DIBUAT OLEH :
ASMADIA
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah penulis ucapkan pada Allah SWT. Karena atas seizinNyalah
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ejaan Bahasa Indonesia” ini.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia pada semester
1 di Universitas Islam Riau
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut
membantu dalam doa dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada penulis sehingga dapat termotivasi
dan dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
1. Untuk mengetahui pengertian ejaan dan macam-macamnya.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui cara penulisan huruf yang baik dan benar.
4. Untuk mengetahui cara penulisan kata yang sesuai kaidah.
5. Untuk mengetahui cara penulisan tanda baca yang benar dalam sebuah kalimat.
BAB II PEMBAHASAN
5. Ejaan Baru Bahasa Indonesia atau Ejaan Bahasa Indonesia LBK ( Lembaga Bahasa
dan Kesusastraan) (1966)
5
2.2 Sejarah Perkembangan Ejaan
a. Ejaan Ophujsen (1901)
3. Membantu penyebaran bahasa-bahasa daerah cara yang lebih luas dengan mencetak
buku-buku pelajaran dan buku lain dalam bahasa daerah tersebut dengan huruf Latin.
▪ Kekurangan
2. Memasukkan fonem asing ayang bukan merupakan fonem bahasa Melayu seperti: ain,
hamzah, z, f, ch, sj, oe, dl, ts sehingga seringkali timbul cara penulisan yang salah
Contoh:
Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan
Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan
sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan van Ophuijsen.
Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui
sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak,
pak, maklum, rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-
barat2an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan
imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
o Kebaikan Ejaan Soewandi :
1. Lambang oe diubah dengan u yang lebih sesuai dengan ilmu ejaan umum
2. Menundukkan ucapan kata asing pada kebiasaan ucapan dalam masyarakat
Contoh: hadlir → hadir export →ekspor
3. Kata dari bahasa asing tidak disisipi e-pepet
Contoh: peraktek praktek o
Kekurangan Ejaan Soewandi :
1. Tidak membedakan e-taling dengan e-pepet
Contoh: seri
7
Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah disederhanakannya huruf-huruf yang
berupa gabungan konsonan dengan huruf-huruf tunggal. Atau bersifat fonemis artinya setiap
fonem dalam ejaan itu diusahakan hanya dilambangkan dengan satu huruf.
Tampak seperti contoh di bawah ini :
1. Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ
5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu
ay, aw, dan oy.
Misal : satai → satay
Harimau → harimaw
Amboi → amboy
Serta huruf j, seperti pada kata jang di ubah menjadi y sesuai dengan ejaan Bahasa
Indonesia.
9
7) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan hanya ditulis dengan e/tanpa
penanda. Misalnya :
Ségar → segar
Copèt →copet
8) Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena huruf
huruf itu banyak digunakan. Misalnya : Fasih, vakum, zaman.
10
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di sebagai
kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Misal :
Awalan → di-
dicuci dibelikan
dilatarbelakangi
Kata depan → Di
Di kantor
Di belakang
Di tanah
5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
d. Yang di atur dalam EYD yaitu :
a) Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
b) Penulisan kata
c) Penulisan tanda baca
d) Penulisan singkatan dan akronim
e) Penulisan angka dan lambang bilangan
f) Penulisan unsur serapan.
12
Dia tidak suka marah
Siapa yang datang ?
B. Kata Turunan
Kata yang diturunkan dari kata dasar asli, bisa disebut kata berimbuhan.
• Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh :
o Pemanas (pe+panas) o
13
D. Gabungan Kata
Kata dasar yang terbentuk dari penggabungan dua kata. Bisa disebut kata majemuk, kata dasar
yang berasal dari gabungan kata yang punya makna tertentu.
• Gabungan kata yang lazim, kata majemuk termasuk istilah khusus bagiannya ditulis
terpisah.
Contoh :
o Sapu tangan o
Mata pisau o Mata
hati
• Gabungan kata termasuk istilah khusus yang menimbulkan salah baca dapat diberi
tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan. Contoh :
alat pandang-dengar.
• Gabungan kata yang sudah diangap padu, kata ditulis serangkai.
Contoh :
o Apabila (apa +
bila) o Daripada
(dari + pada) o
Adapun (ada + pun)
E.Kata Ganti
Kata ganti –ku, -mu dan –nya ditulis dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Ayahmu orang yang dermawan o
Buku ini miliknya
F. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada.
Contoh :
o Ayah berangkat ke masjid o
Saya dari masjid
G. Kata Sandang
Kata sandang berupa Si dan Sang ditulis secara terpisah dari kata yang megikutinya.
Contoh :
o Si Unyil o
Sang Raja
14
H. Partikel
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Bacalah buku itu dengan baik !
o Akankah kita tetap menjadi saudara ?
2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Kecuali : adapun,
bagaimanapun, maupun, biarpun, walaupun.
Contoh :
o Sepetak tanah pun aku tak punya.
o Sepucuk surat pun tak datang.
3. Partikel per yang berarti mula, demi, dan tiap dtulis terpisah dari kalimat yang
mendampinginya.
Contoh :
o Dia membaca buu itu per bab. o Dia menggaji karyawannya per hari
I. Angka dan Lambang Bilangan
• Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
Contoh : 1, 2, 3.
• Digunakan untuk ukuran panjang, berat, isi, satuan waktu, nilai uang.
Contoh :
o 3 meter kain, 10 kilogram beras, 5 liter. o Pukul 12.30, 100
dolar, tahun 1962.
o Penulisan lambang bilangan dengan huruf.
Contoh : sebelas (11), dua per tiga (2/3).
• Penulisan kata bilangan tingkat.
Contoh :
o Bab III o
Bab tiga o
Bab ke-3
• Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an.
Contoh :
o Tahun 60-an o Tahun
enam puluhan
• Akta dan Kuitansi, bilangan ditulis dengan kata dan huruf skaligus dalam teks.
Contoh :
15
o Telah diterima uang sebesar Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah).
16
b. Dia mendapat gaji setiap tanggal 2.
7. Tanda baca titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kapala ilustrasi,tabel,dan sebagainya.
Contoh:
a. KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
b. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8. Tanda baca titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim surat,nama dan alamat
penerima surat,serta tanggal surat.
Contoh:
a. Yth.Rektor UIN Malang
Jalan Gajayana 50 Malang
b. Malang,28 Maret 2010
B. Tanda Baca Koma (,)
Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut
1. Tanda baca koma (,) digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilang.
Contoh:
a. Saya membeli kertas,pena,dan tinta
b. Saya suka apel,durian,dan pisang
2. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat
setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
Contoh:
a. Ayah suka buah,tetapi ibu tidak
b. Dia tidak kakakku,melainkan sepupuku
3. Tanda baca (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk kalimat.
Contoh:
a. Jika hari tidak hujan,saya akan datang
b. Atas perhatian Bapak,saya berterima kasih
4. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimat itu
mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
a. Saya tidak akan datang,jika ayah tidak mengijinkan
b. Saya akan memaafkan,jika ia mau bertobat
17
5. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
a. Dia malas belajar.oleh karena itu,dia tidak naik kelas
b. Dia sudah berstatus mahasiswa .akan tetapi,dia seperti anak-anak
C. Tanda Baca Titik Koma (;)
Kaidah-kaidah enggunaan tanda baca titik koma (;) adalah sebagai berikut.
1. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
Contoh:
a. Ayah sedang mengaji; ibu sedang memasak; adik sedang belajar; meraka sedang
sibuk dengan pekerjaannya masing-masing
2. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
18
a.
Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing.Ayah
sedang membaca koran; ibu menjahit kayu;saya asyik membersihkan taman di
depan rumah.
D. Tanda Baca Titik Dua (:)
Terdapat beberapa kaidah penggunaan tanda baca titik dua (:) kaidah-kaidah yang dimaksud
dijelaskan sebagai berikut.
1. Tanda baca titik dua (:) digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian atau perincian. Contoh: a. Ketua: Ahmad Wijaya,
Sekretaris: Siti Tantowi
2. Digunakan di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat di dalam
kitab suci, di antara judul dan subjudul,serta nama kata dan penerbit buku acuan.
Contoh:
a. Tempo, I ( 1971 ). 34:7
b. Surat yasin:19
H. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung () digunakan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh:
a. Lampiran: 1 (satu) bendel
b. ABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
2. Di gunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan. Contoh:
a. Opera Van Java (acara komedi) cukup menghibur masyarakat
b. Aku ( puisi karya Chairil Anwar ) aalah puisi Angaktan 45.
I. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan
jawaban.
Contoh:
a. Siapa yang pergi ke Bandung ?
b. Dimana kamu membeli tas itu?
J. Tanda Seruan (!)
Tanda seru (!) digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa sruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhanya,atau emosi yang kuat. Contoh:
a. Duduklah!
b. Ambilkan buku itu!
K. Tanda Kurung Siku ([...])
Tanda kurung siku ([...]) digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaanya dibicarakan pada Bab II [lihat halaman
20
a.
35-38])
b. Konsep tentang pengetahuan (hubunganya dengan konsep ilmu secara umum [ lihat
halaman 124]) juga diterangkan pada Bab III buku ini.
L. Tanda Petik (“...”)
Tanda petik (“...”) ini digunakan untuk meakhiri petikan langsung. Adapun kaidah
penggunaan tanda petik (“...”) yang dumaksud adalah sebagai berikut. Contoh:
a. Kata Toto,”saya juga berpuasa”.
b. Pesan Ayah, “jangan berani pada ibumu”.
M. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Tanda petik tunggal (‘...’) digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Contoh:
a. Reformasi ‘perubahan’
b. Mastery Learning ‘belajar tuntas’
N. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring (/) digunakan di dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
a. Tahun anggaran 2011/2012
b. Semester genap 2012/2013
c. Jalan Kramat III/10 Jakarta
O. Tanda Apostrof (΄)
Tanda penyingkat atau apostrof (΄) ini digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian kata
atau bagian angka tahun. Contoh:
a. Malam΄lah tiba (΄lah = telah)
b. 1 Januari ΄88 (΄88 = 1988)
Demikianlah kaidah-kaidah penulisan huruf, penulisan kata, dan kaidah penulisan serta
penggunaan tanda baca yang berlaku di dalam ejaan yang disempurnakan dalam bahasa
Indonesia berdasarkan uraian di atas.
22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ejaan bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut
diantaranya ejaan Ophujsen, ejaan Soewandi, ejaan Pembaharuan, ejaan Melindo, ejaan
Baru, dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2. Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan
oleh seseorang ditulis dengan perantaraan lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi.
3. Ejaan memiliki komponen-komponen penulisan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda
baca, serta unsur serapan.
4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan seperangkat aturan atau kaidah
penggunaan Bahasa Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan maupun tulisan
5. Penulisan huruf yang terdapat dalam ejaan yaitu penulisan hurf miring dan huruf kapital.
6. Penulisan kata yang terdapat dalam sebuah ejaan yakni kata dasar, kata ulang, kata ganti,
gabungan kata, dll.
7. Pemakaian tanda baca yang terdapat dalam ejaan diantaranya tanda titik, tanda koma,
tanda seru, tanda tanya, titik dua, tanda petik, tanda miring, dll.
8. Dari penjabaran diatas, ejaan sangat dibutuhkan dalam hal kepenulisan. Misalnya dalam
penulisan karya ilmiah, skripsi, dan thesis.
23