Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an
Salsabila (11200340000182)
FAKULTAS USHULUDDIN
Assalamu’alaikum wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “Al munasabah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ulumul qur’an. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini, dalam penyusunannya, kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi kedepannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita dalam mempelajari Al Munasabah.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan Pembahasan ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
A. Pengertian Munasabah......................................................................................
B. Macam-macam Munasabah dalam Al Qur’an...................................................
C. Pendapat ulama tentang Munasabah................................................................
D. Kegunaan mengetahui Munasabah ..................................................................
A. Latar belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci bagi semua umat manusia di dunia ini yang
diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat
kerasulannya, yang berisi Wahyu Allah untuk memberi petunjuk kepada
manusia kearah yang terang dan jalan yang lurus agar manusia beriman
kepada Allah SWT sebagai pencipta Alam semesta sehingga mustahil untuk
meyakini tuhan selain-Nya.
Setelah wahyu Allah turun ke bumi maka kewajiban manusia tidak lain
hanyalah ingat (Dzikr) bahwa penciptaan mereka tidaklah sia-sia, tetapi telah
di-skenario-i langsung oleh sang maha pencipta yaitu Allah SWT yang mengatur
segala urusan di langit dan di bumi, mewajibkan taat terhadap segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan ditauladani langsung oleh Nabi
Muhammad SAW. Setiap ayat yang turun Nabi SAW langsung menjelaskan
kandungannya, dan setiap peristiwa mendapatkan jawaban dari wahyu yang
turun kepadanya. tetapi untuk masa setelah wafatnya Nabi SAW tidak ada lagi
penjelasan oleh nabi, hanya tinggal Hadits, khabar, Atsar yang diyakini asli dari
Nabi yang dapat dijadikan rujukan. Seperti penjelasan atau penafsiran Ayat Al-
Qur’an dengan Hadits yang menerangkan Asbabun Nuzul mengenai turunnya
ayat tersebut, akan tetapi permasalahan selanjutnya timbul, bagaimana
dengan ayat yang tidak ada Asbabun Nuzulnya? Sebagian ulama memasukkan
sebuah ilmu yang termasuk dalam kategori ulumul qur’an yaitu Munasabah Al-
qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian munasabah?
2. Ada berapa macam munasabah alquran?
3. Bagaimana pendapat ulama tentang munasabah?
4. Apa urgensi dan kegunaan dari mempelajari munasabah alquran?
C. Tujuan pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang
Munasabah Al-Qur’an, macam-macam munasabah dalam Al-Qur’an,
bagaimana pendapat ulama tentang Munasabah Al-Qur’an, dan kegunaan
mengetahui munasabah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Munasabah
Kata Munasabah secara etimologi, menurut Manna’ Khalil Al-Qattan
ialah Al-Muqabarah artinya kedekatan. Dalam pengertian ini As-Suyuthi
menambahkan al-Musyakalah dan Al-Muqabarah artinya kedekatan dan
keserupaan. Istilah munasabah digunakan dalam ‘iIlat hukum dalam bab Qiyas
yang berarti Al-Wasf Al-Muqarib Li Al-Hukm (gambaran/sifat yang berdekatan
atau berhubungan dengan hukum.
Secara terminologi, pengertian Munasabah dapat diartikan sebagai berikut
menurut berbagai tokoh, yaitu:
1. Menurut Az-Zarkasyi, adalah : “Munasabah adalah suatu hal yang dapat
dipahami, tatkala dihadapkan kepada akal, akal itu pasti menerimanya”.
2. Menurut Ibn Al-Arabi : “Munasabah adalah keterikatan ayat-ayat Al
Qur’an sehingga seolah-olah merupakan suatu ungkapan yang
mempunyai kesatuan makna dan keteraturan redaksi. Munasabah
merupakan ilmu yang sangat agung”
3. Menurut Manna’ Khalil Qattan : “Munasabah adalah sisi keterikatan
antara beberapa ungkapan dalam satu ayat, atau antar ayat pada
beberapa ayat atau antar surat didalam Al-Qur’an”.
4. Menurut Al-Biqa’i: “Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba
mengetahui alasan-alasan di balik susunan atau urutan bagian-bagian Al-
Qur’an, baik ayat dengan ayat, atau surat dengan surat”.
Jadi, dalam konteks ‘Ulum Al-Qur’an, Munasabah berarti menjelaskan korelasi
(hubungan) makna antar ayat atau antar surat, baik korelasi itu bersifat umum
atau khusus; rasional (‘aqli), persepsi (hassiy), atau imajinatif (khayali) ; atau
korelasi berupa sebab akibat, ‘illat dan ma’lul, perbandingan, dan perlawanan.
Pada dasarnya pengetahuan tentang munasabah atau hubungan antara ayat-
ayat itu bukan tauqifi (tak dapat diganggu gugat karena telah ditetapkan
Rasul), tetapi didasarkan pada ijtihadi seorang mufassir dan tingkat
penghayatannya terhadap kemukjizatan Al-Qur’an, rahasia retorika, dan segi
keterangannya yang mandiri.
Dengan kata lain ilmu munasabah al-Qur’an adalah suatu ilmu yang
mempelajari hubungan suatu ayat dengan ayat lainnya, atau suatu surat
dengan surat lainnya. Hubungan itu dapat berupa hubungan umum dengan
khusus, hubungan logis (‘aqli) atau hubungan konsekuensi logis seperti
hubungan sebab dengan akibat, hubungan dua hal yang sebanding atau
berlawanan.
Contoh tafsir :
ى المسج اد األقصى
سبحان الذى اسرى بعبداه ليل من المسج اد الحرام ال ا
Kemudian diikuti dengan
17/ ى باركنا حوله لنريه من اياتنا (اإلسراء
الذ ا
Kedua masing-masing kalimat berdiri sendiri, ada hubungan tetapi tidak
langsung secara konkrit, terkadang ada penghubung huruf ‘ athaf ‘ dan
terkadang tidak ada. Dalam konteks ini, munasabahnya terletak pada :
a. Susunan kalimat-kalimatnya berbentuk rangkaian pertanyaan, perintah dan
atau larangan yang tak dapat diputus dengan fashilah.
Salah satu contoh :
) 25: لل (لقمان
ض __ليقولون هللا __قل الحمد ا
ولئن سألتهم من خلق السماوات واألر ا
b. Munasabah berbentuk istishrad ( penjelasan lebih lanjut ). Contoh :
189: 2/ يسألونك عن األهلة ___قل هى ( ___البقرة
c. Munasabah berbentuk nazhir / matsil ( hubungan sebanding ) atau
mudhaddah / ta’kis ( hubungan kontradiksi ). Contoh :
177: 2/ ليس البر أن تولوا وجوهكم قبل المشرق والمغرب ___ولكن البر ( …البقراة
5. Munasabah Antara Nama Surat Dengan Tujuan Turunnya
Al-Biqai menjelaskan bahwa nama-nama surat al-Qur’an merupakan “inti
pembahasan surat tersebut serta penjelasan menyangkut tujuan”. Setiap surat
mempunyai tema pembicaraan yang sangat menonjol, dan itu tercermin dalam
nama-nama masing-masing surat, seperti surat al-Baqarah, surat yusuf, surat
an-Naml, dan surat al-Jinn. Cerita tentang sapi betina dalam surat al-Baqarah
umpamanya merupakan inti pembicaraan surat tersebut, yaitu kekuasaan
Allah membangkitkan orang mati. Surat Yusuf mengisahkan Nabi Yusuf a.s.
yang dibuang ke sumur oleh saudara-saudaranya, kemudian setelah menjadi
orang istana ia difitnah memperkosa Zulaekha, permasuri penguasa Mesir,
padahal justru wanita itu yang berusaha memaksa Yusuf melakukan
pembuatan tidak terpuji. Surat al-Jinn yang mengisahkan bahwa Jin adalah
mahluk yang juga sering mendengarkan bacaan al-Qur’an, dsb. Singkat cerita
semua nama surat mencerminkan isi dari surat itu.
6. Munasabah Antara Ayat Dengan Ayat Dalam Satu Surah
Untuk melihat munasabah semacam ini perlu diketahui bahwa ini didaftarkan
pada pandangan datar yaitu meskipun dalam satu surah tersebar sejumlah
ayat, namun pada hakikatnya semua ayat itu tersusun dengan tertib dengan
ikatan yang padu sehingga membentuk fikiran serta jalinan informasi yang
sistematis. Untuk menyebut sebuah contoh, ayat-ayat diawal Q.S al-Baqarah 1
– 20 memberikan sistematika informasi tentang keimanan, kekufuran, serta
kemunafikan. Untuk mengidentifikasikan ketiga tipologi iman, kafir dan nifaq,
dapat ditarik hubungan ayat-ayat tersebut.
Misalnya surah al-Mu’minun dimulai dengan :
“ قد أفلح المؤمنونSesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman”.
Kemudian dibagian akhir surah ini ditemukan kalimat :
ل يفلح الكافرون
انه ا
Kesimpulan
Dalam konteks ‘Ulum Al-Qur’an, Munasabah berarti menjelaskan korelasi
(hubungan) makna antar ayat atau antar surat, baik korelasi itu bersifat umum
atau khusus; rasional (‘aqli), persepsi (hassiy), atau imajinatif (khayali) ; atau
korelasi berupa sebab akibat, ‘illat dan ma’lul, perbandingan, dan perlawanan.
Macam-Macam Munasabah al-Qur’an:
(1) Munasabah antara surah dengan surah
(2) Munasabah antara satu surat dengan surat sebelumnya
(3) Munasabah Antara Nama Surah Dengan Kandungan Isinya
(4) Munasabah Antara Satu Kalimat Lainnya Dalam Satu Ayat
(5) Munasabah Antara Nama Surat Dengan Tujuan Turunnya
(6) Munasabah Antara Ayat Dengan Ayat Dalam Satu Surah
(7) Munasabah Antara Penutup Ayat Dengan Isi Ayat Itu Sendiri
(8) Munasabah Antara Awal Uraian Surah Dengan Akhir Uraian Surah
(9) Munasabah Antara Penutup Suatu Surah Dengan Awal Surah Berikutnya
(10) Munasabah Antar Ayat Tentang Satu Tema.
Sebagaimana cabang ulumul quran yang lain, ilmu munasabah juga ada pro
dan kontra. Sebagian ulama tidak mengakui eksistnsi ilmu munasabah dengan
alasan bahwa ayat alquran merupakan unit-unit yang berdiri sendiri
(mustaqillah), dan diantara ayat-ayat quran yang diletakkan berurutan
didalami mushaf, banyak yang turun dengan interval waktu yang sangat
panjang, maka bukan suatu keharusan adanya keterkaitan antara satu ayat
dengan ayat lain (mahmud syaltut dan ma’ruf ad-dualibi).
Kegunaan mempelajari ilmu munasabah sangat banyak, diantaranya: Dapat
membantu dalam menafsirkan Alquran setelah diketahui hubungan suatu
kalimat atau ayat dengan kalimat atau ayat dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA