Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
NIM : 182210101058
SHIFT/KEL : C1-3
2. TEORI UMUM
2.1. Isolasi DNA Kromosom dari Bakteri
Pada dasarnya sel mengandung dua asam nukleat, yaitu DNA (asam
deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). DNA terbagi menjadi dua yaitu DNA
kromosomal dan ekstra kromosomal seperti DNA mitokondria, kloroplas, dan plasmid.
DNA kromosomal pada organisme eukariotik terdapat pada inti sel, sedangkan DNA
kromosomal pada prokariot terletak pada sitoplasma. DNA (asam deoksiribonukleat)
termasuk salah satu biomolekular asam nukleat selain RNA yang penting dalam
makhluk hidup khususnya berkaitan dengan fungsi yang dapat dibawanya dalam
mengendalikan karakter makhluk hidup. Karena pentingnya peran DNA didalam
sebuah sel yaitu sebagau materi genetika, maka isolasi DNA merupakan teknik dasar
yang harus dimiliki untuk mempelajari bioteknologi molecular. DNA kromosom
memiliki ukuran yang besar ( > 0,5 Mb) dibandingkan dengan DNA plasmid (±2𝐾𝑏)
Untuk mengisolasi DNA kromosom bekteri perlu dilakukan beberapa langkah,
yaitu menumbuhkan bakteri dan pemanenan bakteri untuk mendapatkan sel yang
cukup, pemecahan dinding sel bakteri yang dilanjutkan dengan pemisahan DNA
kromosom dari komponen sel lainnya. Pemecahan dinding sel dapat dilakukan dengan
du acara, yaitu secara fisika da kimia. Sel dapat dipecah menggunakan kekuatan
mekanik seperti freeze thaw, bead mill homogenization, atau resonansi misalnya
metode sonikasi. Sedangkan secara kimia sel dapat dirusak dengan buffer lisis berisi
senyawa kimia (lisosim, EDTA, Tris, HCl, atau detergen sodium dodecyl sulfat (SDS))
yang dapat merusak integritas barrier dinding sel. Selanjutnya, pemisahan DNA dapat
dilakukan dengan sentrifugasi.
Pada praktikum kali ini, isolasi DNA genom dilakukan dengan menggunakan
metode cair (solution based method). Secara umum tahapan isolasi DNA meliputi:
1. Pemecahan dinding sel
2. Ekstraksi DNA
3. Presipitasi dan purifikasi asam nukleat.
Pemecahan sel secara fisik dilakukan dengan kekuatan mekanik atau resonansi,
sedangkan pemecahan secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan lisozim, Tris
CL, EDTA, dan detergen seperti SDS.
1. PROSEDUR KERJA
1.1 Isolasi DNA Kromosom dari Bakteri
Koloni bakteri E-Coli diambil dari media LB padat dibiarkan dalam 5 ml media LB cair
dan inkubasi selama 18 jam suhu 37˚C dalam incubator dengan kecepatan 150 rpm
Prosedur diatas diulangi 2 kali hingga 3 ml biakan bakteri yang disentrifugasi untuk
mendapatkan pellet sel bakteri.
Pelet sel yang diperoleh di suspense dengan 1 ml larutan STE dengan cara vortex.
Campuran di sentrifugasi dengan kecepatan 7500 rpm selama 5 menit
Supernatant dibuang dan pellet ditambah dengan 200 uL larutan lisozim dengan vortex
dan diinkubasi suhu 37˚C selama 1 jam
Campuran ditambahkan dengan 200 uL buffer lisis dan diresuspensi dengan di bolak -
balik
Campuran ditambah dengan PCl, diresuspensi dengan di bolak – balik (4-6 kali) dan
disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm
Fase air (bagian atas) diambil dengan pipet yang ujungnya lebar dan dimasukkan
kedalam tabung mikrosentrifus. Perkirakan vol fase airnya
Fase air kemudian ditambah dengan Cl (24:1) sama banyak dengan volume fase air.
Campuran diresuspensi dengan dibolak-balik dan disentrifugasi kecepatan 10.000 rpm
suhu 4˚C selama 10 menit
Fase air diambil dan ditambah dengan Na Asetat 0,1 volume air dan etanol absolut 2x
volum fase air.
Supernatant yang dihasilkan dibuang, dan ditambah kedalam tabung 500 uL etanol
70%, diresuspensi perlahan dan disentrifus kembali dengan kecepatan 10.000 rpm, 4˚C
selama 10 menit
Koloni E-Coli pET 30b diambil dari media LB Padat dibiakkan dalam 5ml, media LB cair
yang telah diberi kanamisin (konsentrasi akhir 25µg/ml) dan inkubasi selama 18 jam
suhu 37˚C dalam incubator goyang dengan kecepatan 150 rpm
Sebanyak 1,5 ml biakan bakteri dimasukkan ke dalam tabung mikrosentrifus 1,5ml dan
di sentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 12.000 rpm, supernatant dibuang
dengan membalikkan tabung dan diletakkan di atas kertas tisu dengan posisi terbalik.
Prosedur diatas diulangi 2 kali hingga 4,5 ml biakan bakteri yang disentrifugasi, untuk
mendapatkan pellet sel bakteri
b) Isolasi plasmid
Pelet sel diresuspensi dengan 100 µl solution I dengan cara memipet naik turun
beberapa kali hingga benar-benar tersuspensi (jika perlu dengan vorteks)
Campuran di sentrifugasi 12.000 rpm selama 5 menit 4˚C. ulangi sentrifugasi jika
supernatant tidak jernih
Lapisan atas diambil dimasukkan pada tabung mikrosentrifus baru dan ditambahkan
etanol p.a dan 3M Na Asetat dengan perbandingan (2,5:0,1) dari volum supernatant.
Diamkan pada freezer (-20˚C) selama 1 jam untuk mempresipitasi plasmid
Supernatan dibuang dan pellet dicuci dengan 1 ml etanol 70% kemudian disentrifus
kembali dengan kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit pada suhu 4˚C
Pelet dikeringkan dan di resuspensi dalam 20 µl buffer TE dan disimpan pada suhu 4˚C
untuk anlisis selanjutnya
a) Elektroforesis agarosa
Agarose ditimbang 0,4 g dan dilarutkan dalam 40 ml buffer TBE 1x dengan cara
pemanasan sampai semua agarose larut sehingga diperoleh gel agarose 1% kemudian
tambahkan 1 µl SYBR Safe. Larutan didiamkan hingga suhu ±60°𝐶
Setelah gel memadat, penutup cetakan dan sisir dilepaskan, kemudian cetakan
ditempatkan dalam tangki elektroforesis yang berisi buffer TBE 1x
Sampel 5 µl hasil isolasi (DNA genom/DNA plasmid) yang telah tercampur dengan 2µl
loading buffer (6x) dimasukkan kedalam salah satu sumur dan 6 µl marka DNA 1 Kb ke
dalam sumur lainnya
Dibuat garis regresi antara log BM DNA (x) dengan jarak migrasi (y)
Jarak migrasi DNA yang akan ditentukan diukur dan di interpolasikan kedalam garis
regresi yang telah dibuat sehingga dapat diketahui nilai log BM dari DNA tersebut
2. SOAL LATIHAN
2.1 Isolasi DNA Kromosom dari Bakteri
1. Sebutkan metode yang digunakan untuk mengisolasi DNA kromosom?
Jawab:
Pada praktikum kali ini, isolasi DNA kromosom dilakukan dengan menggunakan
metode cair (solution based method). Secara umum tahapan isolasi DNA meliputi :
a. pemecahan dinding sel
b. ekstraksi DNA
c. presipitasi dan purifikasi asam nukleat.
1. Berikut hasil Elektroforesis Agarosa dari DNA plasmid yang diisolasi dari 4 koloni transforman
bakteri yang berbeda dan DNA Genom/kromosom yang diisolasi dari bakteri X. Berdasarkan
gambar tersebut apa yang bisa kalian simpulkan?
Jawab:
Transforman 1 sampai 4 merupakan hasil isolasi DNA plasmid dari bakteri. Hasil
transforman yang diperoleh berbeda- beda. Pada transforman 1 sampai 4 menunjukkan
adanya DNA pada sampel karena transforman berfluorosensi. Pada data yang diperoleh
dari transforman memiliki pita ganda atau lebih dari satu. Hal ini menunjukkan
perpotongan oleh enzim restriksi lebih dari 1 macam transforman, sehingga dihasilkan
pita yang lebih dari satu.
M Marka DNA 1 Kb
1. Plasmid utuh
2. Plasmid diporong dengan enzim
restriksi MluI
3. Plasmid dipotong dg enzim retriksi
NdeI dan XhoI
4. Plasmid dipotong dengan enzim
XhoI
Jawab:
Jarak Migrasi
Ukuran Marka Protein Marka Jarak Migrasi
Sampel
(y)
Persamaan Regresi Y = bx + a
y= -2,7482 + 12,2389
X = 3,6529
X = 3,1980
X = 3,8348
DNA adalah polimer asam nukleat yang tersusun secara sistematis serta
membawa informasi genetic dari sel makhluk hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Genom adalah satu set kromosom lengkap yang diwariskan sebagai
satukesatuan dari suatu tetua. Genom merupakan komplemen lengkap gen-gen suatu
organisme atau materi genetic suatu organisme dan terorganisir menjadi kromosom
(Chambel,2002). Genom meliputi bagian-bagian fungsional dan non fungsional
dalamsel organisme. Kromosom merupakan bagian dari sel dimana mempunyai
struktur berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai
protein terkait yang merupakan informasi genetic suatu organisme.
DNA pada sel prokariot maupun eukariot dapat diperoleh dengan cara
mengisolasi DNA yang terdapat di dalam sel. Isolasi DNA adalah memisahkan DNA
dari kromosom atau DNA genom dari komponen-komponen sel lain. Fungsi dari isolasi
DNA adalah untuk mendapatkan DNA murni dari sel yang akan digunakan untuk
penganalisisan genotip suatu organisme. Sel prokariot memiliki bahan genetic
tambahan yang disebut DNA plasmid. Pada umumnya plasmid tidak diperlukan oleh
sel. Bentuk DNA dari sel prokariot berbentuk sirkuler serta tidak berasosiasi kuat
dengan protein histon. Sel eukariot mempunyai DNA yang dapat ditemukan dalam
kromosom, yaitu di inti sel, mitokondria serta kloroplas.
Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu: (1) Isolasi sel; (2) Lisis dinding
dan membran sel; (3) Ekstraksi dalam larutan; (4) Purifikasi; dan (5) Presipitasi.
Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi.
Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis
molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat
akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas.
Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin
sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi.
Pada praktikum kali ini, dibuat biakan bakteri terlebih dahulu 1 hari sebelum
praktikum, dikarenakan bakteri harus di inkubasi dalam incubator untuk mengetahui
adanya koloni bakteri. Setelah bakteri dibiakkan dalam incubator suhu 37˚C selama 18
jam, diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung mikrosentrifus 1,5ml.
kemudian di sentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 12.000 rpm. Diperoleh
supernatant atau larutan bening dibuang dengan cara membalikkan tabung dan
diletakkan di atas kertas tisu dengan posisi terbalik. Lagkah – langkah tersebut diulangi
2 kali hingga 3 ml untuk mendapatkan pelet sel bakteri.
Fase air diambil dengan menggunakan pipet yang ujungnya lebar dan
dimasukkan ke dalam tabung mikrosentrifuga, kemudian ditambah dengan Cl dengan
perbandingan (24:1) sama banyak dengan volume fase air. Diresuspensi kembali dan
di sentrifugasi. Fase air ditambahkan dengan Na Asetat 0,1 volume fase air.
Diresuspensi kembali dan diinkubasi dengan suhu rendah -20˚C selama 2 jam. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kerusakan DNA, karena DNA yang disimpan dalam
waktu yang cukup lama dapat menyebabkan kerusakan DNA. Setelah diinkubasi,
campuran disentrifugasi kecepatan 10.000 rpm selama 4 menit. Supernatan yang
dihasilkan ditambah dengan 500 uL etanol 70% dan di sentrifugasi kembali. Langkah
terahir adalah supernatant dibuang, etanol dihilangkan dengan cara dikeringkan. DNA
yang diperoleh dilarutkan kedalam 50 uL buffer TE.
Aplikasi dari isolasi DNA adalah untuk identifikasi forensik, beberapa gen
tertentu dapat diproduksi secara massal untuk mengobati penyakit tertentu, dan
teknologi DNA rekombinan dapat digunakan untuk rekayasa genetika. Isolasi DNA
juga berfungsi sebagai media pembelajaran genetik, dapat mengetahui kelainan genetik
yang diderita.
Teknik untuk isolasi DNA plasmid dari bakteri umumnya hampir sama seperti isolasi
DNA kromosom. Menggunakan teknik sentrifugasi dan presipitasi. Contoh dari teknik
sentrifugasi pada praktikum kali ini adalah sebanyak 1,5 ml biakan bakteri disentrifugasi
selama 2 menit dengan kecepatan 12.000 rpm. Setelah disentrifuge didapatkan pelet (hasil dari
pemisahan berat molekul oleh gaya sentrifugal) disuspensikan kembali dan timbahkan EDTA
yang berfungsi sebagai pengkelat dalam menjaga stabilitas membran plasma serta menghambat
DNAse sehingga molekul DNA tidak terdenaturasi. Penambahan glukosa 150 mM juga
diperlukan untuk meningkatkan tekanan osmotik di luar sel yang mampu membantu proses
pelisisan (Suharsono,2006).
DNA plasmid mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil daripada DNA kromosom.
Untuk memisahkan DNA plasmid, maka memerlukan perlakuan yang sedikit berbeda dengan
prosedur isolasi DNA kromosom. Setelah proses kultur bakteri di sentrifuge 14000-16000 rpm
yang kemudian dibuang supernatannya.
• Kondisi analisis pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
- Analit : DNA plasmid dari bakteri E-Coli PET 32b
- Kons. Analit : 25 µg/mL.
- Suhu inkubasi : 37˚C
- Kec. Sentrifugasi : 12.000 rpm
- Suhu sentrifugasi : 4˚C
- Pelarut : Etanol 70%
• Fungsi penambahan setiap bahan terhadap DNA adalah sebagai berikut :
a) Solution I ( 150 mM glukosa, 25 mM Tris Cl pH 8, 10 mM EDTA pH 8)
- Glukosa
Sebagai penjaga tekanan osmotic hingga sel menghasilkan DNA genom
yang tidak diinginkan.
- Tris-Cl
Menjaga agar pH larutan tetap 8,0
- EDTA
Merupakan agen pengkhelat yang dapat mengikat ion Mg2 dan Ca2+. Kedua
ion tersebut dibutuhkan untuk menjaga rigiditas dinding sel dan kinerja dari
DNAse yang merusak hasil isolasi DNA plasmid.
Hasil isolasi DNA yang didapat dari percobaan ini adalah seperti benang-
benang halus yang berwarna putih. Benang-benang tersebut merupakan kumpulan
DNA yang berbentuk kromatin. Presipitasi adalah sentrifuge supernatan beserta
campurannya dengan kecepatan 12.000 rpm selama 1 menit. Hasil yang diperoleh
adalah pelet yang mengandung DNA plasmid dan supernatan yang mengandung larutan
Na asetat dan ethanol absolut. Sehingga, yang diambil pada tahap ini adalah
bagian pelet dan yang dibuang adalah bagian supernatan. Hasil yang diperoleh
disimpan untuk analisis selanjutnya.
Berdasarkan data yang diperoleh urutan transforman dari yang paling baik
berdasarkan tebal pita adalah 3>1>4>2. Ikatan antar molekul yang terputus dapat
disebabkan oleh adanya gerakan. Hal ini sejalan dengan prinsip pergerakan molekul
bermuatan, yakni molekul bermuatan dapat bergerak bebas dibawah pengaruh medan
listrik, molekul dengan muatan dan ukuran yang sama akan terakumulasi pada pita yang
berdekatan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
yaitu sebaiknya untuk isolasi DNA plasmid dan kromoson selanjutnya dapat dilakukan
dengan perlakuan waktu inkubasi selama 48 jam untuk mendapatkan hasil yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA