Alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat para siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar mengajar. Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk dapat membantu dalam proses belajar-mengajar yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga ini mempunyai bertujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran.
B. Tujuan Alat Peraga
Berikut ini beberapa tujuan alat peraga disebutkan selain diatas tadi ialah sebagai berikut: a. Alat peraga dalam pendidikan memiliki tujuan supaya proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar para siswa. b. Alat peraga pendidikan dapat memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana siswa belajar dengan banyak sekali kemungkinan sehingga belajar dapat berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu. c. Alat peraga pendidikan mempunyai manfaat supaya belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, alat peraga dapat memungkinkan mengajar lebih sistematis dan juga teratur.
C. Manfaat Alat Peraga
Berikut ini manfaat dari penggunaan alat peraga pendidikan yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan. 2. Mencapai sasaran yang lebih banyak. 3. Dapat membantu dalam mengatasi berbagai macam hambatan dalam proses pendidikan. 4. Dapat merangsang sasaran dari pendidikan untuk mengimplementasikan ataupun melaksanakan pesan-pesan kesehatan atau pesan pendidikan yang akan disampaikan. 5. Dapat membantu sasaran pendidikan untuk belajar dengan cepat serta belajar lebih banyak materi atau bahan yang disampaikan. 6. Merangsang sasaran pendidikan untuk dapat meneruskan berbagai pesan yang disampaikan yang memberi materi kepada orang lain. 7. Dapat mempermudah saat penyampaian materi pendidikan atau informasi oleh para pendidik. 8. Dapat mendorong keinginan orang-orang maupun individu untuk dapat mengetahui lalu kemudian lebih mendalami, lalu pada akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Individu yang melihat sesuatu yang memang ia diperlukan tentu akan menarik perhatiannya, dan juga apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan dapat memberikan pengertian baru untuknya yang merupakan pendorong untuk melakukan ataupun memakai sesuatu yang baru tersebut. 9. Membantu menegakkan pengertian atau informasi yang diperoleh, sasaran pendidikan di dalam menerima sesuatu yang baru, manusia memiliki kecenderungan untuk melupakan/lupa. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut, AVA “Audio Visual Aido – alat bantu atau peraga audio visual” dapat membantu menegakkan pengetahuan- pengetahuan yang sudah diterima oleh sasaran pendidikan sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan di dalam ingatan si penerima.
D. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Alat Peraga
1. Kelebihan Penggunaan Alat Peraga a. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik b. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya. 2. Kelemahan Penggunaan Alat Peraga a. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru. b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan c. Perlu kesediaan berkorban secara materiil
E. Alat Peraga Pembelajaran Matematika
Proses pembelajaran akan menarik bila dalam proses belajar mengajar menggunakan alat peraga. Meskipun penggunaan alat peraga menimbulkan berbagai pendapat dan pandangan, tetapi perbedaan tersebut akan menambah perbendaharaan pengetahuan bagi kita. Penggunaan alat peraga sangat berperan dalam penyampaian materi pelajaran bagi pendidik. Dengan harapan alat peraga akan memperjelas tentang materi yang disampaikan / diajarkan. Ruseffendi, (1994:132) mendefinisikan alat peraga merupakan alat untuk menerangkan / mewujudkan konsep matematika. Dalam KBBI, (1993:20 ) memberi batasan bahwa alat peraga merupakan alat bantu mendidik dan mengajarkan siswa agar apa yang diajarkan mudah dimengerti oleh siswa. Piaget dalam Banoeatmojo dan Bunarso, (1979:12 ) berpendapat bahwa siswa usia 5- 13 tahun berfikirnya masih pada tahap operasional konkrit, sehingga siswa tidak akan memahami operasi logis dalam konsep matematika bila tanpa menggunakan alat peraga. Tahap tahap berfikir anak meliputi : 1. Tahap berfikir konkrit Pada tahap ini siswa dalam belajarnya sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk dapat menanamkan konsep matematika 2. Tahap berfikir semi konkrit Pada tahap ini siswa dapat memahami sebuah konsep bila dibantu dengan benda-benda semi konkrit. Misalnya untuk menjelaskan 3 buah mangga kita dapat menunjukkan kepada siswa 3 buah gambar mangga. 3. Tahap berfikir semi abstrak Dalam pembelajaran konsep matematika, tahap ini siswa memerlukan alat peraga tiruan. Misalkan dalam pembelajaran nilai tempat, kita dapat memberi warna hijau untuk ribuan, kuning untuk ratusan, merah untuk puluhan dan warna putih untuk satuan. 4. Tahap berfikir abstrak Pada tahap ini siswa sudah tidak memerlukan bantuan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Dienes dalam Russefendi, (1994:172) berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip matematika yang disajikan dalam bentuk konkrit akan lebih mudah dipahami dengan baik. Intinya bahwa benda-benda/obyek-obyek dalam bentuk permainan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pelajaran matematika. Ada beberapa fungsi dari alat peraga antara lain : 1. Dengan peraga siswa akan gembira dan timbul minat dalam mengikuti pembelajaran matematika. 2. Dengan disajikannya dalam bentuk konkrit, siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih memahami dan mengerti apa yang diajarkan. 3. DAnak menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda di sekitarnya 4. Konsep-konsep abstrak yang disajikan dalam bentuk konkrit, yaitu model matematika dapat dijadikan obyek penelitian untuk ide-ide baru dan relasi-relasi baru (Russefendi, 1997:227-228 )