Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Pergerakan nasionalis dalam mendukung kemerdekaan Indonesia dari


Kerajaan Belanda, seperti Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia, Sarekat Islam,
dan Partai Komunis Indonesia tumbuh dengan cepat di pertengahan abad ke-20.
Budi Utomo, Sarekat Islam, dan gerakan nasional lainnya memprakarsai strategi
kerja sama dengan mengirim wakil mereka ke Volksraad (dewan rakyat) dengan
tujuan agar Indonesia diberikan hak memerintah diri sendiri tanpa campur tangan
Kerajaan Belanda.Sementara gerakan nasionalis lainnya memilih cara nonkooperatif
dengan menuntut kebebasan pemerintahan Indonesia sendiri dari Belanda
Pemimpin gerakan nonkooperatif ini ialah Soekarno dan Mohammad Hatta, dua
orang mahasiswa nasionalis yang nantinya menjadi presiden dan wakil presiden
pertama.Pergerakan ini menjadi lebih mudah dengan adanya kebijakan Politik Etis
yang dijalankan oleh Belanda.
Pendudukan Indonesia oleh Jepang selama tiga setengah tahun masa Perang
Dunia II merupakan faktor penting untuk revolusi berikutnya.
Belanda hanya memiliki sedikit kemampuan untuk mempertahankan penjajahan di
Hindia Belanda, sehingga hanya dalam waktu tiga bulan, Jepang berhasil
menguasai Sumatra.Jepang kemudian berupaya membujuk kaum nasionalis dengan
menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia dan mengizinkan penggunaan
bahasa Indonesia di ruang publik. Ini menimbulkan lahirnya organisasi-organisasi
perjuangan di seluruh negeri.Di saat Jepang berada di ambang kekalahan perang,
sekutu termasuk Belanda membentuk suatu badan komando militer bernama Allied
Forces for Netherland Indies (AFNEI) untuk merebut kembali kekuasaan
di Indonesia.Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso
menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia, walaupun tidak menetapkan tanggal
resminya.

JALANNYA PERISTIWA
 10 - 15 November 1945
Terjadinya Perundingan Linggarjati.
 21 Juli 1947
Belanda meluncurkan serangan militer pada tengah malam tanggal 20 Juli 1947,
sebagai bentuk Agresi Militer Belanda I dengan tujuan utama untuk menghancurkan
kekuatan republikan.
Wilayah yang diserangnya yaitu Jawa dan Sumatera.
Aksi militer ini dianggap melanggar perjanjian Linggarjati, di mana dalam perjanjian
itu disebutkan bahwa Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk
Negara RIS.
 17 Januari 1948
Terjadi sebuah perundingan yang disebut Perundingan Renville.
Namun Belanda kembali berkhianat dengan melangsungkan baku tembak terhadap
Indonesia yang terjadi di kawasan antara Karawang dan Bekasi.
 19 Desember 1948
Agresi Militer Belanda II terjadi, di mana Belanda memperluas daerah serangan
mereka, hingga ke Yogyakarta yang saat itu menjadi Ibukota.
 14 April 1949
Terjadi Perundingan Roem-Royen untuk menyelesaikan konflik di awal
kemerdekaan.
 23 Agustus - 2 November 1949
Diadakan Konferensi Meja Bundar yang mengeluarkan hasil bahwa Belanda
bersedia mengakui kedaulatan Indonesia.

DAMPAK

Meskipun tidak diketahui pasti mengenai perhitungan dari berapa banyak


penduduk Indonesia yang meninggal dalam gerakan revolusi Indonesia. Namun
diperkirakan mereka yang meninggal dalam peperangan untuk
kemerdekaan Indonesia berkisar dari 45.000 sampai 100.000 jiwa, dan rakyat sipil
diperkirakan meninggal dalam kisaran 25.000 hingga 100.000 jiwa. Selain itu,
tentara Inggris yang berjumlah 1200 diperkirakan dibunuh dan hilang di Jawa dan
Sumatra antara tahun 1945-1946, yang kebanyakan merupakan prajurit India.
Sementara untuk Belanda lebih dari 5000 tentaranya kehilangan nyawanya
di Indonesia. Di Bandung tentara Jepang yang meninggal dalam peperangan
sebanyak 1057 jiwa, dalam faktanya hanya setengahnya yang gugur dalam
peperangan, sementara yang lainnya tewas diamuk oleh rakyat Indonesia lainnya.
Selain berdampak pada hilangnya nyawa, gerakan revolusi nasional Indonesia ini
memberikan efek langsung pada kondisi ekonomi, sosial dan
budaya Indonesia sendiri, di antaranya kekurangan bahan makanan, dan bahan
bakar. Terdapat dua efek dalam ekonomi yang ditimbulkan oleh gerakan
nasional Indonesia yang berdampak langsung dengan ekonomi
Kerajaan Belanda dan Indonesia. Keduanya kembali membangun ekonomi mereka
secara berkelanjutan setelah berakhirnya Perang Dunia II dan
gerakan revolusi Indonesia. Republik Indonesia mengatur kembali setiap hal yang
dibutuhkan oleh rakyat Indonesia yang mulanya diblokade oleh Belanda.

Anda mungkin juga menyukai