Anda di halaman 1dari 6

Islam Nusantara

Pendidikan Agama Islam

Nama : Berliyana Puspita Dewi


NPM : 2110202023
Prodi : Ilmu Komunikasi (03)

UNIVERSITAS TIDAR MAGELANG


2021
Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW pada sekitar abad ke-
7 Masehi yang berpusat di Mekah-Madinah. Agama islam berkembang dengan cepat setelah
kurang lebih 23 tahun dari kelahirannya. Setelah Rasulullah wafat, kepemimpinan umat islam
diganti oleh Khalifah Abu Bakar As-Siddiq, lalu dilanjutkan Khalifah Umar bin Khattab. Pada
masa Umar, Islam mulai tersebar ke Syam, Palestina, Mesir, dan Irak. Kemudian pada masa
Khalifah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Bani Umayah, dan Bani Abasiyyah Islam telah
menyebar ke Tiongkok Cina bahkan ke seluruh penjuru di dunia.

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamiin yang universal, artinya ajaran islam tidak hanya
ditujukan kepada satu kelompok atau kalangan atau negara saja, melainkan kepada seluruh
umat manusia bahkan seluruh jagat raya. Selain Islam sebagai agama yang diterima oleh
seluruh kalangan masyarakat, Islam juga merupakan ajaran yang mudah dimengerti yakni
tentang akidah, Syariah, dan akhlak. Di dalam islam tidak terdapat perbedaan antara suku, ras,
dan negara, semuanya berbaur menjadi satu dalam naungan islam.

Ajaran islam tersebar melalalui perdagangan, Pendidikan, dan budaya bukan dengan
menjajah. Hal ini membedakan dengan ajaran lain, sehingga untuk diterima di dalam
masyarakat membutuhkan waktu yang lama. Seiring luasnya area perdagangan, disitulah islam
mulai memasuki nusantara dan mulai tersebar ajarannya di Nusantara. Selain ajaran aqidah,
Syariah, dan akhlak, islam juga mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan seperti, kedokteran,
matematika, fisika, kimia, sosiologi, astronomi, geografi. Dari semua ajaran itulah yang
membuat islam berkembang pesat dan sampai saat ini banyak pemeluknya.

Sejarah Islamisasi di Indonesia yang berlangsung cepat tidak terlepas dari sumbangsih
para ulama yang telah berhasil membumikan Islam di tanah Nusantara ini. Bagi mereka, islam
tidak harus ditonjolkan sebagai Islam Ketika di bumi Nusantara. Akan tetapi, Islam menjadi
spirit dalam perilaku masyarakat, meski tanpa harus mengenalkan kalau itu adalah Islam. Ini
adalah usaha yang luar biasa cerdas dan melampauinya zamannya.

Islam Nusantara (IN) bukanlah aliran Islam baru ataupun agama baru, bukan juga faham
atau sekte baru dalam Islam yang mengubah atau mempersempit ajaran islam yang sakral dan
universal. Islam Nusantara adalah cara memahami dan menjalankan ajaran ajaran Islam yang
dilakukan oleh bangsa Nusantara sehingga menjadi sistem nilai, tradisi dan budaya Islami yang
khas Nusantara. Dari sini sudah jelas bahwa Islam Nusantara bukan ingin merubah ajran islam
supaya sesuai dengan kebudayaan atau tradisi, melainkan Islam Nusantara justru berusaha
menjaga prinsip-prinsip dasar ajaran Islam dan berusaha mengamalkannya dalam perilaku
hidup sehari-hari. Singkatnya Islam Nusantara merupakan strategi akulturasi ajaran Islam di
kalangan bangsa Nusantara dengan tetap menjaga prinsip-prinsip dasar ajaran Islam,
sebagaimana yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Jika dicermati secara historis-sosiologis ada dua hal yang menjadi sebab munculnya
konstruksi Islam Nusantara; pertama Al-Quran dan Hadis hanya memuat prinsip-prinsip dan
nilai-nilai dasar ajaran Islam yang universal. Agar dapat diterapka secara operasional maka
diperlukan juklak dan juknis atau petunjuk praktis yang sesuai dengan konteks dan realitas
sosial budaya suatu masyarakat.Untuk menjelaskan dan menerapkan ajaran Islam, kemudian
lahit kitab-kitab aqidah (tawhid) untuk menjabarkan ajaran mengenail iman, juga muncul kitab-
kitab tasawuf dan akhlak untuk menjabarkan konsep ihsan. Penjabaran para ulama terhadap
ajaran Islam yang terdapat di Al-Quran dan Hadis ini tentunya tidak muncul begitu saja dengan
hanya semata-mata melihat bunyi dari suatu teks. Melainkan ada latar belakang sosio-historis
dan kultural yang melingkupi kehidupan para ulama tersebut yang juga menjadi referensi
dalam melakukan tafsir dan akulturasi suatu teks. Untuk bisa menjelaskan kandungan dari Al-
Qur’an maupun hadis, para ulama ini mendialogkan antara teks mati yang disebut ayat
qawliyyah (Al-Qur’an dan Hadis) dengan teks hidup yang disebut ayat kawniyyah (kenyataan
hidup yang sedang terjadi). Inilah menyebabkan terjadi perbedaan penafsiran di kalangan
ulama yang berdampak pada terjadinya berbagai aliran (mazhab).

Islam yang masuk dan sampai pada bangsa Nusantara adalah Islam yang telah memiliki
juklak dan juknis yang tercermin dalam berbagai kitab karya para ulama. Dalam rangka
mempermudah komunikasi dan memahami Islam, maka para ulama Nusantara mencoba
membuat julak dan juknis yang bersumber dari kitab-kitab ulama sebelumnya yang kemudian
disebut dengan Islam Nusantara. Bisa dikatakan Islam Nusantara merupakan salah satu
perangkat juklak dan juknis dalam mengajarkan dan menerapkan ajaran Islam di Nusantara.
Dalam hal ini dapat diumpamakan jika Islam Nusantara berada pada level Perda atau bahkan
AD/ART dalam hirarki perundang-undangan. Dalam posisinya yang demikian makan jelas
Islam Nusantara akan selalu mengacu pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi sebagai sumber utama.
Dengan demikian Islam Nusantara tidak mungkin bertentangan dengan kedua sumber
dasarnya.

Seperti yang sudah dijelaskan diawal Islam di Nusantara disebarkan melalui berbagai
macam jalur, seperti perdagangan, pernikahan, dan budaya. Maka secara spesifik penyebaran
Islam di Nusantara memiliki dua pola penyebaran, yaitu penyebaran Islam Pola Kultur dan
Penyebaran Islam Pola Struktur. Maksud dari penyebaran Islam Pola Kultur adalah penetrasi
agama Islam melalui jalur budaya. Pola penyebaran Islam model kultur memiliki ciri-cici
utama yakni :

1. Selalu menggunakan media budaya sebagai sarana dakwah Islam

2. Menghindari konflik dengan agama dan budaya lokal

3. Mengakomodasi budaya lokal sepanjang tidak bertentangan dengan nilai Islam

Secara singkat dapat diartikan bahwa Islam dating di wilayah Nusantara bukan pada
ruang kosong. Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam sudah terdapat beraneka ragam
suku, agama atau keyakinan organisasi pemerintahan, struktur ekonomi dan sosial budaya.
Namun tidak bisa dipastikan bahwa semua hasil penyebaran Islam (dalam hal budaya)
merupakan hasil penyebaran Islam pola kultur, karena terlalu arogan jika mengatakan bahwa
Islam yang sudah sedemikian rupa mapan di Nusantara seluruhnya haslil pola kultur.

Pengaruh Islam yang sangat kuat di wilayah Nusantara pada umumnya dan Nusantara
pada khususnya mulai pada abad ke-13. Bukti-bukti arkeologis menunjukan pengaruh tersebut
tampak pada berdirinya kerajaan-kerajaan Islam awal seperti Kerajaan Samudera-Pasai di
sekitar Aceh. Dari daerah ini, pengaruh Islam terus meluas ke wilayah Timur secara cepat
melalui pantai-pantai Jawa, Sunda Kelapa, Cirebon, Semarang, Gresik, dan Tuban. Dari
wilayah pantai tersebut terus meresapi wilayah pedalaman yang sebelumnya dipengaruhi
Hindu-Budha. Sejumlah pakar berpendapat bahwa akselarasi Islam sedemikian cepat justru
oleh penetrasi kekuatan-kekuatan Eropa di Nusantara sejak abad ke-16.

Lalu apa yang dimaksud dengan penyebara Islam pola struktur? Adalah penyebaran
Islam melalui jalur kekuasaan. Ada beberapa hal pentig yang perlu dicatat dalam pola struktur
ini yaitu:

1. Penyebaran Islam pola struktur terjadi seirama dan sejalan dengan penyebaran Islam jalur
kultur. Hal ini artinya, penyebaran pola kultur mendahului pola struktur. Penyebaran pola
kultur sebagai landasan lahirnya kekuasaan Islam dibanyak daerah Nusantara.

2. Penyebaran Islam pola struktur sering terjalin dengan sifat-sifat kekuasaan; interest
kelompok, perpecahan atau konflik internal pemerintahan. Kesemua jalinan tersebut sering
mengaburkan nilai dakwah jalur struktur.
Dalam pola struktur ini terdapat beberapa kerajaan yang terbentuk seperti Kerajaan
Samudera Pasai, Kerajaan Islam Demak, Kerajaan Islam Pajang, Kerajaan Mataram Islam,
Kerajaan Islam Cirebon, dan Kerajaan Islam Banten.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebaran Islam di Nusantara banyak


melalui berbagai jalur seperti perdagangan, pernikahan, budaya, dan bahkan kekuasaan. Hal
itu tentu membuahkan hasil sampai sekarang pemeluk agama Islam sangat banyak di berbagai
penjuru dunia.
Daftar Pustaka
Luthfi. 2106. Islam Nusantara: Relasi Islam dam Budaya Lokal Vol. 1, Institut Pesantren
Matali'ul Falah, Pati. Journal of Islamicate.

http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/shahih/article/view/53/45

Syafrizah. 2015. Sejarah Islam Nusantara Vol. 2. IAIN Madura. Jurnal Studi Islam.

http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/islamuna/article/view/664/617

Al-Zastrouw. 2017. Mengenal Sepintas Islam Nusantara Vol 1. Pascasarjana STAINU Jakarta.
Indonesian Journal of Multudsciplinary.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/hayula/article/view/985

Buku Ensiklopedia Islam Nusantara: Edisi budaya. 2018.Tim Direktorat Pendidikan Tinggu
Keagamaan Islam.

Nugroho, taufik, Cipto Sembodo, Ibroheem Ha, Muhammaridwan Lehnuh, and Usman
Madami. “Penyebaran Islam Di Nusantara Antara Kultur Dan Struktur”. Ulumuddin : Jurnal
Ilmu-ilmu Keislaman 11, no. 2 (October 5, 2021): 237 - 254. Accessed November 10, 2021.
https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/agama_islam/article/view/913

Anda mungkin juga menyukai