Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sehat menurut WHO adalah keadaan Dalam definisi tersebut jelas bahwa sehat yang
sempurna baik fisik, mental maupun bukan sekedar terbebas dari penyakit atau sosial, tidak
hanya terbebas dari penyakit, cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun kelemahan atau cacat
(Notosoedirjo, 2002). belum tentu dikatakan sehat.
Isolasi sosial adalah keaddan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya pasien mung kin merasa di
tolak, tidak di terima , kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang
lain. Isolasi sosial merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan orang lain (Keliet et al
2008).
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi diantaranya perkembangan
dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak
percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang
lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan (Kusumawati dan Hartono, 2010).
Menurut Stuart and Sundeen, (2006) Individu dalam situasi seperti ini harus diarahkan
pada respon perilaku dan interaksi sosial yang optimal melalui asuhan keperawatan yang
komprehensif dan terus menerus disertai dengan terapi-terapi modalitas seperti Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK), bahkan TAK Sosialisasi memberikan modalitas terapeutik yang lebih besar
daripada hubungan terapeutik antara dua orang yaitu perawat dan klien.
TAK adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Stuart and Sundeen (2006)
menambahkan bahwa TAK dilakukan untuk meningkatkan kematangan emosional dan
psikologis pada klien yang mengidap gangguan jiwa pada waktu yang lama. TAK dapat
menstimulus interaksi diantara anggota yang berfokus pada tujuan kelompok. TAK Sosialisasi
juga membantu klien berinteraksi/berorientasi dengan orang lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian : Apakah ada pengaruh pemberian terapi aktivitas
kelompok sosialisasi terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 TUJUAN UMUM
Mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok sosial terhadap perubahan klien
isolasi sosial di ruangan Yudistira Rumah Sakit Marzuki Mahdi Bogor

1.3.2 TUJUAN KHUSUS


Menganalisis pengaruh pemberian terapi aktivitas kelompok sosial terhadap
perubahan klien isolasi sosial di ruangan Yudistira Rumah Sakit Marzuki Mahdi
Bogor

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Manfaat bagi keperawatan
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan pengetahuan bagi
keperawatan sehingga pelayanan keperawatan akan lebih baik lagi
kedepan nya dan tidak terbatas memberikan obat-obatan saja akan
tetapi memberikan dukungan kepada klien berupa terapi aktivitas
kelompok sosial.
2. Manfaat bagi institusi
Dapat dijadikan sebagai tambahan literature dan Evidance
Based Practice sehingga dapat meningkatkan pengetahun baik
mahasiswa maupun dosen akademik tentang ilmu keperawatan
khususnya pemberian terapi aktivitas kelompok sosial.
3. Manfaat bagi peneliti lain
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar
dan referensi dalam mengembangkan penelitian terkait dengan
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan adalah quisi experiment dengan pre and post
test design with control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap perubahan perilaku
klien isolasi sosial.
Pada penelitian ini responden diberikan terapi aktivitas kelompok selama 4
minggu. Minggu 1 dan 4 dinilai untuk melihat perbedaan perilaku klien isolasi sosial

kelompok
Intervensi 01 X 02
Gambar 3.1 Rancangan quali experiment, pre-test and
post-test without control group

01 = skor perilaku klien isolasi sosial sebelum diberikan terapi aktivitas


kelompok sosialisasi terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial
02 = skor perilaku klien isolasi sosial setelah diberikan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial
X = terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap perubahan perilaku klien
isolasi sosial

3.2 Populasi dan Sample

3..2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah
pasien isolasi sosial yang dirawat di ruang Yudistira rumah sakit marzuki mahdi
bogor dalam jangka waktu 4 minggu yaitu berjumlah 32 orang.

3.2.1 Sample
sampel yang digunakan peneliti adalah purposive sampling, yaitu penelitian yang
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10
orang yang didasarkan pada jumlah anggota kelompok kecil menurut Stuart dan
Laraia (2006), yaitu 7-10 orang.
Untuk menetapkan sampel maka digunakan kriteria inkulusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi,
suatu target dan terjangkau akan diteliti (Nursalam, 2008). Adapun kriteria
inklusi penelitian ini adalah
a) Klien isolasi sosial yang sudah mendapat asuhan keperawatan untuk masalah isolasi
sosial.
b) Klien isolasi sosial yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.
c) Klien isolasi sosial yang telah mulai berespon sesuai dengan stimulus.
d) Klien isolasi sosial yang bersedia dijadikan responden.
Penelitian ini dilakukan di Ruang Yudistira RS Jiwa Marzuki Mahdi Bogor dari
bulan July sampai Agustus 2019.

3.3 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Ruang Yudistira RS Jiwa Marzuki Mahdi Bogor Jawa
Barat dari bulan July sampai Agustus 2019.

3.4 Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus-september 2019

3.5 Variabel Penelitian


Variabel independent pada penelitian ini adalah terapi aktivitas kelompok
sosialisasi sedangkan variable dependet yaitu perubahan perilaku pada klien isolasi
sosial
.
3.6 Defenisi Operasional Penelitian
Tabel. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara ukur/alat Hasil Skala


operasional ukur Ukur/k ukur
ategori
Dependen terapi
aktivitas kelompok Proses Menggunakan SOP - -
sosialisasi aktivitas terapi aktivitas
kelompok kelompok
dimulai dari
membentuk
suatu
kelompok
dan
melakukan
suatu diskusi
panel

Independe
n terapi Suatu - Menggunakan Ya Nomin
aktivitas latihan SOP terapi (mengg al
kelompok interaksi aktivitas unakan) -
sosial kelompok =0
sosialisasi dengan -Menggunaka Tidak =
terhadap membentuk n lembar 1
perubahan suatu observasi
perilaku kelompok catatan
klien diskusi yang
isolasi akan di
arahka n oleh
sosial si peneliti
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah memberikan pre test sesudah dan sebelum melakukan
terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap perubahan perilaku klien isolasi sosial
dengan dua tahap. Pada tahap pertama dilakukan di minggu 1 dan tahap kedua
pada tahap minggu ke 4 untuk menentukan nilai hasil perkembangan perubahan
perilakun klien selama menjalani terapi modalitas berupa terapi aktivitas
sosialisasi . konsep terapi aktivitas sosialisasi ini di lakukan dengan cara
membentuk suatu kelompok diskusi dengan alat ukur SOP TAK , observasi ,
kuisioner dan lembar catatan untuk menilai motoric klien selama terapi aktivitas
kelompok sosial .

3.8 Validitas dan Realibilitas


3.8.1 Validitas
Uji validitas terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap perubahan perilaku
klien isolasi sosial dilakukan menggunakan uji content validity . Uji validity telah
dilakukan oleh Ns. Nita Sukamti.S.kep,M.kep. sedangkan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi telah dilakukan uji validitas dengan melibatkan 10
pasien sesuai dengan kriteria inklusi dan semua pasien 100% berjenis kelamin
laki-laki. semua responden (100%) mengalami perubahan perilaku isolasi
sosial, yang berarti bahwa terjadi penurunan perilaku isolasi sosial dari
sebelum dan sesudah perlakuan dalam rentang 6 sampai 11 dengan nilai
ratarata pretest 31,5 dan nilai rata-rata posttest 40,1. Rata-rata perilaku
isolasi sosial responden pada saat pretest dan posttest didapatkan perbedaan nilai sebesar
8,6, artinya perilaku isolasi sosial klien menurun sebesar 15,3 % setelah
diberikan TAKS.

3.8.2 Realibilitas
Reliabilitas instrumen adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dinilai
baik. Cara mengukur reliabilitas instrumen dapat menggunakan uji statistik
yang tersedia.
”Kuesioner dalam penelitian ini telah diuji reliabilitasnya dengan menggunakan uji Alpha
Cronbach’s dengan nilai r = 0,809”. Nilai uji reliabilitas reliable nilai Koefisien Alpha
Cronbach’s ≥ 0,6. (Polit & Beck,
3.9 Prosedur Pengumulan Data
3.9.1 Mempersiapkan materi dan konsep teori yang mendukung
3.9.2 melakukan studi pendahuluan
3.9.3 melakukan konsultasi dengan pembimbing
3.9.4 mengurus perijinan untuk pengambilan data
3.9.5 melakukan uji validitas dan realibilitas
3.9.6 melakukan pengambilan data yang didahului dengan pemilihan sampel dan
responden
3.9.7 mengolah data hasil penelitian dengan melakukan editing dan coding
3.10 Analisa Data
3.10.1 Analisa Univariat
Analisa univarita dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik responden yang
meliputi jenis kelamin, umur , dan tingkat Pendidikan. Hasil Analisa univariat
akan ditampilkan dalam bentuk table distribusi frekuensi kelompok
experiment .
3.10.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor
rata-rata skor terapi aktivitas kelompok sosialisasi sebelum dan sesudah diberikan
terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Sebelum menentukan uji statistic yang
tepat , peneliti akan melakukan uji normalitas data dengan indicator dari nilai skewness
dan kurtosis tidak melebihi 3 ( polik dan beok ,2012).
Apabila data normal, maka peneliti akan melakukan uji paired test untuk melihat
perbedaan skor rata-rata perubahan perilaku isolasi sosial pada kelompok terapi
aktivitas sosialisasi sebelum dan sesudah diberikan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi.

3.11 Etika Penelitian


Etika penelitian juga mencakup perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap
subyek penelitian serta segala yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat .
Adapun prinsip-prinsip etika penelitian adalah :

3.11.1 Prinsip manfaat (beneficience)


Manfaat dari keikutsertaan responden terhadap penelitian adalah responden dapat
mengetahui manfaat dari terapi aktivitas kelompok sosialisasi dalam
meningkatkan perilaku sosial. Peneliti akan memberikan Pendidikan kesehatan
terhadap responden pada kelompok case.
3.11.2 Prinsip menghormati hak responden
Peneliti akan menghormati hak-hak responden, tidak menyamping kepentingan
responden untuk kepentingan pribadi peneliti. Menjaga kerahasiaan responden
dengan tidak mencantumkan nama (diganti dengan penggunaan inisial)
pada lembar kuisioner . memberikan kebebasan pada responden untuk ikut
serta dalam penlitian dan menjadi responden penelitian. Responden akan
menandatangani informed concert sebelum diberikan kuisioner dan sebagi
bentuk persetujuan responden terhadap penelitian.
3.11.3 Prinsip keadilan
Peneliti akan melakukan seluruh responden secara adil , tidak ,membeda-bedakan
suksu,ras,agama dari seluruh responden peneliti. Responden akan diberikan
penjelasan yang sama mengenai tujuan dari penelitian
Pengaruh Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Terhadap Perubahan
Perilaku Klien Isolasi Sosial

ELIADDA DAELY
163114220150019

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NASIONAL
S1 KEPERAWATAN
2019

Anda mungkin juga menyukai