Anda di halaman 1dari 3

PENGANTAR

A. Pengertian Alat Peraga


Alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang dapat digunakan dan dapat
dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari materi yang bersifat
abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian serta minat para siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar
mengajar.
Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk dapat membantu dalam proses
belajar-mengajar yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar yang
dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga ini mempunyai bertujuan untuk
memberikan wujud yang riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran.

B. Tujuan Alat Peraga


Berikut ini beberapa tujuan alat peraga disebutkan selain diatas tadi ialah sebagai berikut:
a. Alat peraga dalam pendidikan memiliki tujuan supaya proses pendidikan lebih efektif
dengan jalan meningkatkan semangat belajar para siswa.
b. Alat peraga pendidikan dapat memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana
siswa belajar dengan banyak sekali kemungkinan sehingga belajar dapat berlangsung
sangat menyenangkan bagi masing-masing individu.
c. Alat peraga pendidikan mempunyai manfaat supaya belajar lebih cepat segera
bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, alat peraga dapat memungkinkan mengajar
lebih sistematis dan juga teratur.

C. Manfaat Alat Peraga


Berikut ini manfaat dari penggunaan alat peraga pendidikan yaitu antara lain sebagai
berikut:
1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2. Mencapai sasaran yang lebih banyak.
3. Dapat membantu dalam mengatasi berbagai macam hambatan dalam proses pendidikan.
4. Dapat merangsang sasaran dari pendidikan untuk mengimplementasikan ataupun
melaksanakan pesan-pesan kesehatan atau pesan pendidikan yang akan disampaikan.
5. Dapat membantu sasaran pendidikan untuk belajar dengan cepat serta belajar lebih
banyak materi atau bahan yang disampaikan.
6. Merangsang sasaran pendidikan untuk dapat meneruskan berbagai pesan yang
disampaikan yang memberi materi kepada orang lain.
7. Dapat mempermudah saat penyampaian materi pendidikan atau informasi oleh para
pendidik.
8. Dapat mendorong keinginan orang-orang maupun individu untuk dapat mengetahui lalu
kemudian lebih mendalami, lalu pada akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.
Individu yang melihat sesuatu yang memang ia diperlukan tentu akan menarik
perhatiannya, dan juga apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan dapat memberikan
pengertian baru untuknya yang merupakan pendorong untuk melakukan ataupun
memakai sesuatu yang baru tersebut.
9. Membantu menegakkan pengertian atau informasi yang diperoleh, sasaran pendidikan di
dalam menerima sesuatu yang baru, manusia memiliki kecenderungan untuk
melupakan/lupa. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut, AVA “Audio Visual Aido
– alat bantu atau peraga audio visual” dapat membantu menegakkan pengetahuan-
pengetahuan yang sudah diterima oleh sasaran pendidikan sehingga apa yang diterima
akan lebih lama tersimpan di dalam ingatan si penerima.

D. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Alat Peraga


1. Kelebihan Penggunaan Alat Peraga
a. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
b. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan
d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan dan sebagainya.
2. Kelemahan Penggunaan Alat Peraga
a. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru.
b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
c. Perlu kesediaan berkorban secara materiil

E. Alat Peraga Pembelajaran Matematika


Proses pembelajaran akan menarik bila dalam proses belajar mengajar  menggunakan
alat peraga. Meskipun penggunaan alat peraga menimbulkan berbagai pendapat dan
pandangan, tetapi perbedaan tersebut akan menambah perbendaharaan pengetahuan bagi
kita. Penggunaan alat peraga sangat berperan dalam penyampaian materi pelajaran bagi
pendidik. Dengan harapan alat peraga akan memperjelas tentang materi yang disampaikan /
diajarkan. Ruseffendi, (1994:132) mendefinisikan alat peraga merupakan alat untuk
menerangkan / mewujudkan konsep matematika. Dalam  KBBI, (1993:20 ) memberi
batasan bahwa alat peraga merupakan alat bantu mendidik dan mengajarkan siswa agar apa
yang diajarkan mudah dimengerti oleh siswa.
Piaget dalam Banoeatmojo dan Bunarso, (1979:12 ) berpendapat bahwa siswa usia 5-
13 tahun berfikirnya masih pada tahap operasional konkrit, sehingga siswa tidak akan
memahami operasi logis dalam konsep matematika bila tanpa menggunakan alat peraga.
Tahap tahap berfikir anak meliputi :
1. Tahap berfikir konkrit
Pada tahap ini siswa dalam belajarnya sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk
dapat menanamkan konsep matematika
2. Tahap berfikir semi konkrit
Pada tahap ini siswa dapat memahami sebuah konsep bila dibantu dengan benda-benda
semi konkrit. Misalnya untuk menjelaskan 3 buah mangga kita dapat menunjukkan
kepada siswa 3 buah gambar  mangga.
3. Tahap berfikir semi abstrak
Dalam pembelajaran konsep matematika, tahap ini siswa memerlukan alat peraga tiruan.
Misalkan dalam pembelajaran nilai tempat, kita dapat memberi warna hijau untuk ribuan,
kuning untuk ratusan, merah untuk puluhan dan warna putih untuk satuan.
4. Tahap berfikir abstrak
Pada tahap ini siswa sudah tidak memerlukan bantuan alat peraga dalam pembelajaran
matematika. Dienes dalam Russefendi, (1994:172) berpendapat bahwa setiap konsep atau
prinsip matematika yang disajikan dalam bentuk konkrit akan lebih mudah dipahami
dengan baik. Intinya bahwa benda-benda/obyek-obyek dalam bentuk permainan sangat
berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pelajaran matematika.
Ada beberapa fungsi dari alat peraga antara lain :
1. Dengan peraga siswa akan gembira dan timbul minat dalam mengikuti pembelajaran
matematika.
2. Dengan  disajikannya  dalam  bentuk  konkrit, siswa  pada tingkat  yang lebih rendah
akan lebih memahami dan mengerti apa yang diajarkan.
3. DAnak  menyadari   adanya  hubungan  antara   pembelajaran  dengan benda-benda di
sekitarnya
4. Konsep-konsep  abstrak yang  disajikan  dalam  bentuk  konkrit,  yaitu   model
matematika dapat dijadikan obyek penelitian untuk ide-ide baru dan relasi-relasi baru
(Russefendi, 1997:227-228 )

Anda mungkin juga menyukai