Anda di halaman 1dari 22

GREEN CHEMISTRY PRACTICUM TO IMPROVE STUDENT

LEARNING OUTCOMES OF REACTION RATE TOPIC

I Wayan Redhana1 dan Luh Maharani Merta 2


1FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha
2SMAN 4 Singaraja Bali

Email: redhana.undiksha@gmail.com

Abstract: This research investigates the effect of the method of green chemistry
practicum on student learning outcomes. The study used a quasi-experimental
research with non-equivalent pre-test post-test control group design. The population
of the study was all students of mathematics and natural sciences of senior high
schools in Bali Province. For the aim of the study, the research took two parallel
classes, consisting of 40 students each, from one of the senior high schools. One
class as a control group was taught by a method of conventional chemistry
practicum and another as an experimental group was taught by a method of green
chemistry practicum. The results show that the method of the green chemistry
practicum is more effective than that of the conventional practicum in improving
student learning outcomes.
Keywords: green chemistry practicum, conventional
chemistry practicum, learning outcomes, reaction rate

METODE PRAKTIKUM KIMIA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA TOPIK LAJU REAKSI

Abstrak: Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh medote praktikum kimia


hijau terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian
eksperimen semu dengan non-equivalent pre-test post-test control group design.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MIA SMA di Provinsi Bali. Untuk
keperluan penelitian ini, diperlukan dua kelas paralel dari salah satu SMA yang ada
di provinsi Bali. Pada penelitian ini, masing-masing kelas terdiri atas 40 orang
siswa. Salah satu kelas sebagai kelompok kontrol yang diajar dengan metode
praktikum kimia konvensional dan satu kelas yang lain sebagai kelompok
eksperimen yang diajar dengan metode praktikum kimia hijau. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode praktikum kimia hijau lebih efektif daripada metode
praktikum konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: praktikum kimia hijau, praktikum kimia
konvensional, hasil belajar, laju reaksi

PENDAHULUAN memperoleh, dan kegunaannya. Kimia


Kimia merupakan ilmu yang merupakan ilmu yang pada awalnya
termasuk rumpun IPA. Karakteristik diperoleh dan dikembangkan
kimia ada pada objek ilmu kimia, cara berdasarkan percobaan (induktif),

382
383

namun pada perkembangan Praktikum yang dilakukan oleh


selanjutnya kimia juga diperoleh dan hampir semua sekolah, khususnya
dikembangkan berdasarkan teori SMA, adalah metode praktikum kimia
(deduktif) (Depdiknas, 2006: 459). konvensional. Praktikum ini
Kimia adalah ilmu yang mencari menggunakan prosedur yang
jawaban atas pertanyaan apa, umumnya ditemukan dalam buku-buku
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala teks dan menggunakan bahan-bahan
alam yang berkaitan dengan kimia sintetik produk industri.
komposisi, struktur dan sifat zat; Praktikum ini menggunakan prinsip-
transformasi antara sejumlah zat prinsp reaksi kimia, seperti
melalui reaksi; dan perubahan energi terbentuknya endapan, terjadinya
yang menyertai reaksi (Houston, 2001: perubahan warna, terbentuknya gas,
xiii). atau terjadinya perubahan suhu.
Kimia tidak dapat dilepaskan dari Pada metode praktikum kimia
kegiatan praktikum. Praktikum ini konvensional untuk memverifikasi
umumnya digunakan untuk berlakunya hukum kekekalan massa
memverifikasi prinsip-prinsip, teori- (hukum Lavoisier), bahan-bahan yang
teori, atau hukum-hukum yang digunakan adalah larutan timbal nitrat
dipelajari (Dogru, Gencosman, & (Pb(NO3)2) dan laruran kalium iodida
Alaalkin, 2011: 17). Namun, (KI). Pada praktikum ini, timbal nitrat
belakangan seiring dengan tuntutan direaksikan dengan larutan kalium
kurikulum yang menekankan pada iodida sehingga dihasilkan endapan
pembelajaran yang berpusat pada timbal iodida (PbI2) sebagai ciri dari
siswa, praktikum diterapkan pada awal reaksi telah berlangsung. Massa
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan larutan timbal nitrat dan larutan kalium
agar siswa mengumpulkan data atau iodida sebelum reaksi ditimbang.
informasi melalui praktikum. Data atau Massa zat setelah reaksi, PbI2 dan
informasi yang telah dikumpulkan ini KNO3, juga ditimbang. Jika massa zat
kemudian dielaborasi. Melalui sebelum reaksi sama dengan massa zat
praktikum ini, siswa dapat setelah reaksi, maka pada reaksi antara
mengkonstruksi pengetahuan. Dengan larutan timbal nitrat dan larutan kalium
demikian, siswa dapat memahami iodida berlaku hukum kekekalan
prinsip-prinsip, teori-teori, atau massa.
hukum-hukum dengan baik. Penemuan Bahan-bahan kimia yang
prinsip-prinsip, teori-teori, atau digunakan dalam metode praktikum
hukum-hukum melalui praktikum kimia konvensional berbahaya bagi
menyebabkan siswa mengingat mahluk hidup dan lingkungan. Siswa
pengetahuan yang dipelajari lebih lama dan guru-guru kimia sebagai pelaku
(Domin, 2007: 140). utama metode praktikum kimia

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
384

konvensional, juga tidak bisa terbebas masuk ke saluran air bawah tanah.
dari bahaya yang dapat ditimbulkan Limbah ini bergabung dengan saluran
oleh penggunaan bahan-bahan kimia. air bawah tanah dan muncul sebagai
Larutan Pb(NO3)2 yang digunakan sumber atau mata air. Sumber atau
dalam praktikum hukum kekekalan mata air inilah yang digunakan sebagai
massa mengandung logam berat sumber air minum oleh penduduk.
timbal. Jika logam berat ini sampai Dengan demikian, limbah kimia ini
masuk ke dalam tubuh manusia akan memasuki tubuh mahluk hidup,
(termasuk siswa dan guru), logam ini termasuk manusia. Selain itu, limbah
dapat toksik terhadap sistem kimia ini akan diserap oleh akar-akar
reproduksi, sistem saraf pusat, sistem tanaman dan akan diakumulasikan di
saraf tepi, darah dan ginjal talam tubuh tanaman. Melalui sistem
(ScienceLab.com, 2013b: 1). rantai dan jaring-jaring makanan,
Sementara itu, larutan KI toksik limbah ini akan memasuki tubuh
terhadap kelenjar tiroid hewan sebagai konsumen, termasuk
(ScienceLab.com, 2013c: 1). manusia.
Hampir semua laboratorium kimia Limbah kimia yang dibuang ke
SMA tidak memiliki lemari asap. lingkungan ini menyebabkan
Lemari asap ini digunakan untuk lingkungan mengalami pencemaran.
mentransfer larutan yang Tanah, air, dan udara akan tercemar
menghasilkan uap atau gas beracun. oleh limbah kimia berbahaya.
Selain itu, lemari asap juga digunakan Tercemarnya lingkungan ini
untuk melangsungkan reaksi-reaksi menyebabkan biota yang ada di
kimia yang menghasilkan gas-gas lingkungan mengalami kematian dan
beracun. Lemari asap memiliki beberapa flora dan fauna akan punah.
cerobong yang menuju ke atmosfir Air bersih dan udara bersih tidak
untuk membuang uap atau gas-gas ditemukan lagi, demikian juga dengan
beracun. Pada corong lemari asap tanah. Akibatnya, lingkungan menjadi
dipasang kipas (blower) untuk tidak lestari. Lingkungan yang tidak
menyedot uap atau gas beracun yang lestari ini menyebabkan generasi
dihasilkan dari reaksi-reaksi kimia atau mendatang tidak dapat memenuhi
larutan yang mudah menguap. kebutuhan hidupnya (Kerr, 2007: 96;
Limbah yang dihasilkan dari Ravichandran, 2011: 130). Dengan
metode praktikum kimia konvensional kata lain, pembangunan berkelanjutan
tidak diolah terlebih dahulu sebelum tidak dapat dicapai.
dibuang ke lingkungan karena Untuk mengurangi bahaya yang
umumnya sekolah tidak memiliki ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia
sistem pengelolahan limbah khusus. yang digunakan dalam metode
Akibatnya, limbah kimia ini akan praktikum kimia konvensional

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


385

terhadap manusia dan lingkungan, Kedua metode praktikum kimia ini


penggunaan bahan-bahan kimia diterapkan pada topik laju reaksi. Laju
berbahaya ini harus harus dikurangi reaksi merupakan salah satu topik
atau diganti. Penggantian bahan-bahan kimia yang menuntut pelaksanaan
kimia berbahaya ini dilakukan dengan praktikum. Ada empat judul praktikum
menggunakan bahan-bahan kimia kimia pada topik laju reaksi yang
ramah lingkungan. Penggunaan bahan- dituntut dalam kurikulum kimia, yaitu
bahan ramah lingkungan dalam (1) pengaruh luas permukaan terhadap
metode praktikum kimia ini disebut laju reaksi, (2) pengaruh konsentrasi
sebagai metode praktikum kimia hijau terhadap laju reaksi, (3) pengaruh suhu
atau metode praktikum kimia ramah terhadap laju reaksi, dan (4) pengaruh
lingkungan. Contoh penggunaan katalis terhadap laju reaksi. Dengan
bahan-bahan ramah lingkungan yang jumlah judul praktikum yang cukup
digunakan dalam metode praktikum banyak ini, jumlah limbah yang
kimia hijau adalah tablet vitamin C, dihasilkanpun juga cukup banyak.
iodium tincture, tepung kanji, dan hati Penggantian bahan-bahan kimia
ayam. berbahaya dengan bahan-bahan ramah
Penggunaan bahan-bahan kimia lingkungan pada praktikum laju reaksi
ramah lingkungan dalam metode ini, selain dapat mencegah bahaya
praktikum kimia hijau tidak yang dapat ditimbulkan bagi siswa dan
mengurangi pembuktian prinsip- guru-guru kimia selama praktikum,
prinsip, teori-teori, atau hukum-hukum juga dapat mencegah pembuangan
kimia melalui praktikum. Semua reaksi limbah berbahaya ke lingkungan.
yang berlangsung dalam metode Dengan demikian, lingkungan akan
praktikum kimia hijau dapat tetap lestari (berkelanjutan) (Kerr,
berlangsung dengan baik dan 2007: 96; Ravichandran, 2011: 130).
gejalanya dapat diamati dengan
mudah. Pengamatan terhadap gejala METODE
yang muncul, seperti terbentuknya Penelitian ini merupakan
endapan, perubahan warna, perubahan penelitian eksperimen semu dengan
kalor, atau timbulnya gas, merupakan rancangan nonequivalent pre-test post-
indikasi dari berlangsungnya suatu test control group design. Populasi
reaksi kimia. penelitian ini adalah seluruh siswa
Berdasarkan uraian di atas, tujuan kelas MIA SMA yang ada di Provinsi
penelitian ini adalah untuk Bali. Untuk keperluan penelitian
membandingkan metode praktikum diperlukan dua kelas paralel. Dengan
kimia hijau dan metode praktikum teknik penarikan sampel secara klaster,
kimia konvensional dalam diperoleh dua kelas XI MIA dari salah
meningkatkan hasil belajar siswa. satu SMA yang ada di provinsi Bali.

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
386

Jumlah siswa pada masing-masing tengah semester. Tes tengah semester


kelas sebanyak 40 orang. Dari dua terdiri atas 27 soal isian singkat.
kelas sebagai sampel penelitian, salah Sementara itu, data skor pasca-tes
satu sebagai kelompok kontrol yang berupa tes pilihan ganda dengan
diajar dengan metode praktikum kimia jumlah soal sebanyak 40 butir.
konvensional, dan kelas lainnya Perangkat pembelajaran pada
sebagai kelompok eksperimen yang penelitian ini terdiri atas Rencana
diajar dengan metode praktikum kimia Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
hijau. Kedua kelompok diajar dengan dilengkapi dengan Lembar Kerja
model pembelajaran yang sama, yaitu Siswa (LKS). RPP dibuat untuk lima
model pembelajaran penemuan kali pertemuan di luar waktu pra-tes
(discovery learning model) pada topik dan pasca-tes. Masing-masing
laju reaksi. Alasan pemilihan model pertemuan berlangsung selama 90
pembelajaran ini karena secara menit. Pelaksanaan metode praktikum
bertahap pemerintah akan menerapkan terintegrasi dengan model
Kurikulum 2013 di seluruh sekolah pembelajaran penemuan. Tahapan
wilayah Indonesia. Model pembelajaran terdiri atas kegiatan
pembelajaran penemuan (discovery awal, inti, dan penutup. Kegiatan awal
learning model) merupakan salah satu meliputi pemberian motivasi,
model pembelajaran yang apersepsi, penyampaian tujuan
direkomendasikan dalam Kurikulum pembelajaran, cakupan materi dan
2013. Pada penelitian ini, yang sistem penilaian. Kegiatan inti meliputi
dibedakan adalah metode praktikum, tahap pemberian simulasi, pembuatan
bukan model pembelajaran. pernyataan masalah, pengumpulan
Rancangan penelitian ini data, verifikasi, dan generalisasi.
menggunakan tiga variabel, yaitu Penerapan metode praktikum kimia
variabel bebas, variabel terikat, dan konvensional pada kelompok kontrol
variabel kovariat. Variabel bebas pada dan metode praktikum kimia hijau
penelitian ini adalah metode praktikum pada kelompok eksperimen dilakukan
kimia yang terdiri atas dua level, yaitu pada tahap pengumpulan data dalam
metode praktikum kimia hijau dan model pembelajaran penemuan.
metode praktikum kimia konvensional. Metode praktikum konvensional dan
Variabel terikat pada penelitian ini metode praktikum kimia hijau hanya
adalah hasil belajar siswa dan variabel dibedakan dari bahan-bahan dan
kovariat adalah pengetahuan awal prosedur yang digunakan. Topik
siswa (pra-tes). praktikum kimia adalah laju reaksi
Data utama pada penelitian ini yang meliputi subtopik pengaruh luas
adalah data skor pra-tes dan pasca-tes. permukaan, konsentrasi, suhu dan
Data skor pra-tes adalah data hasil tes katalis terhadap laju reaksi.

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


387

Pada pengaruh luas permukaan sama panjangnya ke dalam masing-


terhadap laju reaksi, prosedur masing tabung reaksi (gunakanlah pita
praktikum kimia konvensional adalah logam magnesium dengan panjang 1
(1) potonglah pita logam magnesium cm); dan (3) catatlah waktu reaksi
dengan panjang 1 cm; (2) siapkan 5 mulai dari saat memasukkan pita
mL larutan HCl 1 M dan masukkan ke logam magnesium sampai dengan pita
dalam tabung reaksi pertama; (3) logam magnesium habis bereaksi. Pada
masukkan pita logam magnesium ke pengaruh konsentrasi terhadap laju
dalam 5 mL larutan HCl 1 M yang reaksi, prosedur praktikum kimia hijau
terdapat dalam tabung reaksi pertama; adalah (1) buat larutan stok vitamin C
(4) ukur waktu reaksi (sampai pita dengan menggerus 1000 mg tabel
logam magnesium habis bereaksi); dan vitamin C dan larutkan dalam 60 mL
(5) ulangi langkah (1)-(4) dengan akuades dan beri label sebagai larutan
menggunakan pita logam magnesium stok vitamin C; (2) ambillah 5 mL
dengan panjang 1 cm yang kemudian larutan stok vitamin C dan campurkan
pita logam magnesium tersebut di dengan 5 mL larutan iodium,
potong kecil-kecil. Pada pengaruh luas kemudian tambahkan lagi dengan 15
permukaan terhadap laju reaksi, mL aquades (beri label A pada larutan
prosedur praktkum kimia hijau adalah tersebut); (3) siapkan larutan B dengan
(1) sediakan 2 buah gelas kimia 100 menambahkan 15 mL aquades ke
mL; (2) ukur sebanyak 50 mL air dalam 15 mL larutan hidrogen
kemudian masukkan ke dalam masing- peroksida 3% dan 3 mL larutan kanji;
masing gelas kimia; (3) masukkan satu (4) tuangkanlah larutan A ke dalam
tablet efervesen ke dalam gelas kimia larutan B; (5) mulailah catat waktu
pertama dan catat lama waktu reaksi; segera setelah kedua larutan tercampur
dan (4) gerus satu tablet efervesen sampai ada perubahan warna; dan (6)
menggunakan lumpang dan alu, ulangi percobaan dari prosedur nomor
kemudian masukkan ke dalam gelas (1)-(4) dengan menggunakan 30 mL
kimia kedua dan catat lama waktu aquades ketika menyiapkan larutan A
reaksi. dan B.
Pada pengaruh konsentrasi Pada pengaruh suhu terhadap laju
terhadap laju reaksi, prosedur reaksi, prosedur praktikum kimia
praktikum kimia konvensional adalah konvensional adalah (1) masukkan ke
(1) masukkan 5 mL larutan HCl 1 M dalam masing-masing gelas kimia 1, 2,
ke dalam tabung reaksi pertama, 5 mL dan 3 sebanyak 20 mL larutan
larutan HCl 2 M ke dalam tabung Na2S2O3 0,2 M; (2) panaskan larutan
reaksi kedua, dan 5 mL larutan HCl 3 Na2S2O3 dalam gelas kimia nomor 1
M ke dalam tabung reaksi ketiga; (2) pada suhu 30 oC, gelas kimia nomor 2
masukkan pita logam magnesium yang pada suhu 40 oC, dan gelas kimia

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
388

nomor 3 pada suhu 50 oC; (3) letakkan amati gelembung yang terjadi dan
larutan Na2S2O3 di atas kertas yang catatlah waktu yang diperlukan. Pada
telah diberi tanda silang; (4) masukkan pengaruh katalis terhadap laju reaksi,
10 mL larutan HCl 2 M ke dalam prosedur praktikum kimia hijau adalah
masing-masing gelas kimia; dan (5) (1) siapkan 2 buah gelas kimia,
catat waktu reaksi mulai saat HCl kemudian masukkan 25 mL larutan
dimasukkan sampai tanda silang pada H2O2 3% ke dalam masing-masing
kertas tidak terlihat lagi. Pada gelas kimia; (2) tambahkan 5 mL
pengaruh suhu terhadap laju reaksi, ekstrak hati ayam ke dalam gelas
prosedur praktikum kimia hijau adalah kimia nomor 1, sedangkan dalam gelas
(1) ambil 5 mL larutan vitamin C dan kimia nomor 2 tanpa ditambahkan
campurkan dengan 5 mL larutan ekstrak hati ayam; dan (3) amati
iodium, kemudian tambahkan lagi gelembung yang terjadi dan catat
dengan 30 mL aquades. Beri label A waktu terbentuknya gelembung.
pada larutan tersebut; (2) siapkan Sementara itu, instrumen
larutan B dengan menambahkan 30 penelitian yang digunakan berupa tes
mL aquades ke dalam 15 mL larutan hasil belajar. Sebelum digunakan, tes
hidrogen peroksida 3% dan 3 mL hasil belajar divalidasi terlebih dahulu
larutan kanji; (3) tempatkan larutan A oleh dua orang ahli (dosen) dan
dan B di dalam penangas es sampai seorang praktisi (guru) mengenai isi,
suhu 15 oC; (3) setelah didinginkan, bahasa, dan desain. Tes hasil belajar
tuangkan larutan A ke dalam larutan yang telah divalidasi oleh ahli dan
B; (4) mulailah catat waktu segera praktisi ini diuji coba untuk
setelah kedua larutan bercampur menentukan validitas, daya pembeda,
sampai ada perubahan warna; dan (5) dan tingkat kesukaran butir soal serta
ulangi percobaan dari prosedur nomor reliabilitas tes. Uji coba tes hasil
(1)-(5), namun pada prosedur nomor belajar dilakukan kepada 93 orang
(3) gantilah suhu 15 oC dengan suhu siswa di sekolah yang sama, namun di
30 oC. kelas XII. Analisis butir tes
Pada pengaruh katalis terhadap menggunakan program microsoft
laju reaksi, prosedur praktikum kimia excel. Kategori validitas, daya
konvensional adalah (1) siapkan 3 pembeda, dan tingkat kesukaran butir
gelas kimia, kemudian masukkan 25 soal serta reliabilitas tes menggunakan
mL larutan H2O2 5 % ke dalam kriteria yang dikembangkan oleh
masing-masing gelas kimia; (2) Measurement and Evaluation Center
tambahkan 10 tetes larutan NaCl 0,1 M (2003: 1-2). Analisis butir tes
dalam gelas kimia nomor 2; (3) menghasilkan bahwa keempat puluh
tambahkan 10 tetes larutan FeCl3 0,1 butir soal yang diuji coba semuanya
M dalam gelas kimia nomor 3; dan (4) valid (nilai r-hitung berkisar antara

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


389

0,24 sampai 0,80) dan reliabel dengan regresi.


nilai r sebesar 0,92 (reliabilitas sangat
tinggi). Sementara itu, untuk daya HASIL
pembeda butir soal, rinciannya adalah Hasil Penelitian
7 soal tergolong kategori sedang, 22 Analisis Deskriptif
soal tergolong kategori baik, dan 11 Hasil penelitian yang berupa
soal tergolong kategori sangat baik. statistik pra-tes dan pasca-tes pada
Untuk tingkat kesukaran soal, masing-masing kelompok dapat dibagi
rinciannya adalah 5 soal tergolong menjadi empat kategori, yaitu, statistik
kategori mudah, 31 soal tergolong pra-tes kelompok eksperimen, statistik
kategori sedang, dan 4 soal tergolong pasca-tes kelompok eksperimen,
kategori sukar. Terhadap butir soal statistik pra-tes kelompok kontrol, dan
yang tergolong kategori mudah dan statistik pasca-tes kelompok kontrol.
sukar, butir soal yang bersangkutan Keempat kategori statistik ini disajikan
direvisi hanya berkaitan dengan dalam Tabel 1.
redaksi.
Data yang diperoleh pada Uji Asumsi
penelitian ini berupa data kuantitatif, Sebelum dilakukan pengujian
yaitu skor pra-tes dan skor pasca-tes. hipotesis dengan statistik Anakova,
Hipotesis null yang diuji (dengan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi.
alpha 0,05) adalah tidak ada perbedaan Uji asumsi tersebut meliputi uji
hasil belajar antara siswa yang diajar normalitas data, uji homogenitas
dengan metode praktikum kimia hijau varians, uji linieritas, serta uji
dan siswa yang diajar dengan metode homogenitas kemiringan garis regresi.
praktikum kimia konvensional. Uji normalitas sebaran skor
Hipotesis ini diuji dengan statistik dilakukan dengan menggunakan
analisis kovarian (Anakova). Variabel statistik Kolmogorov-Smirnov
kovariat, bebas, dan terikat berturut- dan/atau Shapiro-Wilk (Tabel 2).
turut adalah pengetahuan awal siswa Berdasarkan Tabel 2, seluruh hasil uji
(hasil pra-tes), metode praktikum, dan skor pra-tes dan pasca-tes pada
hasil belajar siswa (hasil pasca-tes). masing-masing kelompok berdistribusi
Sebelum pengujian hipotesis, normal. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
pengujian asumsi perlu dilakukan, signifikasi hasil uji statistik
meliputi uji normalitas data, uji Kolmogorov-Smirnov dan/atau
homogenitas varians, uji linieritas, dan Shapiro-Wilk semuanya lebih dari dari
uji homogenitas kemiringan garis 0,05.

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
390

Tabel 1. Statistik pra-tes dan pasca-tes untuk kelompok kontrol dan eksperimen

Tes Kelompok Statistik Nilai


Pra-tes Kontrol Mean 48,460
Median 49,170
Std. Deviation 16,709
Eksperimen Mean 49,872
Median 50,000
Std. Deviation 16,410
Pasca-tes Kontrol Mean 82,562
Median 82,500
Std. Deviation 4,330
Eksperimen Mean 88,000
Median 87,500
Variance 15,769
Std. Deviation 3,971

Tabel 2. Hasil uji normalitas skor pra-tes dan pasca-tes


Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Tes Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pra-tes Kontrol 0,110 40 0,200 0,952 40 0,088
Eksperimen 0,131 40 0,079 0,957 40 0,128
Pasca-tes Kontrol 0,131 40 0,083 0,948 40 0,065
Eksperimen 0,125 40 0,116 0,955 40 0,113

Uji homogenitas varians dilakukan bahwa nilai signifikansi keseluruhan


dengan tujuan untuk mengetahui data pada kelompok kontrol dan
kesamaan varians antarkelompok. Uji eksperimen lebih dari 0,05. Ini
homogenitas varians menggunakan mengklarifikasi bahwa varians
/HYHQH¶V WHVW. Tabel 3 menunjukkan antarkelompok adalah homogen.

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


391

Tabel 3. Hasil uji homogenitas data

Levene
Tes Deskripsi df1 df2 Sig.
Statistic
Pra-tes Based on Mean 0,222 1 78 0,639
Based on Median 0,174 1 78 0,677
Based on Median and
0,174 1 77,469 0,677
with adjusted df
Based on trimmed mean 0,203 1 78 0,654
Pasca-tes Based on Mean 0,218 1 78 0,642
Based on Median 0,309 1 78 0,580
Based on Median and
0,309 1 77,812 0,580
with adjusted df
Based on trimmed mean 0,207 1 78 0,650

Tabel 4. Hasil uji linieritas


Nilai Stastistik
Kelompok Kriteria Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Kontrol Between (Combined) 474,844 25 18,994 1,038 0,487
Groups Linearity 88,355 1 88,355 4,827 0,045
Deviation
386,489 24 16,104 0,880 0,621
from Linearity
Eksperimen Between (Combined) 498,958 33 15,120 1,062 0,521
Groups Linearity 0,357 1 0,357 0,025 0,000
Deviation
498,601 32 15,581 1,094 0,502
from Linearity

Uji homogenitas kemiringan garis kemiringan garis regresi ini disajikan


regresi dilakukan untuk mengetahui dalam Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5,
ada atau tidaknya pengaruh pra-tes nilai signifikansi pada baris
atau pengetahuan awal siswa terhadap metode*pra-tes lebih dari 0,05. Hal ini
pasca-tes atau hasil belajar siswa. Uji menunjukkan bahwa variabel kovariat
ini dilakukan dengan menggunakan (pra-tes) tidak berpengaruh secara
analisis varians. Hasil uji homogenitas signifikan terhadap pasca-tes atau hasil

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
392

belajar siswa.

Tabel 5. Hasil uji homogenitas kemiringan garis regresi


Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Metode 196.241 1 196,241 11,859 0,001
Pra-tes 40,369 1 40,369 2,440 0,122
Medode*pra-tes 45,943 1 45,943 2,776 0,100

Uji Hipotesis
Dengan telah dipenuhinya uji asumsi, uji hipotesis menggunakan statistik
Anakova dapat dilanjutkan. Ringkasan hasil uji hipotesis menggunakan statistik
Anakova dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Uji hipotesis

Type III
Mean
Source Sum of df F Sig.
Square
Squares
Pra-tes 42,518 1 42,518 2,511 0,117
Metode 34,13
577,954 1 577,954 0,000
9

Berdasarkan Tabel 6, nilai Ha : ada perbedaan hasil belajar antara


signifikasi pada baris pra-tes lebih dari siswa yang diajar dengan metode
0,05, yaitu 0,117, yang artinya variabel praktikum kimia hijau dan siswa
kovariat tidak berpengaruh secara yang diajar dengan metode
signifikan terhadap hasil belajar siswa. praktikum kimia konvesional
Sementara itu, nilai signifikasi pada diterima.
baris metode kurang dari 0,05, yaitu Dengan demikian, dapat
0,000. Ini berarti bahwa: disimpulkan bahwa ada perbedaan
H0 : tidak ada perbedaan hasil belajar hasil belajar antara siswa yang diajar
antara siswa yang diajar dengan dengan metode praktikum kimia hijau
metode praktikum kimia hijau dan dan siswa yang diajar dengan metode
siswa yang diajar dengan metode praktikum kimia konvensional. Dari
praktikum kimia konvesional skor rata-rata hasil belajar siswa pada
ditolak, atau kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol (Tabel 1) dapat ditarik

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


393

simpulan bahwa metode praktikum bahan-bahan yang digunakan dalam


kimia hijau lebih efektif daripada metode praktikum kimia hijau adalah
metode praktikum kimia konvensional bahan-bahan sering mereka gunakan
dalam meningkatkan hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
siswa. prinsip reaksi kimia dan gejala yang
yang diamati selama reaksi
PEMBAHASAN berlangsung tidak berbeda antara
Berdasarkan hasil uji Anakova, metode praktikum kimia hijau dan
dapat disimpulkan bahwa terdapat metode praktikum kimia konvensional.
perbedaan yang signifikan hasil belajar Pada metode praktikum kimia
antara siswa yang diajar dengan hijau yang mempelajari pengaruh luas
metode praktikum kimia hijau dan permukaan terhadap laju reaksi, bahan-
siswa yang diajar dengan metode bahan yang digunakan adalah tablet
praktikum kimia konvensional pada efervesen dan air. Tablet efervesen dan
topik laju reaksi (Tabel 6). Dari skor air sering dikonsumi oleh masyarakat
rata-rata hasil belajar siswa (Tabel 1) dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat diketahui bahwa hasil belajar kedua bahan-bahan ini aman
siswa yang diajar dengan metode digunakan oleh siswa. Tablet efervesen
praktikum kimia hijau lebih efektif dikonsumsi karena kandungan vitamin
daripada hasil belajar siswa yang diajar C-nya. Tablet efervesen adalah tablet
dengan metode praktikum kimia yang mengandung natrium bikarbonat
konvensional. Hal ini disebabkan oleh (NaHCO3), asam sitrat atau asam
beberapa faktor sebagai berikut. tartrat, dan vitamin C. Kandungan
Pertama, siswa merasa lebih aman yang penting dari tablet efervesen ini
bekerja dengan bahan-bahan yang dalam konteks pengaruh luas
digunakan dalam metode praktikum permukaan terhadap laju reaksi adalah
kimia hijau dibandingkan dengan kandungan NaHCO3 dan asam sitrat
bahan-bahan kimia yang digunakan atau asam tartrat, bukan kandungan
dalam metode praktikum kimia vitamin C-nya. Reaksi antara NaHCO3
konvensional. Hal ini disebabkan oleh dan asam sitrat adalah
3NaHCO3(s) + H3C6H5O7.H2O(s) o Na3C6H5O7(aq) + 4H2O(l) + 3CO2(g)
Sementara itu, reaksi antara NaHCO3 dan asam tartrat adalah
2NaHCO3(s) + H2C4H4O6(s) o Na2C4H4O6(aq)+ 2H2O(l) + 2CO2(g)
Ukuran tablet efervesen (tablet diketahui dari kecepatan terbentuknya
utuh dan butiran kecil dengan masa gelembung-gelembung gas, yaitu gas
yang sama) berpengaruh pada CO2. Kecepatan melarutnya
kecepatan melarutnya tablet. berdasarkan ukuran tablet ini
Kecepatan melarutnya tablet ini dapat merupakan juga kecepatan reaksi yang

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
394

berlangsung antara NaHCO3 dan asam dikonsumsi untuk mengurangi


sitrat atau antara NaHCO3 dan asam sariawan. Iodium tincture digunakan
tartrat. sebagai obat luka. Pati digunakan
Untuk mempelajari pengaruh sebagai bahan makanan sumber
konsentrasi dan suhu terhadap laju karbohidrat. Sementara itu, larutan
reaksi pada metode praktikum kimia H2O2 3% digunakan sebagai obat
hihau, bahan-bahan yang digunakan antiseptik.
adalah adalah tablet vitamin C (asam Pada praktikum ini ³larutan $´
askorbat), larutan H2O2 3%, iodium yang mengandung mengandung
tincture, pati, dan air (Wright, 2002: vitamin C, I2, dan air di buat. Reaksi
40A). Tablet vitamin C sering yang terjadi dalam ³ODUXWDQ $´ DGDODK

C6H8O6(aq) + I2(aq) o C6H6O6(aq) + 2H+(aq) + 2I-(aq)


Demikian juga, ³ODUXWDQ %´ \DQJ ³ODUXWDQ $´ GDQ ³ODUXWDQ % ´ UHDNVL
mengandung larutan H2O2 3% dan pati yang terjadi adalah
dibuat. Pada pencampuran antara
2H+(aq) + 2I-(aq) + H2O2(aq) o I2(aq) + 2H2O(l)
I2(aq) yang terbentuk pada reaksi suhu reaksi. Reaksi dilaksanakan pada
kedua segera bereaksi dengan amilum beberapa suhu, yaitu 15 oC, 25 oC, dan
membentuk kompleks berwarna biru 40 oC. Hasil yang diperoleh adalah
kehitaman (Wright, 2002: 40A). makin tinggi suhu reaksi, laju reaksi
Kecepatan reaksi ditentukan oleh makin cepat.
kecepatan terbentuknya kompleks Bahan-bahan yang digunakan
berwarna biru tua. dalam metode praktikum kimia hijau
Pada pengaruh konsentrasi tidak saja aman bagi siswa, tetapi juga
terhadap laju reaksi ini dalam metode ramah terhadap lingkungan (Singh,
praktikum kimia hijau, konsentrasi Singh, & Singh, 2014: 5). Limbah
diubah dengan mengatur volume air yang dihasilkan dari metode praktikum
yang digunakan pada pembuatan kimia hijau diuraikan oleh
³ODUXWDQ $´ GDQ ³ODUXWDQ % ´ 5HDNWDQ mikroorganisme yang ada di
dengan konsentrasi yang lebih tinggi lingkungan sehingga tidak
menghasilkan laju reaksi yang lebih menimbulkan pencemaran terhadap
cepat yang ditandai oleh kecepatan lingkungan. Dengan demikian,
pembentukan kompleks berwarna biru lingkungan akan dapat dijaga
tua. kelestariannya (Kerr, 2007: 96;
Pada pengaruh suhu terhadap laju Ravichandran, 2011: 130).
reaksi dalam metode praktikum kimia Pada metode praktikum kimia
hijau, variabel yang diubah adalah hijau untuk mempelajari pengaruh

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


395

katalis terhadap laju reaksi, bahan- adalah enzim katalase yang terdapat
bahan yang digunakan adalah larutan dalam hati ayam. Enzim katalase ini
H2O2 3% dan hati ayam. Hati ayam membantu penguraian H2O2 menjadi
sering dikonsumsi oleh masyarakat H2O dan O2. Reaksi yang terjadi dapat
sebagai sumber lemak dan protein. dituliskan sebagai berikut (Kimbrough,
Akan tetapi, pada metode praktikum Magoun, & Langfur, 1997: 210).
kimia hijau ini yang dipentingkan

Katalase
2H2O2(aq) 2H2O(l) + O2(g)
Di pihak lain, pada metode konsentrasi, bahan-bahan yang
praktikum kimia konvensional, bahan- digunakan adalah pita magnesium dan
bahan kimia yang digunakan adalah larutan HCl. Bahaya yang dapat
bahan-bahan kimia sintetik produksi ditimbulkan oleh logam magnesium
industri. Bahan-bahan kimia ini adalah iritasi pada mata, kulit, paru-
berbahaya bagi mahluk hidup. Selain paru, dan bahkan dapat merusak
itu, bahan-bahan kimia ini sulit saluran pencernaan (ScienceLab.com,
diuraikan oleh mikroorganisme yang 2013f: 1). Sementara itu, larutan HCl
ada di lingkungan sehingga bahan- toksik terhadap ginjal, hati, membran
bahan ini dapat mencemari mukus, saluran pernafasan atas, kulit,
lingkungan. mata, sistem peredaran darah, dan
Pada metode praktikum kimia mata (ScienceLab.com, 2013a: 1).
konvensional untuk mempelajari Reaksi yang terjadi antara logam
pengaruh luas permukaan dan magnesium dan larutan HCl adalah

Mg(s) + HCl(aq) o MgCl2(aq) + H2(g)


Kecepatan reaksi ditentukan oleh makin cepat. Di pihak lain, pada
kecepatan terbentuknya gelembung- pengaruh konsentrasi terhadap laju
gelembung gas hidrogen. Kecepatan reaksi, kecepatan terbentuknya
terbentuknya gelembung-gelembung gelembung-gelembung gas hidrogen
gas hidrogen ini dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh konsentrasi larutan
ukuran pita logam magnesium pada HCl. Makin tinggi konsentrasi larutan
pengaruh luas permukaan terhadap laju HCl, kecepatan terbentuknya
reaksi. Makin kecil ukuran pita logam gelembung-gelembung gas hidrogen
magnesium untuk massa logam makin cepat atau laju reaksi makin
magnesium yang sama, gelembung- cepat.
gelembung gas hidrogen yang Pada metode praktikum kimia
terbentuk makin cepat atau laju reaksi konvensional untuk mempelajari

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
396

pengaruh suhu terhadap laju reaksi, Larutan Na2S2O3 dan HCl


bahan-bahan kimia yang digunakan digunakan pada praktikum ini karena
adalah larutan Na2S2O3 dan larutan reaksi dari kedua zat ini menghasilkan
HCl. Kedua larutan ini merupakan perubahan warna, yaitu terbentuknya
bahan-bahan kimia sintetik berbahaya. endapan berwarna kuning yang berupa
Larutan Na2S2O3 sangat toksi terhadap kekeruhan dari belerang. Reaksi yang
paru-paru dan membran mukus terjadi adalah
(ScienceLab.com, 2013e: 1).
Na2S2O3(aq) + HCl(aq) o NaCl(aq) + S(s) + H2O(l) + SO2(g)
Kecepatan terbentuknya endapan Larutan FeCl3 toksik terhadap paru-
berwarna kuning ini dipengaruhi oleh paru dan membran mukus
suhu reaksi. Makin tinggi reaksi (ScienceLab.com, 2013d: 1).
kecepatan terbentuknya endapan Pada praktikum ini, larutan FeCl3
berwarna kuning makin cepat. digunakan sebagai katalis yang
Pada metode praktikum kimia mempercepat penguraian larutan H2O2
konvensional untuk mempelajari menjadi H2O dan O2. Di pihak lain,
pengaruh katalis terhadap laju reaksi, penguraian larutan H2O2 tanpa
bahan-bahan yang digunakan adalah penggunaan katalis berlangsung sangat
larutan H2O2 dan larutan FeCl3. lambat. Reaksi penguraian larutan
Larutan FeCl3 merupakan logam berat H2O2 oleh katalis FeCl3 adalah sebagai
yang berbahaya bagi mahluk hidup. berikut.
FeCl3
H2O2(aq) H2O(l) + O2(g)
Kedua, penggunaan bahan-bahan menunjukkan bahwa prinsip-prinsip
ramah lingkungan dalam metode dan gejala-gejala reaksi yang terjadi
praktikum kimia hijau dapat pada metode praktikum kimia kimia
meningkatkan rasa ingin tahu siswa hijau dan metode praktikum kimia
karena siswa bekerja dengan bahan- konvensional secara umum sama,
bahan yang baru bagi mereka. seperti munculnya gas dan terjadinya
Peningkatan rasa ingin tahu ini juga perubahan warna.
dipicu oleh tidak adanya reaksi-reaksi Berikut ini adalah pendapat siswa
kimia yang mereka temukan dalam terhadap penggunaan bahan-bahan
buku-buku pelajaran yang digunakan ramah lingkungan dalam metode
di sekolah. Mereka berusaha mencari praktikum kimia hijau.
reaksi-reaksi yang terjadi dari bahan- ³'HQJDQ PHQJJXQDNDQ EDKDQ-
bahan praktikum kimia hijau dengan bahan yang ramah lingkungan,
menelusuri artikel-artikel di internet. saya semakin termotivasi karena
Hasil penelusuran mereka rasa ingin tahu saya untuk
mencoba praktikum semakin

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


397

besar. Tidak hanya itu, kegiatan yang digunakan dalam praktkum


praktikum dengan bahan-bahan kimia hijau karena bahan-
yang mudah didapat, harga bahannya aman dan ramah
terjangkau, dan aman membantu terhadap lingkungan ´
saya untuk mencoba kembali
Berbeda halnya dengan pendapat
praktikum laju reaksi di luar
NHJLDWDQ VHNRODK ´ siswa yang melaksanakan metode
praktikum kimia konvensional.
Dengan meningkatnya rasa ingin
Mereka menyatakan bahwa
tahu siswa terhadap reaksi-reaksi pada
metode praktikum kimia hijau, ³6D\D PHUDVD WLGDN DPDQ GDODP
motivasi belajar siswa juga meningkat. kegiatan praktikum karena saya
sudah pernah merasakan saat
Peningkatan motivasi belajar melalui praktikum berlangsung, bahan-
metode praktikum kimia hijau ini juga bahan kimia tersebut mengenai
dilaporkan oleh Karpudewan, Ismail, tangan saya dan rasanya gatal dan
dan Mohamed (2011: 45). SDQDV ´
Peningkatan motivasi belajar ini Kedua, keberadaan bahan-bahan
sangat penting dalam pendidikan. yang digunakan dalam metode
Dengan motivasi belajar yang tinggi, praktikum kimia hijau sangat
siswa berusaha mempelajari materi melimpah, mudah diperoleh, dan
kimia dan mananyakan masalah- harganya sangat murah. Hal ini
masalah kimia yang dihadapi dengan mengakibatkan kegiatan praktikum
lebih giat. Hal inilah yang mendorong kimia dapat dilakukan oleh hampir
siswa menguasai materi kimia dengan semua sekolah, walaupun sekolah
lebih efektif. Penguasaan materi kimia tidak memiliki laboratorium kimia,
ini merupakan cerminan dari hasil bahan-bahan kimia, dan alat-alat
belajar siswa. laboratorium kimia. Tablet efervesen
Penerapan metode praktikum yang digunakan dalam metode
kimia hijau juga memberikan sejumlah praktikum kimia hijau untuk
keuntungan. Pertama, bahan-bahan mempelajari pengaruh luas permukaan
ramah lingkungan yang digunakan terhadap laju reaksi dapat dibeli bebas
dalam metode praktikum kimia hijau di toko-toko. Bandingkan dengan
sangat aman bagi siswa dan limbah metode praktikum kimia konvensional
hasil praktikum tidak menimbulkan yang menggunakan bahan-bahan
pencemaran terhadap lingkungan. Hal seperti pita magnesim dan larutan HCl.
ini didukung oleh komentar siswa Kedua bahan ini sangat mahal dan
sesaat setelah mereka melaksanakan hanya dapat dibeli di toko kimia dan
kegiatan praktikum. itupun harus ada surat ijin. Dengan
³Saya merasa lebih nyaman kata lain, bahan-bahan kimia tidak
bekerja dengan bahan-bahan dijual bebas untuk umum. Untuk

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
398

praktikum pengaruh katalis terhadap plastik atau kaleng bekas ini dapat
laju reaksi pada metode praktikum menghemat anggaran praktikum kimia.
kimia konvensional, katalis yang Pengembangan praktikum kimia
digunakan FeCl3, sedangkan pada hijau juga telah dilakukan sebelumnya
praktikum kimia hijau katalis pada pembuatan asetanilida, reaksi
bersumber dari hati ayam, yaitu enzim trans-stilbena, reaksi Diels-Alder,
katalase. Sebagai perbandingan, harga sintesis asam adipat, dan sintesis
FeCl3 per lima gramnya sebesar biodiesel (Chandrasekaran et al, 2009:
Rp9.772,76 (Sigma-Aldrich, 2015: 1), 11-42). Travis et al (2003: 1032) juga
sedangkan harga hati ayam per lima telah berhasil menggunakan oxone
gramnya hanya sekitar Rp200,00. (campuran KHSO5, KHSO4, dan
Dengan demikian, ada penghematan K2SO4 dalam air) dalam
biaya praktikum. dimetilformamida untuk reaksi
Dengan mudahnya diperoleh oksidasi aldehid aromatik menjadi
bahan-bahan dalam metode praktikum asam karboksilat. Penggunaan oxone
kimia hijau, siswa dapat mencoba sebagai oksidator pada reaksi ini
praktikum di rumah masing-masing sangat menguntungkan karena reaksi
dan dapat juga mengulanginya berlangsung dalam air atau campuran
beberapa kali sehingga siswa dapat air-etanol dan produk mengendap pada
melakukan pengamatan terhadap proses pendinginan sehingga mudah
proses praktikum dengan lebih cermat. dipisahkan. Selanjutnya, Yamada,
Hal ini juga memotivasi siswa untuk Torri, dan Uozumi (2009: 5)
belajar kimia. menggunakan oxone untuk siklisasi
Ketiga, metode praktikum kimia oksidatif alkenol. Beyond Benign
hijau juga dapat dilaksanakan dengan WHODK EHUKDVLO ³PHQJKLMDXNDQ´
barang-barang gelas/plastik atau praktikum kimia untuk topik-topik (1)
kaleng bekas. Hal ini disebabkan oleh asam-basa dan pH, (2) katalis dan
bahan-bahan yang digunakan dalam oksigen, (3) entalpi pembakaran, (4)
metode praktikum kimia hijau tidak kesetimbangan/principle LeChatelier,
bereaksi dengan alat-alat dari bahan (5) eksoterm dan endoterm, (6) uji
plastik atau logam. Penggunaan nyala dan spektra emisi, (7) mol, atom,
barang-barang gelas/botol plastik atau dan gram, (8) kelarutan, dan (9)
kaleng bekas dapat mengurangi sublimasi. 3DGD ³SHQJKLMDXDQ´
pembuangan limbah plastik ke praktikum pergeseran kesetimbangan
lingkungan sehingga pencemaran kimia, Beyond Benign (2014)
tanah oleh barang-barang bekas platik menggunakan bahan-bahan amilum,
atau kaleng bekas dapat dikurangi. air teh, dan asam asetat.
Penggunaan barang-barang gelas/botol Uraian di atas menjelaskan kepada
kita betapa pentingnya

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


399

mengintegrasikan kimia hijau ke menggunakan strategi SWOT terhadap


dalam praktikum kimia. Pentingnya metodologi sintesis dan pemurnian
penghijauan praktikum/ kurikulum sejumlah cairan ionik. Hasil
kimia juga telah dilaporkan oleh asesmennya adalah sintesis dan
beberapa ahli. Menurut Kerr (2007: pemurnian cairan ionik hidrofobik
96), kimia hijau merupakan alat yang lebih hijau daripada cairan ionik
ampuh untuk menyiapkan siswa hidofilik. Sementara itu, Montanes,
melakukan praktik-praktik yang Palomare, dan Sanches-Tovar (2012:
menguntungkan bagi umat manusia 131-133) mengintegrasikan
dan lingkungan. Sementara itu, Braun pembangunan berkelanjutan dalam
et al (2006: 1126) menyatakan bahwa pendidikan teknik kimia dengan sistem
kimia hijau tidak dimaksudkan untuk manajemen lingkungan. Di pihak lain,
menggantikan materi pembelajaran Burmeister, Rauch, dan Eilks (2012:
yang telah ada, melainkan 64-65) mengusulkan empat model
mengajarkan dengan cara-cara yang untuk mengintegrasikan pembangunan
baru, yaitu menggabungkan kimia berkelanjutan ke dalam pendidikan
hijau ke dalam materi kimia. kimia, yaitu: (1) mengadopsi prinsip-
Integrasi kimia hijau ke dalam prinsip kimia hijau ke dalam
kurikulum kimia memberikan motivasi praktikum pendidikan kimia, (2)
dan kesempatan kepada siswa untuk menambahkan strategi berkelanjutan
mengatasi, mengeksplorasi, dan sebagai konten pendidikan kimia, (3)
menyenangi sains sejak awal. menggunakan isu-isu berkelanjutan
Kurikulum ini menyediakan yang kontroversial untuk isu-isu sosio-
pemahaman tentang dampak sains sains, dan (4) pendidikan kimia
secara luas, menjembatani kesenjangan sebagai bagian dari pengembangan
antara kelas dan lingkungan global dan sekolah. Galgano et al. (2012: 150)
yang paling penting adalah membantu telah berhasil mengembangkan
menyiapkan ahli-ahli kimia yang eksperimen pendidikan untuk
peduli terhadap kesehatan dan pembangunan berkelanjutan pada
lingkungan di masa depan. Kimia hijau analisis bahan bakar. Karpudewan,
merupakan pilar bagi pembangunan Ismail, dan Roth (2012: 125)
berkelanjutan (Ravichandran, 2011: melaporkan bahwa pembelajaran kimia
129; Singh & Ravichhandran, 2014: hijau tidak hanya meningkatkan
147). pemahaman konsep kimia siswa, tetapi
Penelitian-penelitian dalam upaya juga motivasi belajar kimia dan sikap
menghijaukan kurikulum kimia telah siswa terhadap lingkungan. Mandler et
dilakukan oleh beberapa peneliti. al. (2012: 89) menyelidiki perubahan
Deetlefs dan Seddon (2010: 20-27) sikap dan persepsi siswa terhadap isu-
telah melakukan asesmen isu lingkungan pada topik kualitas air

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
400

minum dan efek rumah hijau. Hasil PENUTUP


penelitian menunjukkan bahwa siswa Berdasarkan hasil penelitian dan
mengalami perubahan yang signifikan pembahasan dapat disimpulkan
dalam hal kesadarannya terhadap isu- bahwa terdapat perbedaan yang
isu lingkugan. Pembelajaran signifikan hasil belajar antara siswa
mempengaruhi persepsi hidup sehari- yang diajar dengan metode
hari mereka tentang isu-isu lingkungan praktikum kimia hijau dan siswa yang
dan kesadarannya terhadap lingkungan diajar dengan metode praktikum
meningkat. kimia konvensional. Hasil belajar
Baik metode praktikum kimia siswa yang diajar dengan metode
hijau maupun metode praktikum kimia praktikum kimia hijau lebih efektif
konvensional keduanya dapat daripada hasil belajar siswa yang
mengembangkan karakter yang diajar dengan metode praktikum
meliputi antara lain disiplin, tanggung kimia konvensional. Dengan
jawab, jujur, tertib, dan teliti. Hal ini demikian, dapat disarankan bahwa
dimungkinkan karena metode guru-guru kimia dapat menggunakan
praktikum kimia hijau dan metode metode praktikum kimia hijau untuk
praktikum kimia konvensional menggantikan metode praktikum
menuntut siswa melakukan praktikum kimia konvensional. Selain itu,
yang terikat oleh waktu, bertanggung penerapan metode praktikum kimia
jawab dalam melaksanakan praktikum, hijau aman bagi siswa bekerja selama
jujur dalam melaporkan hasil praktikum dan tidak menghasilkan
praktikum, serta teliti dalam limbah kimia yang berbahaya bagi
melakukan pengamatan. Hasil-hasil ini lingkungan. Demikian juga, sekolah
juga dilaporkan oleh Widjayanti, dapat menghemat biaya praktikum
Rohaeti, dan Isana (2010: 210), yang karena harga bahan-bahan yang
menyatakan bahwa Praktikum Kimia digunakan dalam metode praktikum
Fisika I dan II yang bermuatan life kimia hijau jauh lebih murah
skills dapat mengembangkan karakter dibandingkan harga bahan-bahan
mahasiswa yang meliputi basic kimia yang digunakan dalam metode
character (disiplin, tanggung jawab, praktikum kimia konvensional.
jujur, tertib, teliti, cermat, dan hemat),
beautiful character (tidak memaksakan UCAPAN TERIMAKASIH
kehendak dan toleransi), dan brilliant Penulis mengucapkan terima kasih
character (inisiatif dan kreatif dalam kepada Ni Putu Merry Yunithasari
merancang dan menyimpulkan hasil- yang telah membantu penulis
hasil praktikum dan bijaksana dalam mengumpulkan data pada penelitian
memecahkan masalah). ini.

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


401

DAFTAR PUSTAKA perception levels of students at


Beyond Benign. 2014. Green primary education grade 6 and
chemistry replacements exercises. their attitudes towards laboratory
http:// resources4rethinking.ca/ practices of natural science
en/resource/ green-chemistry- FRXUVH ´ The International Journal
replacement-exercises, diunduh 10 of Educational Researchers, 2(1),
Agustus 2014. hlm. 17-27.
Braun, B., Charney, R., Clarens, A., Domin, D. S. 20 ³6WXGHQWV¶
Farrugia, J., Kitchens, C., perceptions of when conceptual
Lisowski, C., Naistat, D., & development occurs during
2¶1HLO $ ³&RPSOHWLQJ RXU ODERUDWRU\ LQVWUXFWLRQ ´ Chemistry
education: green chemistry in the Education Resrach and Practice,
FXUULFXOXP ´ Journal of Chemical 8(2), hlm. 140-152.
Education, 83(8), hlm. 1126-1129. Galgano, P. D., Loffredo, C., Sato, S.
Burmeister, M., Rauch, F., & Eilks, I. M., Reichardtb, C., & El Seoud,
³(GXFDWLRQ IRU VXVWDLQDEOH 2 $ ³,QWURGXFLQJ
development (ESD) and chemistry education for sustainable
HGXFDWLRQ ´ Chemistry Education development in the undergraduate
Research and Practice, 13, hlm. laboratory: Quantitative analysis
59-68. of bioethanol fuel and its blends
Chandrasekaran, S., Ranu, B. C., with gasoline by using
Yadav, G. D., & Bhanumati, S. VROYDWRFKURPLF G\HV ´ Chemistry
2009. Monographs on green Education Research and Practice,
chemistry experiments, GC Task 13, hlm. 147±153.
Force, DST. http://www.dst. Measurement and Evaluation Center.
gov.in/green-chem.pdf, diunduh 2 (2003). Analyzing multiple-choice
Agutus 2014. item responses. www.hct.ac.ae/
Deetlefs, M. & Seddon, K. R. 2010. content/uploads/MC-item-
³$VVHVVLQJ WKH JUHHQQHVV RI some analysis-handout.pdf, diunduh 25
typical laboratory ionic liquid Mei 2017.
SUHSDUDWLRQV ´ Green Chemistry, Houston, P. L. 2001. Chemical
12, hlm. 17±30. Kinetics and Reaction Dynamics.
Depdiknas 2006. Permendiknas No. New York: The McGraw-Hill
22/2006: Standar Isi untuk Satuan Companies, Inc.
Pendidikan Dasar dan Menengah. Karpudewan, M., Ismail, Z., &
Jakarta: BSNP. 0RKDPHG 1 ³*UHHQ
Dogru, M., Gencosman, T., & chemistry: Educating prospective
$WDDONLQ $ ³([DPLQDWLon science teachers in education for
of natural science laboratory sustainable development at school

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic
402

of educational studies, USM. Education Research and Practice,


Journal of Social Sciences, 7(1), 13, hlm. 128±134.
hlm. 42-50. RavichDQGUDQ 6 ³*UHHQ
Karpudewan, M., Ismail, Z., & Roth, chemistry for sustainable
: 0 ³(QVXULQJ GHYHORSPHQW ´ $VHDQ Journal of
sustainability of tomorrow through Biochemical and Pharmaceutical
green chemistry integrated with Research, 2(1), hlm. 129-135.
sustainable development concepts ScienceLab.com. 2013a. Material
6'&V ´ Chemistry Education safety data sheet hydrochloric
Research and Practice, 13, hlm. acid MSDS.
120±127. http://www.sciencelab.com/msds.
.HUU 0 ( ³*UHHQ FKHPLVWU\ php?msdsId=9924285, diunduh 12
and sustainable developmeQW ´ Mei 2017.
Maejo International Journal of ScienceLab.com. 2013b. Material
Science and Technology, 1(2), safety data sheet lead nitrate
hlm. 95-97. MSDS.
Kimbrough, D. R., Magoun, M. A., & http://www.sciencelab.com/msds.
/DQJIXU 0 ³$ ODERUDWRU\ php?msdsId=9924473, diunduh 12
experiment investigating different Mei 2017.
aspects of catalase activity in an ScienceLab.com. 2013c. Material
inquiry-EDVHG DSSURDFK ´ Journal safety data sheet potassium iodide
of Chemical Education, 74(2), MSDS.
hlm. 210-212. http://www.sciencelab.com/msds.
Mandler, D., Mamlok-Naaman, R., php?msdsId=9927571, diunduh 12
Blonder, R., Yayon, M., & Mei 2017.
+RIVWHLQ $ ³+LJK-school ScienceLab.com. 2013d. Material
chemistry teaching through safety data sheet ferric chloride
environmentally oriented MSDS. http://
FXUULFXOD ´ Chemistry Education http://www.sciencelab.com/ msds.
Research and Practice, 13, hlm. php?msdsId=9924033, diunduh 12
80±92. Mei 2017.
Montanes, M. T., Palomares, A. E., & ScienceLab.com. 2013e. Material
Sanchez-Tovar, R. 2012. safety data sheet sodium
³,QWHJUDWLQJ VXVWDLQDEOH thiosulfate anhydrous MSDS.
development in chemical https://www.
engineering education: The sciencelab.com/msds.php?msdsId
application of an environmental =9927607, diunduh 12 Mei 2017.
PDQDJHPHQW V\VWHP ´ Chemistry ScienceLab.com. 2013f. Material
safety data sheet magnesium

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


403

MSDS. Travis, B. R., Sivakumar, M., Hollist,


http://www.sciencelab.com/msds. * 2 %RUKDQ % ³)DFLOH
php?msdsId=9924535, diunduh 12 oxidation of aldehydes to acids
Mei 2017. DQG HVWHUV ZLWK R[RQH ´ Organic
Sigma-Aldrich. 2015. Iron(III) Letters, 5, hlm. 1031±1034.
chloride. Widjajanti, E., Rohaeti, E., & Isana, S.
http://www.sigmaaldrich.com/ < / ³3HQHUDSDQ SUDNWLNXP
catalog/search?term=FeCl3&interf kimia bermuatan life skills sebagai
ace=All&N=0&mode=match%20 upaya mempersiapkan calon guru
partialmax&lang=en&region=ID \DQJ EHUNDUDNWHU ´ Cakrawala
&focus=product, diunduh 16 Pendidikan, XXIX (Edisi
Januari 2015. Khusus), hlm. 204-211.
Singh, A., Singh, S., & Singh, N. :ULJKW 6 : ³7LFN WRFN D
³*UHHQ FKHPLVWU\ YLWDPLQ & FORFN ´ Journal of
Sustainability an innovative Chemical Education, 79(1), hlm.
DSSURDFK ´ Journal of Applied 40A-40B.
Chemistry, 2(2),77-82. Yamada, Y. M. A., Torri, K., &
Singh, L. & Ravichandran, S. 2014. 8R]XPL < ³2[LGDWLYH
³*UHHQ &KHPLVWU\ 7KH )XWXUH cyclization of alkenols with
3LOODUV ´ ,QWHUQDWLRQDO Journal of R[RPH XVLQJ D PLQLIORZ UHDFWRU ´
ChemTech Research, 6(1), hlm. Beilstein Journal of Organic
147-149. Chemistry, 5(18), hlm. 1-5.

*UHHQ &KHPLVWU\ 3UDFWLFXP WR (QKDQFH 6WXGHQWV¶ /HDUQLQJ 2XWFRPHV RQ 5HDFWLRQ 5DWH


Topic

Anda mungkin juga menyukai