@KKPN_Pekanbaru
Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru
Direktorat Jenderal pengelolaan Ruang Laut http://lkkpnpekanbaru.kkp.go.id
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Loka KKPN Pekanbaru
Alamat Kantor: Jl. Budi Luhur, Kelurahan Kulim, Kecamatan
Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, 28241
Telephone/Hp: 0811 753 3003
Loka KKPN Pekanbaru
Email. pekanbarulkkpn@gmail.com
Ekosistem Padang Lamun
di Taman Wisata Perairan
Kepulauan Anambas
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
ii iii
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadapan Allah SWT yang atas rahmat dan
karunianya buku “Ekosistem Padang Lamun di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas”
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Ekosistem Padang Lamun merupakan salah satu ekosistem penyusun laut tropis selain
ekosistem mangrove dan ekosistem karang. Peranan ekosistem padang lamun cukup
penting baik secara ekologi maupun secara ekonomi. Buku ini menyajikan klasifikasi dan
morfologi, sebaran jenis, asosiasi flora dan fauna, peranan padang lamun dan kondisi
padang lamun di TWP Kepulauan Anambas dan Perairan Sekitarnya.
Buku ini ditujukan bagi para pembaca dari semua kalangan, khususnya masyarakat
umum yang berkeinginan untuk melakukan penelitian ekosistem padang lamun di TWP
Kepulauan Anambas
Besar harapan kami buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
mampu menumbuhkan kecintaan terhadap sumberdaya alam laut Indonesia khususnya TWP
Kepulauan Anambas yang demikian kaya dan memesona.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini tentu terdapat kekurangan
ataupun kesalahan, untuk itu segala saran dan masukan ataupun kritik guna perbaikan
buku ini sangat kami harapkan.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan buku ini. Semoga semua upaya dan kerja keras yang telah dikerahkan
menjadi bekal amalan yang berguna di kemudian hari.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
iv v
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
DAFTAR ISI
Pendahuluan............................................................................................ 1
Kondisi Ekosistem Lamun di TWP Kepulauan Anambas dan Laut di sekitarnya ... 50
Penutup .................................................................................................. 60
vi vii
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas PENDAHULUAN
Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang pengerukan dan penambangan pasir serta pencemaran.Taman
hidup terendam dalam kolom air dan berkembang dengan baik Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas merupakan salah
di perairan laut dangkal dan estuari. Di Indonesia terdapat 13 satu Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yang
jenis lamun yang tersebar di hampir seluruh perairan Indonesia ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan melalui
dengan luas diperkirakan 30.000 km2. (Kuo, 2007 dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 37/KEPMEN-
Rahmawati et al, 2014). KP/2014 memiliki luas mencapai 1.262.686,2 hektar. Sebagai
Satu jenis lamun atau beberapa jenis lamun pada KKPN, TWP Kepulauan Anambas dikelola dalam rangka
umumnya membuat hamparan luas yang disebut komunitas mewujudkan kegiatan perikanan berkelanjutan dan ekowisata
padang lamun. Kemudian, padang lamun saling berhubungan bahari berkelanjutan.
dengan biota lainnya yang hidup di dalam padang lamun, Pengelolaan kawasan konservasi perairan pada dasarnya
seperti ikan baronang, rajungan, berbagai jenis kerang dan selain untuk melindungi ekosistem, sumberdaya, dan
sebagainya, juga dengan perairan dan substrat membentuk keanekaragaman hayati, adalah untuk meningkatkan
ekosistem lamun. kesejahteraan bagi manusia, baik masyarakat yang berada di
Ekosistem lamun berada di daerah pesisir pantai dengan dalam kawasan maupun di sekitar kawasan. Lingkungan dan
kedalaman kurang dari 5 m saat pasang. Namun beberapa jenis sumberdaya yang dijaga akan mengalami peningkatan
lamun dapat tumbuh lebih dari kedalaman 5 m sampai 90 m produktivitas baik secara kuantitatif maupun kualitatif. untuk
selama kondisi lingkungannya menunjang pertumbuhan lamun menjamin kelestarian sumberdaya dan pemanfaatan
tersebut (Duarte, 1991 dalam Rahmawati et al, 2014). sumberdaya dalam kawasan sesuai dengan ketentuan maka
Ekosistem lamun di Indonesia biasanya terletak di antara perlu dilakukan pemantauan terhadap aktivitas dan sumberdaya
ekosistem mangrove dan karang atau terletak di dekat pantai itu sendiri. Salah satu sumberdaya hayati yang perlu dilakukan
berpasir dan hutan pantai. pemantauan adalah ekosistem padang lamun. Berdasarkan data
Saat ini, luas padang lamun gobal mengalami penurunan hasil kajian yang dilakukan oleh Loka Kawasan Konservasi
sebesar 0,9% per tahun (sebelum tahun 1940) dan mengalami Perairan Nasional Pekanbaru, terhadap kondisi ekosistem
peningkatan menjadi 7% pertahun (sejak tahun 1990). Menurut padang lamun yang berada di wilayah TWP Kepulauan Anambas
waycott et al. (2009) dalam Rahmawati et al. (2014), sebaran pada tahun 2015 di lokasi menyatakan bahwa kondisi ekosistem
padang lamun global telah hilang sekitar 29% sejak abad ke- padang lamun pada subzona perikanan di wilayah Siantan
19. Penyebab utama hilangnya padang lamun secara global tengan didominasi oleh lamun jenis Enhalus acoroides
adalah penurunan kecerahan air, baik karena peningkatan sedangkan pada zona inti di Pulau Dayang di Desa Genting
kekeruhan air maupun peningkatan zat hara di perairan. Pulur didominasi oleh lamun jenis Halophila spinulosa. Untuk
Penurunan luas padang lamun di Indonesia dapat disebabkan mengetahui kondisi ekosistem padang lamun maka perlu
oleh faktor alami dan hasil aktivitas manusia terutama di dilakukan peamantauan secara berkala. Pemantauan secara
lingkungan pesisir. Faktor alami tersebut antara lain gelombang berkala pada tahun 2016 akan dilakukan pada stasiun yang
dan arus kuat, gempa bumi dan tsunami. sama dengan tahun sebelumnya, dengan mengamati persen
Kegiatan manusia yang berkontribusi terhadap penutupan dan kerapatan lamun pada transek permanen yang
penurunan area padang lamun adalah reklamasi pantai, telah ditentukan.
viii 1
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
ekosistem padang lamun EKOSISTEM LAMUN Rimpangnya merupakan batang yang beruas-ruas yang tumbuh
terbenam dan menjalar dalam substrat pasir, lumpur, dan pecahan
2 3
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
2. Akar
Secara morfologi dan anatomi, akar lamun
memiliki perbedaan yang jelas. Pada jenis Halophila
dan Halodule, akar menyerupai rambut berdiameter
kecil. Sedangkan pada jenis Thalassodendron,
lamun memiliki akar yang kuat berkayu. Jika
dibandingkan dengan tumbuhan darat, maka baik
akar maupun akar rambut pada tumbuhan lamun
tidak berkembang sebaik tanaman darat. Namun
demikian, akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi
yang sama dengan tumbuhan darat. Akar-akar halus
yang tumbuh pada rhizoma memiliki adaptasi khusus
4 5
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Famili : Potamogetonaceae
Genus : Cymodocea
KLASIFIKASI LAMUN Species : Cymodocea rotundata
Cymodocea serrulata
Klasifikasi lamun di perairan pantai Indonesia (Phillips & Menez, 1988 dalam Takaendengan, Genus : Halodule
2009) sebagai berikut :
Species : Halodule pinifolia
Divisi : Anthophyta
Halodule uninervis
Kelas : Angiospermae
Genus : Syringodium
Subkelas : Monocotyledonae
Species : Syringodium isoetifolium
Ordo : Helobiae
Genus : Thalassodendron
Famili : Hydrocharitaceae
Species : Thalassodendron ciliatum
Genus : Enhalus
Genus : Halophila
Halophila ovalis
Halophila minor
Halophila spinulosa
Genus : Thalassia
6 7
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Helai daun membujur sampai sedikit lebar (pita) dengan Tumbuh di substrat pasir-lumpuran sampai pecahan
beberapa garis coklat, ujung daun membulat (panjang 5 sampai karang dari daerah atas pasang tinggi sampai ke surut
20 cm, lebar 4 sampai 10 mm) bergaris pinggir seluruhnya, rendah, kadang-kadang muncul di atas permukaan air selama
ujung daun tumpul. Seludang daun keras, panjang 3 sampai 7 surut rendah (Coremap, 2007).
cm. Rimpang menjalar, diameter 3 sampai 5 mm, panjang antar
ruas 4 sampai 7 mm. Adapun bentuk lamun jenis Thalassia
hemprichii, dapat dilihat seperti pada Gambar di atas.
8 9
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halophila ovalis
Halophila ovalis
Helai daun bulat telur dan bergaris (panjang 1 sampai
2,5 cm, lebar 3 sampai 10 mm), dengan tulang daun yang jelas
dan 1 sampai 20 pasang daun yang sebelah-menyebelah
memotong urat daun. Panjang tangkai daun 1 sampai 4 cm.
Rimpang menjalar dan bulat (diameter 1 sampai 2 mm). Adapun
bentuk lamun jenis Halophila ovalis dapat dilihat seperti
pada Gambar di samping.
Tumbuh di substrat lumpur, pasir-lumpuran sampai
pecahan karang mulai dari atas pasang tinggi sampai di bawah
surut rendah, kadang-kadang bercampur dengan jenis lamun
lain (Coremap, 2007).
Cymodocea rotundata
Cymodocea rotundata
Cymodocea rotundata.
Sumber : Coremap, 2007.
Cymodocea rotundata.
Sumber : Coremap, 2007.
12 13
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Cymodocea serrulata
Cymodocea serrulata
Tanaman mirip Cymodocea rotundata, daun lebih panjang
(panjang 5 sampai 15 cm, lebar 4 sampai 10 mm) dan lebih bulat,
ujung daun bulat dengan sedikit gerigi. Seludang daun kokoh.
Rimpang gemuk (diameter 2 sampai 3 mm, panjang antar ruas 2
sampai 5 mm), dengan tunas tegak yang pendek, setiap ruas ada 2
sampai 4 daun. Adapun bentuk lamun jenis Cymodocea serrulata
dapat dilihat pada Gambar di samping.
Tumbuh pada substrat pasir-lumpuran atau pasir dengan
pecahan karang pada daerah pasang surut, kadang-kadang
bercampur dengan jenis lamun yang lain (Coremap, 2007).
14 15
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halodule uninervis
Halodule uninervis
Tanaman lurus, mirip dengan Halodule pinifolia. Daun
kadang-kadang melengkung pada ujungnya dan sempit pada bagian
pangkal (panjang 5 sampai 15 cm, lebar 1 sampai 4 mm), dan
mempunyai sel-sel tanin yang kecil. Urat atau tulang daun bagian
tengah jelas. Ujung daun dengan dua gigi bagian samping dan satu
gigi di tengah yang berakhir pada tulang daun. Rimpang menjalar
(diameter 1 sampai 2 mm). Adapun bentuk lamun jenis
Halodule uninervis dapat dilihat seperti pada gambar di atas.
Tumbuh di substrat pasir atau pasir dengan koral dari
daerah pasang tinggi sampai pasang rendah, kadang-kadang
bercampur dengan jenis lamun lain (Coremap, 2007).
16 17
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Syringodium isoetifolium
Syringodium isoetifolium
Tanaman dengan batang pendek, ada 1 sampai 3
daun bulat pada setiap ruas (panjang 7 sampai 20 atau 30
cm, diameter 2 sampai 3 mm). Helai daun menyempit di
bagian dasar, nampak pembuluh tengah pada potongan
melintang. Rimpang bulat dan menjalar dengan cabang
yang tidak teratur (diameter 2 sampai 3 mm). Adapun
Gambar Syringodium isoetifolium. bentuk lamun jenis Syringodium isoetifolium dapat dilihat
Sumber : Coremap, 2007. seperti pada Gambar di samping.
Tumbuh padat di substrat pasir atau pasir
dengan pecahan karang di daerah bawah surut rendah
bercampur dengan jenis lamun lain, tetapi kadang-
kadang ditemukan tumbuh sendiri (Coremap, 2007).
18 19
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides
Tanaman lurus, 2 sampai 5 daun muncul dari
Gambar Enhalus acoroides. rimpang yang tebal dan kasar dengan beberapa akar-
Sumber : Coremap, 2007. akar kuat. Daun seperti pita atau pita rambut
(panjang40 sampai 90 cm, lebar 1 sampai 5 cm).
Rimpang merambat, kasar, tidakbercabang atau
bercabang (diameter 1 sampai 3 cm), dikelilingi oleh
kulit luar yang tebal. Akar panjang dan berbulu
(panjang 5 sampai 15 cm, diameter 2 sampai 4
mm). Adapun bentuk lamun jenis Enhalus
acoroides dapat dilihat seperti pada Gambar di
samping.
Tumbuh pada substrat pasir-lumpuran sampai
pecahan karang mulai dari bagian surut terendah
sampai ke bagian surut tengah, bercampur dengan
jenis lamun lain, tetapi kadang-kadang ditemukan
tumbuh sendiri (Coremap, 2007).
20 21
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halodule pinifolia
Halodule pinifolia
Tanaman lurus, mirip dengan Halodule uninervis.
Panjang daun 5 sampai 20 cm, lebar 0,8 sampai 1,5 mm), dan
mempunyai sejumlah sel tanin kecil. Urat bagian tengah daun
jelas, tetapi urat antara bagian tepi tidak jelas. Panjang seludang
daun 1 sampai 4 cm. Rimpang merambat (diameter 1 sampai 1,5
mm), dengan batang pendek pada setiap ruas. Pada bagian
tengah daun terdapat celah berbentuk huruf V. Adapun bentuk
lamun jenis Halodule pinifolia dapat dilihat seperti pada gambar di
samping.
Tumbuh pada substrat pasir-lumpuran atau pasir dengan
pecahan karang mulai pada pasang tertinggi ke daerah pasang
tengah, kadang-kadang bercampur dengan jenis lamun lain
(Coremap, 2007).
22 23
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Thallassodendron ciliatum
Thallassodendron ciliatum sangat cocok untuk hidup pada berbagai tipe sedimen termasuk di
sekitar bongkahan batuan karang. Adapun bentuk lamun jenis
Thalassodendron ciliatum dapat dilihat seperti pada gambar di bawah.
Lamun jenis Thalassodendron ciliatum dijumpai pada dasar
perairan yang cekung dan berdekatan dengan daerah tubir
terumbu karang (Coremap,2007).
26 27
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halophila spinulosa
Bentuk daunnya bulat-panjang menyerupai pisau wali, memiliki 4 sampai 7
Halophila spinulosa
pasang tulang daun. Daun dapat berpasangan sampai 22 pasang, sertamemiliki tangkai
yang panjang. Adapun bentuk lamun jenis Halophila spinulosa dapat dilihat seperti pada
Gambar di bawah ini.
Lamun jenis Halophila spinulosa tumbuh pada rataan terumbu karang yang rusak
(Dahuri, 2003 dalam Amran, 2007)
28 29
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halophila decipiens
Halophila decipiens Bentuk daunnya bulat-panjang dan menyerupai pisau wali. Sama halnya
dengan Halophila spinulosa dan Halophila minor. Pinggiran daun seperti gergaji,
daun membujur seperti garis dengan panjang 50 sampai 200 mm. Adapun
bentuk lamun jenis Halophila decipiens dapat dilihat seperti pada gambar di
bawah.
30 31
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Halophila sulawesii
Halophila sulawesii
Sekarang ini terjadi penambahan spesies baru pada Lamun genus Halophila, yaitu Halophila sulawesii.
Halophila sulawesii ini ditemukan (dideskripsikan) oleh John Kuo, yang dipublikasikan pada Jurnal Aquatic
Botany tahun 2007. Halophila sulawesii penampilannya mirip dengan Halophila ovalis. Nah, perbedaannya
adalah H. ovalis dioecious sedangkan H. sulawesii monoecious, seperti yang terjadi pada H. capricorni, yaitu
itu bunga tunggal jantan atau betina terpisah namun masih dalam rizhoma yang sama. Pada H. sulawesii dan
H. capricorni terdapat gerigi halus pada bagian serrulated laminal margins. Namun, permukaan laminal
gundul, sedangkan H.ovalis memiliki beberapa abaxial hairs yang kaku. Saat H. sulawesii ditemukan/dikoleksi
di lokasi, ditemukan tumbuh pada pasir pecahan karang karang, pada kedalaman antara 10 sampai 30 meter.
Tumbuh berdekatan dengan karang Seriatopora hystrix dan Acropora sp. dan lamun lainnya seperti Halophila
decipiens dan Halodule uninervis.
Distribusi lamun H. sulawesii selama ini baru diketahui pada beberapa perairan seperti Pulau Barang
Lompo, Bone Tambung, Kapoposang, Kudingareng Keke, Kudingareng Lompo, Langkai, Samalona pokoknya
baru pada Kepulauan Spermonde, Indonesia.
32 33
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Jenis-Jenis Lamun
yang Ada di Indonesia
Gambar jenis-jenis
lamun di Indonesia
sumber :LIPI
34 35
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
36 37
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
38 39
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Tumbuhan lamun merupakan substrat (media tumbuh) menggunakan daerah padang lamun sebagai tempat asuhan,
yang memberikan perlindungan dan tempat menempel antara lain ikan baronang, duyung merupakan mamalia laut
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Komunitas flora dan fauna yang makanannya adalah lamun terutama Syringodium
padang lamun memiliki komposisi yang khas. Daunnya isotifolium . apabila air sedang surut rendah sebagian padang
mendukung sejumlah besar organisme epifit (tumbuhan yang lamun ini tersembul keluar dari air terutama bila komponen
hidup menumpang pada tumbuhan lain) dengan suatu substrat utamanya adalah Enhalus acoroides yang berdaun seperti pita
penempelan yang cocok. yang memanjang dan hewan yang berasosiasi dengan padang
Tumbuhan lamun dapat tumbuh diperairan dangkal yang lamun, ikan (baronang, dugong), Molusca (kerang), crustasea
berpasir, namun juga dijumpai di terumbu karang yang (bintang laut, bulu babi, teripang, bintang rapuh) (Nontji, 2002
FLORA DAN FAUNA seperti crutacea, molusca, cacing dan berbagai jenis ikan. Ada
yang hidup menetap dipadang lamun ada pula sebagai
pengunjung yang setia. Beberapa jenis ikan misalnya
berasal dari algae dan organisme yang menempel didaun.
Sejumlah invetebrata seperti molusca (bipinna, lambis dan
strombus), Enchodermata (tripang-holutoria, bulu babi-
berkunjung ke padang lamun untuk mencari makanan atau diadema sp), dan bintang laut (Archaster, Linckia) serta
untuk memijah. Crustasea (udang, kepiting).
Beberapa jenis biota laut yang mempunyai nilai niaga
40 41
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Moluska
Filum Mollusca meliputi keong, kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, sotong dan
Comitia rotellina Polinices flemingianus Cypraea sp
sebangsanya. Moluska merupakan komponen yang sangat penting dari ekosistem padang
lamun, baik hubungannya ke biomasa maupun perannya didalam aliran energi, sebanyak
20 % - 60 % biomasa epifit di padang lamun dimanfaatkan oleh epifauna yang didominasi
oleh gastropoda (Klumpp et al dalam Kiswara, 2004).
Menurut Romimohtarto dan Juwana, (2007 dalam Seringo, 2009) berdasarkan
kesimetrisan bentuknya, sifat kaki, cangkang, insang dan sistem saraf maka moluska di
bagi menjadi 7 kelas antara lain polyplacopora atau Amphineura (chiton), Gastropoda
(keong), Pelecypoda atau Bivalia (kerang), Cephalopoda (cumi-cumi atau gurita),
Scaphopoda (cangkang tanduk), Aplacopora dan Monoplacopora (hewan bercangkang Codakia tigerina Latona faba Adula atrata
yang kecil)
http://www.medialuhkan.com/2014/07/mengetahui-biota-yang-hidup-di-padang.html
42 43
ekosistem padang lamun Gambar Beberapa jenis echinodermata yang hidup dan berasosiasi di lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Enchinodermata
Enchinodermata adalah filum hewan terbesar
yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar
atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari
bentuk tubuhnya, kebanyakan memiliki simetri radial
(menggambarkan hewan yang mempunyai bagian
tubuh yang tersusun melingkar (bulat), jika diambil
garis lewat mulut akan menghasilkan bagian-bagian
yang sama), khususnya simetri radial pentameral
(terbagi lima). Walaupun terlihat primitif,
Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif Ketepo Salmacis spaeroides
Synapta maculate
dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup
Vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara
sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih
menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan
larva Hemichordata (Abidin, 2009). Kelompok
Enchinodermata yang banyak kita jumpai antara lain
Bintang laut, Lili Laut, Teripang, dan Bulu Babi di
daerah padang lamun (Abdullah, 1999).
Anthropoda Ikan
Arthropoda merupakan kelompok terbesar diantara binatang seperti kepiting, lobster, udang laut, brenacles.
seluruh duna hewan. Namanya berasal dari kakinya yang Mayoritas mereka adalah hidup di air, baik yang tinggal di laut Menurut Dwintasari (2009) dalam Agusriadi (2010). makanan (sumber
berdasarkan cara hidup pada ekosistem padang lamun, energi).
bersendi. Meskipun kelompok ini mencakup udang dan kepiting atau air tawar, tetapi beberapa kelompok dapat menyesuaikan
2. Rantai Makanan Merumput (Grazing Food Chain), karena
dalam laut hanya tiga kelompok taksonomi yang mendapatkan dengan kehidupan di darat, seperti kepiting. Mayoritas krustasea asosiasi antara ikan dengan padang lamun terdiri dari 4
sejumlah fauna laut termasuk reptilia dan mamalia laut
perhatian yakni Crustacea, Pycnogonida dan Arachnida. bebas berpindah atau bebas bergerak (Romimohtarto, 2001) kategori, yaitu : menggunakan padang lamun sebagai padang
Menurut Kikuchi dan Peres, (1973) dalam Listyo ( 2002) Krustasea termasuk dalam salah satu biota konsumen 1. Penghuni tetap dengan memijah dan menghabiskan penggembalaan.
sebagian basar hidupnya diekosistem padang lamun ( 3. Rantai makanan plankton (Plankton Food Chain).
komunitas hewan termasuk Crustacea mempergunakan padang dipadang lamun, isopoda dan tanaidacea memakan detritus dan
Ketiga rantai makanan tersebut membentuk jala
lamun sebagai habitatnya, tempat memijah dan mencari makan. rimpang lamun. Di samping itu beberapa decapoda memakan contoh: Apogon margaritoporous )
makanan pada ekosistem padang lamun
Komunitas hewan tersebut membentuk empat kategori struktur daun lamun dan beberapa kepiting dengan ukuran besar 2. Menetap dengan menghabiskan seluruh hidupnya di
dan cara hidup di padang lamun, yaitu Komunitas biota yang memakan moluska. Pada saat yang sama, beberapa ikan ekosistem padang lamun ( contoh Haliochoeres leparensis,
hidup pada daun hijau (segar) lamun (epifit, mikro-meiofauna), memakan udang dan kepiting kecil. Hal ini dapat dikatakan Pranaesus duodecimalis, Paramia quinqilineata, Gerres
Komunitas biota yang menempel pada rimpang lamun bahwa krustasea berperan dalam rantai makanan ( Listyo, macrosoma, Monachantus tomentosus, Manachantus
(Polikhaeta, Krustasea, Moluska, Echinodermata), Kominitas 2002). hajam)
biota yang hidup dalam sediman (bivalia, polikhaeta). Lebih Riniatsih, 2001 dalam Agusriadi, 2010 mendapatkan 3. Menetap hanya pada saat tahap juvenil ( Siganus
lanjut peran padang lamun bagi komunitas biota kosumer, yaitu bahwa kawasan padang lamun diperairan pantai Jepara canaliculatus, Siganus virgatus, Siganus chrysospilos,
padang lamun sebagai habitat dari komunitas biota dan padang merupakan habitat yang cocok untuk kehidupan pasca larva Lethrinus sp)
lamun sumber makanan biota. udang famli Penaidae, Sergestidae, dan Luciferidae. Dimana 4. Menetap sewaktu-waktu atau singgah hanya mengunjungi
Crustacea dengan jumlah yang sangat besar dalam asosiasinya sangat bervariasi dalam komposisi, kepadatan dan padang lamun untuk berlindung atau cari makan.
kelompok arthropoda yang terdiri dari hampir 50 jenis dan keanekaragaman jenisnya.
biasanya dimasukkan sebagai sub filum. Mereka termasuk jenis Berdasarkan nilai produktivitas padang lamun, asosiasi
organisme, uraian tentang biota dan sumberdaya hayati laut
dan tujuannya menempati atau mengunjungi padang
lamun,maka dapat disimpulkan bahwa pada ekosistem padang
lamun terdapat tiga tipe rantai makanan, yaitu: Gambar ekosistem lamun
1. Rantai Makanan Detritus (Detritus Food Chain), karena Sumber : Umami 2015
sebagian besar biota yang hidup pada ekosistem padang
lamun menanfaatkan serasah lamun sebagai
46 47
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
LAMUN DI TWP
KEPULAUAN ANAMBAS
Thalassia hemprichii
48 Cymodocea rotundata 49
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
ditemukan di lapangan dengan kondisi tidak tersebar secara merata pada setiap stasiun pengamatan. Sebaran jenis lamun dan
nilai tutupan lamun pada setiap stasiun pengamatan di Perairan TWP Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya disajikan pada
tabel 2 berikut :
52 53
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
54 55
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
BIOTA ASOSIASI
Biota asosiasi yang ditemukan pada ekosistem padang lamun di Stasiun Air
limbah sisa pakan yang dihasilkan dari aktivtitas budidaya ikan Napoleon.
56 57
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
Substrat berupa lumpur juga berdampak kepada jumlah lamun yang ditemukan di stasiun tersebut, dikarenakan mayoritas jenis
KERAPATAN JENIS DAN TUTUPAN JENIS LAMUN lamun hidup pada perairan dengan substrat pasir, selain itu kondisi perairan yang memiliki substrat lumpur berdampak kepada rendahnya
nilai kecerahan pada perairan, rendahnya kecerahan mampu mempengaruhi aktifitas fotosintesis lamun, sehingga jika dibandingkan
DI MAKAM SIANTAN
dengan stasiun Air Asuk lamun yang hidup di stasiun Makam Siantan ini memiliki kerapatan yang relatif lebih kecil.
Ekosistem padang lamun di Stasiun Makam Siantan memiliki kecerahan yang cukup rendah dengan nilai pH sebesar 8 dan
salinitas sebesar 30 psu. Berdasarkan nilai tutupan ekosistem lamun secara umum dapat dikatakan bahwa ekosistem lamun di Makam
Siantan berada dalam kondisi tutupan lamun yang jarang (Rachmawati et al.,2014)
Ekosistem lamun di stasiun Makam Siantan merupakan habitat bagi Ikan Baronang, sebagaimana diketahui bahwa
ikan Baronang merupakan salah satu ikan yang berasosiasi dengan Ekosistem Lamun. Terdapatnya ikan Baronang, pada
stasiun tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasang jaring pada wilayah sekitar ekosistem lamun.
58 59
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
PENUTUP
Kawasan konservasi TWP Kepulauan Anambas dan Laut Sekitarnya merupakan salah satu Kawasan
Konservasi Perairan Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan berdasarkan Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 37 Tahun 2014. Kawasan ini memiliki luas total 1.262.686,2 ha. Dengan
luas laut yang besar, kawasan ini memiliki potensi bahari yang sangat melimpah sehingga banyak masyarakat
yang mengakses kawasan untuk memanfaatkan sumberdaya yang berlimpah tersebut. Semakin banyak
aktifitas manusia dalam melakukan eksploitasi sumberdaya perikanan di kawasan tersebut, maka semakin
tinggi pula ancaman terhadap keberlangsungan dan kelestarian ekosistem yang ada di kawasan tersebut. Hal
ini akan berdampak pada kelestarian ekosistem Padang Lamun yang ada di kawasan pesisir TWP Kepulauan
Anambas.
Aspek ekologis merupakan aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam upaya pengelolaan efektif
kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Pengelolaan kawasan yang baik tidak
akan tercapai apabila sumberdaya kawasan tersebut tidak dikelola dengan baik. Analisis aspek ekologis dapat
diperoleh melalui hasil pengukuran terhadap potensi ekologis terumbu karang, lamun, mangrove, ikan karang,
dan Non Ikan (megabenthos dan biota lainnya).
Salah satu kunci keberhasilan dalam upaya mencapai pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan,
perlu dilakukan analisis aspek ekologis tersebut secara periodikyang kemudian dapat dijadikan sebagai data
dasar dalam pengelolaan kawasan TWP Kepulauan Anambas.
Dengan keberadaan Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru sebagai pengelola kawasan
TWP Kepulauan Anambas, maka diharapkan mampu menjaga dan meningkatkan kelestarian ekosistem padang
lamun yang merupakan salah satu tugas fungsi dalam melakukan perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
kawasan secara berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat setempat.
60 61
ekosistem padang lamun
di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
DAFTAR PUSTAKA
62 63
Note
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................