Cook (1973:835), juga telah merumuskan beberapa ciri yang penting dari
pendekatan substantive dan formalis. Penganut pemikiran substantif
menempatkan perekonomian sebagai rangkaian dari aturan-aturan dan
organisasi social, di mana setiap individu dilahirkan dan diatur dalam suatu
sistem organisasi, fenomena ekonomi dalam masyarakat terikat pada
system pranata dan norma-norma yang sama. Konsespsi ini menempatkan
individu sebagai pihak yang pasif dalam aktivitas ekonomi sebagai suatu
system menentukan bagaimana individu bertingkah laku.
Kalau gejala kebudayaan dipandang dari tingkat individu, maka akan terlihat
bahwa tidak semua individu mempunyai respon uang sama terhadap sisten
social budaya yang membelenggu kehidupan ekonomi mereka. Dalam
relaitas social, terdapat stratifikasi masyarakat, dan setiap golongan
mempunyai motivasi dan aspirasi yang berbeda-beda. Konflik-konflik social
dalam masyarakat merupaan suatu pertanda bahwa system ekonomi terjadi
karena adanya kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan konflik tersebut
membawa dinamikak perubahan ekonomi.
Aliran ini [ada dasarnya bersifat historis, relativtik dan substantive (riel)
dalam orientasinya. Ciri yang pertama mengandung arti bahwa dalam
mengkaji suatu perekonomian, pendekatan ini cenderung melihat gejala
ekonomi sebagai proses dari gejala sebelumnya dan gejala yang terjadi pada
masa sekarang akan mempengaruhi gejala-gejala yang akan terjadi pada
masa mendatang.
Sifat relativistic itu juga berhubungan dengan pandangan ini yang melihat
gejala ekonomi dari segi substantive, yaitu melihat tingkah laku ekonomi
sebagai ketergantungan atara manusia dengan alam sekitar dan sesamanya.
Ketergantungan antara manusia dengan alam sekitar dan sesamanya.
Ketergantungan ini mneyebabkan orang melakukan aktivitas produktivitas