R
DENGAN DIAGNOSA INFEKSI SALURAN KEMIH
BERDASARKAN STUDI KASUS
OLEH:
AGUNG APRIANTO
NIM: 01.3.20.00434
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI
Nyeri
Akut
Gangguan
eliminasi urine
1.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan
diagnosa atau pengobatan antara lain adalah :
1. Laboratorium
a) Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH
meningkat
b) Urine kultur :
- Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih
misalnya : streptococcus, E. Coli, dll
- Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
- Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
3. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.
4. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan
5. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung
kemih
1.1.9 Penatalaksanaan medis
Pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala
dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah
infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan serta angka kematian.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :
1. Perawatan dapat berupa :
a) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi
b) Perubahan pola hidup diantaranya :
c) Membersihkan perineum dari depan ke belakang
d) Pakaian dalam dari bahan katun
e) Menghindari kopi, alkohol
2. Obat-obatan
1) Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.
a) Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
b) Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti )
dalam jangka waktu 3 – 4 minggu
c) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur
dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila
ada komplikasi lebih lanjut.
2) Analgetik dan Anti spasmodic
Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
3) Obat golongan Venozopyridine : Pyridium
Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih
1.1.10 Rumus Balance Cairan
1. Intake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan
dalam makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang
di drip, albumin dll.
2. Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter
maka hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan
ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
2. IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan
sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas.
3. RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
1.1.11 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena
adanya proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu
menyebabkan :
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan
kronik.
1.1.12 Pencegahan
1. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari
2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung
kemih
3. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
a) Tidak menahan keinginan untuk berkemih dan berkemih dengan tuntas
b) Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih untuk
membersihkan perineum dari depan ke belakang
c) Menggunakan celana dalam katun atau yang menyerap keringat
d) Tidak menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat
e) Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu
biasakan mengosongkan kandung kemih.
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Satu keluhan yang menjadi masalah utama ( aktual )
P: Provokatif atau Paliatif ( Provokatif apa saja yang memperberat
keluhan, paliatif apa saja yang dapat mengurangi keluhan )
apakah yang menyebabkan gejala terjadinya nyeri.
Q: Qualitas:Bagaimana gejala dirasakan / sejauh mana anda
merakan sekarang.
R: Region / area : dimana gejala terasa? Apakah menyebar, area
dimana gejala di rasakan.
S: Skala keparahan : seberapakah keparahan yang dirasakan
T: Timing / waktu : kapan gejala mulai timbul, seberapa sering
gejala terasa apakah tiba-tiba atau bertahap, seberapa lama gejala
yang di rasakan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kronologi mencakup awitan/mulai timbulnya masalah dan
semua pengobatan, gejala yang timbul saat itu yang di tulis letak,
kwalitas, kwantitas, waktu, situasi, faktor-faktor yang memperberat
atau yang mengurangi, manifestasi/faktor pencetus yang berhubungan
nyeri dalam infeksi saluran kencing.
c. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Keadaan umum kesehatan mulai dari masa anak, dewasa
khususnya yang ada kaitannya dengan penyakit sekarang.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Buat Genogram ( 3 Generasi ), riwayat penyakit keluarga antara
lain : DM, stroke, TBC, Hipertensi.
e. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial menggambarkan situasi rumah dan orang terdekat
termasuk keluarga yang terkait dengan penyakitnya serta spiritual
menggambarkan keyakinan beragama pandangan / nilai dari
kepercayaan.
f. Pola Aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit.
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi usus dan kandung kemih.
3) Aktivitas / Latihan
Menggambarkan pola latihan dan aktivitas.
4) Istirahat Tidur
Menggambarkan pola tidur, istirahat.
5) Sexualitas / Reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau di rasakan
dengan seksualitas.
g. Keadaan / Penampilan / Keadaan Umum Pasien
Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus,
gemuk, personal hygiene, gaya hidup, ekspresi wajah, tanda-tanda
distress, keadaan umum.
h. Tanda-Tanda Vital
Diambil saat melakukan pengkajian yang meliputi suhu tubuh,
denyut nadi, tekanan darah, nafas, tinggi badan dan berat badan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala dan Leher
a. Kepala
Inspeksi : Memperhatikan ada tidaknya lesi, warna dan distribusi
rambut.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya pembengkakan ataupun nyeri
tekan.
b. Mata
Inspeksi : Bentuk kelopak mata, konjungtiva, kesimetrisan mata.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan.
c. Telinga
Inspeksi : Kesimetrisan telinga, keadaan terhadap ukuran, bentuk,
warna, lesi/adanya masa, serumen dan pendarahan
Palpasi : Untuk mengetahui adanya peradangan pada telinga
d. Hidung
Inspeksi : Kesimetrisan Lubang Hidung, bentuk / tulang hidung
Palpasi : Perhatian terhadap adanya nyeri tekan
e. Mulut
Inspeksi : Mengamati bibir, gigi dan lidah
f. Leher
Inspeksi : Bentuk leher, adanya pembengkakan
Palpasi : Palpasi kelenjar thyroid
g. Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku
Inspeksi : Warna kulit, keadaan kulit
Palpasi : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan benjolan
h. Pemeriksaan Payudara dan ketiak (bila di perlukan)
Inspeksi : Ukuran, bentuk, kesimetrisan payudara, adanya lesi, odema,
benjolan, adanya pembesaran kelenjar lymfe di ketiak,
adanya tanda-tanda kemerahan.
i. Pemeriksaan Thorak / Dada
Inspeksi : Postur, bentuk, kesimetrisan ekspansi, sekaligus perlu
diamati kemungkinan adanya kelainan tulang belakang
seperti kyposisi, lordosis, scoliosis, gerakan dada saat
bernafas.
Palpasi : Ada nyeri tekan atau tidak.
j. Paru
Inspeksi : Pergerakan dada saat inperasi dan ekspirasi seimetris atau
tidak.
Palpasi : Untuk mengkaji keadaan dinding dada, Taktil Fremitus
simetris atau tidak.
Perkusi : Bunyi sonor
Auskultasi : Untuk mengkaji kondisi paru-paru dan rongga plura,
misalnya adanya suara tambahan : ronchi kering / ronchi
basah.
k. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Tampak / tidak tampak ictus kordis
Palpasi : Teraba ictus kordis di daerah mana
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Irama regular atau irregular, S1=lub , S2=dub
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk / adanya ketidak simetrisan, ada jejas / tidak, adanya
bekas operasi atau tidak.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya massa / nyeri tekan
Perkusi : Thympani
Auskultasi : Diafragma stetoskope dengan tekanan ringan pada setiap
kuadran terdengar bising usus ( normal 8-12x/menit )
m. Pemeriksaan Genetalia dan anus
Inspeksi : Kebersihan.apakah ada inflamasi
n. Anus
Inspeksi : Apakah ada lesi, hemoroid, massa dan kelainan-kelainan
lain
Palpasi : Apakah ada nyeri tekan atau tidak
o. Pemeriksaan muskuloskeletal
Inspeksi : Amati persendian, kaji rentang gerak sendi masing-masing
anggota gerak (ROM), derajat kekuatan otot dengan skala 0-
5
Cara penilaian :
Skala 0 : Paralisis total
Skala 1 : Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
Skala 2 : Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan sokongan
Skala 3 : Gerakan normal penuh melawan gravitasi
Skala 4 : Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit
penahanan
Skala 5 : Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
Palpasi : Ada tidaknya nyeri tekan pada persendian
p. Pemeriksaan Neurologi : Pemeriksaan GCS untuk mengetahui
tingkat kesadaran, reaksi pupil dan reflek
patella
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
NYERI AKUT
( D.0077)
Definisi :
Pengalaman senseorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologi (mis.inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pence derakimiawi(mis.terbakar, bahankimiairitan)
3. Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkatberat, prosedur operasi, trauma, latihanfisikberlebihan)
KondisiKlinis
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom coroner akut
5. Glakoma
Definisi:
mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berinteraksi ringan hingga berat dan konstan.
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping penggunaan analgesik
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS,
hipnosia, kupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitas istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemeliharaan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan penggunaan analgesik secara tepat
e) Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu.
Defisini: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berinteraksi ringan sehingga berat dan
konstan
Ekspetasi membaik
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun meningkat
Kemampuan menuntaskan
1 2 3 4 5
aktivitas
Cukup Cukup
Meningkat Sedang menurun
meningkat menurun
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri sendiri 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan depresi (tertekan) 1 2 3 4 5
Perasaan takut mengalami
1 2 3 4 5
cedera ulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasatertekan 1 2 3 4 5
Uterus teraba membulat 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Kontrol Nyeri L.08063
Defisini: tindakan untuk meredakan pengalam sensorik atas emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan
Ekspetasi meningkat
Cukup
Cukup Sedan Meningk
Menurun meningk
Menurun g at
at
Melaporkan nyeri terkontrol 1 2 3 4 5
Kemampuan mengenali onset
1 2 3 4 5
nyeri
Kemampuan mengenali
1 2 3 4 5
penyebab nyeri
Kemampuan menggunakan
1 2 3 4 5
teknik non-farmakologi
Dukungan orang terdekat 1 2 3 4 5
Cukup
Meningk Sedan Cukup
meningka menurun
at g menurun
t
Penggunaan analgesic 1 2 3 4 5
Penyebab :
1. Penurunan kapasitas kandung kemih
2. Iritasi kandung kemih
3. Penurunan kemampuan meyadari tanda-tanda gangguan kandung
kemih
4. Efek indakan medis dan diagnostik (mis: operasi ginjal, operasi
saluran kemih, anestesi, dan obat-obatan)
5. Kelemahan otot pelvis
6. Ketidak mampuan mengakses toilet(mis: Imobilisasi)
7. Hambatan lingkungan
8. Ketidak mampuan mengomunikasikan kebutuhan eliminasi
9. Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis: anomali saluran kemih
kogenital)
10. Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun)
KondisiKlinis
1. Infeksi ginjal dan saluran kemih
2. Hiperglekemi
3. Trauma
4. Kangker
5. Cedera/tumor/infeksi medula spinalis
6. Neuropati diabetikum
7. Neuropati alkoholik
8. Stroke
9. Parkinson
10. Skelorosis multipel
11. Obat alpha adremergik
Definisi
Mengedintifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi urine.
Tindakan:
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontensia urine
- Identidikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontensia urine
- Monitor eliminasi urine (Mis:frekuensi, konsisten, aroma, volume, dan
warna)
Terapeutik
- Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
- Batasi asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur
Edukasi
- Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Ajarakan mengukur asupan cairan dan haluran urine
- Ajarkan mengambil spesimen urine midstream’
- Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
- Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemih
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
- Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kalaborasi
- Kalaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu
Ekspetasi hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun meningkat
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang menurun
meningkat menurun
Desakan berkemih
1 2 3 4 5
(urgensi)
Destensi kandung kemih 1 2 3 4 5
Berkemih tidak
1 2 3 4 5
tuntas(hesitancy)
Volume residu urine 1 2 3 4 5
Urin menetes (dribbling) 1 2 3 4 5
Nokturia 1 2 3 4 5
Mengompol 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Disuria 1 2 3 4 5
Anuria 1 2 3 4 5
Cukup
Cukup
Memburuk memburu Sedang Membaik
membaik
k
Frekuensi BAK 1 2 3 4 5
Karakteristik urine 1 2 3 4 5
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif (2010). Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Cet 1. Jakarta: Media
Aesculapius
Tessy, Agus, Ardaya Suwanto (2008). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
FKUI
1. BIODATA :
Nama : Ny. R No.Reg 235605
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam
Alamat : kebumen
Pendidikan : SMA sederajat
Pekerjaan : swasta
Tanggal MRS : 28-09-2020
Tanggal Pengkajian : 28-09-2020
Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : ISK
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri saat berkemih
X X X X
Keterangan :
1. : Laki-Laki
2. : Perempuan
3. : Pasien
4. X : Meninggal
5. : Tinggal 1 rumah
6. : Hubungan Keluarga
KesulitanMakan/Minum :
Kesulitan tidak nafsu makan
Makan/Minum
:tidak ada
kesulitan Usaha
MengatasiKesulitan :
Makan sedikit tapi sering
Usaha mengatasi
kesulitan : tidak ada
No Activity Daily Living (ADL) Sebelum Sakit Sesudah Sakit
2. PolaEliminasi BAK : 3-5 x/hari BAK : pasien ingin BAK
Jumlah :2500-3000 tetapi susah dan nyeri
cc Jumlah :. -
10.PEMERIKSAAN FISIK
A. PemeriksaanKepaladanLeher
Kelapa : kepala simetris, tidak ada lesi, rambut hitam sedikit beruban, tidak
ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, fungsi menelan baik
Mata :konjungtiva amenis, reflek cahaya baik, pupil isokor
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, hidung bersih
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi, tidak ada perdarahan gusi
Telinga : tidak ada penumpukan serumen, telinga simetris, fungsi
pendengaran baik
B. PemeriksaanIntegumenKulitdanKuku :
Kulit : turgor kulit hangat, kulit tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan.
Kuku : kuku tampak bersih dan pendek, CRT <3 detik.
C. PemeriksaanPayudaradanKetiak( Biladiperlukan ):
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan
Palpasi : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan
D. Pemeriksaan Dada /Thorak
InspeksiThorax : Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada
kelainan bentuk dada seperti Barrel Chest, Funnel Chest, Pigeon Chest
Palpasi : Retraksi dada kanan dan kiri sama
Perkusi : Suara paru resonan pada ics 7 sinistra.
Auskultasi : suara paru vesikuler terdengar dikedua lapang paru, tidak
terdengar suara Wheezing, Ronchi, Crackles.
E. PemeriksaanJantung :
Inspeksi : tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak terlihat denyut nadi apeks.
Palpasi : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan, CRT < 3 detik.
Perkusi : Suara jantung redup, batas jantung kanan pada ics 2-4 dextra, batas
jantung atas pada ics 2 midklavikula sinistra, batas bawah jantung pada ics 5
midklavikula sinistra, dan batas kiri jantung pada ics 5 midaksila.
Auskultasi : S1 dan S2 terdengar tunggal tanpa suara jantung tambahan
F. PemeriksaanAbdomen :
Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada benjolan
Auskultasi: bising usus 8 kali per menit
Perkusi: pekak
Palpasi: ada nyeri tekan dibagian abdomen bawah dan nyeri saat berkemih
G. PemeriksaanKelamindandaerahsekitarnya( biladiperlukan ):
Genetalis : nyeri saat BAK
Anus : bersih tidak ada hemoroid, tidak ada iritasi
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
MMT
5 5
5 5
Keterangan
5 : dapat bergerak bebas dengan melawan gravitasi dan tahanan maksimal.
4 : dapat bergerak bebas dengan melawan gravitasi dan tahanan minimal.
3 : dapat bergerak bebas dengan melawan gravitasi dan full ROM.
2 : gerakan yang meminimalkan gaya gravitasi.
1 : otot ada kontraksi, ada kontraksi satu atau lebih dari satu otot.
0 : otot tidak ada kontraksi.
H. PemeriksaanNeurologi :
Tingkat kesadaran : composmetis
GCS :4-5-6
4: pasien dapat membuka mata dengan spontan
5: orientasi lingkungan baik
6: pasien dapat mengikuti perintah dengan baik
Tanda Tangan
Mahasiswa,
ANALISA DATA
Gangguan eliminasi
Iritasi kandung kemih urine (D.0040)
Ds: pasien mengatakan susah
untuk BAK
Do:
- Destensi kandung
kemih
- Berkemih tidak
tuntas (hesitancy)
- Volume residu
urin meningkat
- Leukosit 23,37
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
2 22-09-2020 28-09-2020
Gangguan eliminasi urine
yang ditandai dengan
pasien mengatakan susah
untuk BAK, destensi
kandung kemih, berkemih
tidak tuntas, volume residu
urin meningkat leukosit
23,37,
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu
2. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada
Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Observasi TTV
Suhu Tubuh : 36ºC
1 1 23-09-2020 Denyut Nadi : 80x/menit
Tekanan Darah :120/80mmHg
Pernafasan : 20x/menit
2. mengidentifikasi lokasi, karateristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
3. mengidentifikasi skala nyeri skal 5
4. Mengobservasi Lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis, suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
5. Memberikan HE strategi meredakan
nyeri
TINDAKAN KEPERAWATAN
2 29-09-2020
1. Memonitor eliminasi urine
(Mis:frekuensi, konsisten, aroma,
volume, dan warna
2. Membatasi asupan cairan, jika perlu
3. Menganjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
4. Berkalaborasi dengan dokter pemberian
obat
CATATAN PERKEMBANGAN
P : intervensi dilanjutkan
SIKI
1 1 O:
- pasien tampak menyeringai
- Skala nyeri 4
- Pasien tampak tenang
P : intervensi dilanjutkan
SIKI
42
CATATAN PERKEMBANGAN
P : Intervensi dilanjutkan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELITUS
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan pasien mampu memahami
dan mengerti tentang ISK.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang PHBS, diharapkan pasien
dapat:
1. Menjelaskan tentang ISK
2. Menyebutkan penyebab ISK
3. Menyebutkan tanda dan gejala ISK
4. Menjelaskan tentang penatalaksanaan ISK
5. Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin ditimbulkanISK
C. Materi Penyuluhan
(terlampir)
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media
. Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan 5 menit a. mengucapkan Menjawab Kata-
salam salam kata/
b. Mendengarkan kalimat
memperkenalkan dan menyimak
diri Bertanya
c. c. mengenai
Menyampaikan perkenalan dan
tentang tujuan tujuan jika ada
pokok materi yang kurang
d. d. jelas
Meyampakaikan
pokok
e. e. pembahasan
e. Kontrak waktu
3. Penutup 5 menit
M a. Melakukan Sasaran dapat Kata-kata
evaluasi menjawab dan
b. b. Menyampaikan tentang kalimat
kesimpulan pertanyaan
materi yang diajukan
c. c. Mengakhiri Mendengar
pertemuan dan Memperhatika
menjawab salam n
Menjawab
salam
G. Evaluasi
Diharapkan pasien mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian ISK
2. Menjelaskan tentang penyebab ISK
3. Menjelaskan tanda dan gejala ISK
4. Menjelaskan tentang penatalaksanaan ISK
5. Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin disebabkan ISK
Infeksi Saluran Kemih
A. Definisi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran
kemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari
kedua jeni kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi daripada pria
(Sudoyo Aru,dkk. 2009).
B. Penyebab
Penyebab utama ISK adalah karena adanya jamur, virus dan bakteri yang
masuk kedalam saluran kencing. Sedangkan ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya ISK, yaitu :
1. Kebersihan alat vital yang kurang baik
2. Sisa urin dalam kandung kemih akibat pengosongan kandung kemih yang
kurang efektif
3. Sering menahan kencing
4. Kurang minum
5. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran
kencing.
6. Cara cebok yang salah
7. Memiliki riwayat penyakit kelamin.
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah dilihat dari
penyebabnya.
1. Antibiotic sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat berikan
antibiotic antara cefotaxime, cefotaxime, kotrimoxsazol, trimetopirm,
fluoroquinolon, amoksisiklin, diksisiklin, aminoglikosid.
Penyebab ISK
1. Kebersihan alat
vital yang kurang Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
baik
2. Sisa urin dalam 1. Penatalaksan
aan
kandung kemih
farmakologi
akibat 2. Penatalaksan
aan non
pengosongan
farmakologi
kandung kemih
yang kurang
efektif
3. Sering menahan
kencing
4. Kurang minum
5. Kurang menjaga
Pencegahan ISK
DISUSUN OLEH
: kebersihan dan
1. Perbanyak
Nama : Agung kesehatan minum air putih
Aprianto 8-10 gelas per
daerah seputar
hari
Nim : saluran kencing. 2. Mengkonsuumsi
01.3.20.00434 6. Cara cebok yang
vitamin C
secara teratur
salah karena dapat
mengurangi
7. Memiliki riwayat
jumlah bakteri
penyakit kelamin dalam urin
PENGERTIAN 3. Hindari
konsumsi
minuman
Infeksi Saluran Kemih Manifestasi Klinis ISK alcohol, mkanan
(ISK) adalah infeksi yang berempah,
akibat berkembang dan kopi karena
semua
biaknya
makanan inti
mikroorganisme dapat
didalam saluran mengiritasi
kemih, yang dalam kandungan
keadaan normal air kemih
kemih tidak 4. Segera buang
mengandung bakteri, air kecil jika
virus atau keinginan itu
mikroorganisme lain. muncul
5. Cucilah alat
kelamin
sebelum dan
sesudah
hubungan
kelamin.
6. Jalani hidup
bersih dengan
mencuci
bangian anus
dan genetalis
sekurang
kurangnya
sekali sehari
7. Jika memakai
kateter lakukan
penggantian
atau cek secara
teratur