Anda di halaman 1dari 14

PENGAUDITAN INTERNAL

“TEMUAN AUDIT”

Oleh :

1. Ni Luh Sinar Suci Antari (21)


2. Putu Indah Adnyani Putri (33)

Dosen Pembimbing :

I Ketut Sunarwijaya, SE, M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2021
Definisi Temuan Audit
Menurut Sawyer, temuan audit adalah penyimpangan dari norma-norma atau kriteria
yang dapat diterima. Sedangkan menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari
bukti audit yang dikumpulkan terhadap kriteria audit. Secara umum, temuan audit adalah
himpunan data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama melaksanakan
tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analitis menurut unsur-
unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Temuan audit
dapat mengindikasikan,baik kesesuaian ataupun ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau
peluang perbaikan. Pengertian ketidaksesuaian sendiri adalah penyimpangan melalui bukti
obyektifatas kriteria audit yang ditetapkan auditor harus menginvestigasi untuk menentukan
secara tepat kriteria audityang dilanggar dan menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan.
Jenis ketidaksesuaian dalam temuan audit antara lain:
1. Major
Sebuah temuan audit dikatakan kategori major, apabila tidak sesuai dengan
persyaratan ISO 9001:2008 yang seharusnya dijalankan dan harus dilakukan
perbaikan segera.
2. Minor
Sebuah temuan audit dikatan kategori minor, apabila terdapat inkonsistensi
dalam menjalankan prosedur yang diturunkan dari ISO9001:2008 dan
diberikan deadline waktu tertentu untuk memperbaikinya.
3. Observasi
Sebuah temuan audit dikatakan kategori observasi, apabila temuan tersebut
bukan termasuk dalam persyaratan ISO9001:2008 tetapi sebaiknya dijalankan.
Dalam temuan observasi,auditor akan memberikan rekomendasi sebagai
usulan peningkatan, namun divisi terkait dalam perusahaan memiliki hak
bebas untuk menjalankan atau tidak menjalankan usulan tersebut.

8.1 Sifat Temuan Audit


Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Temuan audit dapat
menggambarkan:
a) Tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan
Contohnya melakukan pengiriman suatu barang tetapi tidak melakukan penagihan
atas pembayaran tersebut.
b) Tindakan-tindakan yang dilarang
Contohnya pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan perusahaan ke
perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.
c) Sistem yang tidak memuaskan
Contohnya diterimanya tindak lanjut yang sama terhadap klaim asuransi yang
belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan
signifikansinya.
d) Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan
Dalam kenyataannya istilah temuan dianggap terlalu negatif, penggunaan kata kondisi
dianggap memiliki makna yang lebih positif dibanding temuan. Walaupun istilah yang
digunakan bisa bervariasi namun konsep dasar temuan audit tetap bersifat universal.

8.2 Standar For The Profesional Practice Of Internal Auditing (SPPIA)


Standar For The Profesional Practice Of Internal Auditing (SPPIA) dalam Standar
2310 menyatakan “Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal,
relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan”. Practice Advisory 2410-1 dari
Standar “Kriteria Komunikasi” memperluas arahan ini menjadi:
 Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan
ringkasan. Informasi latar belakang: identifikasi unit-unit organisasi, menelaah
aktivitas-aktivitas, memberikan informasi yang relevan seperti pengamatan,
kesimpulan, dan recomendasi dari laporan-laporan sebelumnya
 Hasil-hasil harus mencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan
rencana-rencana tindakan.
 Observasi adalah pernyatan fakta yang berkaitan.
 Observasi dan rekomendasi penugasan timbul dari proses perbandingan apa yang
seharusnya dengan apa yang terjadi. Observasi dan rekomendasi harus didasarkan
pada atribut-atribut berikut ini:
 Kriteria: standar, ukuran, atau ekspektasi yang digunakan dalam
melakukan evaluasi dan verifikasi.
 Kondisi: bukti faktual yang ditemukan auditor internal saat
pengujian
 Penyebab: alasan perbedaan apa yang diharapkan dengan kondisi
aktual
 Dampak: risiko atau eksposur yang dihadapi organisasi karena
kondisi tidak sama dengan kriteria.
 Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien,
hal-hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana
pun.
Practice Advisory 2420-1 dari standar “Kualitas Kriteria Komunikasi” menyatakan:
a) Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias, dan bebas dari distorsi.
Observvasi, kesimpulan, dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa
prasangka.
b) Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bisa
ditingkatkan dengan menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan
memberikan informasi pendukung yang memadai.
c) Komuniaksi ringkas langsung ke sasaran dan menghindari rincian ynag
tidak perlu. Komunikasi seperti ini mengemukakakn pikiran secara lengkap
dalam kata-kata yang sesedikit mungkin.
d) Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya
membantu klien dan organisasi menuju perbaikan jika diperlukan
e) Komunikasi tepat waktu dikeluarkan tanpa penundaan

8.3 Pendekatan Untuk Mengontruksi Temuan Dan Tingkat Signifikan Temuan Audit
A. Pendekatan Untuk Mengontruksi Temuan
Dalam mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan
dan dapat dilaporkan memerlukan keahlian khusus berdasarkan pengalaman auditor, karena
bisa jadi suatu kesalahan fatal bagi orang awam adalah hal sepele bagi auditor. Oleh karena
itu auditor internal harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
1) Meninjau kembali kebijakan/keputusan dari manajemen yang bisa jadi tidak
realistis. Auditor internal harus mempertimbangkan kondisi, fakta, dan situasi
ketika kelemahan tersebut terjadi. Serta tidak mengkritik kebijakan
manajemen maupun mengganti pertimbangan manajemen.
2) Auditor harus bertanggungjawab untuk memberikan bukti atas setiap temuan
audit.
3) Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut
tidak mutlak harus dikritik hanya karena kurang dari 100 %.
4) Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit.
B. Tingkat Signifikan Temuan Audit
Temuan kecil perlu dilaporkan karena bukan kesalahan manusiawi yang bersifat acak.
Jika temuan kecil ini dibiarkan maka lama kelamaan akan semakin mengganggu bahkan
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Temuan besar adalah temuan yang akan
menghalangi pencapaian tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi.
Diperlukan klasifikasi yang jelas antara temuan kecil dan temuan besar, sehingga
keputusan yang diambil oleh auditor internal tidak menjadi bias. Temuan yang tidak
signifikan tidak memerlukan tindakan formal. Sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam
laporan audit formal karena membuat pekerjaan menjadi tidak produktif. Temuan tidak
signifikan tetap dialporkan dan selanjutnya diselesaikan dengan :
a) Diskusi dengan pihak yang bertanggungjawab
b) Memeriksa apakah temuan sudah diperbaiki
c) Mencatat dalam kertas kerja
d) Tidak mencatumkan dalam laporan audit resmi

8.4 Elemen-Elemen Temuan Audit


Auditor internal mencari sistem atau transaksi yang tidak memenuhi standar operasi
yang berlaku. Jika sistem atau transaksi tersebut tidak memenuhi standar operasi maka
dapat dikatakan sebagai temuan oleh internal auditor. Sebelum audit internal menemukan
berbagai temuan audit, terlebih dahulu mereka harus mengetahui lebih banyak tentang
temuan audit. Fakta-fakta yang ditemukan oleh auditor internal harus meyakinkan,
kriterianya dapat diterima dan harus menggunakan logika yang meyakinkan. Jika seluruh
temuan audit telah memenuhi standar audit, maka temuan tersebut dapat dikatakan
bersifat logis, wajar dan meyakinkan. Temuan tersebut dapat memicu adanya perbaikan-
perbaikan yang dilakukan.
Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu. Didalamnya
harus terdapat latar belakang, kriteria, kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan
rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup elemen-elemen tersebut, maka dapat
dijadikan argumen yang kuat untuk dilakukannya tindakan perbaikan. Pada beberapa
kasus, elemen penyebabnya mungkin tidak tepat. Masalah yang terjadi mungkin
diakibatkan oleh kondisi tertentu. Manajemen yang membaca laporan harus diberikan
infornasi yang memadai mengenai alasan-alasan dari auditor dapat yakin dengan laporan
yang berisi temuannya. Berikut elemen-elemen temuan audit :
1. Kriteria (criteria)
Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam
konsep kriteria, yaitu :
a. Tujuan dan sasaran
Tujuan dan sasaran ini dapat mencakup standar-standar operasi
yang mencerminkan keinginan manajemen untuk dicapai oleh
operasi yang diaudit.
b. Kualitas pencapaian.
Dalam mengembangkan temuan audit, auditor internal harus dengan jelas
melihat dan memahami gambaran keseluruhan. Dalam setiap audit atas aktivitas,
harus mencakup sasaran-sasaran kelayakan, efisiensi, ekonomis, dan efektivitas.
Semua sumber daya tidak boleh digunakan secara percuma. Untuk menentukan
seberapa layak efisien, ekonomis, dan efektifnya suatu operasi, auditor internal
harus memiliki tolok ukur. Auditor internal harus mengidentifikasi standar atau
kriteria kinerja yang valid. Sebelum auditor internal memberikan kritik, mereka
terlebih dahulu harus mengetahui kesesuaian antara yang seharusnya terjadi
dengan standar operasi perusahaan.
Standar-standar operasi sudah ditetapkan disetiap bidang organisasi.
Misalnya manajemen bisa menyatakan bahwa tingkat penolakan produk-produk
tertentu tidak boleh melebihi 2%. Sebelum menerima standar ini, auditor internal
harus menilai validitasnya terlebih dahulu. Dasar penentuan standar harus
dilakukan penelitian ulang dengan membandingkan standar tersebut dengan
organisasi-organisasi yang sama dan memeriksa kewajarannya dalam memenuhi
sasaran-sasaran perusahaan.
Standar terkait erat dengan prosedur dan praktik. Prosedur merupakan
intruksi manajemen yang umumnya tertulis, sedangkan praktik merupakan cara
segala sesuatunya dilakukan, baik benar maupun salah. Prosedur yang lemah
dapat mengakibatkan kondisi yang tidak memuaskan, sedangkan praktik-praktik
yang lemah dapat melanggar prosedur yang memadai. Dalam membuat temuan-
temuan audit, auditor internal harus berupaya untuk menentukan praktik dan
prosedur yang akan diterapkan. Adanya prosedur yang salah atau tidak layak
dapat menjadi alasan dibutuhkan tindak perbaikan. Dibutuhkan keahlian yang
memadai untuk menulis hal ini tanpa menimbulkan kesalahpahaman bagi
pembaca. Hanya hal-hal penting yang seharusnya dilaporkan dan tidak
diperlukan untuk melaporkan hal-hal yang bersifat rincian. Salah satu contohnya
auditor tidak menemukan adanya prosedur operasi tertulis sebagai perbandingan
kondisi yang terjadi, tetapi praktik operasi melanggar praktik bisnis yang baik.
Karyawan hanya menghabiskan setengah hari untuk pekerjaan mereka. Auditor
dapat membuat standar sendiri berdasarkan prosedur administratif yang dapat
diterima dan informasi yang dikumpulkan dari organisasi lain pada bidang yang
sama. Audit yang dilakukan kemudian didedikasikan untuk menunjukkan akibat-
akibat prosedur yang tidak memadai dan merekomendasikan cara-cara untuk
memperbaikinya.
2. Kondisi (condition)
Istilah kondisi mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui
observasi, pengajuan pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi yang
dilakukan auditor internal. Kondisi merupakan keadaan yang diharuskan mampu
menghadapi serangan apapun. Kondisi juga harus mencerminkan total populasi
atau sistem yang ditelaah, serta merupakan kelemahan yang signifikan. Klien
harus menyepakati fakta-fakta yang disajikan meskipun mereka bisa saja
memperselisihkan signifikasi yang dilekatkan auditor pada temuan-temuan
tersebut. Suatu temuan bisa dianggap tidak layak apabila klien dengan valid
menyatakan bahwa auditor internal tidak mendapatkan fakta dengan benar.
Kondisi-kondisi tersebut harus didiskusikan dengan orang-orang yang
mengetahui fakta-fakta tersebut. Setiap pertentangan tentang fakta- fakta tersebut
harus dipecahkan sebelum temuan-temuan dilaporkan. Contohnya kondisi yang
dilaporkan auditor internal menggunakan pengambilan sampel secara acak dalam
memilih meteran untuk pengujian. Meteran yang dipilih dilepas dan diperiksa di
laboratorium. Pengujian menunjukkan bahwa 17% dari meteran yang diuji tidak
berfungsi sama sekali dan tambahan 23% berjalan lebih lambat dibandingkan
standar yang ditentukan dalam ketentuan hukum.
3. Penyebab (cause)
Penyebab menjelaskan hal yang menyebabkan terjadi deviasi dari kriteria
yang ada, hal yang dilakukan hingga sasaran tercapai, dan alasan tujuan tidak
terpenuhi. Masalah yang dapat diatasi hanya jika penyimpangan ini diidentifikasi
dan penyebabnya diketahui. Menentukan penyebab merupakan latihan
pemecahan masalah dan prosesnya mengikuti langkah-langkah :
a. Kumpulkan fakta-fakta.
b. Identifikasi masalah.
c. Jelaskan hal-hal utama dari masalah.
d. Uji penyebab-penyebab yang mungkin.
e. Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
f. Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan dan secara
tentatif pilih yang terbaik.
g. Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan
perbaikan yang telah dipilih.
h. Pertimbangan “bagaimana seandainya”.
i. Apakah terdapat kondisi-kondisi mitigasi.
j. Rekomendasikan kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik
benar-benar telah dilakukan.
4. Dampak (effect)
Akibat-akibat yang bersifat merugikan harus bersifat signifikan, bukan
hanya penyimpangan dari prosedur saja. Dampak merupakan elemen yang
dibutuhkan untuk meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat lebih tinggi
bahwa kondisi yang tidak diinginkan jika dibiarkan terus terjadi akan berakibat
buruk dan memamakan biaya yang lebih besar daripada tindakan yang
dibutuhkan untuk memperbaiki masalah tersebut. Untuk temuan-temuan
keekonomisan dan efisiensi, dampak biasanya diukur dalam dolar atau rupiah.
Dalam temuan-temuan efektivitas, dampak biasanya meupakan ketidakmampuan
untuk menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan atau diwajibkan. Jika tidak
disajikan ke manajemen dengan memadai maka kecil kemungkinannya akan
diambil tindak perbaikan.
5. Kesimpulan (conclution)
Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta, namun harus
juga pertimbangan professional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam
membuat kesimpulan, auditor internal memiliki peluang untuk memberikan
kontribusi kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten menyajikan
kesimpulan, maka auditor dapat menghasilkan kinerja yang baru, tingkatan
kinerja yang lebih tinggi, menguranggi biaya, meningkatkan kualitas ptroduksi,
menghilangkan pekerjaan yang tidak dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan
teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan jasa, dan
meningkatkan posisi kompetitif organisasi. Kesimpulan dapat menekankan
pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hubungan fungsi yang diaudit
terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Kesimpulan menyajikan tindakan potensial dan menunjukan bahwa
manfaat memperbaiki kesalahaan akan melebihi biayanya. Besarnya kerugian
yang ditunjukan pada bagian dampak merupakan dasar dibutuhkannya tindakan
perbaikan. Temuan menuntun auditor untuk menyimpulkan bahwa prosedur-
prosedur harus diperbaiki. Contonya yaitu meteran di atas usia tertentu harus
diawasi, dan yang tidak memenuhi standar harus diganti, instruksi dan
pengawasan harus diberikan kepada pengawas sehingga kinerja mereka bisa
ditingkatkan.
6. Rekomendasi (recommendation)
Rekomendasi (recommendation) merupakan tindakan yang dapat
dipertimbangkan oleh manajemen untuk memperbaiki kondisi yang salah atau
memperkuat sistem pengendalian internal. Rekomendasi harus positif dan
spesifik. Akan tetapi rekomendasi audit membawa bibit-bibit bahaya. Jika
manajemen mengetahui mengenai tindakan yang direkomendasikan auditor,
maka tindakan tersebut bisa berbalik merugikan auditor. Memperbaikinya
merupakan tanggung jawab dari manajemen.
Temuan audit diselesaikan dengan membahas temuan tersebut dengan
manajemen operasional sebelum laporan audit tertulisnya diterbitkan. Setelah
dilakukan pembahasan atas temuan-temuan tersebut, maka akan dicapai
kesepakatan mengenai fakta-fakta dan saran untuk melakukan beberapa tindakan
perbaikan. Dalam sebuah lapora audit internal, biasanya berisi berisi pernyataan
seperti berikut ini:
“Kami membahas temuan-temuan kami dengan manajemen; dan sebagai
hasilnya, tindakan telah diambil yang kami yakin telah diperhitungkan untuk
memperbaiki kondisi yang telah dijelaskan”.
Contonya auditor internal dengan manajemen telah membahas temuan
serta mendapat beberapa kesimpulan. Sebagai hasilnya, manajemen mengambil
tindakan untuk mengganti 25.000 meteran lama atau yang tidak beroprasi dengan
biaya $1 juta. Manajemen puas dengan tindakan ini karena akan menghasilkan
tambahan pendapatan $2 juta setahun dan pada saat yang sama, mengurangi
pendapatan tarif air sebesar $1,5 juta setiap tahun. Manajemen juga mengambil
langkah untuk mengutus sebuah tim ke beberapa organisasi utilitas, untuk
memepelajari metode yang diterapkan dalam memeriksa meteran, mengawasi
pemeriksaan meteran, dan mengawasi meteran untuk medeteksi meteran yang
mulai rusak.

8.5 Catatan Aktivitas Audit Internal Tentang Temuan Audit


Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya
mempertimbangkan elemen elemen temuan audit bisa mengendalkan pada suatu bentuk
laporan atau sarana lainnya agar mereka tetap bisa menelusurinya.
Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal pada memberi ruang untuk:
(1) Mengidentifikasi : Organisasi yang bertanggung jawab
(2) Memberi nomer : identifikasi untuk temuan tertentu dan rujukan untuk kertas
kerja pendukung
(3) Memberi pertanyaan singkat mengenai kondisi
(4) Mengidentifikasi kriteria standar yang diterpkan untuk menilai kondisi
(5) Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan
(6) Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan
tersebut
(7) Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan
(8) Menunjukkan penyebab mengapa penyimpangan terjadi
(9) Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial,dari kondisi tersebut
(10) Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan atau yang diambil
(11) Mencatat pembahsan dengan karywan klien dan mencatat tanggapan tanggapan
mereka, sifat tindakan, jika ada yang merka usulkan untuk diambil
Laporan Pencatatan Temuan Audit (RAF) memberikan acuan untuk pembahasan,
karena mencakup kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam satu lembar untuk
menjelaskan masalah. Laporan tersebut juga berfungsi sebagai pedoman untuk
mengingatkan auditor semua yang diperlukan untuk memperoleh informasi untuk temuan
yang dibuat secara mendalam. RAF juga harus diselesaikan di lapangan sehingga setiap
elemen yang hilang atau tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa membutuhkan kunjungan
ulang ke tempat yang di audit.
Abstraksi Temuan untuk melaporkan kondisi, kriteria, sebab, dampak, dan
tanggapan manajemen. Abstraksi temuan yang diproduksi. misalnya, diadaptasi dari
laporan badan perintah atas audit kontraktor. Para pendukung laporan abstraksi
menyebutkan bahwa laporan ini memberikan banyak manfaat :
 Manajer senior bisa diberikan sarana pembelajaran yang cepat terhadap
masalah saat ini dan tindakan yang diambil atau diperlukan untuk memecahkan
 Manajer lapangan tetap menerima informasi mengenai masalah masalah yang
kemungkinan mempengaruhi mereka
 Laporan abstraksi dianalisis secara periodik untuk menemukan trennya
 Kehati hatian dalam menyiapkan abstraksi memeudahkan penyiapan laporan
audit final
 Membantu menjaga program jaminan mutu yang dirancang untuk
meningkatkan audit internal
KESIMPULAN

Temuan audit adalah himpunan data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji
selama melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analitis
menurut unsur-unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Temuan audit dapat mengindikasikan,baik kesesuaian ataupun ketidaksesuaian dengan kriteria
audit atau peluang perbaikan. Dalam kenyataannya istilah temuan dianggap terlalu negatif,
penggunaan kata kondisi dianggap memiliki makna yang lebih positif dibanding temuan.
Walaupun istilah yang digunakan bisa bervariasi namun konsep dasar temuan audit tetap bersifat
universal.
Standar For The Profesional Practice Of Internal Auditing (SPPIA) dalam Standar 2310
menyatakan “Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal, relevan,
dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan”. Dalam mengembangkan fakta-fakta dan rincian
menjadi temuan audit yang signifikan dan dapat dilaporkan memerlukan keahlian khusus
berdasarkan pengalaman auditor, karena bisa jadi suatu kesalahan fatal bagi orang awam adalah
hal sepele bagi auditor. Diperlukan klasifikasi yang jelas antara temuan kecil dan temuan besar,
sehingga keputusan yang diambil oleh auditor internal tidak menjadi bias. Fakta-fakta yang
ditemukan oleh auditor internal harus meyakinkan, kriterianya dapat diterima dan harus
menggunakan logika yang meyakinkan. Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka
telah sepenuhnya mempertimbangkan elemen elemen temuan audit bisa mengendalkan pada
suatu bentuk laporan atau sarana lainnya agar mereka tetap bisa menelusurinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2012100334ka2/body.html
http://kriwuull.blogspot.com/2018/09/internal-audit-bab-8.html
https://pdfcoffee.com/makalah-temuan-audit-2-pdf-free.html
https://pdfcoffee.com/bab-8-temuan-auditdocx-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai