Disusun oleh :
Elizabeth Kristiawati Soejitno / 210214
Endah Helmynasari / 210218
Nurul Hanifah / 210563
Raden Adam Gunawan Muhammad / 210599
Oktober 2021
1. Nama Ide Ekspor
Awal tahun 2021 ini diberitakan bahwa harga tempe dan tahu mengalami kenaikan
harga yang cukup tinggi, dikarenakan tingginya harga material kedelai yang di import.
Walau harga tahu dan tempe mengalami kenaikan yang cukup tinggi, namun
permintaan tahu dan tempe tetaplah tinnggi. Hal tersebut menandakan bahwa banyak
orang yang menggemari tempe dan tahu. Dari hal tersebut membuat praktikan sangat
tertarik untuk melakukan kegiatan ekspor produk tempe. Paktikan memilih tempe
karena melihat bahwa 50% kacang kedelai yang ada di Indonesia digunakan untuk
pengolahan tempe, 40% digunakan untuk pengolahan pembuatan tahu, dan 10%
lainnya digunakan untuk olahan lainnya. Hal tersbut menandakan bahwa tempe
memiliki potensi yang tinggi. Selain itu melihat banyaknya warga negara Indonesia
yang tinggal dan menetap di negri China membuat kami tergerak untuk dapat
melakukan pengiriman ke negri China. Permintaan tersebut tidak hanya dialami pada
pasar nasional, bahkan hingga pasar internasional. Tempe ini juga memiliki potensi
yang tingi untuk di ekspor ke kawasan internasional.
Selain itu melihat banyaknya warga negara Indonesia yang tinggal dan menetap di
negri China membuat kami tergerak untuk dapat melakukan pengiriman ke negri
China. Tujuannya kami memilih negara tersebut kami ingin orang-orang yang berada
di negri China juga tetap dapat merasakan makanan olahan yang dibuat langsung
oleh tangan-tangan handal yang pastinya sudah berpengalaman dalam memproduksi
tempe.
3. Uniqness
Tempe merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang tersebar di
mancanegara. Tempe sendiri merupakan olahan asli dari masyarakat Jawa di
Indonesia. Tempe merupakan makanan yang hanya khusus disajikan untuk keluarga
para raja di Indonesia pada Abad ke-18. Fakta tentang hal ini didokumentasikan dalam
salah satu kitab Jawa Kuno yaitu Serat Centhini. tempe merupakan makanan yang
hanya khusus disajikan untuk keluarga para raja di Indonesia pada Abad ke-18. Fakta
tentang hal ini didokumentasikan dalam salah satu kitab Jawa Kuno yaitu Serat
Centhini. Tempe sendiri dibuat dengan cara yang cukup mudah, dengan mencuci
kedelai kemudian melakukan fermentasi dengan bantuan ragi setelahnya dapat
ditunggu hingga fermentasi terjadi secara alami. Selain itu tempe juga merupakan
makanan yang tinggi protein tidak berbeda jauh dengan daging. Dalam 100 gram
daging sapi terdapat kandungan energi sebanyak 201 Kkal, 18,8 gram protein, 14
gram lemak, 11 miligram kalsium dan 2,8 miligram zat besi. Sedangkan 100 gram
tempe mengandung banyak nutrisi, seperti 150 kkal energi, 14 gram protein, 7,7 gram
lemak, 517 miligram kalsium, dan 1,5 mg zat besi. Selain itu untuk mendapatkan satu
blok tempe di Indonesia biasanya hanya akan mengeluarkan uang antar Rp 3.000
sampai Rp 8.000 saja. Namun ternyata di luar negeri seseorang yang ingin menikmati
kelezatan makanan sehat ini dengan merogoh kocek yang cukup dalam. Seperti di
Amerika Serikat, tempe dijual sampai $10 atau sekitar Rp 100 ribu dan di Inggris
tempe dibanderol dengan harga 10 pound sterling atau sekitar Rp 200 ribu per
kilogramnya.
Selain itu dikarenakan tempe merupakan salah satu makanan yang cukup popular
dimasa kini, 6 Juni kini ditetapkan sebagai hari tempe nasional. Hari tersebut
diusulkan oleh Forum Tempe Nasional Indonesia (FTI) dengan mempertimbangkan 2
hal. Alasan pertama yaitu karena merupakan tanggal lahir dari Ir. Soekarno karean
pada salah satu pidatonya beliau sempet berkata “ jangan jadi bangsa tempe” dengan
maksud beliau tidak ingin bangsa Indonesia diinjak injak oleh bangsa lain. Namun
pada kenyataan peresiden pertama Republik Indonesia ini sangat menyukai tempe
dan menjadikan makanan khas Indonesia ini (tempe) sebagai makanan wajib ketika
makan. Alasan kedua yaitu diresmikannya Rumah Tempe Indonesia (RTI) pada
tanggal 6 juni 2012. Acara tersebut diresmikan di Bogor sebagai tempat berdirinya
RTI. Alasan tersebut yang membuat FTI semakin mnatap untuk rencana penetapan
tangga tersebut.
4. Nama Produk
5. Deskripsi Produk
Berbeda dengan tempe yang dijual pada umumnya, tempe ini dibuat dengan kedelai
GMO atau kedelai organik. Selain itu tempe ini juga sudah mmiliki serifikasi yang
menjamin kekaakan dari tempe tersebut. Tempe Kita telah memiliki sertifikasi yang
layak untuk dilakukan Ekspor, krena Tempe Kita ini sebelumnya juga sudah pernah
melakukan Ekspor ke beberapa negara di Asia.
Rumah tempe ini didirikan pada tahun 2012, umah tempe ini merupakan satu-satunya
pabrik yang memliki sertifikasi dan mejamin bahwa pemroduksiannya berjalan secara
higenis. Rumah tempe ini memiliki prinsip jka terdapat pesanan maka mereka
kemudian akan memprosesny. Karena menurut rumah tempe tersebut idealnya untuk
memproduksi tempe dibutuhkan waktu kurang lebih selama 4 hari Hari pertama
direbus, hari kedua di produksi, hari ketiga terjadi proses fermentasi, hari keempet di
panen (jadi tempe yang siap dikonsumsi).
6. Cash Flow
7. Target Penjualan
1 tempe = 450 gr x 100
Biaya produksi total IDR 1,400,000.00 tempe
FOB 3,622,500.00
IDR 1,400,000.00
a. Branding
Branding pada produk ini adalah produk tempe kita yang dimana produk tempe
ini diolah dengan lebih higenis sehingga produk dapat bertahan lebih lama.
Jika biasanya produk tempe hanya bertahan 1-3 hari, maka produk tempe kita
ini dapat bertahan hingga satu minggu didalam kulkas. Fokus branding produk
ini adalah sanitasi yang dimana biasanya produk tempe dicap ‘jorok’ oleh
beberapa masyarakat dikarenakan cara pembuatannya yang konvensional,
tetapi dalam produk tempe kita, proses pembuatan tempe sudah dilakukan
dengan menggabungkan beberapa alat sehingga lebih higenis.
b. Marketing
Dalam proses pengenalan kepada masyarakat terkait tempe higenis ini, hal
yang pertama kali dilakukan adalah merekruit pengrajin tempe lokal pada
daerah bogor, lalu selanjutnya produk dipasarkan melalui supermarket untuk
daerah Bogor. Hal ini dilakukan karena agar menjaga branding dari produk
tempe kita.
c. Packaging
Jika biasanya tempe dikemas menggunakan daun ataupun plastic polos, pada
produk tempe kita dikemas menggunakan plastik yang tertutup rapat dan pada
kemasannya juga terdapat logo tempe kita sehingga menambah kesan ke
aestetican produk Tempe Kita. Plastic yang digunakan tertutup rapat sehingga
ke higenisan tempe dapat tetap terjaga.
d. Digital Marketing
Dalam proses pemasaran produk tempe kita, tim kami menggunakan media
social seperti instagam dan website untuk menyediakan informasi terkait
tentang produk dan juga sebagai alat promosi produk.
e. On Boarding Marketplace
Untuk marketplace yang akan digunakan untuk memasarkan produk Tempe
Kita adalah marketplace Shopee untuk lokal dan utnuk marketplace
internasional akan menggunakan amazon
f. Selling and Negotiation
Dalam proses selling and negotiation, kami menawarkan produk hingga 1
kuintal dalam 1x pemesanan dengan buyer dapat meminta sample sebanyak
450 gram/ 1 pcs. Dan untuk metode pembayarannya kami menawarkan
metode B2B dikarenakan dengan metode ini minim resiko dan mudah dilacak.
g. Customer Service
Dalam pelayanannya, kami selaku tim ekspor mengusahakan agar produk
dapat sampai dengan kondisi yang utuh sampai ke warehouse, lalu untuk
aftercarenya kita menyiapkan Rating pada website yang tersedia maupun
ecommerce yang digunakan sehingga tim dapat mengetahui apa yang kurang
dari proses pembelian sebelumnya dan dapat melakukan inovasi agar kesalah
tidak terulang. Dan juga selama proses transaksi ini berlangsung, kami selaku
tim akan selalu menjaga komunikasi dengan pembeli.
8. Shareholders
Shareholder yang digunakan yaitu dengan menggunakan modal Bersama sebesar 4jt
(masing masing member memberikan modal awal sebesar 1 jt) maka shareholder
untuk tiap orang adalah 25%. Hal ini berarti tiap keuntungan yang didapat, maka akan
dibagi sama besar.
Pelaksanaan prinsip GCG didasarkan pada Peraturan Menteri BUMN No. Per-
01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyebutkan
ketentuan serta pedoman pelaksanaan GCG di Perusahaan. Penjabaran landasan
pelaksanaan GCG tersebut juga diperjelas dalam Anggaran Dasar Perusahaan,
pedoman-pedoman dan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Transparansi
Asas keterbukaan selalu diterapkan dalam menjalankan bisnis melalui penyediaan
informasi yang material dan relevan serta dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan. Informasi yang seluas-luasnya diberikan
kepada publik dan pemegang saham, dengan memperhatikan peraturan OJK maupun
atas inisiatif sendiri. Laporan-laporan diterbitkan secara berkala dan tepat waktu, yang
mencakup Laporan Keuangan Triwulan, Laporan Keuangan Semester, dan Laporan
Keuangan Tahunan yang diaudit, serta Laporan Tahunan. Informasi juga diberikan
melalui paparan publik, media cetak dan elektronik, serta forum investor. Secara
sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip
ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu
kepada segenap stakeholders-nya
Akuntabilitas
Perseroan memiliki sistem pengelolaan perusahaan yang mendukung terciptanya
kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban kinerja organ perusahaan.
Prinsip akuntabilitas diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan Direksi
kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi
bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada
RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta
pemberlakuan etika bisnis dan pedoman perilaku Perusahaan.
Pertanggungjawaban
Perseroan memiliki sistem pengelolaan perusahaan yang mendukung terciptanya
kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban kinerja organ perusahaan.
Prinsip akuntabilitas diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan Direksi
kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi
bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada
RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta
pemberlakuan etika bisnis dan pedoman perilaku Perusahaan. Bentuk pertanggung
jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku,
diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja,
perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama
masyarakat dan sebagainya (Chrisnanda 2014).
Indepedensi
Perseroan selalu memastikan bahwa pengelolaan perusahaan dilakukan secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi
dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Sebagai contoh, Dewan Komisaris dan
Direksi Perseroan memiliki pendapat yang independen dalam setiap keputusan yang
diambil, namun dimungkinkan untuk mendapatkan saran dari konsultan independen,
hukum, sumber daya manusia dan komite-komite untuk menunjang kelancaran
tugasnya. Saat ini Dewan Komisaris Perseroan beranggotakan 3 (tiga) orang, 1 (satu)
Komisaris Utama dan 2 (dua) lainnya Komisaris. Prinsip ini mensyaratkan agar
perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa
tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku (Chrisnanda 2014).
Untuk memastikan bahwa penerapan asas-asas GCG dalam setiap aspek bisnis
Perseroan, maka diperlukan peran aktif serta dukungan dari Dewan Komisaris dan
Direksi. Peran aktif dan dukungan tersebut pada tahun 2014 diwujudkan melalui:
Pembaharuan Kebijakan & Prosedur Perseroan terkait Tata Kelola
Perusahaan.
Pelaksanaan asesmen penerapan GCG Perseroan oleh Independent
Assessor.
Sosialisasi Kebijakan & Prosedur Perseroan terkait Tata Kelola Perusahaan
kepada para pemangku kepentingan.
Referensi :
Chrisnanda DO. 2014. Analisis penerapan good corporate governance pada
perusahaan keluarga PT. Danliris di Surakarta, Jawa
Tengah. Agora. 2(2):1456-1463.