Abstrak Fix
Abstrak Fix
Yogi Hermawan
Latar Belakang : Prevalensi dysmenorrhea di dunia masih tinggi yaitu sekitar 50%
mengalami dysmenorrhea primer, sedangkan Prevalensi dysmenorrhea di Indonesia
masih tinggi yaitu sekitar 64,25%. Para peneliti sebelumnya telah melakukan
penelitian antara hubungan BMI (Body Mass Index) terhadap dysmenorrhea primer.
Beberapa peneliti menyatakan ada hubungan antara BMI dengan dysmenorrhea dan
peneliti lain menyatakan tidak ada hubungan. Kondisi pada SMA AK sedikit berbeda
dengan SMA pada umumnya dikarenakan waktu belajar yang lebih lama dan juga
ditambah praktikum yang sering terpapar dengan bahan-bahan kimia.
Tujuan : Pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan status BMI tidak normal
yaitu underweight, overweight, dan obesitas dengan kejadian dysmenorrhea primer
pada siswa SMA AK.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan
126 siswi sebagai responden penelitian dan menggunakan random sampling. Untuk
mengetahui status BMI (Body Mass Index) pada siswi maka diukur tinggi badan dan
berat badan, sedangkan untuk mengetahui dysmenorrhea pada siswa maka diberikan
kuesioner. Pada penelitian ini menggunakan uji chi-square dengan mencari hubungan
BMI dengan kejadian dysmenorrhea dan menghitung ratio prevalence untuk
mengetahui seberapa besar BMI dapat menyebabkan dysmenorrhea primer.
Hasil Penelitian : Pada penelitian ini terdapat hubungan antara BMI tidak normal
dengan kejadian dysmenorrhea primer dengan p value 0,015 dan PR: 1,58 sehingga
dapat diartikan bahwa siswa dengan BMI tidak normal 1,58 kali lebih tinggi
mengalami dysmenorrhea primer dibandingkan dengan BMI normal.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara BMI yang tidak normal
dengan kejadian dysmenorrhea primer pada siswa SMK AK Abdurrab Pekanbaru
Riau.
xii
ABSTRACT
Yogi Hermawan
xiii
Keyword : Body Mass Index (BMI), dysmenorrhea primer, obesitas, overweight,
underweight.
xii