Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

BUDIDAYA IKAN KAKAP MERAH

DI SUSUN OLEH

NAMA:
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul BUDIDAYA IKAN KAKAP MERAH.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kewirausahaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

  Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya ikan,
namun usaha budidaya ikan kakap belum banyak berkembang, sedangkan di beberapa negara
seperti: Malaysia, Thailand dan Singapura, usaha budidaya ikan kakap dalam jaring apung
(floating net cage) di laut telah berkembang. Ikan Kakap Merah atau lebih dikenal dengan nama
seabass/Baramundi merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis, baik untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun ekspor.

Produksi ikan kakap di Indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut, dan
hanya beberapa saja diantarannya yang telah di hasilkan dari usaha- pemeliharaan (budidaya).
Salah satu faktor selama ini yang menghambat perkembangan usaha budidaya ikan kakap di
Indonesia adalah masih sulitnya pengadaan benih secara kontinyu dalam jumlah yang cukup.
Untuk mengatasi masalah benih, Balai Budidaya Laut Lampung bekerja sama dengan
FAO/UNDP melalui Seafarming Development Project INS/81/008 dalam upaya untuk
memproduksi benih kakap merah

secara massal. Pada bulan April 1987 kakap merah telah berhasil dipijahkan ddengan rangsangan
hormon, namun demikian belum diikuti dengan keberhasilan dalam pemeliharaan larva. Baru
pada awal 1989 kakap merah dengan sukses telah dapat dipelihara larvanya secara massal di
hatchery Balai Budidaya Lampung. Dalam upaya pengembangan budidaya ikan kakap merah di
indonesia, telah dikeluarkan Paket Teknologi Budidaya Kakap Merah di Karamba Jaring Apung
melalui rekomendasi Ditjen Perikanan No. IK. 330/D2. 10876/93K, yang dilanjutkan dengan
Pembuatan Petunjuk Teknis Paket Teknologi.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa saja jenis-jenis ikan kakap merah?


2.      Bagaimana cara membudidayakan ikan kakap merah?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1  Definisi ikan kakap merah

Seperti ikan kerapu, ikan kakap di alam juga tergolong karnivora. Di pasaran internasional,
golongan kakap merah dikenal dengan nama snappers. Golongan kakap ini biasanya merupakan
ikan demersal yang dapat hidup pada daerah perairan dangkal sampai laut dalam. Ada dua jenis
kakap merah budi daya yang telah berhasil dibenihkan yaitu kakap tambak (‘mangrove snapper,
Lutjanus argentimaadatus) dan kakap jenaha (golden snapper, Lutjanus johni). Kedua jenis
kakap ini mempunyai bentuk memanjang, agak pipih, badan tinggi, dan mempunyai gigi taring.
Sepintas badannya berwarnamerah sehingga disebut kakap merah, tetapi bila diteliti secara
cermat masing-masing spesies mempunyai ciri sebagai berikut.
1.      IKAN KAKAP TAMBAK

Kakap tambak (Lutjanus argentiniaculatus) :

Di Indonesia, beberapa tempat menyebut Lutjanus argentimaculatus sebagai kakap tambak,


tetapi beberapa daerah lainnya menyebutnya jenahan, jambian, atau samassi. Ikan ini dapat hidup
di perairan yang mempunyai kedalaman mencapai 100 m. Badannya berwarna cokelat tua
kemerahan dengan bagian bawah keperakan. Pada ikan yang muda (panjangnya kurang dari 13
cm) terdapat 8—11 garis-garis berwarna keperakan yang melintang dan garis cokelat berkelok di
bawah mata. Garis-garis ini akan hilang bila ikan semakin tua.
Sirip punggung berwarna cokelat kemerahan dan bila diamati sisik-sisiknya, tampak pada setiap
sisik badan itu terdapat bintik gelap. Sisik-sisik ini berderet membujur di atas garis rusuk (lateral
line) dan sejajar sampai bagian depan dan akan condong naik di bagian belakang di bawah sirip
punggung paling belakang. Bagian ujung sirip dubur dan perut berwarna violet. Ekor agak
bercabang cokelat kemerahan dengan sebuah pita putih di bagian pinggir.

2.      IKAN KAKAP JENAHA

Kakap jenaha (Lutjanus johni) :

Ikan ini dapat hidup pada daerah hutan bakau sampai laut dengan kedalaman 60 m. Bentuk dan
warna hampir sama dengan kakap tambak, sirip-sirip di atas garis rusuk berderet sejajar dengan
garis rusuk, sedangkan sirip-sirip di bawah garis rusuk sejajar dengan poros badan. Setiap sisi
pada badannya terdapat bintik cokelat sehingga bintik-bintik ini merupakan garis-garis
membujur. Di antara garis rusuk dan sirip punggung keras terdapat noda (spot) oval
berwarnahitam yang terlihat jelas pada ikan yang berumur muda. Pada ikan yang muda akan
tampak 5 – 6 pita berwarna kecokelatan di badannya. Sirip punggung dan dubur serta ekor
berwarna kekuningan, sedangkan sirip dada dan perut berwarna kemerahan.

Pembudidayaan ikan kakap merah

Beberapa sifat kakap merah yang menguntungkan usaha budidaya adalah pertumbuhan relatif
cepat, toleran terhadap kekeruhan, ruang terbatas dan salinitas, serta tanggap terhadap pakan
buatan. Selain itu, budi daya ikan ini relatif mudah, tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara
dalam kepadatan yang tinggi, dan sifat kanibalismenya rendah.

Pertumbuhan dan perkembangan


Laju pertumbuhan ikan kakap merah yang dipelihara dalam karamba jaring apung mencapai
0,56% per hari. Data tersebut menunjukkan baliwa ikan kakap merah tergolong ikan yang cepat
pertumbuhannya. Kakap merah termasuk jenis ikan hermaphrodit protandi, yaitu berstatus jantan
pada awal kehidupannya, lalu berubah menjadi betina. Ikan kakap, merah yang berukuran antara
45,0 – 55,0 cm didominasi oleh ikan jantan, sedangkan yang berukuran 56,0-62,5 cm didominasi
ikan betina.
Perubahan dari jantan ke betina terjadi setelah ikan berumur 6-8 tahun. Pada saat itu, induk
jantan telah berukuran bobot 3,5 kg dengan panjang total 53-6o CM.
Ikan betinanya akan siap memijah setelah berukuran sekitar 6 kg. Bobot induk betina L.
argentimaculatus yang telah matang gonad antara 2,9-5,5 kg, sedangkan jantan antara 3,6-4,6 kg.
L. Sebae memijah sepanjang tahun, sedangkan L. argentimaculatus memijah selama 6 bulan,
yaitu dari bulan Desember—Juni. Pemijahan dapat dilaksanakan di dalam tangki maupun KJA.
Seekor ikan betina yang bobotnya antara 3-4,5 kg dapat menghasilkan telur sebanyak 1,2 juta
butir. Khusus L. sebae, pemijahannya tidak tergantung pada sildus peredaran bulan. Ikan jenis ini
memijah pada bulan gelap maupun bulan purnama. Namun, keragaan pemijahan yang lebih baik
terjadi pada bulan gelap dibanding bulan terang. Pemijahan berlangsung dalam tangki pada
kedalaman air 70-16o meter.

Pemilihan lokasi budidaya


Ikan kakap merah tergolong ikan eurihalin. Kakap merah yang masih muda dan dewasa hidup di
daerah mangrove dan muara sungai yang kadar garamnya mendekati air tawar. Sifat ini
menciptakan peluang untuk membudidayakannya, baik di tambak maupun dalam KJA di laut.
Lokasi penempatan KJA atau karamba tancap harus terlindung dari pengaruh gelombang besar
dan angin kencang, seperti perairan teluk yang terlindung, selat kecil, muara sungai ataupun
sungai yang airnya bersifat payau. Kakap merah bisa hidup di perairan laut maupun perairan
payau dengan kadar garam berkisar 10-35 ppt, dan suhu air 26-310 C.

Beberapa persyaratan teknis yang harus di penuhi untuk lokasi budidaya ikan kakap merah di
laut adalah:

1.      Perairan pantai/ laut yang terlindung dari angin dan gelombang


2.      Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter.
3.      Pergerakan air yang cukup baik dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik.
4.      Kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu air 28 ~ 30 0 C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
5.      Benih mudah diperoleh.
6.      Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
7.      Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.
– Wadah Budi Daya
Ikan kakap merah dapat dibudidayakan dalam KJA maupun karamba tancap di perairan pantai,
sekitar muara sungai. Ikan ini dapat dibudidayakan dalam KJA berukuran 2 m X 2 m X 2 m,
maupun ukuran yang lebih besar 3 m x 3 m X 2 m, disesuaikan dengan target produksi yang
ingin dicapai.

1.      Sarana dan Alat


Pemeliharaan ikan kakap di laut umumnya dilakukan dalam keramba jaring apung (floating net
cage) dengan metode operasional secara mono kultur. Secara garis besar keramba jaring apung
terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1.      Jaring: Jaring terbuat dari bahan:


         Bahan: Jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 ~ 1,25”, guna untuk menjaga
jangan sampai ada ikan peliharaan yang lolos keluar.
         Ukuran: 3 m x 3 m x 3 m
         1 Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan 2 jaring cadangan)
2.      Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan.
         Bahan: Bambu atau kayu
         Ukuran: 8 m x 8 m
3.      Pelampung: Pelampung berpungsi untuk mengapungkan seluruh sarana budidaya atau barang
lain yang diperlukan untuk kepentingan pengelolaan
         Jenis: Drum (Volume 120 liter)
         Jumlah: 9 buah.
4.      Jangkar: Agar seluruh sarana budidaya tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh angin,
gelombang digunakan jangkar.
         Jenis yang dipakai: Besi atau beton (40 kg).
         Jumlah : 4 buah
         Panjang tali : Minimal 1,5 kali ke dalam air
5.      Ukuran benih yang akan Dipelihara: 50-75 gram/ekor
6.      Pakan yang digunakan: ikan rucah
7.      Perahu : Jukung
8.      Peralatan lain : ember,serok ikan, keranjang, gunting dll.

1.      Konstruksi wadah pemeliharaan


Perakitan karamba jaring bisa dilakukan di darat dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan
kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kerangka ditempatkan di lokasi
budidaya yang telah direntukan dan agar tetap pada tempatnya (tidak terbawa arus) diberi
jangkar sebanyak 4 buah. Jaring apung apa yang telah dibuat berbentuk bujur sangkar pada
kerangka rakit dengan cara mengikat keempat sudut kerangka.

1.      Pengelolaan Budi Daya


– Penyediaan benih
Benih kakap merah bisa diperoleh dari hatchery yang menyediakan benih kakap ini, atau bisa
diperoleh dengan cara penangkapan dari alam. Benih dari alam biasanya ketersediaannya
terbatas, ukurannya tidak seragam dan hanya tersedia pada musim tertentu. Adapun
pengangkutannya dengan sistem tertutup.

         Penebaran
benih
Penebaran benih dilakukan sebaiknya walau pagi atau sore hari karena suhu udara atau air lebih
dingin. Sebelum penebaran, harusdiperhatikan kondisi kualitas air, terutama suhu dan salinitas.
Jika suhu dan salinitas air pengangkutan cukup berbeda dengan air dilokasi budi daya, perlu
dilakukan adaptasi. Padat penebaran benih kakap merah seberat 50 g adalah 100 ekor/m3.
Adapun padat penebaran ikan yang berukuran lebih besar (200 g), yaitu 11-12 ekor/m2.

– Pembesaran
Pemeliharaan ikan jenaha (L. johni) selama 6 bulan akan mencapai bobot 356 g dengan bobot
awal 125 g.4. Pemberian pakan yang digunakan adalah ikan rucah sebesar 5-10% bobot
badan/hari. Pemberian pakan dilakukan dua kali/hari. Adapun L. argentimaculatus yang diberi
pakan rucah sebanyak 10% bobot badan/hari selama masa pemeliharaan 7 minggu menunjukkan
laju pertumbuhan rata-rata o,8% per hari. Frekuensi pemberian pakannya satu kali sebesar 7%
bobot badan per hari.

-Metode Pemeliharaan
Benih ikan yang sudah mencapai ukuran 50-70 gram/ekor dari hasil pendederan atau hatchery,
selanjutnya dipelikara dalam kurungan yang telah disiapkan. Penebaran benih ke dalam
karamba/jaring apung dilakukan pada kegiatan sore hari dengan adaptasi terlebih dahulu. Padat
penebaran yang ditetapkan adalah 50 ekor/m 3 volume air. Pemberian pakan dilakukan 2 kali
sehari pada pagi dan  sore hari dengan takaran pakan 8-10% botol total badan perhari. Jenis
pakan yang diberikan adalah ikan rucah (trash fish). Konversi pakan yang digunakan adlah 6:1
dalam arti untuk menghasilkan 1 kg daging diperlukan pakan 6 kg. Selama periode pemeliharan
yaitu 5-6 bulan, dilakkan pembersihan kotoran yang menempel pada jaring, yang disebabkan
oleh teritif, algae, kerang-kerangan dll. Penempelan organisme sangat menggangu pertukaran air
dan menyebabkan kurungan bertambah berat. Pembersihan kotoran dilakukan secara periodik
paing sedikit 1 bulan sekali dilakukan secara berkala atau bisa juga tergantung kepada banyak
sedikitnya organisme yang menempel. Penempelan oleh algae dapat ditanggulangi dengan
memasukkan beberapa ekor ikan herbivora (Siganus sp.) ke dalam kurungan agar dapat
memakan algae tersebut. Pembersihan kurungan dapat dilakukan dengan cara menyikat atau
menyemprot dengan air bertekanan tinggi. Selain pengelolaan terhadap sarana /jaring,
pengelolaan terhadap ikan peliharaan juga termasuk kegiatan pemeliharaan yang harus
dilakukan. Setiap hari dilakukan pengontrolan terhadap ikan peliharaan secara berkala, guna
untuk menghindari sifat kanibalisme atau kerusakan fisik pada ikan. Disamping itu juga untuk
menghindari terjadinya pertumbuhan yang tidak seragam karena adanya persaingan dalam
mendapatkan makanan. Penggolongan ukuran (grading) harus dilakukan bila dari hasil
pengontrolan terlihat ukuran ikan yang tidak seragam. Dalam melakukan pengontrolan, perlu
dihindari jangan sampai terjadi stress.

-Pengendalian Hama dan Penyakit


Bakteri yang menyerang ikan kakap merah adalah Streptococcus iniae. Gejala ikan yang
terserang penyakit ini, di antaranya warna ikan berubah menjadi lebih gelap, kehilangan
keseimbangan, berenang berputar dan timbul bintik – bintik merah pada kulit.
Pencegahan yang dilakukan dengan cara menghindari padat tebarserta pemberian pakan
berlebihan dan mencegah penanganan kasar. Selain bakteri, ikan ini dapat diserang parasit, yaitu
kutu kulit. Kutu kulit adalah parasit eksternal yang umum pada ikan budi daya laut. Ada dua kutu
kulit yang ditemukan pada ikan kakap merah, yaitu Neobenedenia dan Benedenia. Kutu kulit
pada ikan sangat sulit diamati karena benvarna transparan. Apabila dimasukkan ke dalam air
tawar untuk beberapa menit, kutu kulit baru terlihat karena berubah warna menjadi keputihan.
Pemberantasan parasit ini dengan cara merendam ikan di air tawar selama 5 menit. Jika tingkat
serangannya parah, perendaman dapat dilakukan sebanyak dua kali dengan selang waktu
seminggu.

-Panen
Ikan kakap merah dipanen setelah berukuran 500 g. Ukuran tersebut ideal untuk dipasarkan.
Adapun lama pemeliharaan untuk
mencapai ukuran tersebut adalah 6 bulan benih 50 g. Sementara itu, benih berbobot 200 g akan
mencapai rata-rata 890 g/ekor selama 225 hari. Pada prinsipnya cara pemanenan ikan kakap
merah dari KJA sama seperti cara panen ikan di KJA umumnya.
Cash Flow
ANALISA USAHA 1 TAHUN (2 PERIODE BUDIDAYA)

1.      Biaya Investasi
         Karamba jaring apung 1 unit Rp. 2.500.000,-
         Perahu jukung 1 unit Rp. 150.000,-
         Peralatan budidaya Rp. 300.000,-
         Jumlah Rp. 2.950.000,-
2.      Biaya Operasional
         Benih 2 x 5.000 ekor x Rp 200,- Rp. 2.000.000,-
         Pakan 2 x 13.500 kg x Rp 250,- Rp. 6.750.000,-
         Tenaga kerja 2 orang x 1 x 6 buah x Rp. 75.000,- Rp. 900.000,
         JumlahRp. 9.650.000,-
3.      Jumlah biaya (1+2) Rp. 2.950.000 + Rp 9.650.000,- Rp. 12.600.000,-
4.      Pendapatan 2 x 2.250 kg x Rp 4.000,- Rp. 18.000.000,-
5.      Selisih pendapatan dan biaya total(4-3) Rp. 5.400.000,-
6.      Penyusutan 50% x Rp 2.950.000,- Rp. 1.475.000,-
7.      Laba sebelum pajak (5-6)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :
-          Ikan kakap merah memiliki 2 jenis yakni, kakap tambak dan kakap jenaha
-          Budidaya ikan kakap memiliki banyak manfaat

Saran :
1.      Dalam usaha budidaya ikan kakap jenis apapun, diperlukan keseriusan agar memperoleh
keuntungan atau hasil yang maksimal.
2.      Memilih bibit ikan yang berkualitas baik, agar hasil yang kita dapatkan baik pula.
3.      Memperhatikan keadaan kolam, tambak atau keramba jaring apung jangan sampai ada
kebocoran karena kolam yang bocor dapat menyebabkan kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

https://pututrisna.wordpress.com/2014/08/06/budidaya-ikan-kakap/

Anda mungkin juga menyukai