No.Dokumen :
No. Revisi : 00
KA
Tanggal Terbit : 6 /01/2021
Halaman : 1/8
dr.RITA ANDAYANI
BLUD PUSKESMAS
NIP. 197705092011012003
PULOREJO
A. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan modal utama dalam kehidupan setiap orang,
dimanapun dan siapapun pasti membutuhkan badan yang sehat, baik jasmani
maupun rohani guna menopang aktivitas kehidupan sehari-hari. Bagitu
pentingnya nilai kesehatan ini, sehingga seseorang yang menginginkan agar
dirinya tetap sehat harus melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan
derajat kesehatannya, seperti melakukan penerapan pola hidup sehat dan pola
makan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari (Mubarak, 2009).
Khusus untuk program gizi secara umum ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan, kesadaran dan keinginan masyarakat dalam mewujudkan
kesehatan yang optimal khususnya pada bidang gizi, terutama bagi golongan
rawan dan masyarakat yang berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota.
Kegitan pokok Departemen Kesehatan dalam mengimplementasikan
Program Gizi meliputi : peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang
Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium
(GAKY), kurang Vitamin A, dan kekurangan zat gizi lebih, peningkatan
surveilance gizi, dan pemberdayaan masyrakat utuk pencapaian Keluarga Sadar
Gizi (KADARZI) (Perpres, 2007).
B. LATAR BELAKANG
Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu perlu pelayanan
gizi yang berkualitas pada individu dan masyarakat. Pelayanan gizi merupakan
salah satu sub-sistem dalam pelayanan kesehatan paripurna, yang berfokus
kepada keamanan pasien. Dengan demikian pelayanan gizi wajib mengacu
kepada standar yang berlaku. Mengingat masih dijumpai kejadian malnutrisi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maka perlu upaya
pendekatan yang lebih strategis.
Gambaran pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten dapat dilihat dari
tiga komponen utama yang saling berkaitan. Ketiga komponen tersebut adalah
status perkembangan, kesehatan dan pelayanan kesehatan. Status pelayanan
kesehatan terdiri dari cakupan pelayanan program kesehatan dan sarana-
prasarana kesehatan. Salah satu pengelolaan program kesehatan adalah
pengelolaan program perbaikan gizi. Pengelolaan program gizi di Puskesmas
telah diatur oleh program gizi di tingkat Kabupaten (Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota). Ada lima langkah yang harus diperhatikan dalam pengelolaan
program perbaikan gizi pada tingkat Puskesmas, yaitu identifikasi masalah,
analisis masalah, menentukan kegiatan perbaikan gizi, melaksanakan program
perbaikan gizi, dan pemantauan serta evaluasi.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi masyarakat terutama masyarakat rawan gizi
antara lain Bayi, Balita, Bumil, Ibu Nifas, Anak Sekolah Dan Wanita Usia
Subur (WUS).
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka prevalensi malnutrisi.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan gizi buruk mendapat perawatan.
c. Meningkatkan cakupan penggunaan garam beryodium di tingkat rumah
tangga.
d. Meningkatkan cakupan pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil.
e. Meningkatkan cakupan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).
f. Meningkatkan cakupan SKDN.
Lintas Program :
- Promosi Kesehatan : memberikan informasi tentang pentingnya program gizi
sebagai upaya preventif bagi masyarakat
- Program P2 : bekerjasama dalam perujukan pasien yang memerlukan diit
khusus
- Kesehatan Ibu dan Anak : bidan wilayah sebagai pelaksana kegiatan gizi di
desa.
- UKS : sebagai penghubung antara program gizi dengan sekolah.
Lintas Sektor :
- Camat : sebagai penggerak masyarakat melalui kebijakan kebijakan yang
dapat mendukung program gizi.
- Kepala Desa : penggerak masyarakat untuk ikut serta dan peduli terhadap
program gizi.
- Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama : mendukung kegiatan gizi dari segi
kemasyarakatan dan keagamaan
- Kader : membantu bidan wilayah dalam pelaksanaan gizi.
Setelah kegiatan perbaikan gizi tersusun, kemudian dilakukan langkah-langkah
yang terencana untuk setiap kegiatan. Jenis kegiatan yang akan dilakukan
meliputi :
1. Penimbangan balita
Meja 1 : Pendaftaran, balita yang datang absen dan dicatat di buku
register.
Meja 2 : Penimbangan, bayi diletakkan di sarung timbang, balita ditimbang
di lihat berat badannya, dicatat di secarik kertas, pengantar di arahkan ke
meja 3.
Meja 3 : Pencatatan, ibu balita menyerahkan KMS dan kertas hasil
penimbangan, kader mencatat di buku KIA, pengantar di arahkan ke
meja4.
Meja 4 : Penyuluhan, kader melihat hasil penimbangan, memberikan
penyuluhan sesuai buku KIA.
Meja 5 : Pelayanan kesehatan, memberikan imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pemberian suplementasi gizi.
2. Pengukuran tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB)
Persiapan alat, dilakukan pengukuran TB atau PB, dicatat, pelaksana :
bidan wilayah, petugas gizi, kader terlatih.
3. Pelacakan gizi buruk
Bila ditemukan/dilaporkan balita dengan status gizi kurang atau buruk
dilakukan kunjungan rumah, menyiapkan alat pemeriksaan antropometri,
pengukuran antropometri, mencatat hasil antropometri dan dibandingkan
dengan pengukuran WHO 2010 berdasarkan BB/TB yang hasilnya ≤ -3
SD.
4. Konseling gizi
Pasien rujukan dari poli dan pustu, perkenalan petugas pada pasien,
mengukur data antropometri (bila belum ada) dan hasil laboratorium,
menghitung IMT, anamnesa gizi, diagnose, konseling sesuai dengan diit,
mencatat di buku register.
5. Konseling ASI dan PMBA
Dilakukan di poli gizi rujukan dari poli KIA. Pada kelompok dilaksanakan di
posyandu atau pembinaan kader dan PKK. Pelaksana :
Di Posyandu : Bidan wilayah
Di Institusi : dilakukan tim
Di ruang gizi : petugas gizi
6. Pengelolan PMT pemulihan (TPG)
Persiapan : Sosialisasi dari puskesmas/biwil ke kader dan kader tentang
rencana pelaksanaan PMT pemulihan, konfirmasi status gizi calon
penerima PMT pemulihan, penentuan jumlah dan alokasi sasaran,
perencanaan menu makanan PMT, merencanakan pelaksanaan PMT
yang meliputi jadwal, lokasi, jenis dan bentuk PMT, alternatif pemberian;
penanggung jawab dan pelaksana PMT.
Pelaksanaan : Penyelenggaraan PMT perlu didukung dengan penyuluhan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat), dan tumbuh kembang balita oleh
tenaga kesehatan dan kader kepada pendamping balita. Hari masak
dilakukan setiap hari di tempat yang telah disepakati bersama. Kegiatan
dilakukan selama 10-12 hari berturut turut dimulai H+7 posyandu atau
sesuai kesepakatan.
Pemantauan : Dilakukan setiap bulan selepas kegiatan PMT selesai yang
meliputi pengukuran BB dan TB pada awal dan akhir pelaksanaan PMT.
F. SASARAN
a. Individu, keluarga, sekolah, posyandu
b. Kelompok rawan
c. BBL, Bayi, Balita, Bumil, Buteki, Remaja, Lansia
d. Kader, bidan wilayah, Lintas program.
Nopember
Desember
Pebruari
Agustus
Oktober
No Kegiatan
Januari
Maret
April
Juni
Mei
Juli
1 Membuat X Gizi
POA
2 PMT Bumil X X X Gizi
KEK
3 Pelacakan X X X X X X X X X X X X Gizi
Gizi
Buruk/BGM
4 Pemberian X X Gizi,
Vitamin A Biwil
5 Sweeping X X Gizi,
Vitamin A Biwil
8 Pembinaan X Gizi
PMBA-Kader
9 Pemetaan X Gizi
Kadarzi
10 Pembentukan X Gizi,
Outlet TTD UKS,
Mandiri KRR
11 Sweeping X X Gizi,
balita stunting Biwil
12 PMT X X Gizi,
Penyuluhan Biwil
Gemari
13 Pemberian Fe X X X X X X X X X X X X Pel. Gizi APBD
14 Pojok X X X X X X X X X X X X Gizi, -
Gizi/ANC Biwil
Terpadu
15 Laporan X X X X X X X X X X X X Gizi, -
bulanan Biwil
16 Distribusi X X X X X X X X X X X X Gizi/ APBD
PMT Biwil APBN
BOK
17 Pembinaan X X X X Pel. Gizi Pel.
Kader Gizi
18 Penjaringan X X X Pel. Gizi -
siswa (UKS)
Menetapkan
Jombang,
Kepala BLUD Puskesmas Pulorejo
Pelaksana program
ME’IN YULIANA dr.RITA ANDAYANI
NIP.197503122009012002 NIP. 197705092011012003
Jombang,
November 2019
Penanggung Jawab
UKM
Pelaksana program
Siti Aminah
Me’in Yuliana
NIP.
197505122007012018
NIP.
197503122009012002
Mengesahkan
Kepala UPTD
Puskesmas Pulorejo
Dr.Rita andayani
NIP.
19770509201101200
3