Anda di halaman 1dari 27

BAB III

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA

3.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang


Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah
kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan penataan ruang
wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang
wilayah kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang,
pemerintah kota menyusun RTRW Kota untuk mewujudkan
keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota maupun dengan
wilayah sekitarnya. RTRW Kota mempunyai fungsi sebagai:
a. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD);
b. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota;
c. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam
wilayah kota;
d. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan
pemerintah, masyarakat, dan swasta;
e. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang;
f. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam
penataan/pengembangan wilayah kota yang meliputi penetapan
peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif,
serta pengenaan sanksi; dan
g. acuan dalam administrasi pertanahan.

Oleh karena itu RPIJM Kota Magelang Tahun 2014 – 2018


sesuai dengan kedudukannya perlu mengacu pada RTRW Kota,
terutama menyangkut hal-hal sebagai berikut :

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 47
a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah;
b. Rencana struktur ruang (sistem jaringan prasarana bidang
Cipta Karya);
c. rencana pola ruang wilayah; dan
d. penetapan kawasan strategis kota.

3.1.1 Tujuan, Penataan Ruang Wilayah


Tujuan penataan ruang wilayah daerah kota Magelang
adalah : Memewujudkan ruang Daerah sebagai kota jasa bertaraf
regional yang berbudaya, maju, dan berdaya saing dalam
masyarakat madani dan mampu menyejahterakan masyarakat,
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

3.1.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang


Kota Magelang
Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Kota Magelang
meliputi 4 (empat) bagian, adapun kebijakan yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
a. Penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang
mampu meningkatkan peran dan fungsi Kota Magelang menjadi
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Purwomanggung;
b. Pengembangan dan peningkatan akses, serta jangkauan
pelayanan kawasan pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan
ekonomi wilayah Kota Magelang yang merata dan berhierarki
guna meningkatkan produktifitas dan daya saing Kota
Magelang;
c. Pengembangan sistem sarana dan prasarana yang terintegrasi
dengan sistem regional, provinsi, dan nasional; dan
d. Pengembangan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
sistem sarana dan prasarana yang terpadu dan merata di
seluruh wilayah Kota Magelang sesuai dengan arahan
penyediaan yang berdasarkan standar yang berlaku.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 48
Kebijakan penataan struktur ruang Kota Magelang masing-
masing akan dijabarkan kedalam langkah-langkah strategis untuk
menggariskan arah rencana pemanfaatan ruang dan pengendalian
ruang untuk mewujudkan tujuan penatan ruang.

3.1.3 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kota


Magelang;
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang Kota
Magelang terbagi kedalam 2 (dua) bagian yaitu kebijakan dan
strategi pengembangan kawasan lindung dan kebijakan dan
strategi pengembangan kawasan budidaya, kedua kebijakan dan
stretegi tersebut harus memperhatikan prinsip-prinsip Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), sehingga kebijakan yang
ditempuh dapat sinkron dengan permasalahan dan isue-iseu
strategis bidang lingkungan hidup, meliputi :
a. Kebijakan dan Strategi Kawasan Lindung Kota Magelang
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung
dirumuskan sebagai upaya dalam pemantapan kawasan
lindung sesuai dengan karakter atau daya dukung,
permasalahan dan upaya pencapaiannya. Kawasan lindung di
Kota Magelang meliputi kawasan perlindungan setempat dan
kawasan rawan bencana yaitu perlindungan sekitar sungai
(sempadan sungai), perlindungan sekitar mata air, RTH,
perlindungan kawasan cagar budaya dan kawasan mitigasi
bencana alam. Kebijakan pengembangan kawasan lindung
Kota Magelang meliputi:
(1) pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup; dan
(2) pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 49
b. Kebijakan dan Strategi Kawasan Budidaya Kota Magelang
Kebijakan dan strategi pemantapan kawasan budidaya
dirumuskan sebagai upaya dalam pemantapan kawasan
budidaya sesuai dengan karakter atau daya dukung,
permasalahan dan upaya pencapaiannya. Kawasan budidaya
dapat diklasifikasikan menurut fungsi peruntukan lahan
seperti perumahan, kawasan industri, perdagangan jasa,
pertanian, RTH, dan jalur hijau.
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya Kota Magelang
terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu sebagai berikut:
(1) perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antar kegiatan budidaya*, yang dimaksud dengan
keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya
mengandung pengertian bahwa kawasan budidaya yang
dikembangkan bersifat saling menunjang satu sama yang
lainnya, sehingga dapat mewujudkan sinergi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
(2) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak
melampaui daya dukung lingkungan hidup.

c. Kebijakan dan Strategi Sektoral Pola Ruang


Bagian ini akan dijelaskan kebijakan dan strategi khusus
untuk kegiatan budidaya yang akan dikembangkan pada
masing-masing peruntukan lahan sebagai penjabaran dari
strategi pengembangan kawasan budidaya adalah sebagai
berikut:

(1) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan


Perdagangan
Kebijakan pengembangan perdagangan dan jasa dengan
pengoptimalan sarana perdagangan yang sudah ada dan
pengembangan pusat-pusat perdagangan pada embrio

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 50
ekonomi baru pada kawasan-kawasan strategis kota.
Adapun keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang
dengan Kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat dilihat
dalam gambar 3.1

PERDAGANGAN

VISI
EKSISTING Mewujudkan Magelang sebagai sentra (pusat) distribusi barang dan jasa yang unggul
· Kegiatan ekonomi pada pasar tradisional
sudah mengalami penurunan seperti pada MISI
Pasar Gotong-royong dan Rejowinangun Pengoptimalan sarana perdagangan yang sudah ada dan pengembangan pusat-pusat
(akibat dari proses rehabilitasi yang cukup perdagangan pada embrio ekonomi baru pada kawasan-kawasan strategis kota
lama) dan adanya pusat-pusat pelayanan
baru pada daerah perbatasan (Mis: pasar
Tegalrejo) KEBIJAKAN
· Penataan sarana ekonomi masih sangat · Kota Magelang memiliki prasarana ekonomi yang memadai dan dapat menjangkau
kurang, terutama untuk aktivitas parkir dan seluruh kota
bongkar muat barang · Kota Magelang memiliki fokus pengembangan sarana ekonomi secara tematik (zona-
· Pelayanan perdagangan skala regional zona)
dirasa masih sangat minim seperti pusat · Kota Magelang memiliki sebuah pusat perdagangan (trade center) dengan skala
grosir, pasar swalayan, dsb pelayanan regional seperti Mall Besar, Pusat Grosir, dsb
· Masih minimnya aktivitas pedagangan · Di Kota Magelang terdapat aktivitas perdagangan skala 24 jam, misalnya dengan
dengan pelayanan 24 jam pengembangan kawasan pecinan menjadi area PKL (pusat kuliner malam hari)

STRATEGI
· Pengembangan sarana perdagangan skala regional dengan mengedepankan kenyamanan, keamanan dan kelengkapan fasilitas bagi
pengunjung
· Penataan, peningkatan dan pengembangan fasilitas perdagangan dengan memperhatikan kelengkapan pendukung seperti tempat parkir
yang aman dan nyaman, aktivitas bongkar muat yang tidak menganggu trafic jalan, dsb
· Pengfokusan arah pengembangan sarana prasarana ekonomi baik itu jenis, skala pelayanan, zona peruntukan, dan sebagainya.
· Pengembangan kawasan menjadi pusat kuliner malam hari yaitu pada Jl. Jenggolo dengan menutup akses dari Jl. Pajajaran s/d Jl. Pajang

Gambar 3.1
Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan Kota Magelang

(2) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Kesehatan


Kebijakan pengembangan kesehatan dengan peningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang handal dan profesional.
Adapun keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang
dengan Kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat dilihat
dalam Gambar 3.2

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 51
KESEHATAN

VISI
Menjadikan Magelang sebagai pusat pelayanan kesehatan skala regional

MISI
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang handal dan profesional
EKSISTING
· Rumah sakit yang tersedia masih dengan
pelayaan Tipe B KEBIJAKAN
· Belum ada memiliki industri farmasi/herbal dsb · Adanya Rumah Sakit dengan Pelayanan Tipe A
· Tenaga medis masih kurang · Magelang memiliki industri farmasi/herbal untuk pelayanan skala lokal
· Fasilitas pendukung seperti RS Bersalin, ataupun tingkat regional
Puskusmas Pembantu, dsb, dirasa masih kurang · Pengembangan tenaga medis yang handal dengan spesialis khusus,
· Skala Pelayanan kesehatan yang ada cenderung seperti spesialis paru, jantung, THT, bedah, dsb
msdih pada tingkat skala lokal Kota Magelang · Pengembangan Pusksemas 24 jam, klinik jaga, dokter praktek, dsb
(Kawasan Masatandur dan sekitarnya) · Pelayanan Kesehatan di Kota Magelang dapat melayani Skala
Regional (Kawasan Purwomanggung dan sekitarnya)

STRATEGI
· Peningkatan jenis pelayanan (Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Rehabilitasi
Medik, dsb)
· Peningkatan jasa kesehatan yang murah dan dapat dijangkau sampai dengan masyarakat lingkungan terkecil seperti penyedian Balai
Kesehatan, Bidan, dsb
· Pengembangkan industri farmasi/herbal dengan skala pelayanan regional ataupun internasional
· Peningkatan kemampuan dan keahlian tenaga medis melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan
· Peningkatan Managemen (pemasaran) terkait jasa pelayanan kesehatan seperti dengan ISO standart mutu pelayanan kesehatan
· Peningkatan status (mutu akademik) sekolah pendidikan pada jenjang strata yang lebih tinggi (Sekolah Tinggi Kesehatan)

Gambar 3.2
Strategi Pengembangan Sektor Kesehatan Kota Magelang

(3) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Pendidikan


Kebijakan pengembangan pendidikan dengan peningkatkan
kualitas pelayanan pendidikan untuk menjadikan Magelang
sebagai Kota Magelang tujuan utama di bidang pendidikan
(umum, kesehatan, militer, kepariwisataan dan informal).
Adapun keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang
dengan Kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat dilihat
dalam Gambar 3.3

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 52
PENDIDIKAN

VISI
Kota Magelang Sebagai Pusat Pendidikan Terpadu/Pendidikan Tinggi

MISI
Menjadikan Kota Magelang menjadi daerah tujuan utama di bidang
EKSISTING pendidikan (formal, informal dan non formal)
· Kota Magelang memiliki beberapa sekolah unggulan
seperti sekolah militer, ataupun sekolah dengan standar KEBIJAKAN
internasional · Upaya menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan sekitar dengan
· Kota Magelang memiliki beberapa universitas dan cara pemfokusan mata pelajaran sekolah kejuruan di bidang otomotif,
akademi (bertaraf nasional/Akademi Militer) seperti perhotelan, sekolah olahragarestoran (tataboga) dan peningkatan kualitas
AKMIL, SECABA, UNTID, UMM, AKATIRTA, dll belajar mengajar (kurikulum berbasis internasional).
· Kota Magelang memiliki beberapa sekolah kesehatan · Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan seperti
seperti AKPER Bina Karya Nusantara dan AKPER perpustakaan umum, toko buku/pusat grosir buku, Elektronik/IT yang
Keperawatan Jiwa, serta Akademi melayani seluruh wilayah Purwomanggung dan sekitar

STRATEGI
· Pengembangan kualitas fasilitas pendidikan untuk menarik pelajar dari wilayah Purwomanggung dan sekitar
· Pengembangan balai latihan kerja dan pusat pelatihan tenaga kerja terampil yang siap digunakan terutama di bidang otomotif (untuk menyuplai
tenaga kerja PT. Armada dan karoseri lain), bidang perhotelan dan restoran untuk mendukung Kota Magelang sebagai kota jasa
· Penambahan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan berupa perpustakaan umum, sekolah khusus olahraga, toko yang khusus menyediakan
alat tulis, buku pelajaran, buku umum, dsb, agar masyarakat di Purwomanggung dan sekitar cukup terlayani kebutuhan di Kota Magelang

Gambar 3.3
Strategi Pengembangan Sektor Pendidikan Kota Magelang

(4) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Perumahan/


Permukiman
Kebijakan pengembangan perumahan permukiman dengan
menyedikan ruang permukiman kota yang sehat, nyaman
huni, aman dari bencana dan tidak merusak lingkungan.
Adapun keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan Ruang
dengan Kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat dilihat
dalam Gambar 3.4.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 53
PERUMAHAN/PERMUKIMAN

VISI
Terwujudnya ruang hunian kota yang aman dan nyaman serta manusiawi

EKSISTING
MISI
· Perumahan yang ada cenderung menempati
Menyedikan ruang permukiman kota yang sehat, nyaman huni, aman dari bencana dan
ruang kosong yang perkembangannya tidak
tidak merusak lingkungan
teratur (sporadis) karena keterbatasan lahan
· Masih banyak perumahan yang menyalahi aturan,
seperti tidak sesuai dengan IMB, permukiman
KEBIJAKAN
dibantaran sungai, permukiman tanpa
· Kota Magelang memiliki Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang sehat dan murah
memperhitungkan building coverade, dsb
(terjangkau masyarakat kalangan bawah)
· Penyediaan sarana prasarana penunjang
· Berkembangnya lokasi perumahan-perumahan baru pada kawasan-kawasan non
perumahan masih sangat terbatas, terutama pada
produktif kota dengan pengaturan sesuai standart pembangunan perumahan
masyakat pinggiran kota seperti penyediaan
· Terpenuhinya sarana prasarana pendukung kegiatan permukiman/perumahan seperti
sarana persampahan, ruang terbuka/ruang
tersedianya sarana persampahan terpadu, tersedianya ruang bermain anak, dsb
bermain anak, dsb

STRATEGI
· Pengembangan Rumah Susun Bersama untuk memenuhi kebutuhan pelayanan perumahan yang sehat, murah dan terjangkau oleh semua
kalangan, khususnya kalangan masyarakat kelas bawah
· Penertiban ijin mendirikan bangunan, baik pada bangunan yang sudah berdiri ataupun dalam proses pembangunan
· Penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan perumahan dengan standart pelayanan yang sesuai dengan aturan teknis perkotaan, seperti
pemenuhan pelayanan persampahan, kesehatan, perdagangan, pendidikan, ruang bermain, dsb

Gambar 3.4
Strategi Pengembangan Sektor Permukiman Kota Magelang

(5) Kebijakan Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata


Kebijakan pengembangan pariwisata dengan Menjadikan
Kota Magelang menjadi Kota Magelang tujuan wisata MICE
(Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) di Jawa
Tengah. Adapun keterkaitan antara Visi dan Misi Penataan
Ruang dengan Kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat
dilihat dalam Gambar 3.5.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 54
PARIWISATA

VISI
Terwujudnya perkembangan kota pariwisata yang berbudaya

MISI
Menjadikan Kota Magelang menjadi daerah tujuan wisata MICE (Meeting,
Incentive, Conference and Exhibition) di Jawa Tengah
EKSISTING
· Belum adanya cluster wisata
· Wisata budaya seperti bangunan kuno cenderung KEBIJAKAN
kurang terangkat (kurang dikenal) · Adanya pengaturan cluster wisata secara terpadu
· Belum optimalnya penataan/pengembangan terkait · Terangkatnya bangunan kuno sebagai wisata bersejarah yang
dengan wisata yang ada di Kota Magelang (seperti bernilai seni tinggi
Wisata religi) · Berkembangkan wisata religi secara terpadu disertai dengan
· Wisata alam masih terabaikan, padahal sangat pengembangan fasilitas penunjang
berpotensi untuk dikembangkan · Berkembangnya Wisata alam yang tetap disertai dengan
kelestarian lingkungan

STRATEGI
· Penataan dan pengembangan sektor kepariwisataan melalui penyusunan studi kepariwisataan (Penyusunan Rencana Induk Pariwisata)
· Pengembangan Event-event wisata khusus seperti lomba-lomba terkait pengenalan seni budaya yang ada di Kota Magelang seperti jatilan,
ketoprak, keroncong, sendratari dsb pada kawasan-kawasan bersejarah dengan pengenalan produk wisata yang ada di Kota Magelang,
secara intensif dan berkesinambungan
· Pengembangan wisata militer dan ketangkasan seperti wisata museum.
· Peningkatan sarana penunjang wisata seperti rumah makan (pusat-pusat kuliner), pusat oleh-oleh, penginapan, travel perjalanan dsb
· Pengembangan sekolah-sekolah yang berbasis wisata
· Pengembangan kawasan rekreasi alam, disekitar kawasan Sungai Progo (sekitar kawasan hotel Puri Asri/kyai Langgeng) dan Elo, seperti
arum jeram, outbond, dsb yang dilengkapi dengan fasilitas home stay, villa, hotel dan sebagainya untuk menangkap view sungai dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan pada kawasan lindung (sempadan sungai, dan sebagainya)
· Pengembangan wisata religi seperti Makam Kyai Tuk Songo, Tuk Drajat dan Makam di lokasi Gunung Tidar

Gambar 3.5
Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Magelang

(6) Kebijakan Penetapan Ruang Kegiatan Sektor Informal


Kebijakan pengembangan Kota Magelang dengan penyedian
kawasan untuk pengembangan sektor informal kota sebagai
wahana alternatif sebagai wahana baru rekreasi kota yang
aman, nyaman dan bernilai jual. Adapun keterkaitan antara
Visi dan Misi Penataan Ruang dengan Kebijakan dan strategi
yang diterapkan dapat dilihat dalam Gambar 3.6.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 55
SEKTOR INFORMAL

VISI
Tewujudnya kawasan khusus pengembangan sektor informal kota

MISI
EKSISTING Menyediakan kawasan untuk pengembangan sektor informal kota sebagai
· Lokasi PKL sebagai salah satu sektor wahana alternatif
informal masih menyebar diseluruh sudut sebagai wahana baru rekreasi kota yang aman, nyaman dan bernilai jual
kota tanpa ada pengaturan secara rinci
· Belum ada lokasi khusus terkait
pengembangan sektor informal KEBIJAKAN
· Sangat minimnya kawasan kota yang hidup · Adanya pengaturan terkait sektor informal
24 jam · Kota Magelang memiliki kawasan khusus pengembangan sektor informal
· Belum ada sanksi yang tegas bagi pelangar · Kota Magelang memiliki kawasan khusus yang hidup 24 jam
· Adanya payung hukum yang tegas terkait masalah sektor informal

STRATEGI
· Penetapan kawasan khusus untuk pengembangan sektor informal sebagai sarana rekreasi belanja :
1. Siang hari :
Pengembangan kawasan PKL di Kelurahan Kemirirejo sebagai pusat grosir (aneka makanan ringan, dan pernak-pernik) yang disertai dengan
ketersedian area parkir, serta pedestrian ways yang aman dan nyaman.
2. Malam hari :
Pengembangan kawasan PKL di Jl. Jenggolo sebagai pusat kuliner/jajanan malam di Kota Magelang (seperti : Kya-kya Kembang Jepun
Surabaya)àDengan memperdagangkan makanan khas dan unggulan Magelang dan sekitarnya
Pengembangan kawasan PKL di Kawasan Armada Estate sebagai pusat kuliner malam di bagian utara Kota Magelang
· Penertiban kawasan alun-alun kota dari aktivitas PKL liar dan mengembangkan kawasan tersebut sebagai kawasan khusus publik seperti
Olahraga, Taman Bermain, Konser Musik, dsb

Gambar 3.6
Strategi Penetapan Ruang Kegiatan Sektor Informal
Kota Magelang

3.1.4 Kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis


Kota Magelang.
Kebijakan pengembangan Kawasan Strategis Kota
Magelang yang meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, kawasan strategis
untuk kepentingan pertahanan dan keamanan, kawasan strategis
pertumbuhan ekonomi, dan kawasan strategis sosial dan budaya
ditetapkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

a. Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis


Adapun Kebijakan pengembangan kawasan strategis di Kota
Magelang sebagai penjabaran dari tujuan penataan ruang
meliputi:
1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup untuk mempertahankan dan

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 56
meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan
keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya
Kota Magelang;
2. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan pertahanan
dan keamanan dalam kerangka ketahanan nasional;
3. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian Kota Magelang yang produktif,
efisien, dan mampu berdaya saing; dan
4. pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa.

b. Kebijakan dan Strategi Sektoral Kawasan Strategis Sinkronisasi


terhadap RPJPD
Penetapan kawasan strategis kota di Kota Magelang
didapatkan dari kawasan strategis yang sebagian
teridentifikasi oleh produk RPJP Kota Magelang dan RTRW
Nasional dan RTRW Provinsi Jawa Tengah. Adapun kawasan
strategis yang terdapat di Kota Magelang adalah :
1. Kawasan Sidotopo;
2. Kawasan GOR Samapta;
3. Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar;
4. Kawasan Sukarno-Hatta;
5. Kawasan Kebonpolo;
6. Kawasan Alun-alun Kota;
7. Kawasan Strategis Lindung Gunung Tidar;
8. Kawasan Historical (Bangunan Kuno); dan
9. Kawasan Strategis Militer.

(1) Kebijakan dan Strategi Kawasan Sidotopo


Kebijakan pengembangan dan Penataan Kawasan Sidotopo
sebagai pusat bisnis baru di Kota Magelang (Pusat

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 57
Perdagangan, rekreasi/pariwisata, pendidikan dengan
skala pelayanan lokal dan regional)
Strategi:
 Peningkatan penataan sistem transportasi menuju
Kawasan Sidotopo misalnya dengan pengembangan
jaringan jalan baru, penambahan trayek, dan
sebagainya.
 Peningkatan penataan peruntukan lahan di jalur
strategis (Koridor arteri primer Semarang-Magelang-
Yogyakarta).

(2) Kebijakan dan Strategi Kawasan GOR Samapta


Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan GOR
Samapta sebagai wahana rekreasi dan olahraga skala
regional.
Strategi :
 Peningkatan penataan sistem transportasi menuju
Kawasan GOR Samapta dengan pengembangan jaringan
jalan baru dan terhubung dengan kawasan-kawasan
potensial lain seperti pembukaan jalur alternatif GOR
Samapta-Kyai Langgeng.
 Peningkatan jalan menuju GOR Samapta (Perlebaran Jl.
Jeruk) dari Jalan Utama (Jl. Ahmad Yani).

(3) Kebjakan dan Strategi Kawasan Sentra Perekonomian


Lembah Tidar
Kebijakan pengembangan dan penataan kawasan Sentra
Perekonomian Lembah Tidar sebagai pusat perdagangan
modern dan tradisional skala regional.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 58
Strategi :
 Peningkatan penataan lokasi Pasar Rejowinangun,
Shoping Center, Pasar Gotong-royong, dan sebagainya
(misalnya pengembangan lokasi pasar secara vertikal).
 Penyediaan ruang bongkar muat barang yang dapat
menampung aktivas kawasan.
 Penyediaan ruang parkir yang aman, nyaman, dan tidak
menganggu aktivitas lalu lintas di sekitar kawasan
tersebut (Jl. Jend. Soedirman).
 Pengembangan sub terminal pada Kawasan Shoping
Center.

(4) Kebijakan dan Strategi Kawasan Soekarno-Hatta


Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan
Soekarno-Hatta sebagai sarana perpindahan moda
angkutan antar regional antar kota-provinsi.
Strategi :
 Peningkatan penataan sistem transportasi yang melalui
jalur koridor arteri primer (Yogyakarta-Magelang-
Semarang).
 Peningkatan penataan peruntukan lahan di jalur
strategis (Koridor arteri primer Semarang-Yogyakarta).

(5) Kebijakan dan Strategi Kawasan Kebonpolo.


Kebijakan pengembangan dan penataan Kawasan
Kebonpolo sebagai pusat perdagangan kota dengan
memadukan antara kegiatan perdagangan dan
transportasi.
Strategi:
 Peningkatan skala pelayanan pasar Kebonpolo menjadi
pusat pelayanan perdagangan skala regional

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 59
(Perdagangan Modern) untuk membangkitkan
perkembangan di kawasan utara Kota Magelang.
 Pengoptimalan Sub Terminal (terminal tipe C) Kebonpolo
dan pengintegrasian dengan Kawasan Perdagangan dan
Jasa.

(6) Kebijakan dan Strategi Kawasan Gunung Tidar.


Untuk Kawasan Gunung Tidar sebaiknya tetap
dipertahankan sebagai kawasan lindung diluar kawasan
hutan (paru-paru Kota).
Strategi:
 Peningkatan penghijauan dan pengayaan tanaman-
tanaman tertentu untuk meningkatkan peran Gunung
Tidar sebagai paru-paru kota.
 Pembatasan aktivitas di Gunung Tidar misalnya Jenis
kegiatan yang bisa dilakukan hanya bersifat studi dan
tidak merusak lingkungan, atau hanya dapat
dimanfaatkan sebagai arena rekreasi alam dan wisata
spiritual.

(7) Kebijakan dan Strategi Kawasan Alun-alun dan sekitarnya


(Losmenan dan lain sebagainya)
Kebijakan Pengembangan Kawasan pusat Kota (CBD)
sebagai aktivitas bisnis utama di Kota Magelang.
Strategi :
 Peningkatan sarana prasarana pendukung kegiatan,
seperti penyediaan tempat parkir bersama.
 Penghijauan disepanjang kawasan alun-alun Kota
dengan jenis tanaman/bunga yang khas.
 Peningkatan pelayanan sistem transportasi dan
pengaturan traffic lalu lintas pada kawasan CBD.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 60
(8) Kebijakan dan Strategi Kawasan Wisata dan Pengembangan
Wisata Bangunan Kuno/Heritage
Kebijakan pengembangan terkait Kawasan wisata
bangunan kuno sebagai alternatif pengembangan sektor
jasa untuk mendukung peran Kota Magelang (MICE).
Strategi :
 Rehabilitasi dan penataan kawasan bangunan kuno
dengan tidak mengurangi bentuk aslinya.
 Peningkatan promosi dan ivent-ivent budaya untuk
memancing minat investor dan mengenalkan budaya
yang dimiliki Kota Magelang.
 Pengembangan wisata religi makam Kyai Tuk Drajat dan
Tuk Songo serta makam Gunung Tidar dengan
penyediaan fasilitas sarana prasarana pendukung seperti
Jalan, tempat parkir, dan sebagainya
 Pembuatan tugu atau ornamen pada lokasi khusus
sebagai penanda identitas/ciri khas Kota Magelang
seperti Patung Pahlawan pada pertigaan Menowo atau
gerbang selamat datang di Kota Magelang perbatasan
kota bagian utara (Kota Magelang sambung) dan selatan
kota (penataan kawasan perbatasan).

(9) Kebijakan dan Strategi Kawasan Strategis Militer.


Kebijakan pengembangan kawasan strategis militer
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan pemerintah Kota
Magelang yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan
Strategi:
 Melakukan koordinasi terkait dengan pengembangan
kawasan budidaya di sekitar kawasan strategis militer

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 61
yang meliputi kawasan AKMIL, RINDAM, SECABA, dan
YON ARMED.
 Mengembangkan dan mengarahkan kawasan budidaya
tidak terbangun sebagai zona penyangga di Kawasan
Militer dan ikut mengembangkan RTH.

(a) Magelang (Transportasi Darat)


Rencana sistem prasarana utama wilayah Kota
Magelang adalah rencana sistem jaringan prasarana
transportasi darat. Rencana sistem jaringan prasarana
transportasi darat berupa sistem jaringan jalan, yang
meliputi:
- pengembangan jaringan jalan berdasarkan sistem;
- pengembangan lokasi dan kelas pelayanan terminal;
- pengembangan sarana dan prasarana angkutan
umum; dan
- pengembangan fasilitas pendukung kegiatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

3.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD)
Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang-
Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM
Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada
RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah
kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah,
lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 62
Penyusunan RPIJM Kota Magelang tentu perlu mengacu
pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD
Kota Magelang agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat
terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Uraian tentang
RPJMD Kota Magelang secara ringkas dapat dijabarkan sebagai
berikut :

A. Visi Pembangunan Kota Magelang


Visi Pembangunan Kota Magelang Tahun 2011-2015, adalah:
“TERWUJUDNYA KOTA MAGELANG SEBAGAI KOTA JASA
YANG MAJU, PROFESIONAL, SEJAHTERA, MANDIRI DAN
BERKEADILAN”
Pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang akan
dijabarkan berikut ini untuk membangun kesamaan persepsi,
sikap (komitmen), dan perilaku (partisipasi) segenap pemangku
kepentingan (stakeholders) dalam setiap tahapan proses
pembangunan selama lima tahun kedepan.
1. Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa
Bermodal dari kondisi daerah dengan karakteristik
unggulan di sektor jasa dan letak geografis yang strategis
maka Kota Magelang merupakan tempat penyediaan
pelayanan jasa di semua bidang (khususnya di bidang
pendidikan,kesehatan, perdagangan, pariwisata, dan
perbankan) bagi terpenuhinya kepentingan dan kebutuhan
masyarakat kota dan masyarakat daerah sekitar.

2. Maju
Mewujudkan Kota Magelang sebagai daerah yang
unggul dan berdaya saing baik secara fisik maupun non fisik
dengan dukungan potensi sumber daya manusia yang
berperadaban, cerdas, dinamis, serta berwawasan luas yang
secara sadar senantiasa melakukan peningkatan dan

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 63
perbaikan kualitas secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Kota Magelang yang lebih maju akan dicapai melalui upaya
yang difokuskan pada peningkatan derajat kesehatan,
pengembangan kualitas pendidikan dan sumber daya
manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatifdan memilki
etos kerja yang tinggi.

3. Profesional
Dalam rangka menciptakan pelayanan jasa secara
efektif, efisien dan bersih harus didukung dengan aturan
dan prosedur baku yang transparan dan akuntabel serta
dilaksanakan oleh SDM aparat pemerintah yang kompeten,
yakni menguasai bidang tugas dan fungsi masing-masing,
memiliki integritas yang tinggi, senantiasa bersikap
independen dan objektif, serta berorientasi kepada
penciptaan hal-hal baru (inovatif) yang dapat memberikan
nilai tambah bagi kemajuan daerah. Sumber daya manusia
aparatur pemerintah yang profesional akan dicapai melalui
upaya yang difokuskan pada penciptaan pemerintahan yang
bersih dan profesional dengan peningkatan kapasitas dan
responsif aparatur yang didasarkan pada nilai-nilai
kebenaran dan berkeadilan.

4. Sejahtera
Pelaksanaan pembangunan daerah di Kota Magelang
diarahkan bagi terpenuhi dan tercukupinya kebutuhan
manusia baik materiil maupun spiritual secara adil dan
merata demi terwujudnya kemakmuran dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat Kota Magelang secara layak dan
bermartabat dalam suasana yang aman, damai, dan
tenteram.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 64
Daerah dan masyarakat Kota Magelang yang lebih
sejahtera akan dicapai melalui upaya yang difokuskan pada
peningkatan sumber-sumber pendanaan dan mendorong
tumbuhnya iklim investasi untuk pengembangan usaha
yang mampu membuka peluang penyerapan tenaga kerja
yang luas bagi masyarakat.

5. Mandiri
Suatu kondisi daerah yang ditandai dengan
perkuatan dan peningkatan perekonomian kerakyatan
melalui optimalisasi seluruh potensi daerah secara benar,
sadar, dan bertanggungjawab yang didukung oleh sikap
ketidaktergantungan, kedewasaan, berdayaguna, dan peran
serta aktif masyarakat dalam mewujudkan ketahanan
ekonomi masyarakat ditengah pemberlakuan pasar bebas
era globalisasi.
Daerah dan masyarakat Kota Magelang yang lebih
mandiri akan dicapai melalui upaya yang difokuskan pada
peningkatan pembangunan pelayanan perkotaan dengan
pengembangan budaya daerah disertai dengan peningkatan
peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan
mengedepankan aspek kemandirian.

6. Berkeadilan
Peningkatan pembangunan di segala aspek secara
adil, merata, dan tidak ada diskriminasi dalam bentuk
apapun baik antarindividu, gender, maupun wilayah dengan
prioritas bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya
yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah
yang disertai dengan peningkatan pengembangan paham
kebangsaan, kualitas keimanan, dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa bagi seluruh lapisan masyarakat.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 65
Masyarakat Kota Magelang yang berkeadilan lebih sejahtera
akan dicapai melalui berbagai upaya yang difokuskan pada
(1) Perkuatan dan peningkatan pertumbuhan perekonomian
kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi daerah yang
didukung oleh kemandirian masyarakat; (2)
Mengembangkan paham kebangsaan dan meningkatkan
kualitas keimanan dan ketaqwaan guna mewujudkan rasa
aman ketentraman masyarakat.

B. Misi Pembangunan Kota Magelang


Misi pembangunan daerah adalah rumusan umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi serta memberikan kerangka bagi tujuan dan
sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan
menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.
Dari itu untuk mewujudkan visi pembangunan daerah
Kota Magelang tersebut di atas selanjutnya dirumuskan misi
pembangunan daerah Kota Magelang Tahun 2011 – 2015
sebagai berikut:
1. Menciptakan Pemerintahan yang bersih dan profesional
dengan peningkatan kapasitas dan responsifitas aparatur
yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran dan berkeadilan;
2. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan mendorong
tumbuhnya iklim investasi untuk pengembangan usaha
yang mampu membuka peluang penyerapan tenaga kerja
yang luas bagi masyarakat;
3. Memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan
perekonomian kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi
daerah yang didukung oleh kemandirian masyarakat;
4. Meningkatkan pembangunan pelayanan perkotaan dengan
pengembangan budaya daerah disertai dengan peningkatan

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 66
peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan
mengedepankan aspek kemandirian;
5. Mendorong peningkatan derajat kesehatan, pengembangan
kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang cerdas,
terampil, kreatif, inovatif dan memilki etos kerja yang tinggi;
6. Mengembangkan paham kebangsaan dan meningkatkan
kualitas keimanan dan ketaqwaan guna mewujudkan rasa
aman ketentraman masyarakat;

C. Arahan Kebijakan Bidang Cipta Karya


Arahan kebijakan pembangunan bidang keciptakaryaan
diarahkan dalam rangka pencapaian misi yang ke 4
(Meningkatkan Pembangunan pelayanan perkotaan dengan
pengembangan budaya daerah disertai dengan peningkatan
peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan
mengedepankan aspek kemandirian) dengan salah satu tujuan
mewujudkan sarana dan prasarana/infrastruktur perkotaan
yang memadai dengan sasaran :
a. Terwujudnya Peningkatan kualitas Prasarana/infrastruktur
Perkotaan
b. Terwujudnya Pengembangan Infrastruktur perumahan
c. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
d. Terwujudnya Pengembangan Infrastruktur Kawasan
Strategis
e. Tersedianya kelengkapan Rencana Tata Ruang dari RTRW,
RDTRK, RTH dan RTBL
f. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Infrastruktur
Transportasi Angkutan Darat
g. Terwujudnya prasarana komunikasi dan informasi
masyarakat yang berkelanjutan

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 67
h. Tercapainya peningkatan daya saing dan daya jual destinasi
pariwisat guna meningkatkan pelayanan yang lebih baik
kepada wisatawan

Adapun strategi yang akan ditempuh adalah


Pembangunan sarana prasarana kota berdasarkan kriteria
prioritas, yaitu peningkatan kemampuan ekonomi tidak
membahayakan keberlanjutan kelestarian sumber daya alam
dan aksesibel bagi semua kelompok masyarakat, termasuk
diffabel

3.3 Arahan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD)


Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah
dokumen perencanaan perkotaan jangka panjang di tingkat
kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan
perkotaan. KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan
Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki fungsi sebagai:
a. Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan
perkotaan;
b. Mengatur fungsi kota dan penataan ruang kota untuk
pembangunan berkelanjutan;
c. Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan
terkait pembangunan perkotaan; dan
d. Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD
terkait dalam
b. pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan
perkotaan.
Kebijakan dan strategi pengembangan kota yang telah
dirumuskan dalam KSPD perlu dikutip dan dijadikan acuan
dalam penyusunan RPIJM sehingga infrastruktur permukiman
dapat bersinergi untuk menunjang pertumbuhan kota.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 68
3.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-
SPAM)
Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana
Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu
rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian
atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi
kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam
beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta
dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu
wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi.
Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan
aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak
dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan
dan pelestarian air.
Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini
untuk dijadikan arahan pengembangan kebijakan dan strategi
pengembangan SPAM adalah bagian Rencana Pengembangan
SPAM yang terdiri dari:
a. Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah;
b. Rencana Sistem Pelayanan;
c. Rencana Pengembangan SPAM; dan
d. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum.

3.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)


Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis
berjangka menengah yang disusun untuk percepatan
pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi
potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana
tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun
oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 69
SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip:
a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);
b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase,
persampahan);
c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan
d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’.

SSK dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM terutama


untuk sektor Penyehatan Lingkungan dan Permukiman. Dalam
SSK beberapa hal yang perlu dikutip pada bagian ini adalah:
a. Kerangka kerja pembangunan sanitasi yang
meliputi: Visi dan Misi
b. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor
Sanitasi, yang meliputi:
b. Sub Sektor Air Limbah Domestik;
c. Sub Sektor Persampahan;
d. Sub Sektor Drainase Lingkungan; dan
e. Aspek Higiene/Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

3.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)


Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL
didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu
lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta
memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan
lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana
investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman
pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.
Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
meliputi:
a. Program Bangunan dan Lingkungan;

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 70
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
c. Rencana Investasi;
d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas,


rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota.
Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu
Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang
meliputi:
a. Visi Pembangunan;
b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan;
c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan
d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program
Penanganannya.

3.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan


Infrastruktur Perkotaaan (SPPIP) Kota Magelang
Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan merupakan suatu dokumen strategi operasional dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang
sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat
menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program
pembangunan infrastruktur Cipta Karya. SPPIP memuat arahan
kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur permukiman
makro pada skala kota yang berbasis pada rencana tata ruang
(RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki
beberapa fungsi, yaitu:
a. Sebagai acuan bagi implementasi program-program
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan,
sehingga dapat terintegrasi dengan program-program
pembangunan lainnya yang telah ada;

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 71
b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan
program sektoral bidang Cipta Karya di daerah;
c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM;
d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang
tertuang di berbagai dokumen; dan
e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang
terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan.

Dalam SPPIP, yang perlu dikutip dan dijadikan acuan


penyusunan RPIJM adalah:
a. Visi dan Misi bidang Permukiman dan Infrastruktur;
b. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Kota;
dan
c. Penetapan kawasan permukiman prioritas.

3.8 Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas


(RPKPP)
Dari SPPIP yang telah disusun kemudian diturunkan ke
dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan
Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), dimana keduanya tetap
mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada.
RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk
penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di
perkotaan. Dalam konteks pengembangan kota, RPKPP
merupakan rencana terpadu bidang permukiman dan infrastuktur
bidang Cipta Karya pada lingkup wilayah perencanaan berupa
kawasan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan
dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RPKPP disamping berfungsi
sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 72
permukiman prioritas juga berfungsi sebagai masukan dalam
penyusunan RPIJM. Oleh karena itu, dalam hal ini RPIJM perlu
mengutip matriks rencana aksi program serta peta pengembangan
kawasan dalam RPKPP yang didetailkan pada program tahunan.

3.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kota dan Sektor


3.9.1 Strategi Pembangunan Kota
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka dapat disusun matriks strategi pembangunan
pada skala kota yang meliputi:
a. RTRW Kota sebagai acuan arahan spasial;
b. RPJMD Kota sebagai acuan arahan pembangunan;
b. KSPD sebagai acuan arahan pembangunan multi-sektor;
c. SPPIP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;
d. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan
e. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.

3.9.2 Strategi Pembangunan Kawasan


Beberapa dokumen perencanaan seperti RTBL dan
RPKPP memiliki lingkup yang lebih kecil, yaitu berskala
kawasan. Dokumen tersebut disusun untuk memberikan arahan
pembangunan lingkungan permukiman di suatu kawasan
prioritas. Oleh sebab itu, perlu dianalisis keterpaduan dokumen
perencanaan kawasan yang ada di kota berdasarkan fungsi
kawasan dan arahan pengembangan termasuk Kawasan
Strategis Kota yang diidentifikasi dalam RTRW.

DOKUMEN RPIJM 2014 - 2018


BAB III KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN 73

Anda mungkin juga menyukai