Anda di halaman 1dari 15

SEBAGAI SISTEM FILSAFAT SERTA LANDASAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS

AKSIOLOGIS FILSAFAT PANCASILA


Dosen: Hafiza Awalia, M.Sosio.

Disususn Oleh:
Dendy Ashari A. J1A021026
Eka Partiwi J1A021028
Eliza Iskayanti J1A021030
Maulani Safitri J1A021076
Miftahul Fath R. J1A021078
Muhamad Awaludin J1A021080
Muhamad Rizqi Alfian J1A021082

Program Studi Sarjana


Ilmu dan Teknologi Pangan
Universitas Mataram
2021
Kata pengantar
Puji syukur kita panjatakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memmenuhi tugas kelompok dari Ibu Hafiza Awali.
S.Pd.,M.Sosio selaku dosen pancasila. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai konsep dan urgensi pancasila sebagai system filsafat serta
landasan ontologis, epistemologisaskiologis filsafat pancasila. Berkat tugas ini, menambah
wawasan kami mengenai topic yang diberikan.
Kami selaku penulis menyadari bahawa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakuakn banyak kesalahan. Oleh karean itu kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharapkan
adanya kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

i
Daftar isi
kata pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan penulisan…………………………………………………………………….1

BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 konsep dan urgensi pancasila sebagai system filsafat……………………………….2
2.2 Landasan pancasila sebagai sistem filsafat… .. … … .. … .. … … .. … … .. … … .6
2.3 Sumber Pancasila sebagai Sistem Filsafat............ ..................................................... 8
BAB 3: KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan… . … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. … … … .. … .. … .. … … 11
3.2 Saran… .. … … .. … … .. … .. … .. … .. … .. … . … .. … .. … .. … .. … .. … .. …11
Daftar Pustaka… .. … … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. … .. . iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Indonesia memiliki pancasila sebagai dasar dalam berpikir yang berasal dari kerangka nilai-nilai
filosofis berdasarkan identitas Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sitangkai filsafat bergerak
dinamis mengikuti masyarakat dimana kehidupan bermasyarakat selalu memiliki tantangan baik
dari dalam atau dari luar suatu Negara. Nilai pancasila menjadi hal yang hakiki dalam proses
berpikir bangsa Indonesia dan menjadi pedoman dalam bertingkah laku maupun dalam konsepsi
pemikiran bangsa Indonesia.
Sebagai falsafah Negara, pancasila merupakan buah pikiran dari perenungan dan pemikiran
nilai-nilai filosofis yang termasuk dalm identitas bangsa. Pancasila merupakan pedoman dalam
kerangka berpikir baik dalm memperjuangkan kemerdekaan, sebagai alat dalam kehidupan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan sehari-hari.
Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Indonesia harus diketahui oleh seluruh warga
Negara Indonesia agar hormat, menghargai, menjaga dan menjalankan apa yang telah dilakukan
oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kmerdekaan
Negara Indonesia.
1.2 rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Apa saja landasan Pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Apa saja sumber Pancasila sebagai sistem Filsafat?
1.3 tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat
2. Untuk mengetahui landasan Pancasila sebagai sistem filsafat
3. Untuk mengetahui sumber Pancasila sebagai sistem Filsafat

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A. konsep pancasila sebagai sistem filsafat
Titus Smith dan Nolan memberikan definisi filsafat berdasarkan watak dan fungsinya. Pertama,
filsafat dalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya
diterima secara kritis. Kedua, filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi.ketiga, filsafat adalah usaha untuk
mendapatkan gambaran keseluruhan. Keempat, filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta
penjelasan tentang arti kata dan konsep. Kelima, filsafat adalah sekumpulan problematic yang
langsung mendapatkan perhatian manusia dan dicairkan jawabannnya oleh ahli-ahli filsafat.
Beberapa alasan pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat. Pertama, dalam siding
BPUKI, 1 Junu 1945, Soekarno memberikan judul pidatonya dengan nama
philosofischegrondslagdaripada Indonesia meredeka. Kedua, menurut Noor Bakry, pancasila
adalah hasil permenungan mendalam para tokoh kenegaraan Indonesia, melalui suatu diskusi dan
dialog panjang dalam siding BPUPKI hingga pengesahan PPKI. Hasil permenungan itu sesuai
dengan ciri-ciri pemikiran filsafat, yakni koheren, logis, inklusif, mendasar, dan spekulatif.
Ketiga, menurut Sastrapratedja, pancasila menjadi ideology Negara. Pancasila adalah dasar
politik yang mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang berkaitan dengan hidup
kenegaraan, seperti perundang-undangan, pemerintahan, perekonomian nasaional, hidup
berbangsa, hubungan warga Negara dengan Negara, dan hubungan antar sesamewargan Negara,
serta usaha- usaha untuk mrnciptakan kesejahteraan bersama.
Driyakara membedakan antara filsafat dan weltanscahauung. Filsafat lebih bersifat teoritis dan
abstarak, yaitu cara berpikir dan memandang realita dengan sedalam-dalamnya untuk
memperoleh kebenaraan. Weltanscahauung lebih mengacu pada pandangan hidup yang lebih
parktis. Driyakarya menegaskan bahwa weltanscahauung belum tentu didahului oleh filsafat
karena pada masyarakat primitif terdapat pandangan hidup (weltanschauung) yang tidak
didahului rumusan filsafat. Filsafat berada pada lingkup ilmu, sedangkan weltanschauung berada
di dalam lingkungan hidup manusia, bahkan banyak pula bagian dari filsafat yang tidak langsung
berkaitan dengan sikap hidup.

2
Nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila pancasila mendasari seluruh
peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. Pancasila sebgaiweltanscahaunng, artinya nilai-nilai
pancasila itu merupakan sesutau yang sudah ada dan berkembang di dalam masyarakat
Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat Negara (PhilosophischeGrondslag).
Filsafat pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara dan
pandangan hidup bernegara. Filsafat adalah bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai
kehidupan manusia.
Pengertian filsafat pancasila menurut para ahli
1. Ir. Soekarno

Filsafat pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi
Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), barat (Kristen),dan Arab (Islam).
2. Soeharto

Filsafat pancasila mulai mengalami perubahan, melaui filsuf yang lahir dari depdikbud. Semua
elemen barat disingkirkan dan diganti dengan interpretasi dalam budaya Indonesia
(pancasilatruly Indonesia).
3. Ruslan Abdulgani

Pancasila itulah filsafat dari negra yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh
rakyat dan bangsa Indonesia.
4. Notonagoro

Filsafat pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah mengenai hakikat pancasila.
Menurutnya, secara ontology, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudakan untuk mengetahui
hakikat dasar sila-sila yang terkandung di dalam pancasila.
Fungsi filsafat panncasila
. Sebagai jiwa bangasa Indonesia
Setiap bangsa di dunia memiliki jiwanya sendiri. Hal ini disebut dengan istilah volkgeish, yang
berarti jiwa bangsa atau jiwa rakyat. Bagi baangsa Indonesia, pancasila adalah jiwa yang telah
memainkan peranan penting dalam kehidupan.
. Sebagai keperibadin bangsa Indonesia
Filsafat pancasila berfungsi sebagai keperibadian dan ciri khas bangsa Indonesia serta menjadi
Ciri pembeda dari bangsa lain di dunia.

3.
. Sebagai sumber dari semua sumber hukum
Masing-masing dari sila yang terkandung daklampancasila berfungsi sebagai nilai dasar,
sedangkan hokum adalah nilai instrumental atau keterangan tentang sila pancasila.
. Sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Filsafat pancasila juga berfungsi sebagai cara hidup dari Indonesia. Dengan kata lain, pancasila
merupakan pedoman dan intruksi dalam kehidupan sehari-hari.
. Sebagai falsafah hidup bangsa
Filsafat pancasila memiliki fungsi kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan pandangan bahwa
pancasila mengandung nilai keperibadian yang paling tepat dan sesuai dengan bangsa Indonesia.
. Sebagai dasar Negara
Fisafatpancasila berfungsi sebagai dasar Negara untuk mengatur pemerintahan atau
penyelnggaraan Negara. Segala sesuatu yang ada dalm kehidupan bangsa Indonesia harus
didasarkan pada pancasila.
. Memberi hakikat kehidupan bernegara
Dengan filsafatpancaasila, kita dapat mengetahui sifat kehidupan pedesaan an semua aspek yang
memiliki hubungan erat dengan kehidupan social dan kelangsungan hidup Negara.
. Memberi substansi tentang hakikat Negara, dan tujuan bernegara
Dengan filsafat pancasila kita dapat menemukan kebenaran yang penting tentang sifat Negara,
gagasan Negara, dan tujuan Negara Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya substansi yang
memiliki kebeneran universal bagi bangsa Indonesia selam berabad-abad.
. Menjadi perangkat ilmu kenegaraan
Fungsi filsafat oancasila yang terakhir ialah sebagai perangkat ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan kehidupan Negara.
Tujuan filsafat pancasila
1. Untuk menciptakn bangsa yang religious dan patuh kepada Tuhan YME
2. Menjadi bangsa yang menjaga keadilan baik secara social maupun ekonomi
3. Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi manusia, untuk dapat berada dalam
kaitannya HAM dengan pancasila sebagai dasar Negara
4. Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi
5. Menjadi Negara nasionalis dan cinta tanah ai

4
B.Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut. Pada era pemerintahan
Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan istilah “PhilosofischeGrondslag”.
Gagasan tersebut merupakan perenungan filosofis Soekarno atas rencananya berdirinya negara
Indonesia merdeka. Ide tersebut dimaksudkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaraan
kehidupan bernegara. Ide tersebut ternyata mendapat sambutan yang positif dari berbagai
kalangan, terutama dalam sidang BPUPKI pertama, persisnya pada 1 Juni 1945. Namun, ide
tentang PhilosofischeGrondslagbelum diuraikan secara rinci, lebih merupakan adagium politik
untuk menarik perhatian anggota sidang, dan bersifat teoritis. Pada masa itu, Soekarno lebih
menekankan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diangkat dari akulturasi
budaya bangsa Indonesia.

Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang ke arah yang
lebih praktis (dalam hal ini istilah yang lebih tepat adalah weltanschauung). Artinya, filsafat
Pancasila tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga digunakan
sebagai pedoman hidup sehari-hari. Atas dasar inilah, Soeharto mengembangkan sistem
filsafat

Pancasila menjadi penataran P-4. Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem filsafat kurang
terdengar resonansinya. Namun, Pancasila sebagai sistem filsafat bergema dalam wacana
akademik, termasuk kritik dan renungan yang dilontarkan oleh Habibie dalam pidato 1 Juni
2011. Habibie menyatakan bahwa: “Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran
sejarah masa lalu yang tidak lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi.
Pancasila seolah hilang dari memori kolektif bangsa Indonesia. Pancasila semakin jarang
diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan
maupun kemasyarakatan. Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi justru di
tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan
kebebasan berpolitik” (Habibie, 2011: 1--2).

5
C.urgensipancasila sebagai system filsafat
manusia memerlukan filsafat dengan beberapa alasan. Pertama telah memperoleh kekutan
baru yang bedar dalam sains dan teknologi, telah mengembangakan bermacam- macam
tekknikuntuk memperoleh ketentraman dan kenikmatan. Kedua filsafat melalui kerja sama dan
disiplin ilmu lain memainkan peran yang sangat penting untuk membimbing manusia kepada
keinginan-keinginan dan aspirasi mereka.
Beberapa faedah filsafat yang perlu diketahui dan dipahami. Pertama, faedah terbesar dari
filsafat adalah untuk menjaga kemungkinan terjadinya pemecah terhadap problem kehidupan
manusia. Kedua, filsafat dalah suatu bagian dari keyakinan yang menjadi dasar perbuatan
manusia. Ketiga filsafat adalah kemampuan untuk memperluas bidang-bidang kesadaran
manusia agar dapat menjadi lebih hidup, lebih dapat membedakan, lebih kritis dan lebih pandai.
Urgensi pancasila sebagai system filsafat atau filsafat pancasila, artinya refleksi filosofis
mengenai pancasila sebagai dasarnegara. Sastarpratedja menjelaskan makna filsafat pancasila
sebagai berikit. Pertama, agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam pancasila sebagai prinsip-prinsip politik. Kedua, agar dapat dijabarakan
lebih lanjt sehingga menjadi operasional dalam bidang-bidang hidup bernegara. Keempat, agar
dapat menjadi kerangka evaluasi terhadao segala kegiatan yang bersangkut aput dengan
kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, serta memberikan perspektif pemecah
terhadap permasalahan rasional.

2.2 landasan pancasila sebagai sistem filsafat

Pada dasarnya, Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis,
dan Aksiologis. Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling mendalam dan
paling umum(mendasar). Epistemologis adalah tentang sifat dasar pengetahuan. Aksiologis
adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai.

1. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila


Ontologi menurut Aritoteles merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat
segala yang ada secara umum sehingga dapat dibedakan dengan disiplin ilmu-ilmu yang
membahas sesuatu secara khusus. Ontologi membahas tentang hakikat yang paling dalam dari
sesuatu yang ada, yaitu unsur yang paling umum dan bersifat abstrak, disebut juga dengan
istilah substansi. Inti persoalan ontologi adalah menganalisis tentang substansi
Landasan ontologis Pancasila artinya adalah sebuah pemikiran filosofis atas hakikat sila-sila
Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman atas hakikat
sila-sila Pancasila itu diperlukan sebagai bentuk pengakuan atas modus eksistensi bangsa
Indonesia. Sastrapratedja (2010: 147—154) menjabarkan prinsip-prinsip dalam Pancasila
sebagai berikut
6
1) Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan pengakuan atas kebebasan beragama,
saling menghormati dan bersifat toleran, serta menciptakan kondisi agar hak
kebebasan beragama itu dapat dilaksanakan oleh masing-masing pemeluk agama.
2) Prinsip Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengakui bahwa setiap orang memiliki
martabat yang sama, setiap orang harus diperlakukan adil sebagai manusia yang
menjadi dasar bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia.
3) Prinsip Persatuan, mengandung konsep nasionalisme politik yang menyatakan bahwa
perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan agama tidak menghambat atau mengurangi
partsipasi perwujudannya sebagai warga negara kebangsaan. Wacana tentang bangsa
dan kebangsaan dengan berbagai cara pada akhirnya bertujuan menciptakan identitas
diri bangsa Indonesia.

4) Prinsip Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan mengandung makna bahwa sistem demokrasi
diusahakan atau ditempuh melalui proses musyawarah demi tercapainya mufakat
untuk menghindari perdebatan antara mayoritas dan minoritas.
5) Prinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh Soekarno, yaitu didasarkan pada prinsip tidak adanya kemiskinan
dalam negara Indonesia merdeka, semuanya hidup dalam kesejahteraan.

2. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila


Epistemologi adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar
pengetahuan, kemungkinan, lingkup, dan dasar umum pengetahuan. Epistemologi merupakan
cabang filosofi yang mempelajari pengetahuan atau bagaimana orang-orang dapat mengetahui
tentang sesuatu atau apa-apa yang mereka ketahui.
Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman bangsa
Indonesia, kemudian disimpulkan menjadi sebuah pandangan yang komprehensif tentang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penjabaran sila-sila Pancasila secara
epistemologis dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa digali dari pengalaman kehidupan beragama bangsa
Indonesia sejak dahulu sampai sekarang.
2) Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab digali dari pengalaman atas kesadaran
masyarakat yang ditindas oleh penjajahan selama berabad-abad. Oleh karena itu, dalam
alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
3) Sila Persatuan Indonesia digali dari pengalaman atas kesadaran bahwa keterpecahbelahan
yang dilakukan penjajah kolonialisme Belanda melalui politik Devide et Impera
menimbulkan konflik antarmasyarakat Indonesia.

7
4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan digali dari budaya bangsa Indonesia yang sudah mengenal secara turun
temurun pengambilan keputusan berdasarkan semangat musyawarah untuk mufakat.
5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia digali dari prinsip-prinsip yang
berkembang
6) dalam masyarakat Indonesia yang tercermin dalam sikap gotong royong

3. Landasan Aksiologis Pancasila


Aksiologi merupakan cabang filosofi yang berhubungan dengan penelitian tentang nilai-nilai.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengandung berbagai dimensi kehidupan
manusia, seperti spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas, musyawarah, dan keadilan. Kelima
sila tersebut mengandung dimensi nilai yang tidak terukur sehingga ukuran tetap atas kelima
sila tersebut sama halnya dengan mematikan denyut nadi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila justru merupakan sumber nilai yang memberi aspirasi bagi rakyat Indonesia untuk
memahami hidup berbangsa dan bernegara secara utuh. Pancasila sebagai sumber nilai bagi
bangsa Indonesia seharusnya dikembangkan tidak hanya dalam kehidupan bernegara, tetapi
juga dalam bidang akademis sehingga teori ilmiah yang diterapkan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia berorientasi pada nilai-nlai Pancasila tersebut. Dunia akademis tidak
berkembang dalam ruang hampa nilai sebab semangat akademis harus berisikan nilai
spiritualitas untuk menggugah kesadaran tentang pentingnya keyakinan kepada Sang Pencipta
sebagai pendorong dan pembangkit mot
ivasi kegiatan ilmiah.
Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila.
1) Sila pertama mengandung kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.
2) Sila kedua mengandung nilai martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
3) Sila ketiga mengandung nilai solidaritas dan kesetiakawanan.
4) Sila keempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
5) Sila kelima mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.
2.3Sumber Pancasila sebagai sistem filsafat

 Sumber Historis

Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah masyarakat
Indonesia sebagai berikut.

1. Sila pertama, Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia, masyarakat Nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-agama
lokal. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih berlangsungnya sistem penyembahan dari
berbagai kepercayaan dalam agama-agama yang hidup di Indonesia
2. Sila kedua, Bangsa Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Soekarno menyebut
Bangsa Indonesia dengan istilah Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
Kemerdekan Indonesia menghadirkan suatu bangsa yang memiliki wawasan global
dengan kearifan lokal, memiliki komitmen pada penertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan sosial serta pada pemuliaan hak-hak asasi
manusia dalam suasana kekeluargaan kebangsan Indonesia.

3. Sila ketiga, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk sosial, kultural, dan
territorial. Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang mewadahi warisan peradaban
Nusantara dan kerajaan-kerajaan bahari terbesar di muka bumi.

4. Sila keempat, Sejarah menunjukkan bahwa kerajaan-kerajaan pra-Indonesia adalah


kerajaan feodal yang dikuasai oleh raja-raja autokrat. Meskipun demikian, nilai-nilai
demokrasi dalam taraf tertentu telah berkembang dan dipraktikkan dalam budaya
Nusantara. Hatta mengatakan ada dua anasir tradisi demokrasi di Nusantara, yaitu;

1) hak untuk mengadakan protes terhadap peraturan raja yang tidak adil dan

2) hak untuk menyingkir dari kekuasaan raja yang tidak disenangi.

5. Sila kelima, Masyarakat adil dan makmur adalah impian kebahagian yang telah berkobar
ratusan tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa Indonesia. Demi impian masyarakat
yang adil dan makmur itu, para pejuang bangsa telah mengorbankan dirinya untuk
mewujudkan cita-cita tersebut.

 Sumber Sosiologis

Pancasila sebagai suatu Dasar Negara adalah merupakan suatu kebulatan. Pancasila
terdiri dari lima, tetapi sila-sila tersebut saling ada hubungannya satu dengan lainnya
secara keseluruhan, tidak ada satupun sila yang terpisah dengan yang lainnya. Oleh
karena itu dapat diistilahkan “Eka Pancasila”, lima sila dalam satu kesatuan yang utuh. Setiap
sila mengandung, dibatasi dan disifati oleh keempat sila lainnya. Sila-sila yang
di depan mendasari dan menjiwai sila-sila yang di belakang, sedang sila-sila yang di
belakang merupakan pengkhususan atau bentuk realisasi dari sila-sila yang di depan,
dan dari segi keluasannya sila-sila yang di belakang lebih sempit dari sila-sila yang di
muka.
Menurut Notonagoro, Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan utuh yang
saling terkait dan saling berhubungan secara koheren. Notonagoro menggambarkan kesatuan dan
hubungan sila-sila Pancasila itu dalam bentuk kesatuan dan hubungan hierarkis piramidal dan
kesatuan hubungan yang saling mengisi atau saling mengkualifikasi.
9

Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dibagi dalam dua kelompok.

1. Kelompok pertama, Kelompok pertama masyarakat awam yang memahami Pancasila


sebagai sistem filsafat yang terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya berbagai
suku bangsa di Indonesia.

2. Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila sebagai sistem


filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.

 Sumber Politis

Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok.

1. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat pada
siding BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara tahun 1958 dan1959,
tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.

2. Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai sistem
filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik Habibie 1 Juni
2011.

Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat berlaku juga atas kesepakatan penggunaan
simbol dalam kehidupan bernegara. Garuda Pancasila merupakan salah satu simbol dalam
kehidupan bernegara.

Dalam pasal 35 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi sebagai berikut. ”Bendera Negara
Indonesia ialah sang merah putih”.

Pasal 36, ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Pasal 36A, ”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”.

Pasal 36B, ”Lagu kebangsaan Indonesia ialah Indonesia Raya”.

Bendera merah putih, Bahasa Indonesia, Garuda Pancasila, dan lagu Indonesia Raya, semuanya
merupakan simbol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Memperhatikan aspek historis, sosiologis dan politis, jelas dapat diketahui bahwa
Pancasila yang rumusannya sebagaimana termaktub dalam Alinea ke 4 Pembukaan UUD NRI
1945 sekaligus merupakan sistem filsafat bagi masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka
menata kehidupan yang sesuai dengan nilai, norma, moral dan etik yang harus senantiasa di
amalkan dan aktualkan dalam setiap dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

10
BAB lll
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa Pancasila selainsebagai dasar negara
juga termasuk sebagai sistem filasafat dan urgensi serta landasan antologi ontologis,
epistemologisaksiologis Filsafat Pancasila. Hal ini dapatkan kita buktikan bahwa Pancasila
sangat penting untuk keberlangsungan negara Republik Indonesia hal ini menyebabkan Pancasila
sebagai dasar negara.

3.2 Saran

Kami menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari sempurna.
Oleh karena itu,untukmemperbaiki makalah tersebut kami meminta kritik yang membangun dari
para pembaca.
11
Daftar pustaka

Https://pustakabergerak.id/artikel/pancasial-sebagai-sistem-filsafat
Https://www.google.com/amp/s/m.bola.com/amp/4424273/pengertian-filsafat-pancasila-ketahui-
fungsi-dan-tujuannya
https://www.researchgate.net/publication/336981894_DINAMIKA_TANTANGAN_ESENSI_D
AN_URGENSI_PANCASILA_SEBAGAI_SISTEM_FILSAFAT

iii

Anda mungkin juga menyukai