Oleh:
Anida Fitriyani
Apria Yopi Jayani
Elvi Winata
Frilianda Putri
Sasra Andika
LOPORAN PENDAHULUAN
PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI LK III PEKON CAMPUR SARI
KECAMATAN KOTABUMI TENGAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
I. LATAR BELAKANG
Pada tahun 1997 sebanyak 15 juta penduduk Indonesia mengalami hipertensi tetapi
hanya 4% yang melakukan kontrol rutin. Hasil survei kesehatan rumah tangga
(SKRT, 2001) di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkkan bahwa
27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi; 0,3% mengalami penyakit
jantung iskemik dan stroke. Terdapat 50% penderita tidak menyadari sebagai
penderita, sehingga penyakitnya lebih berat karena tidak merubah dan menghindari
faktor risiko. Sebanyak 70% adalah hipertensi ringan, maka banyak
diabaikan/terabaikan sehingga menjadi ganas (hipertensi maligna) dan 90% hipertensi
esensial dan hanya 10% penyebabnya diketahui seperti penyakit ginjal, kelainan
hormonal dan kelainan pembuluh darah. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional
Tahun 2001, angka kesakitan Hipertensi pada dewasa sebanyak 6-15% dan kasusnya
cenderung meningkat menurut peningkatan usia. Beberapa penyakit tidak menular
yang ada tersebut, penyakit kardiovaskular mempunyai kontribusi cukup besar
terhadap tingginya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat PTM (Aris
Sugiharto, 2007).
Berdasarkan data Depkes dalam Ade Dian Anggraini, dkk (2009), prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31.7%. Cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga
kesehatan hanya mencapai 24.0%, atau dengan kata lain sebanyak 76.0% kejadian
hipertensi dalam masyarakat belum terdiagnosis. Prevalensi hipertensi di Jawa dan
Sumatera memiliki prevalensi yang lebih tinggi dari .
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 5 menit Pembukaan :
1. Memberi salam Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan
Mendengarkan dan
penyuluhan
memperhatikan
3. Menyebutkan
materi/pokok bahasan yang akan
disampaikan
2. 20 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Gejala Hipertensi
4. Dampak & Komplikasi Hipertensi
5. Pencegahan dan Penanganan
3. 10 menit Evaluasi :
Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak dan
mendengarkan
Menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan
Memberi kesempatan kepada ibu-
ibu untuk bertanya
Memberi kesempatan kepada ibu-
ibu untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
Menyimpulkan materi penyuluhan Menjawab salam
yang telah disampaikan
Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
Mengucapkan salam
IV. PENGORGANISASIAN TEMPAT
Buku Tamu
Keterangan :
: Penyaji : Fasilitator
: Media
V. URAIAN TUGAS
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan Di Balai Desa Campur Sari.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
VII. Materi
1. Definisi Hipertensi
Menurut WHO (1978) batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekana darah di atas normal yaitu
bila tekanan sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90
mmHg atau lebih.
2. Penyebab Hipertensi
Menurut Ade Dian Anggraini, dkk (2009), faktor resiko hipertensi adalah :
1. Faktor genetic
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi. 14 Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga.
2. Umur
3. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang
tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada
usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses
ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai
dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-
55 tahun.
4. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit
putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang
kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap
vasopressin lebih besar.
5. Obesitas
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan
kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA
(NIH,1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan
dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT
<25 (status gizi normal menurut standar internasional). Menurut Hall (1994)
perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan
dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia,
aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal.
Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik
potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah
secara terus menerus.
7. Merokok
8. Tipe kepribadian
1. Aktivitas Fisik
Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Tekanan darah akan
lebihtinggi pada saat melakukan aktivitas fisik dan lebih rendah ketika
beristirahat. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot
tubuhdan sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot
membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan
jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan
zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa
dari tubuh.
2. Stress
a. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
b. Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang.
c. Rasa berat ditengkuk atau leher.
d. Kadang mimisan.
e. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
f. Telinga berdenging.
g. Sukar tidur.
h. Mata berkunang-kunang.
i. Rasa mual atau muntah.
4. Klasifikasi Hipertensi
2. Hipertensi sekunder
1. Hipertensi Ringan
2. Hipertensi Sedang
3. Hipertensi Berat
4. Komplikasi Hipertensi
1. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting
untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien dengan
prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup.
Perubahan yang sudah terlihat menurunkan tekanan darah dapat
terlihat pada tabel sesuai dengan rekomendasi dari JNC VII.
2. Terapi farmakologi
2. Terapi Kombinasi
Bruner dan Suddarth. 2001.
Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.Jakarta: EGC.
Copstead C., LeeEllen dan Jacquelyn L. Banasik. 2005. Pathophysiology Vol. 1.Elsev
ier :St. Louis Missouri 63146.Diklat PJT
RSCM. 2008. Buku Ajar Keperawatan Kardiologi Dasar Edisi 4.Jakarta: RSCM.Doen
ges, Marilynn E., dkk. 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentas
ian Perawatan Pasien.Jakarta: EGC.
MuttaqinMuttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Gangguan Kar
diovaskuler.Jakarta: Salemba Medika.
Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi.Kudus.Corwin,
J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC
https://meigyrozz.blogspot.com
LOPORAN PENDAHULUAN
PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI LK III PERON CAMPUR SARI
KECAMATAN KOTABUMI TENGAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Oleh:
Anida Fitriyani
Apria Yopi Jayani
Elvi Winata
Frilianda Putri
Sasra Andika
LOPORAN PENDAHULUAN
SENAM LANSIA DI LK III PEKON CAMPUR SARI KECAMATAN KOTABUMI
TENGAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Pada tahun 1997 sebanyak 15 juta penduduk Indonesia mengalami hipertensi tetapi
hanya 4% yang melakukan kontrol rutin. Hasil survei kesehatan rumah tangga
(SKRT, 2001) di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkkan bahwa
27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi; 0,3% mengalami penyakit
jantung iskemik dan stroke. Terdapat 50% penderita tidak menyadari sebagai
penderita, sehingga penyakitnya lebih berat karena tidak merubah dan menghindari
faktor risiko. Sebanyak 70% adalah hipertensi ringan, maka banyak
diabaikan/terabaikan sehingga menjadi ganas (hipertensi maligna) dan 90% hipertensi
esensial dan hanya 10% penyebabnya diketahui seperti penyakit ginjal, kelainan
hormonal dan kelainan pembuluh darah. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional
Tahun 2001, angka kesakitan Hipertensi pada dewasa sebanyak 6-15% dan kasusnya
cenderung meningkat menurut peningkatan usia. Beberapa penyakit tidak menular
yang ada tersebut, penyakit kardiovaskular mempunyai kontribusi cukup besar
terhadap tingginya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat PTM (Aris
Sugiharto, 2007).
Tingginya angka kejadian hipertensi terutama pada lansia menuntut peran tenaga
kesehatan untuk melakukan pencegahan dan upaya promosi kesehatan. Ada beberapa
cara pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit
hipertensi,diantaranya adalah aktif berolahraga (senam),mengatur diet (rendah
garam,rendah kollesterol dan lemak jenuh), serta mengupayakan perubahan kondisi
(menghindari stress dan mengobati penyakit lain).
Olahraga sangat baik dilakukan terutama oleh lansia agar aliran darah menjadi lancar,
salah satu olahraga yang baik dilakukan oleh lansia adalah senam lansia. Pada usia
lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting
khusus di jantung dan otaak mengalami kekakuan. Dengan latihan fisik atau
senam.dapat membantu kekuatan pompa jantung agar bertambah, sehingga aliran
darah bisa kembali lancar.Jika dilakukan secara teratur akan memberikan dampak
yang baik bagi lansia terhadap tekanan darahnya.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah mengikuti kegiatan senam lansia di balai desa selama 45-60 menit,
diharapkan peserta senam dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian senam lansia
2. Manfaat senam lansia
3. Prinsip senam lansia
4. Gerakan-gerakan senam lansia
X. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Olahraga
2. Metode. : Penkes dan praktik senam lansia
3. Media. :
LP senam lansia
Materi senam.lansia
DVD dan kaset Video senam lansia
Sound sistem
4. Waktu/Tempat. : Pukul 15.30WIB/Balai Desa Campur sari
5. Strategi dan Media. : Penkes dan senam lansia
6. Susunan Acara. :
1. 5 menit Pembukaan :
4. Memberi salam Menjawab salam
5. Menjelaskan tujuan
Mendengarkan dan
kegiatan senam.
memperhatikan
2. 45 menit Pelaksanaan :
Langkah-Langkah Menyimak,
1. Latihan kepala dan leher memperhatikan &
Lihat keatap kemudian menunduk Melakukan
sampai dagu ke dada,
Putar kepala dengan melihat bahu
sebelah kanan lalu sebelah kiri
Miringkan kepala ke bahu sebelah
kanan lalu kesebelah kiri.
6.Latihan pernafasan
Duduklah di kursi dengan
punggung bersandar dan bahu
relaks. Letakkan kedua telapak
tangan pada tulang rusuk. Tarik
nafas dalam-dalam maka terasa
dada mengambang.
7. Latihan muka
Kerutkan muka sedapatnya
kemudian tarik alis keatas
3. 10 menit Evaluasi :
Menyimpulkan hasil kegiatan Menyimak dan
senam. mendengarkan
Menyampaikan secara singkat
materi senam lansia
Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Memberi kesempatan kepada
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
Menyimpulkan hasil kegiatan Menjawab salam
senam yang telah dilakukan.
Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
Mengucapkan salam
XI. PENGORGANISASIAN TEMPAT
Buku Tamu
Keterangan :
: Penyaji : Fasilitator
: Media
5. Evaluasi Proses
6. Evaluasi Hasil
XIV. Materi
a. Pengertian
Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik
terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik
dan benar. Senam atau latihan ffisik sering diidentifikasi sebagai suatu
kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan
intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran
termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari
program retabilitas bagi mereka yang telah menderita. (puslitbang Depkes RI,
2003:6)
b. Tujuan Senam Lansia
1. Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan
meningkatkan krsehatan serta kebugaran kesegaran jasmani dan rohani.
Tujuan lain adalah:
1. Memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme.
2. Membangun kekuatan dan daya tahan.
3. Menurunkan lemak.
4. Meningkatkan kondisi otot dan sendi.
(Depkes RI, 1997:2)
c. Manfaat senam
1. pencegahan
Untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.
3. Sebagai rehabilisasi
E. Latihan fisik untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu:
1. Membantu tubuh agar tetap dapat bergerak.
2. Secara lambat laun menaikkan kemampuan fisik.
3. MemberMember kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.
4. Mencegah cedera.
Oleh karena itu sesuai perubahan – perubahan fisik yang ada lebih diarahkan
pada:
1. Perbaikan kekuatan atot.
2. Stamina (aerobic capacity).
3. Perbaikan fleksibilitas.
4. Perbaikan komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan
portus yang baik. (Depkes RI, 1992:54)
F. Langkah-Langkah
3. Latihan tanngan
Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan ke meja.
Baliklahaliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan telapak
tangan untuk menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik kembali. Lanjutkan
dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari dan kemudian setelah
menyentuh tiap jari.
Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus mungkin.
LatihanLatihan pengurangan lengan
Tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi kemudian kesisi yang lain.
lengan
Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh dengan melihat
bahu kekiri dan kekanan.
Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan kedua bahu ke belakang.
4. Latihan paha
Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan memegang sandaran
kursi atau dengan posisi tiduran.
Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki yang lain tetap lurus, dan tahan
bbeberap waktu.
Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan. Tekankan kedua lutut pada
tempat tidur hingga bagian belakang lutut menyentuh tempat tidur.
Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian tarik telapak
kaki kearah kita dan regangkan kembali.
Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut.
Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga
permukaannya saling bertemu kemudian kembali lagi.
Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian belakang kursi.
Angkat tumit tinggi- tinggi kemudian putarkan
5. Latihan pernafasan
6. Latihan muka