26 Oktober 2021
26 Oktober 2021
Dhani Prayatna
1. Kesempatan dalam era digital
Total populasi dunia 7,6 M, total pengguna internet 4,3 M
63% total penetrasi internet di asia tenggara
56% total penetrasi internet di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan internet ekonomi terbesar dan
tercepat di asia tenggara, dengan nilai mencapai USD$133B tahun 2025
2. Tacked them using technology
Mobilitas dan logistic
Pengembangan bisnis
Akses terbatas ke pasar
Intenfisiensi
3. Gojek telah beroperasi di 5 negara
+150 juta total unduh
+2 juta mitra driver
+500 ribu mitra gofood
Di tahun 2019, gojek berkontribusi sejumlah Rp. 104,6 triliun (US$ 7,1 M)
4. Tantangan industry digital
Balancing digital innovation and ethics
Anticipating future of work an inclusive policy
Improving and preparing relevan infrastruktur digital
5. Kunci untuk menjawab tantangan yang dihadapi perusahaan teknolohi dalam industry 4.0
adalah adanya ongoing dialogue antara swasta dan pemerintah untuk mencapai
Mendorong data driver dalam mengambil keputusan
Mendorong adanya kolaborasi
Pentingnya untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk berkembang
Radikalisme juga menjadi istilah yang tak kalah populer di Indonesia belakangan ini.
Terutama setelah ditunjuknya Menteri Agama Fakhrur Rozi dengan kebijakannya
membabat tanda-tanda radikalisme di lingkungan pemerintahan. Di masa Fakhrur Rozi,
pemakaian cadar dan celana cingkrang jelas dilarang. Karena dianggap salahsatu ciri
Islam yang radikal. Islam radikal juga disebut berbahaya sehingga harus diwaspadai
ibarat virus mematikan. Karena Islam radikal dianggap akan mengubah ideologi bangsa,
tidak pro pemerintahan bahkan menebar aksi terorisme.
Secara definitif, radikalisme adalah suatu paham atau gagasan yang menginginkan
adanya perubahan sosial-politik dengan menggunakan cara-cara ekstrem. Termasuk
cara-cara kekerasan, bahkan juga teror. Kelompok-kelompok yang berpaham radikal ini
menginginkan adanya perubahan yang dilakukan secara drastis dan cepat, walaupun
harus melawan tatanan sosial yang berlaku di masyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V terbitan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016, kata “radikal”
berbeda arti dengan radikalisme. Kata ‘radikal’ bermakna ‘secara mendasar (sampai
kepada hal yang prinsip)’. Nomor dua, radikal adalah istilah politik yang bermakna ‘amat
keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan)’. Arti selanjutnya, radikal
juga berarti ‘maju dalam berpikir atau bertindak’.
Selain sebagai istilah politik, istilah radikal dipakai sebagai istilah kimia yang berarti
gugus atom yang dapat masuk ke berbagai reaksi sebagai satu satuan yang bereaksi
seakan-akan satu unsur saja. Sementara, radikalisme punya tiga arti, pertama, ‘paham
atau aliran yang radikal dalam politik’. Kedua, ‘paham atau aliran yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis’.
Ketiga, ‘sikap ekstrem dalam aliran politik’. Dapat dilihat, unsur kekerasan sudah masuk
pengertian radikalisme. Tujuan penggunaan kekerasan untuk mengubah kondisi sosial-
politik secara drastis. Unsur kekerasan ini juga lekat kaitannya dengan terorisme, karena
dalam KBBI, ‘terorisme’ dimaknai sebagai ‘penggunaan kekerasan untuk menimbulkan
ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan
teror’. Radikalisme memang perlu diwaspadai, terlepas dari labelnya yang melekat
dalam suatu agama. Semua hal berbau radikalisme harus diberantas karena akan
menimbulkan krisis toleransi dalam masyarakat Indonesia. Dengan maraknya paham
radikalisme ini adalah adanya nilai-nilai intoleransi yang diajarkan oleh kelompok-
kelompok radikalisme. Kelompok-kelompok yang terpapar oleh paham radikalisme ini
kurang bisa menerima adanya perbedaan. Menganggap paham atau ajaran yang dianut
kelompok diluarnya adalah salah. Misalnya dalam hal ibadah. Pastilah dalam
menjalankan ibadah setiap agama mempunyai cara yang berbeda-beda. Namun,
kelompok-kelompok radikalisme ini tidak mewajari perbedaan-perbedaan seperti itu.
Kelompok ini juga kurang terbuka dalam menerima kritikan dan saran dari pihak lain.
Dalam konteks agama Islam, diajarkan bahwa perbedaan seharusnya dijadikan sebagai
kekayaan sekaligus keindahan, agar kita senantiasa bersikap saling menghargai satu
sama lain. Sebagaimana Allah swttelah menjadikan umatnya secara berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku. Tidak lain agar satu sama lain dapat saling mengenal dan
menghargai. Dengan ini, seharusnya umat manusia, terutama umat muslim dapat
mewajari adanya perbedaan. Lebih dari itu, diajarkan pula bahwa Islam tidak
didakwahkan dengan paksaan.
Terorisme
istilah ini merupakan puncak dari intoleransi dan radikalisme. Karena biasanya aksi teror
memang berasal dari akumulasi intoleransi dan radikalisme, lalu dituangkan dalam
perbuatan yakni kekerasan yang menimbulkan ketakutan.
Arti terorisme yang telah disepakati pemerintah dan DPR adalah perbuatan yang
menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror
atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal
dan atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang
strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik atau fasilitas internasional dengan motif
politik, ideologi, atau gangguan keamanan. Anggota-anggota kelompok teror ada di
tengah masyarakat. Bagaimana cara masyarakat membedakan bahwa yang ada di depan
kita termasuk teroris atau bukan?
“Untuk melihat yang bersangkutan itu terafiliasi kelompok teror atau tidak, bukan dari
tampilan fisik, berjanggut, celana cingkrang, keningnya hitam,” kata Direktur
Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Herwan Chaidir
dilansir dari Detik. Stereotip bahwa yang bercelana cingkrang adalah teroris dan yang
berdahi hitam adalah radikalis itu salah. Yang benar, masyarakat perlu melihat sikap dari
kelompok atau individu itu.
“Lebih pada paham yang diimplementasikan, yakni berupa sikap dan tutur kata yang
keras, intoleransi, anti kepada Pancasila, anti kepada NKRI, dan mudah mengkafirkan
pihak lain serta berkeinginan mendirikan khilafah,” kata Herwan. Lebih dari itu, jalan
hidup dan jalan pikiran teroris memang tidak mudah dimengerti. Mereka kadang terlihat
seperti sufi, atau orang yang alim dan rajin beribadah. Namun tujuan mereka adalah
mati syahid secepatnya. Mereka tidak peduli dengan kehidupan dunia, bahkan anak-
anaknya juga diajak ikut mati bersama. Namun sikap teroris dengan masyarakat biasa
sebenarnya mudah dilihat. Mereka yang teroris tidak akan mudah bergaul dengan
masyarakat umum. Mereka biasanya juga tidak suka shalat di masjid berjamaah karena
menganggap ilmunya lebih tinggi daripada imam masjid tersebut. Mereka juga biasanya
lebih sensitif dan arogan terhadap kritik karena mereka menganggap dirinya paling
benar.
4. Kaum muda sangat rentan terpapar ideologi radikal karena tergolong masih labil. Mereka pada
umumnya sedang berproses untuk menemukan jati diri. Di tengah proses identifikasi jati diri
itulah para pelajar dan remaja mudah tergoda ideologi radikal
5. Dua faktor penyebab munculnya paham radikalisme dan tindak pidana terorisme, yaitu faktor
internal, seperti minimnya pemahaman anak tentang agama, wawasan kebangsaan, jenis
kelamin, umur, intelegensi, dan kematangan emosi anak. Sedangkan untuk faktor eksternal
berupa keluarga, lingkungan, media, kemiskinan, pendidikan
6. Internet/online/media social sebagai sarana radikalisme
Mudah di akses
Audiens yang luas
Anonym
Kecepatan informasi
Media yang interaktif
Murah untuk membuat dan memelihara
Bersifat multimedia (cetak,suara,foto, dan video)
7. Ciri pemuda pelajar yang sudah terpapar radikalisme
Mengasingkan diri dari pergaulan
Menutup komunikasi dengan keluarga dan teman di sekolah
Mempunyai kesibukan baru
Berani melawan orang tua
Mempunyai komunitas, teman baru
Dalam tahap selanjutnya mulai berani berbohong dan mencuri
8. Langkah praktis bagi generasi muda dalam mencegah pengaruh paham radikal terorisme
Cermati kondisi lingkungan keluarga, organisasi, sekolah dan masyarakat
Berhati hati jika bertemu dengan orang yang sering menjelek jelekan pemerintah
Ajak dialog jika ditemukan orang yang punya paham dan sikap/perilaku yang tidak
sesuai Pancasila, uud 1945, dan nkri
Sekarang bergerak mulai dari keluarga, organisasi, sekolah dan masyaraakat
9. Peran pemuda/pelajar dalam pencegahan radikalisme
Tanamkan rasa nasionalisme dan pengamalan Pancasila serta kecintaan terhaadap nkri,
sebagai jangkar keyakinan bernegara dan berbangsa
Perkaya wawasan keagamaan dan mendalaminya melalui sumber tokoh terpercaya dan
popular dikenal dengan pandangan moderat damai