KATARAK
OLEH :
KELOMPOK 5
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya (Ilyas, 2008).Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahan lensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang
terjadi pada semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin, 2008).
2. Anatomi Fisiologi
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5 cm,
yang terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa lapisan.
Kuat dan tidak elastic yang menyususn sclera ini akan mempertahankan bentuk
dibawahnya.
a. Sclera
b. Kornea
a. Koroid
c. Iris
Pada mata terdapat 7 otot volunter dari orbit, 6 diantaranya adapat
2003).
3. Etiologi Katarak
1. Fisik
2. Kimia
6. Usia
(Tamsuri, 2008)
4. Klasifikasi Katarak
tahun.
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma
mata (katarak monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan
kimia tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan
Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu.
Selai itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
uveitis, glaucoma, dan miopia atau proses degenerasi pada satu mata
lainnya.
1. Katarak insipient
2. Katarak imatur
menyebabkan terjadinya myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata
kekeruhan lensa.
4. Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks
CEMAS
Gangguan koagulasi
penerimaan
sensori/status mengabutkan pandangan
organ indera
Terputusnya protein lensa disertai prosedur invasive
influks air kedalam lensa pengangkatan
Menurunnya
katarak
ketajaman
penglihatan Usia meningkat
Resiko tinggi
terhadap infeksi
Penurunan enzim menurun
Gangguan persepsi
sensori-perseptual
penglihatan Degenerasi pd lensa
KATARAK
Post op Nyeri
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah
bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan
tampak kekuningan, abu - abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama
bertahun - tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang
lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan (Suddarth, 2001).
6. Komplikasi
Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakit
1. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,
2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
7. Pemeriksaan Diagnostik
a) Uji mata
b) Keratometri
c) Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis
e) Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya
8. Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan
prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka
sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas,
kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain - lain, sangat penting untuk menentukan
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk
1. PENGKAJIAN
a. PRE OPERASI
Kaji riwayat penyakit pasien sekarang dan dimasa lalu.
Ada keluhan seperti pandangan kabur, penglihatan ganda, fotofobia dan lapang
pandang menyempit.
Pada inspeksi tampak lensa mata putih seperti kaca susu.
Riwayat pengobatan yang telah dilakukan.
Adanya rasa cemas tentang penyakit dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
Lakukan pemeriksaan diagnostik untuk menunjang diagnosa penyakit.
Adanya perasaan malu bergaul akibat dari penurunan tajam pengelihatan.
Adanya rasa takut jika operasi gagal.
b. PASCA OPERASI
Adanya rasa nyeri.
Pasien tampak meringis.
Gelisah.
Mengeluh susah tidur.
- Adanya peningkatan nadi.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. PRE OPERASI
Gangguan persepsi sensori (pengelihatan) berhubungan dengan penurunan tajam
pengelihatan.
Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan kemungkinan
kegagalan untuk memperoleh pengelihatan kembali.
Risiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.
Gangguan konsep diri (harga diri rendah situasional) berhubungan dengan
kerusakan fungsional pngelihatan.
b. PASCA OPERASI
Nyeri (akut) berhubungan dengan interupsi pembedahan jaringan tubuh.
Risiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan peningkatan kerentanan
sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh.
Risiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan perdarahan intraokuler
Risiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik yang
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktivitas dan
aktivitas yang diijinkan, obat-obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan.
Permasalahan kolaboratif yang dapat muncul adalah
PK Hemoragi.
PK Peningkatan TIO.
PK Glaukoma
3. PERENCANAAN
a. Prioritas masalah keperawatan
1. Pre operasi
Gangguan persepsi sensori (pengelihatan) berhubungan dengan penurunan
tajam pengelihatan.
Risiko tinggi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.
Gangguan konsep diri (harga diri rendah situasional) berhubungan dengan
kerusakan fungsional pngelihatan.
Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan
kemungkinan kegagalan untuk memperoleh pengelihatan kembali.
2. Post operasi
Nyeri (akut) berhubungan dengan interupsi pembedahan jaringan tubuh.
Risiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan peningkatan
kerentanan sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh.
Risiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan perdarahan
intraokuler
Risiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik yang
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pembatasan aktivitas
dan aktivitas yang diijinkan, obat-obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan.
b. Rencana tindakan
1. Pre operasi
Gangguan persepsi sensori (pengelihatan) berhubungan dengan penurunan
tajam pengelihatan.
Tujuan : pasien dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuan setelah
diberikan tindakan keperawatan.
Intervensi :
Intervensi :
- Pertahankan lingkungan yang aman.
Rasional : lingkungan yang aman mengurangi resiko cedera.
Intervensi :
Intervensi :
- Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa ansietas dan ketakutan
merupakan respon yang normal dan diperkirakan terjadi pada setiap
pembedahan katarak.
Rasional : validasi dan memberikan keyakinan meningkatkan harga diri
dan membantu mengurangi ansietas.
- Berikan informasi tentang aktivitas, pengelihatan dan suara berkaitan
dengan periode operasi.
Rasional : karena bedah katarak dilakukan dengan anastesi lokal dan
klien sadar, informasi tentang apa yang diperkirakan
membantu mengurangi kecemasan yang berhubungan dengan
ketakutan dan ketidaktahuan. Hal ini juga memungkinkan
klien berpartisipasi lebih baik dalam tindakan keperawatan.
2. Post operasi
Nyeri (akut) berhubungan dengan interupsi pembedahan jaringan tubuh.
Tujuan : Nyeri yang dirasakan berkurang.
Intervensi :
- Jelaskan bahwa nyeri dapat terjadi sampai beberapa jam setelah operasi.
Rasional : nyeri dapat terjadi sampai anastesi lokal habis dengan
memahami hal ini dapat membantu mengurangi kecemasan.
Risiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan peningkatan
kerentanan sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Intervensi :
Risiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan perdarahan
intraokuler.
Tujuan : cedera tidak terjadi.
Intervensi :
Intervensi :
PK Glaukoma
- Jangan tunda operasi jika tanda dan gejala katarak sudah sangat
mengganggu.
Rasional : dapat menyebabkan kapsule ruptur dan lepas sehingga glaukoma
dapat terjadi.
- Ingatkan klien untuk mengikuti intruksi-intruksi yang telah diberikan untuk
menghindari komplikasi katarak yang tidak diinginkan.
Rasional : kepatuhan dapat menghindarkan klien dari komplikasi yang
merugikan.
PK Hemoragi dan PK Peningkatan TIO
- Pantau tanda dan gejala hemoragi (nyeri disekitar mata, awitan nyeri
mendadak, perubahan pengelihatan).
Rasional : jaringan okuler sangat rentan terhadap perdarahan karena
vaskularisasi yang tinggi dan pembuluh darah yang mudah
robek,darah dalam vitreus mengganggu pengelihatan.
- Pantau tanda dan gejala peningkatan TIO (nyeri alis mata, mual, pandaran di
sekitar cahaya).
Rasional : TIO dapat meningkat dalam berespon terhadap pembedahan atau
abat-obatan, seperti tetes mata steroid.
4. EVALUASI
a. PRE OPERASI
- Pasien dapat beraktivitas sesuai batas kemampuan setelah diberikan tindakan
keperawatan.
- Pasien tidak mengalami cedera selama pengelihatan tidak berfungsi normal
setelah diberikan tindakan keperawatan.
- Pasien dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan rendah diri karena
perubahan fungsi pengelihatan setelah diberikan tindakan keperawatan.
- Ansietas berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
b. PASCA OPERASI
- Nyeri yang dirasakan dapat berkurang.
- Infeksi tidak terjadi.
- Cedera tidak terjadi.
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Identitas Klien
a. Nama : Ny. K
b. Umur : 74 th
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Hindu
e. Status Perkawinan : kawin
f. Suku Bangsa : Indonesia
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan :-
i. Tgl masuk RS : 14 Agustus 2020
j. No. Register :-
Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. F
b. Umur : 56 th
c. Pekerjaan : swasta
d. Alamat : Jl Raya kapal
2. Keluhan utama
Klien mengalami penglihatan kabur. Klien mengalami penglihatan kabur, kesulitan
melihat dari jarak jauh ataupun dekat.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan Sekarang
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan pusing dan penglihatannya kabur,
penglihatan kabur dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Penglihatan
kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasien merasa silau saat
melihat cahaya. Klien juga mengalami kesulitan melihat pada jarak jauh atau
dekat, pandangan ganda, susah melihat pada malam hari. Setelah dilakukan
pengkajian pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil, nucleus pada lensa
menjadi coklat kuning, lensa menjadi opak, retina sulit dilihat, terdapat gangguan
keseimbangan pada susunan sel lensa oleh factor fisik dan kimiawi sehingga
kejernihan lensa berkurang.klien disarankan oleh dokter untuk dilakukan tindakan
pembedahan atau dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik
di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari.klien jg mengalami hiperglikemia
karena panyakit diabetis yang dideritanya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak kurang lebih 1
tahun yang lalu.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit Diabetes Melitus /gejala-gejala
yang sama seperti yang diderita oleh pasien saat ini.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
Keuarga klien takut akan penyakit yang diderita klien, dan berharap agar bisa
cepat sembuh
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Nafsu makan menurun
Penurunan sensasi kecap, mual-muntah, stomatitis : mual muntah
Fluktuasi BB 6 bulan terakhir (naik/turun) : turun
Kesulitan menelan (disfagia)
Gigi : Lengkap
Frekuensi makan : 1-2x sehari
Jenis makanan : nasi, sayur, buah-buahan
Pantangan/alergi : ikan
3) Pola eliminasi
BAB :
Frekuensi : lebih dari 3x sehari
Warna : kuning
Waktu : tidak teratur
Konsistensi : cair
Kesulitan (diare, konstipasi, inkontinensia) : inkontinensia
BAK :
Frekuensi : lebih dari 8x perhari jika dalam keadaan kejang
Kesulitan : inkotinensia
4) Pola aktivitas dan latihan
Kekuatan otot : penurunan kekuatan/tonus otot secara menyeluruh
Kemampuan ROM : ada keterbatasan rentang gerak
Keluhan saat beraktivitas : mudah lelah, dan lemas saat berktivitas
5) Pola istirahat dan tidur
Lama tidur : 4-6 jam sehari
Waktu : malam
6) Pola kognitif dan persepsi
Status mental : penurunan kesadaran
Bicara : aphasia ekspresif
Kemampuan memahami : tidak
Tingkt ansietas : berat
Penglihatan : pandangan kabur
Ketidaknyamanan/nyeri : nyeri kronik
7) Persepsi diri dan konsep diri
Perasaan klien tentang masalah kesehatan ini : klien merasa malu dan minder
8) Pola peran hubungan
Sistem pendukung : keluarga
9) Pola koping dan toleransi aktivitas
Hal yang dilakukan saat ada masalah : cerita dengan orang terdekat atau keluarga
Keadaan emosi dalam sehari-hari : tegang
10) Keyakinan dan kepercayaan
Agama : Hindu
b. Pemeriksaan fisik
5) Mata
Inspeksi : kekeruhan, berkabut atau opak pada lensa mata. Pada inspeksi visual
katarak Nampak abu-abu atau putih susu. Pada inspeksi pada lampu senter, tidak
timbul refeksi merah.
Fungsi penglihatan : gangguan penglihatan
Ukuran pupil : pupil dilatasi
Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
6) Telinga
Fungsi pendengaran :tidak ada gangguan pendengaran
Kebersihan : bersih
Sekret : tidak ada
7) Hidung dan sinus
Fungsi penciuman : baik
Pembegkakan : tidak ada Perdarahan : tidak ada
Kebersihan : bersih sekret : tidak ada
8) Mulut dan tenggokan
Membran mukosa : kering kebesihan mulut : bersih
Keadaan gigi : lengkap
Tanda radang : Lidah
Trismus :tidak ada
Kesulitan menelan : tidak ada, disfagia tidak ada
9) Leher
Trakea : simetris
Kelenjar limfe : ada
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
10) Thorak/paru
Inspeksi : dada simetris dan tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Perkusi :tidak ada massa, dengan tidak adanya peningkatan produksi mukus
Auskulktasi : pernafasan stridor (ngorok)
11) Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat
12) Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : peristaltik usus
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites
13) Ekstremitas
Ekstremitas atas : pergerakan normal
Ekstremitas bawah : pergerakan normal
ROM :
Kekuatan otot : penurunan kekuatan tonus otot
14) Neurologis
Kesadaran (GCS) :
Status mental : penurunan kesadaran
Motorik : kejang
Sensorik : gangguan pada sistem penglihatan,mata kabur ,pengelihatan silau dan
gangguanpendengaran
Refleks fisiologis : mengalami penurunan terhadap respon stimulus
5. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: perdarahan intra Resio tinggi terhadap
-klien mengatakan pusing dan okuler(dikoreksi cidera
penglihatannya kabur, penglihatan dengan dilator pupil)
kabur dirasakan sejak kurang lebih
1 tahun yang lalu.
-klien mengatakan bahwa dokter
menyarakan untuk dilakukan
tindakan yaitu dikoreksi dengan
dilator pupil.
DO:
- Pupil berwarna putih dan ada
dilatasi pupil
-nucleus pada lensa menjadi coklat
kuning, lensa menjadi opak, retina
sulit dilihat
2 DS: bedah pengangkatan Resiko tinggi
-klien mengatakan kesulitan melihat katarak terhadap infeksi
pada jarak jauh atau dekat,
pandangan ganda, susah melihat
pada malam hari.
-klien mengatakan bahwa dia juga
mnderita penyakit diabetis mellitus
DO:
- terdapat gangguan keseimbangan
pada susunan sel lensa oleh factor
fisik dan kimiawi sehingga
kejernihan lensa berkurang.
-Hiperglikemia
3 DS: gangguan Gangguan sensori
-klien mengatakan mengalami penerimaan persepsi(penglihatan)
penglihatan kabur. sensori/status organ
-Klien mengatakan mengalami indra penglihatan
penglihatan kabur, kesulitan melihat
dari jarak jauh ataupun dekat
DO:
- pupil berwarna putih dan ada
dilatasi pupil, nucleus pada lensa
menjadi coklat kuning, lensa
menjadi opak, retina sulit dilihat
4. Memberikan
rangsangan sensori
4. Pendekatan dari tepat terhadap
sisi yang tak isolasi dan
dioperasi , bicara, menurunkan
dan menyentuh bingung
sering, dorong
orang terdekat
tinggal dengan
5. Gangguan
pasien
penglihatan atau
iritasi dapat
5. Perhatikan tentang
berakhir 1-2 jam
suram atau
setelah diberikan
penglihatan kabur
pengobatan tetapi
dan iritasi mata
secara bertahap
menurunkan
dengan
penggunaan.
Catatan :
Iritasi local harus
dilaporkan ke
dokter tetapi jangan
hentikan
penggunaan obat
sementara
6. Ingatkan pasien
6. perubahan
menggunakan
ketajaman dan
kacamata
kedalaman persepsi
katarakyang
dapat menyebabkan
tujuannya
bingung
memperbesar
penglihatan atau
kurang lebih 25%
meningkatkan
penglihatan perifer
resiko cedera
hilang dan buta
sampai pasien
titik mungkin ada
belajar untuk
mengkompensasi.
3.4. Catatan Perkembangan
No Diagnose Keperawatan Implementasi EVALUASI
1. Resiko tinggi cidera Jam 08.00 wib Jam 12.00 wib
berhubungan dengan Mandiri : S: klien meengatakan
perdarahan intra okuler 1. Mendiskusikan apa yang nyeri pasca dikoreksi sudah
terjadi pada pasca berkurang.
dikoreksi tentang nyeri, O: klien tampak rileks
pembatasan aktivitas, pasca dikoreksi,tetapi
penampilan dan balutan aktivitas klien masih
mata dibatasi,seperti terlalu
2. Membatasi aktivitas banyak menggerkkan
seperti megerakkan kepala kapala dan menggaruk
tiba-tiba, menggaruk mata, mata
membongkok A: Masalah teratasi
3. Mendorong napas dalam sebagian,aktivitas klien
batuk untuk bershan nafas masih dibatasi untuk
berihan paru melindungi mata pasca
4. Mempertahankan dikoreksi
perlindungan mata sesuai P: Intervensi dilanjutkan
indikasi 1. Batasi aktivitas klien
5. Meminta pasien untuk seperti megerakkan kepala
membedakan antara tiba-tiba, menggaruk mata,
ketidakyamanan dan nyeri membongkok
mata tajam tiba-tiba, 2. Mempertahankan
selidiki perlindungan mata sesuai
kegelisaan,disorientasi, indikasi
gangguan balutan 3. Meminta pasien untuk
Kolaborasi: membedakan antara
1. Memberikan obat sesuai ketidakyamanan dan nyeri
indikasi mata tajam tiba-tiba,
antiemetik contoh selidiki
proklorprazin kegelisaan,disorientasi,
asetazolamid(diomox) gangguan balutan
2. Resiko tinggi terhadap Jam 08.00 wib Jam 12.00wib
infeksi berhubungan Mandiri S: Klien mengatakan dapat
dengan bedah 1. Mendiskusikan pentingnya beristrahat dengan baik
pengangkatan katarak mencuci tangan sebelum tanpa terasa nyeri pasca
menyentu atau mengobati operasi pengangkatan
mata katarak
2. Menggunakan atau O: klien dapat beristirahat
tunjukan tehnik yang tepat dengan tenang dan lebih
untuk membersihkan mata rilek serta tidak terdapat
dari dalam keluar dengan tanda-tanda terjadinya
tisu basah atau bola kapas infeksi pada mata klien
untuk tiap usapan ganti A: Masalah klien teratasi
balutan dan masukkan sebagian,tidak terjadi
lensa kontak bila infeksi pada mata klien
menggunakan pasca operasi.
3. Menekankan pentingnya P: Intervensi dilanjutkan
untuk tidak menyentuh 1. Tekankan pentingnya
atau menggarut mata yang untuk tidak menyentuh
di operasi atau menggarut mata yang
4. Mengobserpasi tanda di operasi
terjadinya infeksi contah 2. obserpasi tanda terjadinya
kemerahan, kelopak mata infeksi contah kemerahan,
bengkak, drainase purulen. kelopak mata bengkak,
Kolaborasi: drainase purulen
1. Memberikan obat sesuai
indikasi
antibiotik(topical,
perenteral, atau
subkunjungival)
Steroid
3. Gangguan sensori Jam 08.00 wib Jam 12.00 wib
persepsi(penglihatan) Mandiri S: klien mengatakan
berhubungan dengan 1. Menentukann ketajaman setelah dilakukan operasi
gangguan penerimaan penglihatan, catat apakah 1 matannya sudah dapat
sensori/status organ atau 2 mata terlibat melihat walaupun tanpa
indra penglihatan 2. Mengorientasikan pasien bantuan kaca mata katarak
terhadap lingkungan,stap, O: klien sudah dapat
orang lain di area nya melihat benda-benda
3. Mengobservasi tanda- disekitarnya
tanda dan gejala- gejala A: Masalah teratasi
disorientasi, pertahankan P: Intervensi dihentikan
pagar tempat tidur sampai
benar-benar sembuh dari
anastesia
4. Pendekatan dari sisi yang
tak dioperasi , bicara, dan
menyentuh sering, dorong
orang terdekat tinggal
dengan pasien
5. Memperhatikan tentang
suram atau penglihatan
kabur dan iritasi mata
6. Mengingatkan pasien
menggunakan kacamata
katarakyang tujuannya
memperbesar kurang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Bedah.EGC : Jakarta
http://www.suaramedia.com/kesehatan/penyakit-katarak-menyerang-anamuda.html