Anda di halaman 1dari 16

MODUL TEORI EKONOMI MIKRO

(FEB 212)

MODUL SESI 04
MicroEconomic Theory
Surplus Konsumen dan Suplus Produsen

DISUSUN OLEH
JOEL F. SOFYAN
SAPTO JUMONO

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 17
Surplus Konsumen dan Suplus Produsen

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Diharapkan setelah membaca materi ini, mahasiswa :
1. Mampu memahami keseimbangan pasar
2. Mampu mendefinisikan surplus konsumen
3. Mampu memahami dan menghitung surplus konsumen
4. Mampu mendefinisikan surplus konsumen
5. Mampu memahami dan menghitung surplus konsumen
6. Mampu melihat keterkaitan antara surplus konsumen, surplus produsen serta
dead weight loss

B. URAIAN DAN CONTOH


Analisa grafik dari interaksi antara demand dan supply merupakan salah satu
peralatan yang sangat penting karena menjelaskan gagasan bagaimana sistem pasar
(mekanisme harga) bekerja dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas.
Harga merupakan signal untuk mengindikasikan seberapa penting sebuah produk
atau jasa bagi konsumen—harga yang tinggi mencerminkan bahwa konsumen
memberikan nilai yang tinggi atau sangat menyukai suatu barang atau jasa, dengan
syarat bahwa pasar telah bekerja dengan baik tanpa adanya kegagalan pasar. Lebih
lanjut, barang yang memiliki demand tinggi akan menyebabkan produsen memiliki
insentif lebih besar untuk memproduksi barang tersebut sehingga akan
mempengaruhi alokasi sumberdaya.
Ketika kita mencoba memahami “bagaimana sebuah sistem bekerja”, maka
permasalahan ini masuk dalam bidang “ilmu ekonomi positif”. Akan tetapi, analisa
supply dan demand juga dapat digunakan untuk mengilustrasikan gagasan ekonomi
penting lainnya, yaitu efisiensi pasar—sebuah aspek yang penting dalam bidang
“ilmu ekonomi normatif". Untuk memahami gagasan tentang efisiensi pasar, maka
kita perlu memahamitiga konsep penting: surplus konsumen (consumer surplus,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 17
CS), surplus produsen (producer surplus, PS) dan kerugian bobot mati (deadweight
loss) yang timbul ketika pasar tidak bekerja dengan baik.

Surplus konsumen (Consumer Surplus—CS)


Kekuatan pasar memaksa konsumen untuk mengungkap sejumlah besar
preferensi pribadinya. Ketika seorang konsumen bersedia untuk membayar Rp
50.000 untuk sebuah barang X, maka konsumen tersebut telah mengungkapkan
bahwa barang X bernilai setidaknya Rp 50.000 bagi dirinya—konsumen ini akan
membeli barang tersebut jika harga pasar untuk barang X adalah lebih kecil atau
sama dengan Rp 50.000.Jika harga pasar untuk barang X ternyata lebih rendah
dibandingkan harga maksimum yang bersedia dibayarkan konsumen, katakanlah
Rp 35.000, maka secara konseptual konsumen ini dikatakan menikmati surplus
konsumen.

Surplus konsumen: selisih antara jumlah harga maksimum yang bersedia dibayarkan
oleh konsumen untuk sebuah barang dibandingkan dengan harga
pasar barang tersebut

Kurva demand dapat digunakan untuk menunjukkan surplus konsumen dengan


lebih jelas:
Peraga 1:

A B C

D
D
Biaya riil
yang harus
dikeluarka

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 17
Pada peraga 1, pada saat harga pasar barang X adalah Rp 50.000, jumlah barang
X yang diminta adalah sebesar 6000 unit. Hanya ada satu harga yang berlaku di
pasar, dan kurva demand memberi tahu kita berapa banyak barang X yang akan
dibeli oleh konsumen jika mereka bisa membeli semua yang mereka inginkan pada
tingkat harga yang berlaku, Rp 50.000. Setiap orang yang menganggap bahwa
barang X memiliki nilai sebesar Rp 50.000 atau lebih akan membelinyasedangkan
setiap orang yang menganggapbahwa nilai barang X lebih rendah dari tingkat harga
yang berlaku tidak akan membelinya.
Dalam peraga 1, konsumen A, B dan C dikatakan memperoleh surplus
konsumen, karena ketiga konsumen tersebut menilai barang X lebih tinggi
dibandingkan tingkat harga yang berlaku. Harga maksimum yang bersedia
dibayarkan olehkonsumen A, B dan C—berturut-turut— adalah Rp 100.000, Rp
90.000 dan Rp 80.000. Dengan demikian konsumen A, B dan C dikatakan memiliki
suplus konsumen sebesar Rp 50.000, Rp 40.000 dan Rp 30.000 (perhatikan area
yang diarsir dengan warna biru). Pada peraga 1, area dalam kurva yang diarsir
warna orange merupakan biaya riil yang harus dikeluarkan oleh setiap konsumen
untuk memperoleh 1 unit barang X yaitu tingkat harga yang berlaku dari barang X,
Rp 50.000.
Dari pembahasan hukum demand, kurva demand pasar diperoleh dengan
menelurusi jumlah total kuantitas barang yang diminta dari seluruh konsumen pada
setiap tingkat harga. Kurva demand pasar merupakan penjumlahan secara
horizontal dari setiap kurva-kurva demand individual seluruh konsumen.Dengan
analogi ini, jika jumlah konsumen dalam suatu pasar sangat banyak, maka jumlah
surplus konsumen keseluruhan adalah luas bidang dibawah kurva demand dan
diatas harga yang berlaku, luas bidang segitiga biru, seperti yang ditunjukkan dalam
peraga 2:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 17
Peraga 2:

CS

Biaya riil yang harus


dibayarkan

Surplus Produsen (Producer Surplus—PS)


Dengan analogi yang sama, kurva supply suatu pasar barang tertentu
memperlihatkan sejumlah perusahaan yang bersedia memproduksi dan
menawarkan suatu barang pada setiap tingkat hargayang berlaku. Perhatikan peraga
3 berikut ini:

Peraga 3:

P S

50000
A B C

Biaya
1750 produks
0 i
Q(dalam ribuan)
6

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 17
Pada harga pasar yang berlaku (Rp 50.000), jumlah barang yang bersedia
ditawarkan adalah sebesar 6000 unit. Pada peraga 3, perusahaan A merupakan
perusahaan yang paling efisien (i.e perusahaan ini memiliki biaya produksi paling
kecil).Perusahaan Abersedia menawarkan produk X pada tingkat harga yang paling
rendah—Rp 17.500. Sehingga pada tingkat harga yang berlaku, Rp. 50.000,
perusahaan A dikatakan menikmati surplus produsen.

Surplus produsen selisih antara harga pasar yang berlaku dibandingkan dengan
biaya produksi perusahaan untuk menghasilkan barang tersebut

Jika jumlah produsen di pasar tersebut adalah sangat banyak, maka jumlah
surplus produsen keseluruhan adalah luas bidang diatas kurva supply dan dibawah
harga yang berlaku, luas segitiga yang diarsir hijau, seperti yang ditunjukkan dalam
peraga 4 berikut:

Peraga 4:

P S

50000

P
S

Biaya
1750 produk
0 si
Q (dalam ribuan)
6
Luas bidang segitiga yang diarsir orange merupakan total biaya memproduksi
barang tersebut dari seluruh perusahaan yang menawarkan barang tersebut.

Pasar yang kompetitif akanmenjamin efisiensi


Peraga 2 dan 4 mengilustrasikan total manfaat bersih bagi konsumen dan
produsen dari keseimbangan di pasar barang X, yaitu pada tingkat harga Rp 50.000

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 17
dan kuantitas 6000 unit. Peraga 2 memperlihatkan bahwa konsumen memperoleh
manfaat—secara total—yang lebih besar dibandingkankan harga yang mereka
bayarkan dan Peraga 4 memperlihatkan produsen juga memperoleh kompensasi
yang lebih besar dibandingkan biaya yang mereka keluarkan.
Dari analisa tersebut, terlihat bahwa hanya mekanisme pasar yang
kompetitif yang menjamin surplus konsumen dan surplus produsen yang
dihasilkan akan maksimum. Pada kondisi inilah pasar dikatakan efisien. Peraga 5
memperlihatkan secara visual kesimpulan ini:

Peraga 5:

P
100000

S
C
S
50000

P D
S

1750
0
Q (dalam ribuan)
6
Bahkan ketika kondisi demand atau supply di pasar berubah—yang
menyebabkan kurva demand atau kurva supply bergeser—ekuilibrium baru yang
terjadi tetap dipandang efisien. Pergeseran kurva demand atau kurva supply
hanya akan mempengaruhi besarnya surplus konsumen (CS) dan surplus
produsen (PS) yang dinikmati oleh konsumen dan produsen, tanpa
menghasilkan kerugian bobot mati (deadweight loss).
Dalam peraga 5 diatas, pergeseran kurva demand atau kurva supply hanya akan
menyebabkan luas wilayah segitiga biru (CS) dan luas segitiga hijau (PS) berubah;
mungkin saja hanya salah satu pihak yang diuntungkan, konsumen atau produsen,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 17
yang ditunjukkan dengan luas wilayah surplus-nya yang membesar, atau mungkin
saja kedua belah pihak mengalami penurunan surplus (luas wilayah surplus masing-
masing secara proporsional turun). Bagaimana pembagian dampak pergeseran
kurva demand atau kurva supply terhadap surplus konsumen dan surplus produsen
akan dipengaruhi elastisitas (bentuk kurva) demand dan supply.

Kerugian Bobot Mati (Dead-Weight Loss)


Untuk menjelaskan lebih jelas mengenai efisiensi pasar, perhatikan peraga 6berikut
ini yang mengilustrasikan kasus dimana output barang X yang tersedia dibatasi
pada jumlah tertentu:

Peraga 6:

P
100000

B S
75000
C
S 1 C
50000 2
27500 P D
S A

1750 Underproduction
0
Q (dalam ribuan)
3 6
Apabila pasar dibiarkan bebas tanpa adanya intervensi maka keseimbangan
pasar barang X tercipta pada tingkat harga Rp 50.000 dan kuantitas 6000 unit. Pada
kondisi keseimbangan ini, total surplus konsumen adalah luas wilayah yang berada
dibawah kurva demand dan diatas tingkat harga berlaku (yaitu, luas segitiga
100.000-C-50.000 atau luas wilayah area yang diarsir biru ditambah luas wilayah
segitiga 1) sedangkan total surplus produsen adalah luas wilayah yang berada diatas
kurva supply dan dibawah tingkat harga berlaku (yaitu, luas segitiga 50.000-C-
17.500 atau luas wilayah area yang diarsir hijau ditambah luas wilayah segitiga 2).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 17
Ketika jumlah produk dibatasi pada tingkat 3000 unit, hal ini menyebabkan
produksi barang X turun dibawah standar (underproduction) sebesar 3000 unit.
Pada tingkat produksi 3000 unit, sebagai contoh, terdapat konsumen yang bersedia
untuk membayar barang X pada harga Rp 75.000 dan ada produser yang bersedia
menawarkan produk ini pada harga Rp 27.500.
Pembatasan produksi X sebesar 3000 menyebabkan penurunan surplus
konsumen maupun surplus produsen.Surplus konsumen setelah pembatasan
sekarang hanyalah sebesar luas area yang diarsir biru sedangkan surplus konsumen
sekarang hanyalah sebesar luas area yang diarsir hijau. Area segitiga 1 adalah
wilayah total penurunan surplus konsumen sedangkan area segitiga 2 adalah
wilayah total penurunan. Total wilayah segitiga ABC adalah total penurunan
surplus konsumen dan surplus produsen. Perhatikan bahwa area segitiga ini
“menguap” atau “hilang” begitu saja tanpa satu pun pihak baik konsumen ataupun
produsen yang menikmatinya. Hilangnya segitiga ABC dari surplus konsumen
ataupun surplus produser inilah yang dinamakan kerugian bobot mati (dead-
weight loss)

Kerugian bobot mati kerugian bersih pada surplus konsumen dan surplus produsen
karena produksi-kurang (underproduction) ataupun produksi-
berlebih (over production)

PENDEKATAN MATEMATIS,
Surplus Konsumen dan Produsen

Istilah surplus digunakan dalam ekonomi untuk jumlah yang


terkait. The surplus konsumen (kadang bernama 'surplus
konsumen) adalah utilitas untuk konsumen dengan mampu membeli
produk dengan harga yang kurang dari harga tertinggi yang mereka
akan bersedia membayar. Surplus produsen adalah jumlah yang
produsen keuntungan dengan menjual pada mekanisme harga pasar
yang lebih tinggi dari yang paling bahwa mereka akan bersedia untuk
dijual.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 17
Perhatikan bahwa surplus produsen pada umumnya mengalir
melalui kepada pemilik dari faktor produksi : di persaingan
sempurna , tidak mencatat surplus produsen untuk perusahaan
individu. Ini adalah sama dengan mengatakan bahwa keuntungan
ekonomi didorong ke nol. Dunia nyata bisnis umumnya memiliki atau
mengontrol beberapa masukan mereka, yang berarti bahwa mereka
menerima produsen surplus karena mereka: ini dikenal sebagai laba
normal , dan merupakan komponen dari perusahaan biaya peluang .
Jika pasar untuk faktor-faktor yang persaingan sempurna juga,
surplus produsen pada akhirnya berakhir sebagai rente ekonomi
kepada pemilik langka input seperti tanah .
Surplus konsumen adalah selisih antara harga maksimum
konsumen bersedia untuk membayar dan harga sebenarnya mereka
membayar. Jika konsumen akan bersedia membayar lebih dari harga
minta saat ini, maka mereka mendapatkan manfaat lebih dari produk
yang dibeli dari mereka habiskan untuk membelinya. Sebuah contoh
yang baik dengan surplus konsumen umumnya tinggi adalah air
minum. Orang-orang akan membayar harga yang sangat tinggi untuk
minum air, karena mereka membutuhkannya untuk bertahan hidup.
Perbedaan harga yang mereka akan membayar, jika mereka harus,
dan jumlah yang mereka bayar sekarang adalah surplus konsumen
mereka. Perhatikan bahwa utilitas dari pertama liter air minum sangat
tinggi (karena mencegah kematian), sehingga beberapa liter pertama
kemungkinan akan surplus konsumen lebih dari liter berikutnya. ..
Harga maksimum konsumen akan bersedia membayar jumlah
yang diberikan adalah jumlah dari harga maksimum ia akan bersedia
membayar untuk unit pertama, harga tambahan maksimum ia akan
bersedia membayar untuk unit kedua, dll Biasanya harga ini
mengalami penurunan, dalam hal bahwa mereka diberikan oleh
individu kurva demand . Jika harga ini adalah yang pertama
meningkat dan kemudian menurun mungkin ada jumlah nol dengan
nol surplus konsumen. Konsumen tidak akan membeli jumlah yang
lebih besar dari nol dan lebih kecil dari jumlah ini karena surplus
konsumen akan negatif. Harga tambahan maksimum konsumen akan
bersedia membayar untuk setiap unit tambahan juga dapat
alternatingly menjadi tinggi dan rendah, misalnya jika dia ingin
bahkan jumlah unit, seperti dalam kasus tiket ia menggunakan di
pasang pada tanggal. Nilai-nilai yang lebih rendah tidak muncul
dalam kurva demand karena mereka sesuai dengan jumlah konsumen
tidak membeli, terlepas dari harga. Untuk harga yang diberikan
konsumen membeli jumlah yang surplus konsumen tertinggi. Surplus
Konsumen agregat 'adalah jumlah surplus konsumen untuk masing-
masing individu konsumen. Hal ini dapat diwakili pada sosok kurva
demand agregat.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 17
Perhitungan dari supply dan demand
Surplus konsumen (individu atau agregat) adalah area di bawah
kurva demand (individu atau gabungan) dan di atas garis horizontal
pada harga aktual (dalam kasus agregat: harga keseimbangan). Jika
kurva demand adalah garis lurus, surplus konsumen adalah luas
segitiga:

Dimana mkt P adalah harga ekuilibrium (mana supply sama


demand), mkt Q adalah kuantitas jumlah pembelian pada harga
keseimbangan dan max P adalah harga di mana jumlah kuantitas
pembelian akan turun menjadi 0 (yaitu, di mana kurva demand
penyadapan yang harga sumbu). Untuk demand yang lebih umum
dan fungsi supply, daerah ini bukan segitiga tapi masih dapat
ditemukan dengan menggunakan integral kalkulus. Surplus
konsumen adalah demikian integral tentu dari fungsi demand
terhadap harga, minus integral tertentu konstan D fungsi (P) = Q mkt
(yaitu P Q mkt mkt), dari harga pasar dengan harga pemesanan
maksimum (yaitu harga-intercept dari fungsi demand):

Grafik menunjukkan, bahwa jika kita melihat kenaikan harga


keseimbangan dan penurunan jumlah ekuilibrium, maka surplus
konsumen jatuh.

Pembagian manfaat ketika harga turun

Ketika pasokan yang baik memperluas, harga turun (asumsi


kurva demand adalah miring ke bawah) dan meningkatkan surplus
konsumen. Ini manfaat dua kelompok orang. Konsumen yang telah
bersedia untuk membeli pada harga awal manfaat dari penurunan
harga; juga mereka bisa membeli lebih banyak dan menerima surplus
konsumen bahkan lebih, dan konsumen tambahan yang tidak mau
membeli dengan harga awal tetapi akan membeli pada harga baru
dan juga menerima beberapa surplus konsumen.
Pertimbangkan contoh pasokan linear dan kurva demand.
Untuk kurva supply awal S 0, surplus konsumen adalah segitiga di atas
garis yang dibentuk oleh harga P 0 ke baris demand (dibatasi di
sebelah kiri dengan sumbu harga dan di atas dengan garis
kebutuhan). Jika pasokan memperluas dari S 0 ke S 1, konsumen
surplus mengekspansi pada segitiga atas P 1 dan di bawah garis
kebutuhan (masih dibatasi oleh sumbu harga). Perubahan surplus
konsumen perbedaan di daerah antara dua segitiga, dan itu adalah
kesejahteraan konsumen terkait dengan perluasan pasokan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 17
Beberapa orang bersedia membayar harga yang lebih tinggi P 0.
Bila harga berkurang, keuntungan mereka adalah area persegi
panjang yang terbentuk di atas oleh P 0, pada bagian bawah oleh P 1, di
sebelah kiri dengan sumbu harga dan di sebelah kanan oleh garis
vertikal membentang dari Q 0.
Set kedua penerima adalah konsumen yang membeli lebih
banyak, dan konsumen baru, mereka yang akan membayar harga
yang lebih rendah baru (P 1) tetapi bukan harga yang lebih tinggi (P 0).
konsumsi tambahan mereka membentuk perbedaan antara Q 1 dan Q
0. surplus konsumen mereka adalah segitiga dibatasi di sebelah kiri
dengan garis vertikal membentang dari Q 0, di kanan dan atas oleh
garis demand, dan pada bagian bawah oleh garis memperluas
horizontal ke kanan dari P 1.

Peraturan satu-setengah

Aturan-setengah perkiraan satu perubahan surplus untuk


perubahan kecil dalam pasokan dengan kurva demand konstan.
Catatan bahwa dalam kasus khusus di mana kurva demand
konsumen linear, surplus konsumen adalah luas segitiga. Setelah
gambar di atas,

dimana:
 CS = Konsumen Surplus
 Q 0 dan Q 1 adalah kuantitas yang diminta sebelum dan setelah
perubahan pasokan
 P 0 dan P 1 adalah harga sebelum dan setelah perubahan

pasokan

Ilustrasi, jumlah demand suatu komoditi tercatat 13.000 unit jika harganya Rp
2.500,00 per unit, sedangkan pada tingkat harga ini produsen hanya bersedia
menawarkan barangnya sejumlah 4.000 unit. Pada setiap kenaikan harga sebesar Rp
5.000,00 maka jumlah demand akan menurun sebanyak 10.000 unit, tetapi jumlah
supplynya bertambah sebanyak 20.000 unit. Berapa surplus konsumen dan surplus
produsen dengan menggunakan 2 rumus penerapan integral tertentu.
Diketahui:

P1 = 2.500 ; Qd1 = 13.000; Qs1 = 4.000; P2=7.500; Qd2 = 3.000; Qs2 = 24.000;

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 17
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
12 / 17
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
13 / 17
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
14 / 17
Selamat belajar
C. REFERENSI :
1. Mankiw, N. Gregory. (2019). Macroeconomicss. 10th edition. New York,
NY: Worth.
2. Burhan. Umar. 2006. Konsep Dasar Teori Ekonomi Mikro. Malang:
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
3. Case & Fair. 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: Prenhallindo
4. Sukirno. Sadono. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 17

Anda mungkin juga menyukai