6869 17772 1 SM
6869 17772 1 SM
Oleh:
Devi Tirtawirya
Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY
ABSTRAK
MANUSIA
SEJARAH TAEKWONDO
Taekwondo adalah suatu ungkapan fisik dari kehendak manusia
untuk survival dan suatu aktivitas untuk memenuhi keinginan rohani dari
seorang laki-laki. Pada dasarnya semua tindakan di (dalam) taekwondo
dikembangkan dari naluri manusia untuk pertahanan diri diperkuat
dengan unsur yang positif, dan pada akhirnya menjangkau status yang
absolut untuk mengalahkan ego dan tiba pada suatu kesempurnaan,
dengan demikian memberi olahraga suatu phylosophical dimensi (WTF,
1975: 8).
Taekwondo mempunyai sejarah yang sangat panjang seiring
dengan perjalanan sejarah bangsa Korea. Sebutan taekwondo sendiri
baru dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan
penyempurnaan dari berbagai beladiri tradisional Korea.
Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang,
konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para
ahli seni beladiri mendirikan sekolah/perguruan beladiri. Dengan
meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar
perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni
beladiri Korea dengan sebutan : Taekwondo, pada tahun 1954. Pada
tanggal,16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun
kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama
Korea Taekwondo Association (KTA).
Pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport
Council, dan pada era tahun 1965 sampai 1970-an, KTA banyak
198 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 1, Nomor 2, Juli 2005 : 195 – 211
menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk
berbagai kalangan pada skala nasional.
Taekwondo berkembang dan menyebar diberbagai kalangan,
hingga diakui sebagai disiplin/program resmi oleh pertahanan nasional
Korea, menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea
yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo,
saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dunia. Nilai lebih ini
menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional di Korea.
Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar
Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo ke
seluruh dunia. Kejuaran dunia yang pertama diadakan pada tahun 1973
di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan dan hingga sampai saat ini kejuaraan
dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.
Untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo di seluruh
dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, mulai tahun 1998 telah
membuka Program pelatihannya bagi instruktur Taekwondo dari seluruh
dunia. Kukkiwon, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, pusat
penelitian dan pengembangan Taekwondo, pelatihan para instruktur, dan
sekretariat promosi ujian tingkat internasional.
Pada tanggal, 28 Mei 1973 didirikan The World Taekwondo
Federation ( WTF ), dan sekarang mempunyai 156 negara anggota,
Taekwondo telah dipraktekkan oleh lebih dari 50 juta orang di seluruh
penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring
perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer, hingga sampai
ke Indonesia dan berkembang sekitar tahun 1970.
Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan baik
nasional maupun internasional di seluruh dunia, dan telah
dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan
Perkembangan dan Peranan Taekwondo Dalam Pembinaan Manuasia Indonesia
( Devi Tirtawirya ) 199
telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games
2000 Sydney. Pada Olympic Games di Athena tahun 2004 para atlet
Indonesia belum bisa menyumbangkan medali, dan harus belajar banyak
untuk mewujudkan medali di pesta olahraga tersebut.
DIFINISI TAEKWONDO
Taekwondo yang dikenal sekarang ini merupakan perjalanan
panjang dari suatu seni beladiri tradisional Korea. Taekwondo sendiri
berasal dari bahasa Korea yang secara harfiah dapat diartikan sebagai
berikut: “ Tae yang berarti menyerang menggunakan kaki, Kwon yang
berarti memukul atau menyerang dengan tangan, dan Do yang berarti
disiplin atau seni”. Jadi taekwondo berarti seni bela diri yang
menggunakan kaki dan tangan dengan disiplin tinggi. Taekwondo juga
mengajarkan tentang etika, seperti cara berbicara, masuk ruangan,
meningalkan ruangan, dan lain-lain.
Secara umum taekwondo mempunyai kekhasan menyerang
ataupun bertahan menggunakan kaki jika saat pertandingan kyorugy
(pertarungan). Serangan harus bertenaga saat mengenai sasaran, jadi
serangan yang tidak bertenaga tidak akan menghasilkan angka.
Tendangan ataupun pukulan yang bertenaga tidak hanya digunakan saat
bertarung saja, tetapi juga saat melakukan gerakan wajib yang disebut
teugeuk. Teugeuk tidak akan dinilai baik jika gerakan pukulan, tangkisan,
tusukan, sabetan dan tendangan tidak bertenaga. Sehingga gerakan
taekwondo harus menggunakan tenaga baik dalam menyerang maupun
bertahan.
Manfaat belajar taekwondo tidak sekedar untuk menjadi atlet
kyorugi tetapi akan memberikan rasa aman pada orang yang menguasai
ilmu bela diri. Menguasai ilmu bela diri taekwondo berarti mempunyai
200 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 1, Nomor 2, Juli 2005 : 195 – 211
pertahanan diri menggunakan tangan kosong yang sewaktu-waktu dapat
digunakan dalam keadaan darurat untuk mengamankan diri. Mempunyai
keahlian bela diri seperti membawa senjata yang bisa dibawa ke mana-
mana.
Selain sebagai ilmu bela diri, latihan taekwondo juga membuat
badan menjadi sehat. Latihan taekwondo akan bermanfaat bila dilakukan
minimal dua kali dalam satu minggu. Mengapa demikian ?
Kehadiran menentukan boleh tidaknya seorang taekwondoin ikut
ujian kenaikan tingkat, apabila kehadiran kurang dari jumlah yang
ditentukan, maka secara administratif tidak layak untuk mengikuti ujian
kenaikan tingkat. Tingkatan sabuk yang semakin tinggi jumlah kehadiran
juga semakin banyak batas minimal yang diwajibkan. Tuntutan kehadiran
yang semakin banyak berarti mewajibkan seorang taekwondoin
melakukan latihan lebih dari dua kali dalam satu minggu, sehingga waktu
berolahraga semakin sering, akibatnya badan akan semakin segar dan
sehat.
NILAI AFEKTIF TAEKWONDOIN
Taekwondo tidak hanya suatu kegiatan yang hanya
mengutamakan fisik saja, tetapi banyak sekali nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya. Menurut Kim (1986: 67) Taekwondo membangun sikap
kepedulian sosial, kemanusiaan, kekuatan dalam diri, kebersamaan,
keorganisasian, rasa percaya diri, kebaikan sesama dan toleransi. Latihan
taekwondo banyak sekali aturan yang diterapkan, mulai dari masuk
gedung latihan seorang taekwondoin harus membungkukan badan
sebagai rasa hormat dan rasa memiliki gedung tempat latihan.
Penghormatan juga dilakukan saat memulai latihan yaitu menghormat
pada bendera negara dan bendera taekwondo, lalu dilanjutkan
menghormat pada pelatih dan senior. Selain penghormatan atau salam
Perkembangan dan Peranan Taekwondo Dalam Pembinaan Manuasia Indonesia
( Devi Tirtawirya ) 201
masih banyak etika yang diajarkan dalam taekwondo seperti memakai
seragam, tingkah laku di luar latihan, etika berbicara dan juga tingkah
laku pelatih juga harus bisa memberi contoh yang baik, tidak hanya di
tempat latihan tetapi yang terpenting dalam kehidupan di luar latihan.
Secara otomatis seorang taekwondoin akan selalu mentaati dan
menjalankan aturan-aturan tersebut, sebab kalau tidak akan
mendapatkan sanksi yang sudah ditetapkan saat latihan. Dengan
demikian para taekwondoin akan terbiasa tertib sehingga terbawa di
kehidupan sehari-hari.
Pembinaan Fisik
Fisik manusia adalah tubuh, seandainya tubuh tidak pernah
dirawat dan dikembangkan maka tubuh tidak akan menjadi baik. Supaya
tubuh menjadi baik dan sehat maka tubuh harus di rawat, untuk bisa
berkembang dengan baik maka perlu adanya perlakuan atau aktivitas
yang baik. Perawatan tubuh yang baik banyak macamnya, antara lain
dengan olahraga taekwondo.
Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang mempunyai
kemampuan untuk mengembangkan beberapa komponen biomotorik
yang baik dalam tubuh manusia. Olahraga taekwondo selama ini yang
dipertandingkan adalah pertarungan, dan seperti kita ketahui, kalau kita
bertarung pasti akan memerlukan, kekuatan otot, kecepatan, power,
keseimbangan, fleksibilitas, daya tahan serta ketrampilan gerak.
202 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 1, Nomor 2, Juli 2005 : 195 – 211
Komponen-komponen biomotorik tersebut mutlak diperlukan dalam
pertarungan taekwondo.
Kekuatan otot merupakan keadaan tubuh mampu mengatasi
beban dalam jumlah tertentu. Kondisi tubuh harus cukup kuat jika sedang
melakukan pertarungan, sebab cedera patah tulang, terkilir atau yang
lainnya bisa terjadi jika otot tidak cukup kuat. Oleh karena itu dalam
latihan taekwondo selalu diberikan latihan fisik berupa kekuatan. Latihan
kekuatan dalam taekwondo ada bermacam-macam, misalnya; push-up,
sit-up, back-up, leg press, leg curl dan lain-lain. Latihan kekuatan ini tidak
harus dengan alat tetapi bisa berpasangan dengan teman.
Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan tendangan dalam
waktu yang sesingkat mungkin, kecepatan merupakan komponen yang
sangat penting dalam pertarungan taekwondo. Pertandingan taekwondo
dipengaruhi oleh kecepatan, sebab jika kalah cepat maka akan sulit untuk
mendapatkan poin. Latihan kecepatan dalam olahraga taekwondo banyak
macamnya, antara lain; sprint, drill dolyo chagi, drill peta chagi dan lain-
lain. Teknik-teknik tendangan dalam taekwondo bisa dipakai untuk
membuat model latihan kecepatan.
Power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan, sehingga
jika tungkai mempunyai power yang bagus, tentu saja jika melakukan
tendangan hasilnya akan relatif kuat dan cepat. Latihan power dalam
olahraga taekwondo banyak menggunakan plyometric, misalnya lompat-
lompat, naik turun tangga, drill nare chagi dan lain-lain. Power akan
selalu dilatihkan dalam taekwondo sebab untuk menghasilkan angka
tendangan harus mengenai sasaran dan cukup bertenaga.
Daya tahan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas
baik aerobik maupun anaerobik dalam waktu yang cukup lama.
Taekwondo dalam pertandingan menggunakan waktu antara 2-3 menit
Perkembangan dan Peranan Taekwondo Dalam Pembinaan Manuasia Indonesia
( Devi Tirtawirya ) 203
selama 3 ronde. Lamanya waktu yang demikian menuntut seorang atlet
untuk berlatih daya tahan dengan cukup baik dan teratur. Latihan daya
tahan dalam olahraga taekwondo antara lain menggunakan fartlek,
interval training, sparing target, sparing hugo, sirkuit target dan lain-lain.
Fleksibilitas adalah kondisi otot dan sendi yang mampu melakukan
gerakan seluas-luasnya. Fleksibilitas ini penting karena angka terbanyak
didapatkan jika seorang atlet dapat melakukan tendangan dan mengenai
kepala lawanya. Tendangan yang tinggi hanya bisa dilakukan jika
seorang taekwondoin mempunyai fleksibilitas yang baik. Latihan
fleksibilitas dalam olahraga taekwondo antara lain split, cium lutut dan
lain-lain.
Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan beberapa
aktifitas dalam waktu yang relatif bersama-sama. Pertandingan
taekwondo memerlukan koordinasi yang baik, sebab seorang atlet harus
melihat lawan, menangkis dan melakukan serangan balasan dalam waktu
yang hampir bersama-sama. Latihan koordinasi dalam olahraga
taekwondo misalnya; dengan drill tendang dolyo cagi dengan dua kaki
bergantian ditambah langkah, mengangkat satu lutut setinggi rata-rata
air sambil gerak ke depan, dan lain-lain. Latihan ini dilakukan saat latihan
teknik, cara ini dilakukan supaya taekwondoin mempunyai koordinasi
yang bagus. Dengan koordinasi bagus maka keterampilan gerak,
kelincahan dan keseimbangan bisa terbentuk, bahkan menurut Gallahue
(1985: 279) koordinasi berhubungan erat dengan kecepatan, kelincahan
dan keseimbangan.
Olahraga taekwondo sebagai olahraga bela diri yang
mengandalkan fisik saat bertanding tidak akan bisa berprestasi dengan
baik jika kondisi fisik tidak dilatih secara benar dan kontinyu. Perawatan
204 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 1, Nomor 2, Juli 2005 : 195 – 211
tubuh dengan berolahraga sangat penting dan harus dilakukan oleh
setiap orang agar mempunyai kondisi fisik yang baik
.
Pembinaan Psikis
Taekwondo mengurangi ketegangan, secara sosial bisa diterima
fisik, pengendalian dari agresi untuk permusuhan. Suatu kepercayaan
bahwa kegiatan fisik secara teratur akan mencegah penyakit dan
degenerasi, memperbaiki kesehatan dan memperpanjang hidup sampai
tua sebagai layaknya manusia itu sendiri (Waitz, 1984: 103). Kenyataan
itu diyakini oleh masyarakat dan sudah menjadi hal yang sangat lazim,
bahwa berolahraga itu sehat. Olahraga yang sehat tentunya perlu adanya
keteraturan dan penyesuaian dosis dari latihan itu. Kepercayaan
masyarakat tentang olahraga ini sangat positif, karena secara psikologis
jika orang berolahraga dengan terpaksa maka hasilnya tidak akan baik.
Fisik bisa sehat tetapi rasa terpaksa itu yang tidak sehat.
Hal itu memerlukan rasa hormat diri, melengkapi, menyudahi
pengendalian diri dan suatu rasa hormat untuk orang lain, apakah mitra
pelatihan atau musuh. Saat olahraga rasa hormat-menghormati setiap
hari sudah dilaksanakan dan akan selalu dilakukan. Hormat-menghormati
merupakan suatu aturan yang harus dilakukan seorang taekwodoin.
Pertandingan yang terlihat demikian kerasnya, akan selalu diawali dengan
saling menghormat dan diakhiri dengan saling menghormat juga. Itulah
taekwondo, yang terlihat keras dari luar, tetapi sangat lembut di dalam.
Taekwondo juga menyediakan makna dari kemajuan dan prestasi
pribadi sampai penguasaan tentang kurikulum, pengujian dan kemajuan
melalui tingkatan sabuk. Ujian kenaikan tingkat taekwondo rutin
dilakukan, sehingga membuat para taekwondoin mempunyai ukuran atau
alat untuk mengevaluasi latihan yang telah dilakukannya. Ujian yang
Perkembangan dan Peranan Taekwondo Dalam Pembinaan Manuasia Indonesia
( Devi Tirtawirya ) 205
dilakukan akan disesuaikan dengan sabuk yang disandang oleh para
taekwondoin. Sabuk yang dipakai dalam olahraga taekwondo dari dasar
sampai tingkatan DAN berbeda-beda dan itu menunjukkan tingkat
kemampuan taekwondoin.
Warna sabuknya adalah putih, kuning, hijau, biru, merah dan
hitam. Setiap tingkatan sabuk mempunyai materi latihan yang berbeda-
beda dan itu merupakan materi latihan yang berkesinambungan.
Dedikasi mencapai suatu tujuan dan prestasi menyangkut tujuan untuk
meningkatkan gambaran diri seseorang dan pengertian seseorang dari
harga diri.
Nilai Moral
Taekwondo mempromosikan karakter baik dan suatu sikap yang
tidak kejam dengan pengajaran kehormatan, kerendahan hati, integritas,
rasa hormat untuk orang lain, kepercayaan diri dan keberanian
(http://www.itacs.uow.edu.au). Sebagai jawaban atas konflik,
Taekwondo mengajar ketenangan, penghindaran dan netralisasi. Raut
muka yang tanpa permusuhan dan pendekatan yang terkendali ke agresi
oleh pengajaran dari pengendalian diri, kepercayaan diri dan menjawab
konflik. Secara moral latihan taekwondo selalu dididik untuk saling
menghormati baik sesama taekwondoin, pelatih, senior, pengurus juga
orang lain, apalagi pada orang yang lebih tua. Kalau belajar taekwondo,
menghormati juga akan terjadi secara nyata pada orang yang lebih
muda. Sebagai contoh jika ada seorang anak kecil yang sudah
menyandang sabuk yang lebih tinggi, merah misalnya. Pada saat selesai
latihan setelah penghormatan kepada pelatih maka semua anggota
taekwondo yang sedang latihan harus menghormat pada taekwondoin
yang berada di ujung paling kanan depan, sebab yang berada di posisi itu
206 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 1, Nomor 2, Juli 2005 : 195 – 211
adalah taekwondoin yang menyandang sabuk paling tinggi di antara yang
latihan walaupun usianya masih muda. Tetapi saat latihan selesai dan
kondisinya sudah di luar tempat latihan maka seorang taekwondoin harus
menghormati orang yang lebih tua secara usia. Di dalam pertandingan
Kyorugi atau pertarungan, selalu diawali dengan saling menghormat
antar petarung, juga akan diahkiri dengan saling menghormat lagi, juga
secara spontan para atlet akan menghormat pada pelatih lawan yang
berada di samping arena. Pelajaran tentang rasa hormat tersebut akan
selalu diterapkan pada tempat-tempat latihan taekwondo. Menghormati
tidak hanya pada benda hidup saja, bahkan saat taekwondoin mau
masuk tempat latihan dan mau keluar harus melakukan penghormatan di
pintu. Hal itu merupakan rasa memiliki dan menghargai apa yang
menjadi milik bersama. Berawal dari saling menghormati tersebut maka
karakter seseorang akan terbina dengan baik, sehingga sikap kejam akan
jauh dari kebiasaan sehari-hari, tetapi kerendahan hati dan integritas
yang tinggi terhadap kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Nilai Mental
Mengenal Diri
Keberanian untuk bertarung dalam olahraga taekwondo tidak
dimiliki oleh semua taekwondoin, baik yang sabuk rendah maupun tingkat
DAN. Untuk mempunyai keberanian seorang taekwondoin harus
mempunyai modal yang cukup, artinya bahwa seorang yang berani
bertanding bisa karena mempunyai mental bawaan yang pemberani, atau
siap dari segi fisik, teknik taktik dan kematangan bertanding. Untuk
menjadi berani seseorang harus dapat mengenali siapa diri sendiri.
Taekwondo akan mengajarkan bagaimana mengenal diri sendiri.
Kebanyakan orang menganggap mengenal baik diri sendiri, tetapi itu
semua tidak selamanya benar.
Waitz (1984: 28) memberikan contoh sebagai berikut; berilah diri
anda 3 menit untuk menulis empat aspek yang paling positif dari
kepribadian anda dan empat aspek paling negatif. Pernyataan itu akan
208 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 1, Nomor 2, Juli 2005 : 195 – 211
membuat sulit untuk menjawab dengan jujur. Saat menjawab hal-hal
yang paling negatif akan sangat menyulitkan, dan ketika menemukan
sifat-sifat negatif maka akan muncul sifat defensif, sehingga akan
muncul pembelaan diri seperti seolah-olah bahwa anda bukanlah seorang
yang demikian. Metode latihan mengenal diri yang demikian akan
didapatkan dalam latihan taekwondo, sebab kejujuran untuk berani
mengakui kekurangan diri sendiri adalah kunci sukses untuk maju dan
menjadi juara.
Menghadapi Stress
Stress adalah keadaan yang tidak nyaman yang harus diatasi.
Kenyataanya itu merupakan hal yang sangat manusiawi yang sering
dihadapi oleh seseorang. Seorang atlet taekwondo yang akan melakukan
pertarungan akan selalu mengalami stress, walaupun kadar stressnya
berbeda-beda, tergantung dari tingkat keterlatihannya maupun
pengalaman-pengalamannya. Tanda-tanda stress pada atlet bisa
berbeda-beda, tetapi yang sering terjadi adalah seorang atlet yang stress
akan sering ke belakang untuk buang air kecil. Keadaan demikian bisa
dikatakan wajar, dan itu bisa diatasi dengan belajar untuk menghadapi
kenyataan yang ada.
Menurut Waitz (1984: 6) otak manusia sangat fantastik, betapa
kuatnya otak bila berkonsentarasi. Pertarungan membutuhkan keyakinan
yang kuat juga konsentrasi yang baik. Kalau seorang petarung berfikir
bahwa tidak akan mampu menghadapi lawan yang akan dihadapi maka
keadaan itu akan melemahkan mental, dan itulah yang disebut kalah
sebelum bertanding. Seorang taekwondoin akan selalu diberi suatu
keyakinan-keyakinan bahwa untuk menjadi juara harus yakin dan berfikir
positif, selain harus tetap latihan secara teknik dan fisik, karena dengan
latihan akan membuat seorang taekwondoin menjadi yakin bahwa
Perkembangan dan Peranan Taekwondo Dalam Pembinaan Manuasia Indonesia
( Devi Tirtawirya ) 209
mampu untuk bertarung dengan baik. Kalau sudah terbiasa dengan
berfikir positif dan yakin terhadap diri sendiri maka dalam kehidupan
sehari-hari pun akan semakin lebih percaya diri.
Mental merupakan hal yang sangat berperan dalam kehidupan
manusia. Tanpa adanya ketabahan mental maka manusia hanya akan
menjadi seorang yang mudah menyerah oleh keadaan hidup. Bagaimana
dengan anda, sudah kuatkah mental anda ? Taekwondo memberikan
peluang kepada anda untuk hidup yang lebih bersemangat dengan
latihan mental.
PENUTUP
Sangat berlebihan kedengarannya jika orang akan mendapatkan
segalanya untuk kehidupan seharai-hari saat belajar taekwondo.
Taekwondo mencoba menawarkan banyak kemungkinan yang sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam kodisi masyarakat
yang mengalami kesusahan. Kondisi fisik yang baik akan membuat orang
lebih percaya diri dalam menghadapi segala beban yang dipikul, apakah
itu dunia kerja maupun dunia pendidikan. Kondisi fisik yang demikian
akan lebih lengkap dengan adanya kesiapan moral dan mental yang baik.
Taekwondo merupakan salah satu alternatif yang sangat baik dalam
mengembangkan kemampuan baik dari segi fisik maupun secara
psikologis. Untuk itu tidak ada salahnya jika masyarakat mencoba untuk
belajar olahraga beladiri yang diberi nama taekwondo.
210 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 1, Nomor 2, Juli 2005 : 195 – 211
Daftar Pustaka
http://www.itacs.uow.edu.au/people/karenw/jfktkdbene.html
Kim Jeong-Rok. (1986). Taekwondo Textbook Vol II. Basic Technique and
Palgwe Poomse. Seoul: Seolim Publising CO.
WTF. (1975). Taekwondo Poomse. Seoul: Shin Jin Gak Publishing Agency.