Kata Pengantar: Bismillahirrohmanirrohim
Kata Pengantar: Bismillahirrohmanirrohim
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah mengajarkan manusia tentang apa yang
tidak di ketahuinya. Salawat dan salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan
dalam kehidupan sekaligus sebagai rahmatan lil’alamin.
Kehadiran sebuah makalah sebagai pegangan bagi mahasiswa sangatlah berarti dalam proses belajar
mengajar, karena itu melalui makalah tentang ”Kemuhammadiyahan” ini diharapkan dapat mengantar
dan membantu mahasiswa dalam pencapain kurikulum yang diinginkan.
Dalam penyusunan isi makalah ini masi sangat jauh dari sempurna, karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata saya sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi saya dan umumnya pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
a. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
a. Cara KH Ahmad Dahlan Memberdayakan Perempuan
b. Kesetaraan Jender Dalam Muhammadiyah
c. Peran Perempuan Muhammadiyah Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan organisasi gerakan islam di Indonesia tumbuh dan berkembang sejak dari negeri ini
belum mencapai kemerdekaan secara fisik sampai pada masa reformasi sekarang ini. Perkembangannya,
bahkan kian pesat dengan dilakukannya tajdid (pembaharuan) di masing-masing gerakan islam tersebut.
Salah satu organisasi gerakan islam itu adalah Muhammadiyah. Muhammadiyah adalah sebuah organisasi
islam yang besar di Indonesia. Bahkan merupakan gerakan kemanusiaan terbesar di dunia di luar gerakan
kemanusian yang dilakukan oleh gereja, sebagaimana di sinyalir oleh James L. peacock. Di sebagian
Negara di dunia, Muhammadiyah memiliki kantor cabang internasional (PCIM) seperti PCIM kairoh-
mesir, PCIM repoblik islam iran, PCIM Khartoum-sudan, PCIM belanda, PCIM jerman, PCIM inggris,
PCIM Libya, PCIM kuala lumpur, PCIM prancir, PCIM Amerika serikat dan PCIM jepang. PCIM-PCIM
tersebut didirikan dengan berdasarkan pada SK PP Muhammadiyah Di tanah air, Muhammadiyah tidak
ada hanya berada di kota- kota besar, tapi telah merambah sampai ke tingkat kecamatan di seluruh
Indonesia, dari mulai tingkat pusat sampai ke tingkat rating.
Nama organisasi ini di ambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti bahwa warga
muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran dan perilakunya di dasarkan pada sosok
seorang rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Nabi dijadikannya model (uswah al hasanah), yang
sebenarnya tidak hanya bagi warga muhammadiyah tetapi juga seluruh umat islam bahkan bagi warga
non-muslim/kaum yang tidak mempercayainya sebagai rasul sekalipun.
Muhammadiyah sebagai gerakan islam memiliki cita-cita ideal yang dengan sungguh-sungguh
ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat islam yang sebenar-benarnya”. Dengan cita-cita yang ingin
diwujudkan itu, muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam gerakannya, sebagaimana dikemukakan
oleh DR Haedar Nasir dalam makalah Muhammadiyah dan Pembentukan Masyarakat Islam ( bagian 1,
2008). Merambah kesegala bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap
mengedepankan kepentingan umat dari segi sosial-budaya, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Namun
demikian, Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdid dalam aspek ruh al Islam (jiwa keislaman).
BAB II
PEMBAHASAN
Kepada para wanita beliau berpesan: “ urusan dapur janganlah dijadikan halangan
untuk menjalankan tugas dalam menghadapi masyarakat.”
Rupanya beliau mengetahui bahwa tak mungkin pekerjaan besar akan berhasil
tanpa bantuan kaum wanita. Dalam menjalankan cita-cita beliau, bantuan dari kaum hawa
yang berbadan halus itu diperlukan, dan sebetulnya ikut menentukan berhasil tidaknya
usaha beliau. Karenanya, mereka oleh beliau di himpun dan diajak serta melaksanakan
tigas kewajiban yang berat, tetapi luhur itu. Oleh karena itu wanita atau perempuan itu
memegang peranan penting pula, tidak hanya laki-laki yang memiliki peran penting
dalam kemuhammadiyahan.
Gender dipahami juga sebagai suatu konsep budaya yang menghasilkan
pembedaan dalam peran, sikap, tingkah laku mentalitas dan karakteristik emosional
antara laki-laki dan perempuan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Gender
sering juga disebut dengan istilah “jenis kelamin sosial.” Perbedaan gender sesungguhnya
tidaklah menjadi masalah selama tidak melahirkan ketikadilan gender. Ketidakadilan
gender termanifestasi dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yaitu marjinalisasi
(peminggiran), subordinasi (penomorduaan atau anggapan tidak penting), stereotipe
(pelabelan negatif biasanya dalam bentuk pencitraan yang negatif), violence (kekerasan),
double burden (beban kerja ganda atau lebih), dan sosialisasi ideologi peran gender.
Perbedaan gender ini hanya dapat mempersulit baik laki-laki maupun perempuan.
Aisyah RA mempunyai tempat yang sangat istimewa yang sejak awal disiapkan
oleh Allah SWT untuk menjadi pendamping dan penyokong Rasulullah sebagai
Penggemban Risalah.
Aisyah adalah figur dan potret wanita ideal nan agung. Setia, berwawasan tajam,
perasa, dan menjadi sentral dalam kehidupan. Ia pun penebar kedamaian, kasih sayang
dan cinta.
Dalam tulisan KH. A. Mustofa Bisry, ketika Sayyidatina Aisyah r.a. ditanya tentang
suaminya Nabi Muhammad Saw, jawabannya sungguh refresentatif “kaana khulukuhu
Al-Qur’an.” (Pekertinya adalah Al-Qur’an). Singkat tapi penuh makna. Jawaban
ini,selain menunjukkan tingkat tapi penuh makna. Jawaban ini, selain menunjukkan
tingkat kecerdasan Aisyah yang tinggi, juga membuktikan tinggkat pemahaman yang luar
biasa dari putri sahabat Abu Bakar itu terhadap AL-Qu’ran dan pribadi Nabi Muhammad
saw.
Berdasarkan sudut padang agama, syariat, akhlak, kemuliaan dan kesucian. Aisyah tidak
bisa dibandikangkan dengan perempuan terkenal mana pun pada masa kini dan masa-
masa sebelumnya. Sejarah manusia tidak pernah lagi melahirkan seorang perempuan lain
seperti Aisyah yang mampu melaksanakan segenap tugas keilmuan, menjalankan amanah
dakwah dan pengajaran dengan sempurna, memainkan peran sosial dan politik yang
sangat penting, tapi pada saat yang sama,ia tetap melaksanakan seluruh kewajiban agama
secara konsisten dan memelihara tingkah laku serta budi pekerti dengan baik. Itulah
Aisyah, sosok dengan sifat-sifat paripurna yang telah menghadirkan telanan ideal bagi
ratusan juta kaum perempuan. Itulah jalan yang paling indah yang diajarkan Aisyah
kepada generasi-gegerasi yang dating dating berikutnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ajaran KH. Ahmad Dahlan melalui muhammadiyah memandang bahwa laki-laki
dan perempuan adalah setara. Kyai Dahlan sangat memperhatikan perempuan sebagai
generasi penerus umat islam. Karena itulah, Kyai Dahlan menyurug agar perempuan juga
harus belajar dan bersekolah selayaknya kaum laki-laki. Komitmen muhammadiyah
dalam hal perlindungan hak perempuan salah satunya adalah dengan dibentuknya ortom
Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.
Aisyiyah merupakan gerakan perempuan Muhammadiyah yang telah diakui dan
dirasakan perannya dalam masyarakat. Sebagai salah satu organisasi otonom (ortom)
pertama yang dilahirkan Rahim muhammadiyah, ia memiliki tujuan yang sama dengan
muhammadiyah.’ Aisyiyah memilik harapan program kerja yang sangat khusus, strategi
dan visioner, yaitu perempuan. Peran dan fungsi perempuan merupakan bagian
terpenting dalam gerak roda kehidupan, sebab pepatah bilang wanita adalah tiang Negara,
apabila wanitanya baik maka akan makmur negaranya tetapi kalau wanita diNegara
tersebut hancur maka akan hancur pula derajat Negara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammadiyah-dan-pemberdayaan-perempuan.html?m=1