46
46
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERS ITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENG ESAH AN SKRIPSI
Skri psi dengan judul: H ubungan Subtipe Stroke Dengan Kejadian Demensia
Pada Pasien Post Stroke Di RSUD dr. Moewardi Surakarta
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari Kamis, Tanggal 14 Januari 2010
Pembimbing Utama
Nam a : Prof. DR. OS. Hartanto., dr., Sp. S (K)
Pembimbing Pedamping
Nam a : Suparman., dr., M. Kes., M S
Penguji Utam a
Nam a : Agus Soedomo., dr., Sp. S (K)
Surakarta,
ii
PERNYATAAN
Dengan ini m enyatakan dalam sripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
disajikan untuk m em peroleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, …………….…….
iii
ABSTRACT
Stroke is a serious healthy issue for people. Nowadays, mortality rate for stroke in
dr. Moewardi public hospital is quite increasing. For those who survive, m ost
likely that experiencing physical disability with various stages. One of functional
defect which due to stroke is dem ent ia. Aim for this study was to understand the
relationship between stroke subtypes and dem ent ia occurrence on post-stroke
patient in dr. Moewardi Public Hospital.
This study was observational analytic with Cross Sectional approaches. This study
was held in ward and polyclinic of Departm ent Neurology in dr. Moewardi Public
Hospital on April to May 2009. Sampling was done by random technique using
interview instrum ent that is MMSE questionnaire and Hechinsky's Ischemic
Score. Tot al sample was 60 patient s consist of 30 post-stroke ischemic patient s
and 30 post-stroke hemorrhagic patient s. All data was analyzed with Chi-Square
test.
After the study on 30 samples of post-stroke ischemic patient s we found that 11
patients (18.33 %) with dementia and 19 patient s (31.67 %) which not
experiencing dem ent ia. W hereas am ong those 30 samples post-stroke
hem orrhagic patients, we found 21 patients (35 %) with dementia and 9 patient s
(15 %) did not have dementia.
2
Result calculation with Chi-Square method (X ) count = 6.696. W hereas Chi-
2 2
Square (X ) table (0.05:1) = 3.841. Therefore, Chi-Square (X ) count > Chi-
2
Square (X ) table and p: 0.05<p<0.01. The data showed there are statistically
significant relationship between stroke subtypes and dem ent ia occurrence on post-
stroke patients in dr. Moewardi Public Hospital.
v
ABSTRAK
Stroke merupakan m asalah kesehatan masyarakat yang serius. Saat ini tingkat
kem atian akibat stroke di RSUD Moewardi cukup tinggi. Untuk yang selamat,
ham pir dapat dipastikan akan m engalam i kecacatan fisik dengan berbagai
tingkatan. Salah satu gangguan fungsional yang diakibatkan oleh stroke adalah
dem ensia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan subtipe
stroke dengan kejadian demensia pada pasien post stroke di RSUD dr. Moewardi.
iv
PRAKATA
vi
Ardhanari Wulansih
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA …………………………………………………………………… vi
D. Manfaat Penelitian……….………………………………………. 3
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………….. 4
a. Defin isi…………………………………………………… 4
b. Klasifika si…………………………………………………
5
c. Etiologi ………………………………………………… 9
d. Patofisiologi……………………………………………… 11
i. Prognosa …………………………………………………. 23
2. Dem ensia…………………………………………………….. 23
a. Defin isi…………………………………………………… 23
vii
b. Klasifika si…………………………………………………
25
c. Etiologi ………………………………………………… 26
d. Patofisiologi……………………………………………… 27
e. Faktor Risiko …………………………………………….. 29
g. Gejala Demensia…………………………………………. 31
h. Diagnosis Demensia …………………………………… 32
i. Prognosa …………………………………………………. 36
C. Hipot esis…………………………………………………………. 38
BAB III METODOLOGI PE NELITIAN ………………………………….. 39
C. Subjek Penelitian………………………………………………… 39
A. Simpulan ………………………………………………………. 51
B. Saran …………………………………………………………… 51
viii
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 53
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAH ULUAN
salah satu penyakit yang masuk ke dalam kelompok kegawatan medis. Oleh
karena itu perlu penanganan dalam suatu sistem perawatan intensif (Unit
Stroke) atau Instalasi Perawatan Intensif Stroke dalam suatu rum ah sakit
(Hadi, 2004).
saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar
terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kem bali,
sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sam pai sedang dan
Sem ent ara itu, m enurut Kepala Bagian Saraf RSUD Moewardi, Prof.
Dr. dr. Suroto., Sp.S(K), saat ini tingkat kem atian akibat stroke di RSUD
penyum batan pem buluh darah,” katanya. Untuk yang selamat, hampir dapat
1
2
itu pihak rum ah sakit berinisiatif membentuk Stroke Unit sebagai tempat
perawatan int ensif bagi pasien stroke. Dengan dibukanya bangsal khusus
(Rafiq, 2008).
Salah satunya adalah demensia yang dalam istilah awam disebut pikun/
pelupa. Dalam aspek m edis, demensia merupakan m asalah yang tak kalah
rum itnya dengan m asalah yang terdapat pada penyakit kronis lainnya.
dem ensia vaskular. Demensia vaskular paling sering pada laki-laki, khususnya
pada m ereka dengan hipertensi yang telah ada sebelum nya atau faktor risiko
luas. Penyebab infark m ungkin termasuk oklusi pem buluh darah oleh plak
aterioklerotik atau tromboem boli dari tempat asal yang jauh (Kaplan, 1997).
subtipe stroke dengan kejadian demensia pada pasien post stroke di RSUD dr.
Moewardi.
Adakah hubungan ant ara subtipe stroke dengan kejadian dem ensia
C. Tujuan Pe nelitian
dengan kejadian demensia pada pasien post stroke di RSUD dr. Moewardi.
1. Manfaat T eoritis
2. Manfaat Aplikatif
LANDASAN TEO RI
A. Tinjauan Pustaka
1. Stroke
a. Definisi
menyebabkan kem atian sebagian sel-sel otak atau biasa disebut dengan
pem buluh darah baik oleh trombus, em boli, stenosis maupun spasme
4
5
sem buh secara sem purna asalkan ditangani dalam jangka wakt u 6 jam
atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalam i
berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disem buhkan.
perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pem ulihan ini pent ing
b. Klasifikasi
kelompok, yaitu :
Darah yang keluar dari pem buluh darah yang pecah itu
hipertensif.
(TIA)
Stroke)
disebabkan oleh:
kebutuhan metaboliknya.
9
barrier.
Stroke)
c. Etiologi
yaitu:
10
1). Perdarahan
tersebut.
2). Em bolik
penyumbatan tersebut.
3). Trombosis
pada permukaan dalam pem buluh darah. Jika trom bus itu
yang terganggu
d. Patofisiologi
50-55 ml per 100 gram otak per m enit. Bila sel neuron terpapar pada
tingkat CBF yang kurang, maka sel neuron tersebut tidak dapat
berfungsi secara normal, nam un masih m em punyai pot ensi unt uk pulih
sem purna. Am bang bagi gagalnya pompa mem bran terjadi bila CBF
berkurang sam pai sekitar 8 ml per 100 gram otak per menit. Pada
tingkat ini kematian sel dapat terjadi. Daerah di otak dengan tingkat
CBF ant ara 8-18 ml per 1oo gram otak per m enit merupakan daerah
2004).
daerah yang sem bab masih dalam keadaan hidup walaupun sedang
menderita (Sidharta, 2008). Bila jatah oksigen terputus 8-10 detik akan
terjadi gangguan fungsi ot ak dan bila lebih dari 6-8 menit akan terjadi
lesi atau kerusakan pada sebagian jaringan ot ak yang tidak dapat pulih
penyebab yang paling sering dari iskemia serebri fokal pada orang
embolus pada pem buluh darah yang lebih kecil di hilir (Lumbantobing,
aliran darah.
13
perdarahan.
(Lumbantobing, 2007).
Daerah distal dari tempat dinding arteri pecah tidak lagi m endapat
dapat pecah. Pada saat itu juga orang tersebut jatuh pingsan, nafasnya
oleh:
1). Trauma
a) Serebral angiopati
b) Vaskular m alformasi
thrombosis
d) Neoplasma
h) Toksik: arsen
(Suroto, 2004).
e. Faktor Resiko
stroke.
Pada stroke non hem oragik (iskemik) gejala utam anya adalah
gejala prodromal, terjadi pada wakt u istirahat atau bangun pagi dan
(PSA).
jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan sering kali siang
hari, saat aktivitas, atau em osi/ marah. Sifat nyeri kepalanya hebat
kurang dari setengah jam , 23% antara ½ s.d. 2 jam, dan 12% terjadi
nyeri kepala hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu dan sangat
aneurisma pada arteri komunikans anterior dan arteri karotis int erna
(Mansjoer, 2000).
saja tetapi juga berkaitan dengan masalah pada organ tubuh yang lain,
yaitu:
medikament osa.
g. Ge jala Stroke
neurologi secara m endadak. Dan gangguan ini berasal dari jejas (lesi)
(Wiryanto, 2004).
1). Stroke Sem entara (sem buh dalam beberapa menit/ jam).
3). Stroke Berat (sem buh dalam beberapa bulan atau tahun,
ringan.
e) Sukar m enelan.
21
feses.
perilaku
h. Diagnosis Stroke
1). Anamnesis:
yang mendadak.
akut.
Sub Araknoidal).
jenis stroke.
i. Prognosa
fakt or. Usia pasien, penyebab stroke, dan kelainan yang lain berkaitan
kurang dari 80% pasien stroke bertahan paling tidak satu bulan. Dan
memperoleh kem bali fungsi normal (berdiri sendiri) dan sekitar 15%
fakt or resiko dan perawatan pada waktu selanjutnya baik oleh keluarga
2. Demensia
a. Definisi
(Laksm iasanti, 1999). Ada sejum lah definisi tentang demensia, tetapi
sem uanya harus m engandung tiga hal pokok: (a) gangguan kognitif,
(b) gangguan tadi harus m elibatkan berbagai aspek fungsi kognitif dan
vaskular, hal ini biasanya terjadi karena adanya infark di ot ak. Hal ini
penyebab kedua paling sering daripada dem ensia pada lansia, setelah
b. Klasifikasi
dibagi dalam dimensia yang reversibel dan yang tak reversibel. Pada
dem ensia yang reversibel, daya kognitif global dan fungsi luhur
fungsi kortikal tidak akan pulih kem bali dan dem ensia menetap
(Sidharta, 2008).
26
dem ensia kortikal dan dem ensia subkortikal. Dem ensia kortikal,
seperti yang dijum pai pada penyakit Alzheimer dan Pick, ditandai oleh
lam bat. Di sam ping proses berfikir yang lam bat didapatkan pelupa dan
c. Etiologi
menjadi:
jangka lam a
(Harsono, 2007).
d. Patofisiologi
transportasi kholesterol dan mempunyai tiga alele : e2, e3, dan e4.
melalui iskem ia, hem oragi atau edem a atau gabungan fakt or ini.
sering terjadi pada lesi di hem isfer kiri daripada di hem isfer
konstruksional.
2). Jum lah lesi. Bila seseorang telah m em punyai lesi di otak
diakibatkan oleh tam bahan lesi pada lesi yang sudah ada
volumenya.
(Lumbantobing, 2004).
(Harsono, 2007).
e. Faktor Risiko
2004). Demensia vaskular paling sering ditem ukan pada orang yang
perlu dibant u.
pada afek dan tingkah laku sering ditemukan. Pasien tampak introvert
dan kurang peduli terhadap akibat tingkah lakunya. Bila daerah frontal
g. Ge jala Demensia
belajar tent ang hal-hal baru, atau lupa akan hal-hal yang
(Harsono, 2007)
h. Diagnosis Demensia
dem ensia tercantum dalam DSM-IV. Satu hal pent ing yang perlu
delirium .
DSM-IV adalah:
motorik normal)
sensoriknya normal)
urutan)
meliputi:
kurang dari 24, maka dikatakan telah ada gejala dem ensia.
(Harsono, 2007)
i. Prognosa
disebut iskemik. Iskemik ini akan menimbulkan kem atian suatu daerah
yang rusak meliputi 50-100 gram , dengan dem ikian disebut sebagai m ulti-
infark dem ensia atau kita sebut demensia vaskular. Sebagian besar
penderita dengan kerusakan otak ant ara 50-100 gram mengalam i stroke
berulang kali, dan mengenai kedua hem isperium serebri. Lesi otak m ana
saja m ampu menimbulkan dem ensia. Sem entara itu, perubahan mental
pada lesi ot ak tunggal bergant ung pada arteri yang terganggu, antara lain :
B. Kerangka Pikiran
Hipertensi
Tidak Terkontrol/ Kronik
Vasospasmus Akibat
á Tekanan Darah
Aterosklerosis / Perubahan M orfologi
Plaque Sklerosis Arteriol Otak
Vasokonstriksi ++
Berry Aneurisma
Trombus
ž Trauma
ž Non Trauna :
tx antikoagulan
Obstruksi
neoplasma
cerebral angiopati
diskrasia darah
Demensia
C. Hipote sis
A. Jenis Penelitian
RSUD dr. Moewardi Surakarta pada bulan April hingga Mei 2009.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pasien post stroke iskemik dan pasien post
stroke hem oragik yang berada di poliklinik dan bangsal Unit Penyakit Saraf
D. Teknik Sampling
39
40
pasien post stroke iskemik dan 30 pesien post stroke hemoragik (Murti, 1996).
E. Jal an Penelitian
F. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas : Subtipe stroke (pasien post stroke iskemik dan pasien
G. Definisi O perasional
1. Subtipe Stroke
pem buluh darah ot ak. Um um nya terjadi pada saat m elakukan aktifitas,
menem ani.
2. Rekam medik.
c. Skala pengukuran : Nom inal (post stroke iskemik dan post stroke
hem oragik).
2. Dem ensia
sebelum nya telah berkem bang, yang meliputi daya ingat, kem ampuan
42
tetapi sem uanya harus mengandung tiga hal pokok: (a) gangguan
H. Instrumentasi Penelitian
ident itas dan m elalui status medis pasien sebagai data pelengkap.
2
Penelitian ini menggunakan teknik analisis uji Kai Kuadrat (X ) untuk
2 2
X = n (ad – bc)
Keterangan :
X2 = Kai Kuadrat
Tidak
Kriteria Dem ensia Jumlah
Demensia
Post Stroke
a b a+ b
Subtipe Iskemik
HASIL PENELITIAN
Saraf RSUD dr. Moewardi Surakarta, pada bulan April hingga Mei 2009. Sampel
penelitian berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 pasien post stroke iskemik dan
30 pasien post stroke hemoragik. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil sebagai
berikut :
Jumlah
Usia
n %
≤ 39 1 3,12
40 - 44 1 3,12
45 - 49 6 18,7
50 - 54 5 15,6
55 - 59 4 12,5
60 - 64 4 12,5
65 - 69 7 21,8
≥ 70 4 12,5
Jum lah 32 100
Sum ber : Data Primer, April - Mei 2009
44
45
Jumlah
Jenis Kelam in
n %
Pria 19 59,37
Wanita 13 40,62
Jum lah 32 100
Sum ber : Data Primer, April - Mei 2009
Tabel 4. Distribusi sam pel berdasarkan subtipe stroke yang diderita pasien
terhadap kejadian dem ensia
Post Stroke
11 18,33% 19 31,67% 30
Subtipe Iskemik
Stroke Post Stroke
21 35% 9 15% 30
Hemoragik
Jumlah 32 53,33% 28 46,67% 60
Sum ber : Data Primer, April - Mei 2009
2 =
X 3,841 p = 0,05<p<0,01
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel pasien post stroke
pasien (31,67 %) yang tidak m engalami dem ensia. Sedangkan dari 30 sampel
dem ensia dan 9 pasien (15 %) yang tidak mengalam i demensia. Jumlah pasien
yang mengalami demensia lebih banyak pada sam pel pasien post stroke
menunjukkan terdapat hubungan yang berm akna secara statistik ant ara subtipe
stroke dengan kejadian demensia pada pasien post stroke di RSUD dr. Moewardi.
BAB V
PEMBAHASAN
stroke di poliklinik dan bangsal Unit Penyakit Saraf RSUD dr. Moewardi
Surakarta. Dari 30 sam pel pasien post stroke iskem ik didapatkan 11 pasien (18,33
%) dengan gangguan dem ensia dan 19 pasien (31,67 %) yang tidak mengalam i
dem ensia, sedangkan dari 30 sam pel pasien post stroke hemoragik, didapat kan 21
pasien (35 %) dengan gangguan demensia dan 9 pasien (15 %) yang tidak
2
mengalami demensia. Hasil perhitungan menggunakan metode Kai Kuadrat (X )
hitung = 6,696 sedangkan Kai Kuadrat (X2) tabel (0,05:1) = 3,841. Jadi Kai
2 2
Kuadrat (X ) hitung > Kai Kuadrat (X ) tabel dengan nilai p<0,01. Dari data
subtipe stroke dengan kejadian dem ensia pada pasien post stroke di RSUD dr.
Moewardi.
bahwa penderita demensia yang berusia ≤ 39 tahun sebanyak 1 pasien (3,12 %),
pasien (21,8 %), dan ≥ 70 tahun sebanyak 4 pasien (12,5 %). Dari data tersebut
47
48
terjadinya dem ensia m enjadi lebih besar. Kejadian tersebut m encapai puncaknya
pada pasien yang berusia 60 – 69 tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kaplan
(1997) yang m engatakan bahwa dem ensia vaskular paling sering ditemukan pada
memperlihatkan bahwa demensia vaskular lebih banyak terjadi pada pria daripada
wanita. Pada 32 pasien yang menderita dem ensia, didapatkan 19 pasien (59,37 %)
berjenis kelamin pria sedangkan 13 pasien (40,62 %) berjenis kelamin wanita. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Lum bant obing (2004) yang mengatakan bahwa
prevalensi Alzheimer lebih tinggi pada wanita dan demensia multi-infark lebih
pasien terhadap kejadian dem ensia, dapat diket ahui bahwa dem ensia yang
disebabkan oleh post stroke iskemik sebanyak 11 pasien (18,33 %). Sedangkan,
dem ensia yang diakibatkan oleh post stroke hemoragik sebanyak 21 pasien (35
%). Hal ini menunjukkan bahwa penderita post stroke hemoragik m em iliki
kecenderungan lebih besar unt uk menjadi demensia daripada penderita post stroke
Koning (2000) ataupun penelitian yang dilakukan oleh Henon (1999), dimana
dem ensia vaskular lebih banyak diderita oleh pasien post stroke iskhemik
Berbedanya hasil yang didapat kan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan
dim ungkinkan terdapat pasien demensia post stroke iskemik yang hasil
yang tinggi.
B. Usia
hem oragik.
C. Jenis kelam in
Dimana pada penelitian tersebut jum lah sampel pasien pria penderita
stroke hem oragik lebih banyak daripada jumlah sam pel pasien pria
pria.
50
A. Sim pulan
2. Fakt or risiko dem ensia vaskular adalah tekanan darah tinggi, obesitas,
penyakit jantung (infark miokard, gagal jant ung, fibrilasi atrial, EKG yang
nephropati.
3. Dem ensia lebih banyak terjadi pada pasien post stroke hemoragik
subtipe stroke dengan kejadian demensia pada pasien post stroke di RSUD
B. Saran
1. Jika telah didiagnosis dem ensia vaskular, maka fakt or risiko yang berperan
51
52
variabel yang tidak t erkendali dengan jum lah sampel yang lebih besar.
Daftar Pustaka
Aliah A., Kuswara F.F., Limoa R.A., Wuysan G. 2007. Gam baran Um um Tent ang
Gangguan Peredaran Darah Otak. Dalam Harsono (ed). Kapita
Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, pp: 81-101.
Barba R., Espinosa S.M., Garcia E.R., Pondal M., Vivancos J., Del Ser T. 2000.
Poststroke Dem entia: Clinical Features and Risk Factors.
http://stroke.ahajournals.org/cgi/reprint/31/7/1494?maxtoshow=& HIT S=1
0& hits=10&RESULTFORMAT=& fulltext=dementia+in+stroke+hem orrh
agic+and+stroke+ischemic&searchid=1& FIRSTINDEX=0& res
ourcetype=HW CIT . (2 November 2009).
De Koning I., Van Kooten F., Dippel D.W .J., Van Harskamp F., Grobbee D.E.,
Kluft C., Koudstaal P.J. 2000. The CAMCOG: A Useful Screening
Instrum ent for Dem entia in Stroke Patients.
http://stroke.ahajournals.org/cgi/reprint/29/10/2080?m axt oshow=&HHIT =
10& hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=dem entia+in+stroke+hemorr
hagic+and+stroke+isch emic&sear chid=1& FI RSTINDEX=0&r
resourcetyp=HWCIT. (2 November 2009).
Hadi S. 2004. Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO). Dalam: Buku Ajar
Ilm u
Penyakit Saraf. Surakarta: BEM FK UNS Press, pp: 119-124.
Henon H., Pasquier F., Durieu, Godefroy O., Lucas, Lebert F., Leys D. 1999.
Preexisting Dementia in Stroke Patients: Baseline Frequency, Associated
Factors, and Outcome.
http://stroke.ahajournals.org/cgi/content/full/28/12/2429?maxt oshow=&HI
TS=10& hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=dem entia+in+stroke+he
morrhagic+and+stroke+ischem ic& searchi d=1&FIRSTINDEX=
0& resourcetype=HWCIT#T1. (2 Novem ber 2009).
Kaplan H.I., Sadock B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta, Binarupa Aksara, pp:
515-532.
Laksmiasant i L. 1999. Demensia Pasca Stroke. Sem inar Kiat Menghadapi Stroke.
Yogyakarta: RS Bethesda, pp: 7-9.
53
54
Lum bantobing S.M. 2007. Stroke. Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 1-30.
Murti B. 1996. Penerapan Metode Statistik Non Parametik Dalam Ilmu – Ilmu
Kesehatan. Jakarta: Gramedia, pp:85:90.
Sidharta P., Mardjono M. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat, pp:
209-211.
Suroto. 2004. Gangguan Pem buluh Darah Otak. Dalam : Buku Ajar Ilm u Penyakit
Saraf. Surakarta: BEM FK UNS Press, pp: 87-95.