kerusakan


Berdasarkan data diatas didapatkan berbagai jenis kerusakan yang
terjadi pada mesin Press IBM sebagai objek penelitian. Mesin press IBM
dioperasikan selama 24 jam non-stop, pada bulan Mei, Juni, dan Juli.
Pada bulan Mei kerusakan yang sering terjadi adalah juming spring plate
yang mengalami kerusakan. Pada bulan Juni kerusakan yang sering
terjadi adalah melengkungnya plate sky yang mengalami kerusakan,
biasanya rusak karena saat penginputan material ke mesin press, pada
bulan Juli kerusakan yang sering terjadi masih juming spring plate,
biasanya tindakan yang harus dilakukan adalah nge set plate sky.
PC 74SP88M
200 190
160
160 150 145

120 105
80
80 70 70

40
0
LS

Numpuk, feed roll numpuk , feed roll A size , size & visual
juming, spring plate senar lepas , roll tali electrical
juming, spring plate juming, spring plate

Gambar 4.1 Diagram Kerusakan Pada Bulan Mei 218


(Sumber : Olah Data)

PC 74 SP99M
140
120
120
100 102
100
80 70
60 50 50
40
20
0
LS

A size, plate sky A size, size & visual melengkung plate sky
Bending plate sky juming spring plate electrical

Gambar 4.2 Diagram Kerusakan Pada Bulan Juni 2018


(Sumber : Olah Data)
PC 74 SP795
120 110
100 90 90
80
60 55 50
40
20
0
LS

juming , stoper turn table


numpuk , feed roll roling/ngeroll , feed roll
juming , spring plate

Gambar 4.3 Diagram Kerusakan Pada Bulan Juli 2018


(Sumber : Olah Data)

Breakdown maintenance dibagi menjadi 2 (dua) yaitu breakdown


mekanik dan breakdown non-mekanik. Breakdown mekanik adalah stop
mesin yang disebabkan adanya part/komponen mesin yang rusak atau
putus sehingga memerlukan pergantian part/komponen yang ditandai
dengan adanya alarm pada mesin yang berupa lampu dan tanda lonceng
pada monitor. Sedangkan breakdown non-mekanik disebabkan karena
adanya faktor diluar mesin seperti terjadinya lapping (penyumbatan)
proses, terjadinya telat material dari proses sebelumnya, terjadinya
kerusakan mesin/stop mesin/ adanya maintenancee pada proses
sebelumnya yang menyebabkan berhenti oprasi.
Pada bulan Mei mesin Press mengalami breakdown mekanik
selama 970 menit (16,1 jam). Pada bulan Juni mesin Press mengalami
breakdown mekanik selama 492 menit (8,2 jam). Pada bulan Juli mesin
Press mengalami breakdown mekanik selama 395 menit (6 jam).
Sehingga total downtime mesin selama bulan mei – juli 2018 adalah 1857
menit (30 jam).
Berdasarkan data diatas kegiatan yang mungkin bisa dilakukan
agar dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi dan tidak mengakibatkan
produktifitas menurun adalah dengan menerapkan manajemen perawatan
(TPM) yang lebih baik lagi seperti melakukan kegiatan pencegahan
preventive maintenance agar semua jenis kerusakan bisa terdeteksi lebih
awal sehingga pada saat produksi berlangsung tidak ada lagi kendala yang
membuat mesin berhenti karena kerusakan.

4.3 Diagram Pareto Mesin Press IBM


Diagram pareto merupakan diagram yang mengurutkan jumlah
waktu breakdown yang dialami oleh Mesin Press IBM 01 yang terbesar
hingga yang terkecil. Dalam aplikasinya, diagram pareto atau sering
disebut juga dengan pareto chart yang sangat bermanfaat dalam
menentukan dan mengidentifikasikan prioritas permasalahan breakdown
mesin Press IBM 01 yang akan diselesaikan. Jumlah waktu breakdown
yang paling banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama untuk
melakukan tindakan. Berikut adalah jenis kerusakan dan intensitas
kerusakan nya pada 3 bulan terakhir.

Tabel 4.4 Waktu Breakdown Mesin Press IBM 01 Bulan Mei - Juli

Permasalahan Mesin Jumlah Menit Presentase Komulatif %


juming, spring plate 635 34% 34%
electrical 292 16% 50%
Numpuk, feed roll 275 15% 65%
A size , size & visual 120 6% 71%
melengkung plate sky 120 6% 78%
A size, plate sky 100 5% 83%
turn table 90 5% 88%
senar lepas , roll tali 70 4% 92%
juming , stoper 55 3% 95%
Bending plate sky 50 3% 97%
roling/ngeroll , feed roll 50 3% 100%
 JUMLAH 1857    
(Sumber : Olah Data)

Gambar 4.4 Diagram Pareto Kerusakan Pada Mesin Press IBM 01


(Sumber : Olah Data)

Berdasarkan data diatas didapatkan berbagai jenis kerusakan yang


terjadi pada mesin Press IBM 01 sebagai objek utama penelitian. Jenis
kerusakan yang paling sering terjadi adalah pada juming spring plate yang
mengalami kerusakan, biasanya rusak karena lamanya mesin dipakai dan
menyebabkan overhall . Kerusakan selanjutnya yang sering terjadi yakni
putaran mesin tidak stabil mengakibatkan proses produksi tidak berjalan
dengan lancar dan akibatnya produk clip yang diproduksi tidak sesuai
dengan ukuran yang di tentukan oleh perusahaan . Berikut adalah jenis
kerusakan dan intensitas kerusakan nya pada 3 bulan terakhir.

4.4 Diagram Fishbone


Diagram fishbone atau biasa juga disebut dengan diagram tulang
ikan digunakan untuk mengetahui akar dari permasalahan dari penyebab-
penyebab kesalahan yang paling dominan menimbulkan kerusakan pada
produk clip.Berdasarkan akar permasalahan tersebut maka dapat disusun
dengan diagram fishbone. untuk mengetahui penyebab-penyebab
kerusakan breakdown. Berikut adalah diagram fishbone untuk kerusakan
breakdown juming spring plate :

Gambar 4.5 Fishbone Juming Spring Plate Breakdown Mesin Press IBM 01
(Sumber : Olah Data)

Gambar 4.6 Fishbone Electrical Breakdown Mesin Press IBM 01


(Sumber : Olah Data)
Gambar 4.7 Fishbone Tertumpuk Feed Roll Breakdown Mesin Press IBM 01
(Sumber : Olah Data)

Berdasarkan diagram fishbone di atas, kesalahan juming spring


plate, electrical dan tertumpuk feed roll terdapat 5 penyebab yaitu, antara
lingkungan, manusia,mesin, metode dan material. Pada bagian manusia,
kerusakan breakdwon disebabkan karena kurangnya skill pada sumber
daya manusia dan rendahnya pengetahuan atau kurang teliti saat
melakukan pengerjaan dalam pembuata clip yang akan diproduksi,
penyebabnya rendahnya pendidikan dari tenaga kerja yang ada sehingga
memiliki skill yang rendah.

Pada bagian mesin, putaran mesin tidak stabil yang


mengakibatkan feed roll yang harus mengeset ulang gigi roll carter dapat
menghambat proses pengerjaan dalam produksi. Mesin tidak beroperasi
menyebabkan tertumpuknya feed roll yang mengakibatkan material
tertumpuk di suatu tempat. Pada bagian Material, senar lepas
menyebabkan produk ukuran berbeda-beda jadi saat material itu lepas dari
alurnya membuat mesin harus mengulang set roll tali agar stabil saat
material itu berjalan. Konduktor putus dapat mengakibatkan mesin
berhenti secara keseluruhan.

Pada bagian Metode, hal yang menyebabkan gagal cuting itu saat
pemasangan piso tidak sesuai dengan posisinya sehingga mata piso patah
atau tumpul membuat clip tidak sesuai dengan bentuknya. Pada bagian
lingkungan, mesin kotor dapat menghambat proses produksi. Apabila
mesin kotor tidak dibersihkan secara rutin kotoran mesin tersebut
tertumpuk yang mengakibatkan produksi tidak berjalan dengan lancar
sesuai prosedur.

4.4.1 Solusi Mengenai Breakdown juming spring plate


Berdasarkan analisa penyebab jumlah waktu breakdown pada
juming spring plate pada mesin Press IBM 01 menunjukkan beberapa
lama breakdown tersebut. Perihal breakdown yang terjadi akan
mengakibatkan delay dan terhentinya proses produksi, dengan demikian
perlu dilaksanakannya langkah perbaikan untuk menanggulangi hal
tersebut dengan menjaga kemampuan mesin agar selalu optimal serta
operator yang mengetahui bagaimana merawat mesin, niscaya target
produksi akan terpenuhi. Maka ada beberapa solusi yang dapat digunakan
oleh PT. Meiho Manufacturing Indonesia pada analisa fishbone yang telah
dibuat. Berikut adalah langkah perbaikan untuk menangai masalah yang
terjadi:

Tabel 4.5 Solusi Breakdown Mesin Press IBM 01

No Faktor Permasalahan Solusi


material tidak standart
Complain ke
1. Material dikarenakan kegagalan proses
supplier
pembuatan material
Skill operator kurang yang Berikan
2. Manusia disebabkan kemampuan penyuluhan dan
improv operator kurang motivasi untuk
karena kesadaran masing- memberikan
masing operator berbeda. semangat.

Menyediakan
Putaran mesin tidak stabil stock produk di
3. Mesin dikarenakan banyak gudang agar
permintaan dari konsumen mesin tidak
overhall

Dilakukan
Debu dan kotoran dalam jadwal
4. Lingkungan lingkungan mengakibatkan pembersihan
mesin kotor mesin secara
rutin.
Perlu
memastikan
Prosedur pemasangan spare
5. Metode tidak ada
part salah
kesalahan saat
pemasangan.
(Sumber : Olah Data)
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan selama kerja praktik, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Manajemen perawatan yang diterapkan pada PT. Meiho
Manufacturing Indonesia adalah manajemen perawatan
preventive dan corrective maintenance.
2. Faktor penyebab breakdown Mesin Press IBM 01 terdapat 3
faktor yaitu pertama juming spring plate dengan nilai 34%,
kedua electrical dengan nilai 16% dan ketiga tertumpuk
feed roll 15%.
3. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan breakdown
kerusakan juming spring plate pada PT. Meiho
Manuafacturing Indonesia adalah dengan menjaga
kemampuan mesin agar selalu optimal serta operator yang
mengetahui bagaimana merawat mesin dengan baik serta
selalu ingin meng-improvskill yang dimilikinya, niscaya
target produksi akan terpenuhi.

5.2 Saran
Dari kerja praktik yang telah dilakukan pada PT. Meiho
Manufacturing Indonesia, saran yang dapat diberikan penulis untuk
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya dilakukannya predictive maintenance daripihak
Departemen Maintenance untuk menjamin kelancaran
proses produksi perusahaan.
2. Sebaiknya operator membuat lembar pemeriksaan mandiri
yang berisinama, jam bekerja dan masalah yang terjadi pada
saat mesin beroperasi agar dapat mengenali masalah yang
spesifik dari mesin serta dapat mengklarifikasi kerusakan
mesin.
3. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu saat
material akan kerjakan, sehingga dapat menghindari
kerusakan produk.
4. Sebaiknya operator diberi motivasi, training dan bonus
agar bersemangat mengembangkan skill yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro (2017): Buku Panduan Kerja


Praktik

Nandiroh, S., Pratiwi, I., & Widodo, H. (2006): Penentuan Waktu


Perawatan Untuk Pencegahan Pada Komponen Kritis Cyclone
Feed Pump Berdasarkan Kriteria Minimasi Downtime . Jurnal
Ilmiah Teknik Industri Vol. 5 No. 1, Agustus 2006. Diambil dari
website : http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/1593,
di akses pada 19 Juni 2019 Pukul 12.08
Fahmi, A., Rahman, A., dan Efranto, R. Y. (2012). Implementasi Total Productive
Maintenance Sebagai Penunjang Produktivitas Dengan Pengukuran
Overall Equipment Effectiveness Pada Mesin Rotary KTH-8. Univ.
Brawijaya. Jurnal Teknik Industri.

Barry, J. (2001). Prinsip – Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba


Empat.

Assauri, Sofyan, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi,


Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Daryus, Asyari, 2007, Diktat Manajemen Pemeliharaan Mesin, Universitas


Darma Persada – Jakarta.
Alfian Hamsi 2001, Laporan Pembuatan Buku Ajaran Pemeliharaan Pabrik untuk
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara,
Medan

Tampubolon, P. Manahan, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama, Ghalia


Indonesia

Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. “Pengendalian Kualitas Statistik”. Yogyakarta:


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai