3984-Article Text-8144-1-10-20141024
3984-Article Text-8144-1-10-20141024
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
The issues raised in this study is the low ability students' writing class VIII-F MTS Affairs Kesesi
Pekalongan. It is caused by learning to write poetry that has not done well so class VIII-F have
difficulty when asked to write a poem. Therefore, the necessary learning strategies and instructional
media fun and appropriate. To overcome these problems Plus used Thought strategies and media
images of events contained in the newspaper in teaching poetry writing class VIII-F MTS Kesesi
Affairs. The research was conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, action,
observation and reflection. The results of this study indicate the existence of a process of learning,
improvement, and change behavior in a positive direction.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6722
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: anisa_lucky07@ymail.com
1
Anisa Diyah Ekasari, dkk / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1) (2014)
PENDAHULUAN
Menulis puisi terdapat dalam silabus mata ditulis ( Prasetiyo 2007: 2). Istilah Pikir Plus itu
pelajaran bahasa Indonesia tingkat SMP kelas sendiri merupakan bentuk akronim dari enam
VIII semester 2 dengan standar kompetensi (SK) langkah yang dilakukan dalam pembelajaran
16, yaitu : Mengungkapkan pikiran dan perasaan menulis puisi. Keenam langkah yang dimaksud
dalam puisi bebas. Berdasarkan SK tersebut antaralain: (1) Pemilihan objek yang diingini atau
maka kompetensi dasar yang harus dikuasai disenangi, (2) Imajinasikan objek tersebut, (3)
siswa dan materi pokok yang diajarkan oleh guru. Kreasikan imajinasimu dengan kata-kata, (4)
Yang menjadi permasalahan di lapangan Ringkas dan kembangkan kata menjadi sebuah
pembelajaran menulis puisi sulit dilaksanakan larik, (5) Padukan dan olah larik-larik menjadi
oleh guru, ini karena kemampuan guru yang bait-bait puisi, dan (6) Publikasikan puisimu (
belum memadai dalam hal pengetahuan maupun Prasetiyo 2007: 2).
cara mengajarkannya. Selain faktor guru, Penggunaan media gambar berbagai
kemampuan dan minat siswa pun menjadi peristiwa yang terdapat dalam surat kabar akan
penghambat dalam pembelajaran ini. Faktor sangat tepat jika digabungkan dalam
minat siswa juga dapat menjadi pemicu pembelajaran menulis puisi dengan strategi Pikir
terhambatnya pembelajaran menulis puisi. Plus. Penggunaan media gambar berbagai
Kurangnya minat dan kemampuan siswa tersebut peristiwa yang terdapat dalam surat kabar ini
tidak terlepas dari faktor pemilihan strategi dan dapat diterapkan pada langkah awal strategi Pikir
media pembelajaran yang cocok serta mudah Plus ketika siswa memilih objek yang disenangi.
untuk ditiru siswa. Meski dalam pembelajaran Objek yang dimaksud tidak harus berupa benda
sastra siswa telah mempelajari puisi yang rumit nyata, tetapi dapat juga diambil dari gambar
baik rima, irama, serta unsur kebahasaannya, berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat
untuk pembelajaran menulis puisi bebas melalui kabar. Dengan demikian, siswa akan lebih
penerapan strategi Pikir Plus dan media gambar terbantu dalam menemukan ide-ide yang
peristiwa yang terdapat dalam surat kabar siswa bersumber dari gambar tersebut.
tidak perlu menuliskan puisi yang rumit. Berdasarkan permasalahan yang telah
Berdasarkan hal diatas penulis dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini sebagai
beranggapan agar siswa dapat menulis puisi. berikut : 1) Mendeskripsikan peningkatan
Penulis menerapakan strategi Pikir Plus dan kualitas proses pembelajaran menulis puisi kelas
pengunaan media gambar peristiwa yang VIII-F MTS Negeri Kesesi Kabupaten
terdapat dalam surat kabar dalam penelitian ini Pekalongan, setelah dilakukan pembelajaran
agar pembelajaran menulis puisi dapat terjadi menulis puisi melalui Strategi Pikir Plus dengan
dengan efektif jika guru dapat menerapkan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat
strategi-strategi pembelajaran yang dapat dalam surat kabar, 2) Mendeskripsikan
memberikan peluang kepada siswa untuk lebih peningkatan keterampilan menulis puisi siswa
aktif, kreatif, dan inovatif. Strategi tersebut kelas VIII-F MTS Negeri Kesesi, setelah
diharapkan dapat membuat siswa mempunyai dilakukan pembelajaran menulis puisi melalui
keyakinan bahwa dirinya mampu belajar, dan Strategi Pikir Plus dengan media gambar
mampu dapat memanfaatkan potensi siswa berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat
seluas-luasnya. kabar, 3) Mendeskripsikan perubahan perilaku
Srategi Pikir Plus merupakan rangkaian siswa kelas VIII-F MTS Negeri Kesesi dalam
kegiatan dalam belajar menulis puisi yang mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui
memberikan kesempatan lebih besar kepada Strategi Pikir Plus dengan media gambar
siswa untuk melakukan proses penulisan, sejak berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat
proses penemuan objek tulisan sampai kabar.
pemublikasian puisi yang berhasil yang berhasil
2
Anisa Diyah Ekasari, dkk / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1) (2014)
Kajian yang digunakan sebagai kerangka maka strategi adalah suatu seni merancang
teoretis pada penelitian ini adalah puisi, operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara
keterampilan menulis siswa, strategi Pikir Plus mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan
dan media gambar peristiwa yang terdapat dalam darat atau laut. Di dalam dunia pendidikan
surat kabar. menurut Gagne ( dalam, Iskandar dan dadang
Menurut Djibran (2008: 75), menulis puisi 2010 ) strategi adalah kemampuan internal
sebenarnya tak jauh berbeda dengan menulis seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah,
cerita atau yang lainnya, yang terpenting adalah dan mengambil keputusan. Sependapat dengan
soal merefleksikan gagasan dan perasaan yang ungkapan di atas Djahmarah dan Aswan (2010:
ingin kita ungkapkan. Dalam menciptakan puisi 5) mengungkapkan secara umum strategi adalah
juga diperlukan adanya suatu proses kreatif. suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
Proses kreatif adalah perubahan organisasi dalam usaha mencapai sasaran yang telah
kehidupan pribadi. Jadi, proses kreatif yang tidak ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
dimiliki oleh pengarang lain. Proses kreatif mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-
merupakan kesadaran yang muncul dari tindakan pola umum kegiatan guru anak didik dalam
pribadi yang Khas, sebagai tanggapan terhadap perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
lingkungan. Tanggapan pengarang inilah yang mencapai tujuan yang digariskan. Prasetyo
akan menolong dalam memunculkan imajinasi (2007: 3) mengatakan bahwa Pikir Plus
dan selanjutnya mengulur menjadi perjuangan merupakan rangkaian kegiatan dalam belajar
inisiatif. menulis puisi yang memberikan kesempatan
Wiyanto (2005:48), juga berpendapat lebih besar kepada siswa untuk melakukan
kemampuan menulis puisi sering dianggap proeses penulisan, sejak proses penentuan ide
sebagai bakat sehingga orang yang merasa tidak yang diinginkan siswa sampai pada tahap
mempunyai bakat tidak akan dapat menulis, pemublikasian puisi yang berhasil ditulis siswa.
tetapi bakat tidak berarti tanpa ada pelatihan. Photo story (gambar foto peristiwa) adalah
Dan begitu pun sebaliknya, tanpa bakat pun bila bentuk penyajian gambar foto yang diambil
seseorang rajin belajar dan giat berlatih, ia akan berdasarkan topik atau peristiwa yang
terampil dalam menulis puisi. menulis puisi dibutuhkan sehingga tersusun. Kemudian, setiap
termasuk jenis keterampilan, seperti halnya jenis gambar tersebut mampu “bercerita” dengan
keterampilan lainnya pemerolehannya harus maksud mengambil suatu makna yang ada pada
melalui belajar dan berlatih semakin sering gambar tersebut (Daryanto 2011 :108). Sadiman
belajar dan semakin giat berlatih, tentu semakin (2008: 29) mengungkapkan bahwa media
cepat terampil. Dengan demikian Kemahiran pendidikan gambar merupakan media yang
dan kecakapan menulis puisi dapat diperoleh paling umum dipakai, gambar merupakan bahasa
dengan rajinnya kita berlatih menulis sebuah yang umum, yang dapat dimengerti dan
puisi secara intensif. Dengan latihan yang dinikmati di mana-mana. Pepatah Cina
intensif, seseorang akan memperoleh mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara
pengalaman bagaimana menggunakan daya pikir lebih banyak daripada seribu kata.
secara efektif, menguasai struktur bahasa dan Media gambar fotografi sama halnya
kosakata secara meyakinkan. Latihan-latihan ini bentuk visual lainnya dapat ditemukan
secara bertahap dan rutin akan meyakinkan diberbagai sumber, seperti surat kabar, majalah ,
seseorang melahirkan ide, pengetahuan, dan brosur, dan buku-buku (Sudjana 2009: 70).
perasaan dalam bentuk bahasa yang baik dan Dengan demikian , gambar peristiwa dapat
logis sesuai dengan norma-norma estetis yang dengan mudah digunakan secara efektif sebagai
ingin dicapai. media pembelajaran. Sebagai media
Pada umumnya strategi berasal dari kata pembelajaran, gambar peristiwa haruslah dipilih
yunani strategia yang berarti ilmu perang atau dan digunakan sesuai dengan tujuan
panglima perang. Bedasarkan pengertian ini, pembelajaran yang telah ditetapkan.
3
Anisa Diyah Ekasari, dkk / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1) (2014)
4
Anisa Diyah Ekasari, dkk / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1) (2014)
atau sebesar 72,77% . Siswa mengerjakan tugas pertama adalah aspek kesesuaian isi dengan
menulis puisi dengan serius, dan tekun ada 26 gambar peningkatan sebesar 3,89% dari hasil tes
atau sebesar 72,22 % dari jumlah keseluruhan siklus I sebesar 74,44 dan hasil tes siklus II
siswa. sebesar 78,33 . Hal ini menunnjukkan bahwa
Ternyata tidak semuanya siswa siswa mampu menyesuaikan isi puisi dengan
menunjukkan sikap positif meski sebagian besar tema yang dipilih. Aspek yang kedua adalah
sudah menunjukkan perilaku positif tetapi masih aspek diksi peningkatan sebesar 6,66% dari hasil
ada yang menunjukkan perilaku negatif. Siswa tes siklus I sebesar 71,67 dan hasil tes siklus II
kurang semangat dan kurang antusias mengikuti sebesar 78,33. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran menulis puisi ada 10 atau sebesar dengan tindakan yang tepat dan efektif mampu
27,78% dari keseluruhan siswa. Siswa yang tidak memberikan kemudahan bagi siswa dalam proses
memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan penuangan gagasannya dalam bentuk kata-kata.
melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara Meskipun agak kesulitan pada awalnya tetapi
sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat kemmapuan siswa dalam memilih kata-kata yang
catatan yang tidak penting ada 11 siswa atau tepat hasilnya memuaskan.
sebesar 30,56%. Siswa yang merespon negatif Aspek yang ketiga adalah rima dengan
(kurang tertarik) terhadap media surat kabar yang peningkatan sebesar 7,78% dari hasil tes siklus I
digunakan peneliti ada 10 atau sebesar 27,78%. rata-rata skor sebesar 63,33 pada siklus II rata-
dari keseluruhan jumlah siswa. Siswa pasif rata skor menjadi 71,11. Aspek keempat pada
selama proses pembelajaran menulis puisi sambil aspek tipografi peningkatannya sebesar 15,00%
mengerjakan hal-hal tidak penting ada 26 atau dari hasil tes siklus I rata-rata skor sebesar 63,33
sebesar 72,22%. Sedangkan Siswa yang dan pada siklus II skor sebesar 78,33. Kedua
mengerjakan tugas menulis puisi sambil aspek tersebut, yaitu rima dan tipografi
mengerjakan hal yang tidak penting ada 10 atau meningkat dari kategori cukup pada siklus satu
sebesar 27,78% dari jumlah keseluruhan siswa. menjadi kategori baik pada siklus II. Hal ini
Tindakan siklus II merupakan kelanjutan menunnjukkan siswa telah mampu menentukan
dari tindakan siklus I. Tindakan tersebut rima dan tipografi dalam menulis puisi.
dilaksanakan karena pada siklus I belum berhasil Aspek yang terakhir adalah amanat
memenuhi target minimal ketuntasan yang dengan peningkatan sebesar 8,33% dari hasil tes
ditentukan yaitu 75 atau berkategori baik. Selain siklus I rata-rata sebesar 78,89 dan pada hasil tes
itu, masih ditemukan perilaku negatif siswa siklus II meningkat sebesar 87,22. Pada aspek
dalam pembelajaran bermain peran. Dengan amanat, siswa tidak mengalami hambatan yang
demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk berat. Dengan melihat nilai rata-rata yang
memperbaiki kekurangan pada siklus I. diperoleh, siswa telah mampu memunculkan
Data yang diperoleh dari proses amanat atau pesan yang baik dalam puisinya.
pembelajaran pada siklus II yaitu menunjukkan Data peningkatan nilai rata-rata peraspek pada
bahwa tiap-tiap aspek menulis puisi pada siklus I tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram
dan siklus II mengalami peningkatan, aspek yang 16 sebagai berikut.
5
Anisa Diyah Ekasari, dkk / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1) (2014)
Tabel 1. Peningkatan Tes Keterampilan Menulis Puisi Tiap Aspek Pada Siklus I Dan Siklus II
Data menunjukkan bahwa tiap-tiap aspek dan pada siklus II skor sebesar 78,33. Kedua
menulis puisi pada siklus I dan siklus II aspek tersebut, yaitu rima dan tipografi
mengalami peningkatan, aspek yang pertama meningkat dari kategori cukup pada siklus satu
adalah aspek kesesuaian isi dengan gambar menjadi kategori baik pada siklus II. Hal ini
peningkatan sebesar 3,89% dari hasil tes siklus I menunnjukkan siswa telah mampu menentukan
sebesar 74,44 dan hasil tes siklus II sebesar 78,33 rima dan tipografi dalam menulis puisi.
. Hal ini menunnjukkan bahwa siswa mampu Aspek yang terakhir adalah amanat
menyesuaikan isi puisi dengan tema yang dipilih. dengan peningkatan sebesar 8,33% dari hasil tes
Aspek yang kedua adalah aspek diksi siklus I rata-rata sebesar 78,89 dan pada hasil tes
peningkatan sebesar 6,66% dari hasil tes siklus I siklus II meningkat sebesar 87,22. Pada aspek
sebesar 71,67 dan hasil tes siklus II sebesar 78,33. amanat, siswa tidak mengalami hambatan yang
Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan berat. Dengan melihat nilai rata-rata yang
yang tepat dan efektif mampu memberikan diperoleh, siswa telah mampu memunculkan
kemudahan bagi siswa dalam proses penuangan amanat atau pesan yang baik dalam puisinya.
gagasannya dalam bentuk kata-kata. Meskipun Data peningkatan nilai rata-rata peraspek pada
agak kesulitan pada awalnya tetapi kemmapuan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram
siswa dalam memilih kata-kata yang tepat 16 sebagai berikut.
hasilnya memuaskan. Untuk menjawab pertanyaan
Aspek yang ketiga adalah rima dengan permasalahan bagaimanakah perubahan perilaku
peningkatan sebesar 7,78% dari hasil tes siklus I siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis
rata-rata skor sebesar 63,33 pada siklus II rata- puisi melalui strategi pikir plus dengan media
rata skor menjadi 71,11. Aspek keempat pada gambar peristiwa yang terdapat dalam surat
aspek tipografi peningkatannya sebesar 15,00% kabar dapat dikatan bahwa ada perubahan
dari hasil tes siklus I rata-rata skor sebesar 63,33 perilaku yang positif belajar siswa.
6
Anisa Diyah Ekasari, dkk / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1) (2014)
7
Anisa Diyah Ekasari, dkk / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1) (2014)
Berdasarkan tabel 02, di atas hasil puisi melalui strategi Pikir Plus dengan
observasi yang dilakukan peneliti pada siklus I media gambar berbagai peristiwa yang
dan siklus II dapat diketahui bahwa setiap aspek terdapat dalam surat kabar, nilai rata-rata
positif yang terdapat dalam observasi mengalami kelas VIII-F MTs. Negeri Kesesi Kabupaten
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pekalongan mengalami peningkatan. Hasil
pada siklus I nilai rata-ratanya sebesar 69,17
PENUTUP meningkat sebesar 12,96 % dari nilai rata-
rata prasiklus sebesar 56,22. Hasil siklus II
Berdasarkan pembahasan dan hasil nilai rata-ratanya 77,83 meningkat sebesar
penelitian dapat disimpulkan bahwa. Penerapan 10,88% dari siklus I yang memiliki nilai
strategi Pikir Plus dan penggunaan media gambar rata-rata sebesar 69,17 dan meningkat
berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat 23,84% dari nilai rata-rata tahap prasiklus
kabar mampu meningkatkan keterampilan sebesa 56,21. Hasil pada siklus II sudah
menulis puisi siswa kelas VIII-F MTs Negeri termasuk dalam kategori baik dengan nilai
Kesesi Kabupaten Pekalongan. rata-rata di atas standar KKM, yaitu 75,
1. Hasil penenlitian menunjukkan bahwa dengan demikian, tidak perlu dilakukan
setelah mengikuti pembelajaran menulis
8
Anisa Diyah Ekasari, dkk / Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1) (2014)
tindakan pada tahapan siklus II dalam yang dapat dijadikan tema –tema yang menarik
penenlitian ini. untuk menulis puisi.
2. Perubahan perilaku siswa kelas VIII-F
menunjukkan perubahan yang positif, siswa DAFTAR PUSTAKA
lebih tertarik, semangat dan antusias dalam
pembelajaran menulis puisi. Daryanto.2011. Media Pembelajaran. Bandung : Sarana
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian Tutorial Nurani Sejahtera
dan simpulan tersebut, saran yang dikemukakan Djahmarah, Bahri Syaiful dan Aswan Zain. 2010.
melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Reinika
Cipta.
: 1) Hendaknya para guru bahasa indonesia
Djibran, Fahd.2008. Writing is Amazing. Yogyakarta:
dalam membelajarkan menulis puisi
Juxtapose.
menerapakan strategi dan pemilihan media yang Iskandarwassid dan Dadang Sunendra. 2011. Strategi
tepat dan sesuai agar siswa menjadi lebih Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.
semangat, tertarik, dan antusias dalam mengikuti Sadiman, Arief S. 2008. Media pendidikan: pengertian,
pembelajaran menulis puisi sehingga tujuan pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta:
pembelajaran dapat terlakasana dan tercapai. RajaGrafindo Persada.
Penerapan strategi Pikir Plus dan penggunaan Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2009. Media
media gambar berbagai peristiwa dalam surat Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Bandung.
kabar merupakan alternatif yang dapat
Prasetyo, Budi. 2007. Peningkatan pembelajaran
dimanfaatkan dalam pemeblajaran menulis puisi
menulis puisi dengan strategi pikir plus. (online).
maupun pembelajaran yang lainya untuk http:// jurnal lpi.wordspress.com
mewujudkan tujuan pembelajaran.2) Hendaknya /kategory/imp/page 12/diunduh tanggal 7
siswa belajar dan berlatih lebih giat dalam februari 2012.
menulis puisi dengan memanfaat strategi yang Waluyo, Herman J. 2003. Apresiasi Puisi Panduan untuk
peneliti terapkan serta dapat menggunakan Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia
media gambar berbagai peristiwa yang terdapat Pustaka Utama.
dalam surat kabar yang ada di rumah sebagai Wiyanto, Asul.2006. Terampilan Menulis Paragaraf.
Jakarta: Gransindo.
media untuk menemukan ide-ide atau gagasan