Anda di halaman 1dari 7

A.

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5 :


1. Denis Ariandi
2. Jhoniarto Henjaya
3. Dede Chrestian
4. Maulana
5. Ozi Rahmat Putra

B. BANDARA & KATEGORI

C. SKENARIO

D. STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PKD

E. SUMBER DAYA TERSEDIA

1. Internal
a. Kendaraan Operasional ARFF Bandara beserta personil :
 3 Unit Foam Tender
 1 Unit Commando Car
 2 Unit Ambulance
 1 Unit Multi Purpose

2. Eksternal

F. PERENCANAAN
1. Flowchart
2. Timeline (H-120 s/d H+27)

NO WAKTU TAHAPAN

Rapat koordinasi antara petugas yang terlibat untuk


H-120
1 membicarakan garis besar latihan, skenario, tugas kerja yang
Hari
dilakukan dan seleksi koordinator
2 H-90 Hari Laporan perkembangan pertama dan pengaturan

3 H-70 Hari Pertemuan pertama dengan masing-masing unit/instansi terkait

Pengaturan lengkap daerah latihan untuk keadaan darurat skala


4 H-60 Hari
penuh, disertai skenario yang lengkap
Dimulai latihan untuk tim inti. Pertemuan kedua perwakilan
5 H-50 Hari masing-masing unit/intansi, dan sekaligus penentuan ketua tim
Inti
Pengaturan transportasi, makanan, tandu-tandu tenaga suka rela
6 H-40 Hari
sudah siap
Pertemuan keempat masing-masing instansi/unit
7 H-21 Hari terkaitpenyempurnaan tim dan pengaturan korban luka pura-pura
dari tenaga suka rela sudah lengkap .
Pertemuan terakhir dan briefing kepada seluruh unit/instansi
8 H-14 Hari
terkait, termasuk tim penilai
Pertemuan terakhir pengawas petugas, membahas persiapan yang
9 H-7 Hari
sudah disusun

10 H-3 Hari Latihan Table Top dan pelaksanan gladi kotor latihan PKD

11 H-2 Hari Pelaksanan Gladi bersih Latihan PKD

12 H-1 Hari Hari tenang menjelang Latihan PKD


13 Hari H Pelaksanan Latihan PKD Rajawali Sakti 6 Tahun 2019

G. PELAKSANAAN
1. Tugas dan Tanggung Jawab Masing – Masing Anggota

a. Tindakan ATS Operation :


 Petugas Air Traffic Service Operation ;
 Mengaktifkan alarm kecelakaan (crash alarm/bell) (bila lebih
dahulu mengetahui).
 Menginformasikan keadaan darurat kepada unit
ARFF/Watchroom dan petugas Avsec sesuai dengan format
berita sebagaimana disebutkan pada 2.4.3.
 Menginformasikan kecelakaan kepada ATS Operation Junior
Manager.
 Mengatur semua pergerakan di movement area berkoordinasi
dengan AMC sesuai kondisi traffic.
 Mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu sesuai
dengan kewenangannya.

b. Asst Manager of Airport service;


 Menginformasikan kecelakaan kepada Executive General
Manager Bandar Udara ;
 Menginformasikan kepada EOC;
 Memantau keadaan darurat dan berkoordinasi dengan Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah I dan Executive General
Manager Bandar Udara ;
 Berkoordinasi dengan Executive General Manager Bandar
Udara untuk menutup landasan pacu bila dibutuhkan;
 Mengajukan penerbitan NOTAM melalui instansi yang
berwenang setelah mendapat persetujuan Executive General
Manager Bandar Udara .

c. Tindakan ARFF
 Petugas Watchroom;
 Mengaktifkan alarm kecelakaan (Crash alarm/bell) yang ada di
ruangan watch room;
 Meneruskan informasi kepada Asst. Manager of ARFF;
 Menginformasikan kepada unit ARFF;
 Meminta kepada semua personel Unit ARFF yang sedang tidak
bertugas untuk datang ke Bandar Udara bila dibutuhkan;
 Meneruskan informasi ke Sudin Pemadam Kebakaran sesuai
format berita untuk bantuan.
 Meneruskan informasi kepada unit/instansi terkait sesuai tengan
kebutuhan setelah mendapat izin Asst Manager of ARFF.
 Asst. Manager of ARFF
 Mengintruksikan personel ARFF ke lokasi keadaan darurat.
 Meminta kepada semua petugas unit ARFF yang sedang tidak
bertugas untuk datang ke bandar udara bila dibutuhkan.
 Menuju lokasi untuk memimpin operasi.
 Memonitor melalui radio dan meneruskan informasi baru kepada
pihak yang memerlukan.
 Menentukan lokasi pos komando (bila prioritas pertama
pemadaman api).
 Segera bergabung dengan EOC bilamana diperlukan.
 Meminta bantuan Base Rescue Lanud , Sudin Pemadam
Kebakaran .
 Memerintahkan Personel ARFF untuk kembali ke fire station bila
operasi pemadaman dan pertolongan selesai dilakukan untuk
mempersiapkan kendaraan dan peralatan ARFF untuk siap
beroperasi kembali.
 Menginformasikan kepada pemandu lalu lintas penerbangan
bahwa fasilitas ARFF telah kembali ke fire station dan siap
beroperasi kembali.
 Membuat laporan kepada Exevutive General Manager Bandar
Udara hal-hal/tindakan yang dilakukan oleh unit ARFF saat
mulai mendapatkan/mengetahui adanya keadaan darurat penuh
sampai dikatakan aman.
 Petugas ARFF di Fire Station
 Menuju langsung ke lokasi kecelakaan pesawat udara;
 Melakukan pemadaman api dan penyelamatan/ evakuasi
korban dari dalam pesawat udara setelah kondisi kebakaran
memungkinkan, dengan mengutamakan korban yang hidup;
 Menentukan lokasi collection area untuk pengumpulan korban;
 Meneruskan penyelamatan dan memberi bantuan bagi petugas
medis;
 Melaporkan kepada on scene commander bila pemadaman api
sudah selesai;
 Kembali ke fire station atau sub fire station bila lokasi
kecelakaan sudah aman dari kebakaran;
 Mempersiapkan kendaraan dan peralatan ARFF untuk

d. Tindakan Airport Security:


 Asst. Manager Of Airport Security
 Memerintahkan anggotanya menuju ke lokasi Kecelakaan
keadaan darurat untuk pengamanan;
 Menginstruksikan anggotanya untuk melakukan pemasangan
security line setelah ada persetujuan dari unit ARFF;
 Memimpin pengawasan terhadap masyarakat agar tidak
mendekati tempat kecelakaan;
 Menginstruksikan anggotanya untuk mengatur jalur lalu lintas,
pengawasan, dan pemeriksaan bagi pihak yang akan terlibat
untuk menuju rendezvous point, staging area, sampai dengan
lokasi kecelakaan;
 Melaporkan perkembangan kondisi di lapangan secara berkala
kepada EOC;
 Mengambil alih posisi on-scene commander dari komando
ARFF apabila api telah berhasil dipadamkan dan usaha
pertolongan/evakuasi korban dari pesawat udara yang
mengalami kecelakaan telah selesai dilakukan;
 Meminta bantuan kepada TNI AU Lanud , Kodim dan
POLRES /Polsub Sektor Bandar Udara untuk membantu
pengamanan bila diperlukan.
 Petugas Airport Security di Lokasi Kecelakaan pesawat udara
 Mengamankan jalan sepanjang jalur yang akan dilalui
kendaraan ARFF dan kendaraan lainnya;
 Memasang security line di lokasi keadaan darurat;
 Menjaga agar masyarakat tidak memasuki bandar udara;
 Menjaga dan mengamankan barang-barang yang ada disekitar
lokasi kecelakaan.
 Personel Airport Security di Rendezvous point
 Mencegah agar orang-orang yang tidak berkepentingan
memasuki daerah bandar udara;
 Mengarahkan tenaga bantuan yang datang ke rendezvous point
menuju staging area yang telah ditentukan;
 Menjaga rendezvous point hingga penanggulangan keadaan
darurat selesai.
 Petugas Airport Security di Staging Area;
 Mencegah orang yang tidak berkepentingan memasuki lokasi
kecelakaan;
 Mengarahkan tenaga bantuan yang datang agar menunggu
sampai dengan ada panggilan untuk menuju kelokasi Keadaan
darurat;
 Menjaga staging area hingga ada pemberitahuan selesai.
 Mengamankan lokasi keadaan darurat sampai tim KOMITE
NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI sampai lokasi;
 Personel Airport Security di Pos Jaga Pintu Laud;
 Mencatat semua berita/informasi yang masuk;
 Menginformasikan kepada petugas TNI AU Lanud , Kodim dan
POLRES ;
 Berkoordinasi dengan Komandan Posko bandar udara yang
bertugas di lapangan
 Personel Airport Security di Triage Area
 Mengatur jalur lalu lintas yang dilalui ambulance ke daerah
triage area untuk memindahkan korban;
 Mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan pos komando
Airport Security.
 Petugas Airport Security Bandar Udara di Pos Jaga Ramp
Service;
 Tetap di pos masing-masing;
 Berkoordinasi dengan Komandan Posko bandar udara;

e. Tindakan Executive General Manager Bandar Udara :


 Mengaktifkan EOC dan menyatakan keadaan darurat;
 Melaporkan kepada pejabat;
 Menginstruksikan kepada jajaran dibawahnya untuk melakukan
upaya penanggulangan keadaan darurat;
 Menginformasikan kepada unit/instansi sesuai dengan jalur
komunikasi;
 Segera menuju lokasi keadaan darurat;
 Meminta bantuan peralatan yang dibutuhkan dari unit/instansi
lain;
 Mengajukan penerbitan NOTAM ke unit/instansi yang
berwenang setelah mendapat informasi dari Pimpinan Pemandu
Lalu Lintas Penerbangan bila dibutuhkan;
 Menentukan segera kondisi runway atau taxiway
(clear atau terbatas) dan memberikan intruksi kepada General
Manager Perum LPPNPI Bandar Udara untuk membuka daerah
tersebut (bila sudah aman);
 Mengambil alih posisi pimpinan pusat komando lapangan, bila
pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat telah selesai;
 Memberikan konferensi pers.

f. Tindakan TNI AU Lanud dan POLRES .


 Berkoordinasi dengan Ketua Komite Penanggulangan Keadaan
Darurat;
 Bergabung di EOC;
 Berkoordinasi dengan pimpinan Airport Security untuk mengatur
jalur lalu lintas menuju rendezvous point, daerah cargo, staging
area, pusat komando lapangan dan daerah lain yang diperlukan;
 Melakukan pengamanan barang bukti.;
 Mengamankan tempat penyimpanan jenazah sementara,
setelah berkoordinasi dengan Executive General Manager.

g. Tindakan Badan Usaha Angkutan Udara.


 Berkoordinasi dengan Executive General Manager badan usaha
angkutan udara (bila kantor Executive General Manager bukan
di bandar udara);
 Menugaskan pejabat di bawahnya segera menuju pos
komando;
 Melakukan hubungan komunikasi dengan General Manager
Bandar Udara untuk menuju pos komando;
 Menyediakan dukungan fasilitas, peralatan, dan logistik yang
dibutuhkan selama penanggulangan keadaan darurat.
 Menugaskan wakilnya ke EOC;
 Setelah mendapat arahan dari Pimpinan Pos Komando
Lapanganuntuk mengangkut penumpang yang tidak cidera dan
tidak memerlukan perawatan medis lebih lanjut ke Passenger
holding area;
 Bertanggung jawab terhadap pemindahan pesawatnya yang
mengalami ke rusakan;
 Bertanggung jawab atas biaya yang timbul dalam
penanggulangan keadaan darurat;
 Menyiapkan daftar penumpang (passenger’s manifest);
 Menyiapkan fasilitas dan personel di greeters and meeters..

h. Tindakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Wilker Bandar Udara .


 Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan bertindak sebagai
koordinator dalam kegiatan medis;
 Menuju ke lokasi staging area dengan ambulance;
 Selalu berkoordinasi dengan Pimpinan Pos Komando
Lapangan;
 Menentukan lokasi triage area berkoordinasi dengan unit ARFF;
 Melakukan pemilahan dan tindakan medis pada korban sesuai
prioritas; Melakukan pendataan dan identifikasi terhadap
korban;
 Mendampingi korban yang cedera parah, sewaktu dibawa ke
rumah sakit;
 Koordinator medis selalu melakukan koordinasi dengan rumah
sakit lain melalui EOC untuk bantuan tambahan medis (bila
dibutuhkan).
i. Tindakan Tim Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT)
 Berkoordinasi dengan EOC;
 Menuju ke lokasi kecelakaan pesawat udara;
 Melakukan tugas sesuai dengan kewenangannya.

j. Tindakan RSPAU, RS HAJI, RS UKI, RS PUSDIKKES, RS POLRI,


PMI , Puskesmas Kec. Makasar, Puskesmas Halim I, Puskesmas
Kebon Pala, Puskemas Bandara.
 Menuju ke lokasi staging area dengan ambulance;
 Selalu berkoordinasi dengan koordinator tim medis;
 Melakukan pemilahan dan tindakan medis pada korban sesuai
prioritas;
 Melakukan pendataan dan identifikasi terhadap korban;
 Mendampingi korban yang cedera parah, sewaktu dibawa ke
rumah sakit.
k. Tindakan Suku Dinas Pemadam Kebakaran Pemerintah Daerah .
 Menuju rendezvous point di dekat pintu masuk utama bandar
udara yang telah ditetapkan;
 Menunggu panggilan dari Pimpinan Pos Komando Lapangan
untuk menuju staging area;
 Membantu petugas ARFF sesuai permintaan;
 Menyiapkan peralatan untuk membantu pemadaman
kebakaran.
l. Tindakan Kantor SAR.
 Segera menuju lokasi kecelakaan pesawat udara dengan
personel dan fasilitas pertolongan dan penyelamatan;
 Berkoordinasi dengan EOC;
 Melakukan tugas sesuai dengan kewenangannya.

m. Tindakan Dinas Perhubungan dan Dinas Kesehatan


 Berkoordinasi dengan EOC;
 Menuju ke lokasi kecelakaan pesawat udara;
 Melakukan tugas sesuai dengan kewenangannya.

2. Kronologis Latihan

H. EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai