Anda di halaman 1dari 8

c

Ê Ê   
c


 Ê  
Reformasi Administrasi merupakan salah satu determinan penting dalam sistem
administrasi yang berperan melakukan proses transpormasi nilai yang terarah pada
pencapaian tujuan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan Negara harus di
laksanakan dengan visi yang jelas dan menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan
yang baik. Tugas pemerintah dalam proses pembangunan bangsa demikian kompleks
yang meliputi berbagai dimensi kehidupan dan melibatkan seluruh masyarakat bangsa
dengan beragam latar belakang sosial budaya dan ekonomi sehingga memerlukan
sistem dan proses manajemen pemerintahan yang handal. Reformasi administrasi di
arahkan pada pelaksanaan keseluruhan fungsi-fungsi manajemen pemerintahan yang
di dasarkan pada kebutuhan bagi peningkatan efektivitas dan mutu pelayanan sesuai
dengan dinamika kemajuan masyarakat dan tantangan pembangunan. Administrasi
publik yang kuat juga mempunyai makna memiliki kredibilitas dan akuntabilitas dalam
pemecahan berbagai masalah pemerintahan yang semakin kompleks secara mendasar
dan berkesinambungan, terutama dalam upaya mewujudkan peningkatan
kesejahteraan secara berkeadilan dan meningkatkan daya saing guna memantapkan
diri menghadapi era otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan daerah.

Reformasi administrasi pemerintahan sangat penting karena hal itu akan mampu
menciptakan transparansi. Dengan adanya transparansi, proses jalannya pemerintahan
bisa di pantau oleh publik serta dapat di nilai apakah itu tepat sasaran atau tidak.
Dengan adanya reformasi administrasi, setiap ada pengangkatan pejabat pemerintah,
harus di sertai pertanggungjawaban. Reformasi administrasi yang selama ini di lakukan
hanya di arahkan pada masalah SDM aparatur, kelembagaan, serta sistem tatalaksana,
namun kurang memperhatikan aspek kepemimpinan aparatur sehingga reformasi
belum mampu memberikan sumbangan yang signifikan. Para pemimpin berperan
dalam penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan organisasi yang hendak di capai.
Kunci paradigma aparatur adalah kepemimpinan yang transformasional, transaksional,
resonal, dan memiliki jiwa pelayanan kepada masyarakat serta keberanian untuk hidup
berdasarkan visi yang kuat. Kepemimpinan transformasional hakikat menunjukan pada
proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan
kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Kepemimpinan
transaksional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang intinya menekankan
transaksi di antara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan transaksional

c
c
c

memungkinkan pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara


mempertukarkan ³reward´ (penghargaan) dengan kinerja.

Ê ÊÊ   

  

Studi tentang reformasi administrasi merupakan bagian yang sangat penting


dalam pembangunan di Negara-negara berkembang, terlepas dari tingkat
perkembangan atau kecepatan pertumbuhan dan arah pengembangannya. Menurut
Caiden (1991) munculnya kebutuhan akan reformasi administrasi sebagai akibat
adanya perubahan administrasi di identikkan dengan usaha untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi (lee 1980). Reformasi administrasi di perkenalkan ke
banyak Negara sedang berkembang sebagai suatu akibat dari adanya perubahan
dalam sistem politik di Brazil, Ghana, dan Tanzania, tindakan-tindakan terencana di
bidang administrasi mengakibatkan perubahan yang berarti dalam diri aparatur
pemerintah.

Reformasi administrasi merupakan suatu pola yang menunjukan peningkatan


efektivitas pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Dengan demikian dalam reformasi administrasi perhatian lebih di curahkan
pada upaya dan bukan semata-mata hasil. Secara internal tujuan reformasi adalah
untuk menyempurnakan atau meningkatkan kinerja. Adapun secara eksternal yang

c
c
c

berkaitan dengan masyarakat adalah menyesuaikan sistem administrasi terhadap


meningkatnya kebutuhan masyarakat. (Riggs) melihat reformasi atau pembaharuan dari
2 sisi, yaitu perubahan struktur dan kinerja. Secara struktural adanya penggunaan
diferensiasi struktural sebagai salah satu ukuran. Pandangan ini di dasarkan pada
kecenderungan peran-peran yang makin terspesialisasi dan pembagian kerja yang
makin tajam dan intens dalam masyarakat modern. Adapun mengenai kinerja, di
tekankan sebagai ukuran bukan hanya kinerja yang lain atau organisasi secara
keseluruhan.

Wills mengatakan bahwa reformasi administrasi meliputi 3 aspek, yaitu bahwa


suatu perubahan harus merupakan perbaikan dari keadaan sebelumnya. Perbaikan di
peroleh dengan upaya yang di sengaja dan bukan terjadi secara kebetulan, perbaiakan
yang terjadi bersifat jangka panjang dan tidak sementara. Dalam perspektif yang
berbeda, Katz (1987) melakukan analisis yang lebih mutakhir mengenai keadaan
administrasi di Negara berkembang dan mengungkapkan bahwa upaya memperbaiki
kinerja birokrasi pemerintahan harus meliputi ketanggapan sumberdaya dan efektivitas
dalam pemberian pelayanan. Reformasi administrasi merupakan suatu usaha sadar
dan terencana untuk perbaikan institusi dan perbaikan perilaku orang yang terlibat di
dalamnya. Zaubar (1996) berpandangan bahwa tujuan di lakukannya reformasi
administrasi adalah menyempurnakan tatanan, menyempurnakan metode, dan
menyempurnakan kinerja.

Penyempurnaan tatanan, baik dalam masyarakat modern, keteraturan


merupakan kebajikan yang melekat dalam pemerintahan. Kebanyakan reformasi
administrasi yang di lakukan di Negara-negara berkembang adalah inisiatif para birokrat
yang inspirasi pembaharuannya di dasarkan pada administrasi kolonial. Apabila yang
ingin dituju adalah penyempurnaan tatanan maka tentunya reformasi harus di
orientasikan pada penataan prosedur dan kontrol. Penyempurnaan metode, para
administrator merupakan pekerja teknis yang mengetahui banyak tentang metode kerja.
Sebagai akibatnya maka mereka harus fanatik terhadap metode. Karena itu apabila
masyarakat semakin mendukung terhadap adanya administrator teknis maka
administrator harus semakin fanatik terhadap metode. Tetapi sebaliknya, apabila
masyarakat semakin berorientasi pada status maka semakin berkurang tuntutan
terhadap fanatik pada metode.

Salah satu manfaat yang dapat di peroleh dari kejadian seperti itu adalah mampu
merangsang di terimanya metode dan teknik baru tersebut secara gradual, yang
kemudian di susul dengan usaha untuk menyebarluaskan metode yang ada ke seluruh
tatanan sistem administrasi. Apabila tujuan utama reformasi administrasi di artikan
dengan baik dan secara efektif di terjemahkan ke dalam berbagai program aksi yang
memperbaiki implementasi program dapat meningkatkan realisasi pencapaian tujuan.

c
c
c

Perbaikan kinerja, lebih bernuansa tujuan dalam substansi program kerjanya


daripada penyempurnaan keteraturan maupun penyempurnaan metode teknis
administratif. Titik perhatiannya adalah pergeseran dari bentuk ke substansi,
pergeseran dari efisiensi ke efektivitas kerja, pergeseran dari kecakapan birokrasi ke
kesejahteraa masyarakat. Model administrasi seperti inilah yang sulit di jumpai di
Negara berkembang. Penekanan baru terhadap kinerja program hanya akan ada
apabila pemerintah Negara sedang berkembang menginginkan pembangunan sosial
ekonomi yang sungguh-sungguh. Begitu keinginan seperti ini muncul maka melahirkan
pendekatan baru yang mempunyai sifat yang khas dalam reformasi administrasi.

Caiden mengatakan bahwa reformasi yang benar, yang seharusnya di lakukan di


Negara-negara sedang berkembang adalah yang bersifat pragmatik. Salah satu unsur
penting untuk memperbaiki administrasi dalam hubungannya dengan masyarakat
adalah mengembangkan akuntabilitas, karena masalah akuntabilitas merupakan
hakikat dari upaya reformasi administrasi.

Sehat tidaknya administrasi dapat di lihat dari 3 perspektif yang berbeda, yaitu :

1. Ideal optimum, yakni derajat pencapaian kesempurnaan administrasi.


2. Practical optimum, yakni pencapaian derajat tertinggi dari suatu kinerja dalam
kondisi tertentu.
3. Satis ficing optimum, yakni pencapaian derajat kinerja yang memuaskan.

Suatu seminar tentang penyempurnaan administrasi yang di selenggarakan


Eastern Regional Organization for Public Administration (EROPA), menyepakati bahwa
reformasi administrasi meliputi perbaikan strukrur administrasi (kelembagaan) dan
perilaku orang yang terlibat di dalamnya. Di kemukakan 5 alat pengukur reformasi
administrasi, yaitu :

1. Penekanan baru terhadap program

2. Perubahan sikap dan perilaku masyarakat dan anggota birokrasi

c
c
c

3. Perubahan gaya kepemimpin yang mengarah kepada komunikasi terbuka dan


manajemen partisifatif

4. Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien

5. Pengurangan penggunaan pendekatan legalistik

Reformasi administrasi berkaitan erat dengan pengertian strategi, karena


hakikatnya reformasi administrasi sebagai aktivitas meningkatkan kemampuan
memenangkan ³peperangan´ melawan ketidakberesan administrasi dan beberapa jenis
penyakit administrasi lain. Membahas strategi reformasi administrasi haruslah
memperhatikan berbagai macam variable pembaruan. Variabel-variabel pembaruan
inilah yang akan menetukan jenis, ruang lingkup, dan kecepatan suatu usaha reformasi
administrasi. Namun, harus juga di sadari bahwa di dalam memanipulasikan berbagai
macam variabel tersebut terlebih dahulu harus di lakukan pemilihan yang tepat
terhadap agen pembaruan, organisasi pembaruan, dan waktu pembaruan.

Seluruh permasalahan strategi reformasi administrasi dapat di uraikan ke dalam


beberapa dimensi strategi, di mana penguraian itu mengejawantah ke dalam beberapa
pendekatan pokok. Pendekatan pokok ini di satu pihak masih memiliki kelemahan-
kelemahan karena hanya menekankan aspek tertentu saja, namun di lain pihak
memiliki kejelasan analitis. Karenanya, membandingkan kutub pendekatan ini
hendaknya jangan di interpretasikan ³pendekatan yang satu lebih unggul dari yang lain
atau yang ini lebih unggul dari yang itu´, tetapi hendaknya di interpretasikan pendekatan
yang satu memiliki keunggulan dalam berbagai aspek, juga mempunyai kelemahan
pada aspek yang lain.

1. Dikotomisasi strategi reformasi administrasi


Salah satu usaha untuk memperjelas beragam strategi reformasi
administrasi adalah dengan melakukan dikotomisasi strategi. Dengan
dikotomisasi itu di harapkan akan di peroleh kejelasan tentang perbedaan, ruang
lingkup, kelemahan, dan kekuatan masing-masing strategi tesebut. Pendekatan
pokok dalam strategi reformasi administrasi yang di maksud tiada lain adalah
pendekatan makro Vs pendekatan mikro, pendekatan struktural Vs pendekatan
perilaku, inkremental Vs inovatif, pendekatan komprehensif Vs parsial.

2. Pendekatan makro Vs pendekatan mikro

c
c
c

Di dalam kepustakaan reformasi administrasi mesih terdapat


pertentangan yang tak kunjung henti antara pendekatan makro dan mikro.
Mereka yang sependapat dengan pendekatan mikro mengatakan bahwa
sebagian Negara sedang berkembang gagal di dalam menerapkan pembaruan
administratif secara komprehensif (makro) karena sebagian besar dari mereka
belum memiliki persyaratan yang di perlukan.
Mereka sampai pada kesimpulan bahwa pembaruan yang bersifat parsial
dapat di terapkan pada semua kondisi negara sedang berkembang. Selain itu,
juga berpendapat bahwa pendekatan parsial mempunyai dampak terhadap
pembaruan berikutnya. Sebaliknya mereka yang setuju dengan pendekatan
makro berpendapat bahwa kompleksitas dan ketergantungan faktor-faktor
administratif memaksa di perlukannya pembaruan yang menyeluruh. Program
yang bersifat menyeluruh ini haqrus di buat untuk menanggulangi perkembangan
yang terjadi dalam keseluruhan tubuh administrasi, serta member prinsip dan
kerangka umum bagi pendekatan parsial.
Masing - masing pendekatan memiliki unsur kebenaran, bahwa para
penganjur pendekatan makro/parsial mengakui bahwa dalam kondisi sosial
ekonomi yang tepat pendekatan komprehensif terbukti lebih layak. Namun, di
lain pihak, pendekatan mikro dapat menjadi dasar perubahan di masa
mendatang. Harus di ingat jika melaukan penyempurnaan terhadap satu satuan
organisasi, maka harus di sadari bahwa tidak ada satu organisasi yang mampu
berdiri sendiri dan berperan di dalam proses pembangunan daerah maupun
nasional, karena berkaitan dengan organisasi, baik sebagai penghambat
maupun pendorong bagi organisasi.

3. Strategi komprehensif
Fokus strategi yang komprehensif adalah pada keseluruhan perangkat
administrasi pemerintah daerah, bukan pada satu instansi khusus maupun pada
satu prosedur tertentu.

c
c
c

Ê Ê


 
Reformasi administrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah
sebagai akibat dari adanya globalisasi dan otonomi daerah. Reformasi atau
perubahan sangatlah di perlukan agar pemerintah senantiasa dapat
mengakomodasi kebutuhan perubahan dalam masyarakat dan memungkinkan
administrasi publik menata kembali kehidupan masyarakat. Dengan adanya
reformasi administrasi di harapkan dapat mendorong terwujudnya
kepemerintahan daerah yang baik, memperbaiki kinerja, dan memperbaiki
praktek administrasi yang tidak sehat.
Oleh karena itu, sebagai bangsa yang penuh dengan optimisme, mudah-
mudahan dengan di akuinya Negara kita sebagai Negara ke-3 yang telah
membuktikan ³demokrasinya´ pasca pelaksanaan pemilu 2004 dan keberhasilan
memilih pemimpin baru dengan tanpa adanya insiden kekerasan yang berarti
dan daerah-daerah yang saat ini sedang melangsungkan pemilihan
kepemimpinan baru juga yang sudah terseleksi ketangguhannya selama krisis
ini, di harapkan mempunyai visi, misi, dan strategi baru dengan semangat
membangun.

c
c
c

c
c

Anda mungkin juga menyukai