ABST AK
Sekitar 10 persen manusia mengeluh nyeri leher dalam setiap bulan. Penyebab nyeri leher sangat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga
serius. Pendekatan diagnostik nyeri leher dimulai dari penentuan potensi patologi yang berbahaya (red flags), faktor psikososial (yellow flags),
jenis nyeri, dan durasi nyeri melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis, dan pemeriksaan laboratorium. Evaluasi dan penilaian
secara teliti dan komprehensif menghasilkan diagnosis yang tepat, sehingga menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
ABST ACT
Approximately 10 percent of people suffers and complains neck pain during a month period. Etiologies of neck pain range from the mildest
to the most serious. Diagnostic approach for neck pain starts with identifying potential dangerous pathology (red flags), psychosocial factors
(yellow flags), type and duration of neck pain, followed by detailed history taking, physical examination, radiological examination, and laboratory
work-up. A comprehensive evaluation and assessment will result in a right diagnosis to decrease morbidity and mortality. uwanda Then Karya
Triko Biakto. Diagnostic Approach or Neck ain
Nyeri diskogenik. Penyakit diskus cukup WAD dibagi menjadi 4 tingkat: 1) nyeri leher Sebagian besar gejala bersumber dari faktor
sering terjadi namun berkorelasi rendah tanpa kelainan pada pemeriksaan fisik, 2) nyeri mekanik, seperti nyeri leher aksial, diskogenik,
dengan gejala. Nyeri aksial lebih berat leher disertai kelainan pada pemeriksaan fisik, whiplash-associated disorder (WAD), dengan
daripada nyeri ekstremitas. Hanya namun tidak pada pemeriksaan neurologis, 3) atau tanpa gejala neurologis, seperti mielopati
sepertiga luar annulus fibrosus yang nyeri leher disertai kelainan pada pemeriksaan dan radikulopati.
dipersarafi, oleh karena itu, nyeri dikaitkan fisik dan neurologis, 4) nyeri leher disertai
dengan prolaps nukleus pulposus di kelainan radiologis.5 Tabel 1. Diagnosis banding nyeri leher
daerah ini. Biomekanik: Nyeri leher aksial
Nyeri sendi faset. Nyeri umumnya midline Radikulopati servikal adalah gangguan Whiplash associated disorder (WAD): Radikulopati,
atau sedikit paraspinal; penjalaran sangat Mielopati servikal
motorik dan sensorik pada leher dan lengan
jarang. Traumatik: Fraktur vertebra, Dislokasi vertebra
akibat kompresi radiks servikal. Patologi
Strain otot leher
Nyeri miofasial. Sindrom ini berkaitan penyebab sangat heterogen; pada 70 –
Infeksi
dengan trigger point. Karakteristik trigger 90% kasus berkaitan dengan penyempitan Keganasan
point yaitu regio sensitivitas tinggi yang foraminal akibat perubahan degeneratif.1 Autoimun/ reumatik: Artritis rheumatoid, Ankylosing
akan mereproduksi nyeri pada palpasi. spondylitis, Spondiloartropati
Nyeri akan timbul jika trigger point ditekan Mielopati adalah gangguan motorik dan Lain-lain: Osifikasi Ligamentum Posterior Longitudinal
(OLPL), Fibromialgia, Torticollis
setidaknya selama 5 detik. sensorik distal leher disebabkan penekanan
Diadaptasi dari Douglass AB, Bope ET.evaluation
medula spinalis akibat penyempitan kanalis and treatment of posterior neck pain in family
Nyeri radikuler adalah nyeri neurogenik spinalis. practice. J Am Board Fam Med. 2004;17(suppl 1):13-
dengan distribusi sepanjang dermatom radiks 22.1
saraf yang teriritasi. Radiks dapat teriritasi oleh Task Force on Neck Pain membagi nyeri leher
kompresi atau inflamasi jaringan sekitar. menjadi 4 tingkat:2,6 ANA N SIS K INIS
Stadium I: tidak ada tanda atau gejala Gejala umum pada kelainan leher adalah
Karakteristik nyeri radikuler adalah tajam, patologi struktural mayor dan tidak nyeri leher dan kekakuan leher. Tidak jarang
seperti tersayat, disertai disesthesia atau ada atau gangguan minimal pada keduanya terjadi bersamaan.12
paraestesia. Contoh patologi nyeri radikuler: aktivitas sehari-hari; kemungkinan besar
Mielopati spondilotik: Setiap perubahan merespons intervensi minimal (eduksi, Kaku leher dapat dirasakan intermiten atau
degeneratif yang mempersempit kanalis analgetik), tidak memerlukan investigasi kontinu. Kadang-kadang terasa berat sehingga
spinalis, menghasilkan gangguan lebih lanjut. pasien jarang menggerakkan kepalanya atau
neurologis. Gejala-gejala dapat berupa Stadium II: tidak ada tanda atau gejala bahkan tidak dapat menggerakkan kepalanya.
kelemahan, gangguan gait, dan atau patologi struktural mayor, namun ada
gangguan berkemih atau gangguan gangguan terhadap aktivitas sehari-hari; Deformitas, umumnya tampak sebagai
defekasi. memerlukan analgetik dan intervensi wry neck, akibat spasme otot; pikirkan
Radikulopati servikal: dapat disebabkan untuk mencegah kecacatan jangka kemungkinan prolaps diskus atau fraktur yang
oleh perubahan degeneratif termasuk panjang. tidak terdiagnosis.
stenosis foramina, seperti penonjolan Stadium III: tidak ada tanda atau gejala
osteofit dari spondilosis, atau herniasi patologi struktural mayor, namun Kesemutan dan kelemahan ekstremitas atas
diskus posterolateral. terdapat tanda neurologis yang jelas dapat akibat kompresi radiks, kelemahan
(penurunan refleks tendon, kelemahan, ekstremitas bawah akibat kompresi medula
Nyeri leher aksial (axial neck pain) adalah nyeri defisit sensorik), memerlukan investigasi spinalis daerah leher
leher akibat interaksi kompleks antara otot dan lebih lanjut dan terapi invasif.
ligamen, yang berhubungan dengan postur, Stadium IV: ada tanda dan gejala patologi Nyeri kepala kadang merupakan penjalaran
kebiasaan tidur, faktor ergonomi seperti posisi, struktural mayor, seperti fraktur, dislokasi, dari leher. Selalu tanyakan riwayat cedera
stres, kelelahan otot kronik, atau adaptasi mielopati, neoplasma, atau penyakit leher.
postural terhadap nyeri primer lainnya (bahu, sistemik; memerlukan pemeriksaan dan
sendi temporomandibular, kranioservikal), terapi lebih lanjut. D ASI N I
atau perubahan degeneratif diskus servikal Pola nyeri leher harus ditentukan untuk
dan sendi faset.1 DIA N STIK membedakan kondisi akut dengan kronik.
Diagnosis banding nyeri leher sangat luas.
Whiplash associated disorder (WAD) adalah Hampir semua cedera dan penyakit pada Nyeri leher dengan durasi di bawah 6 minggu
nyeri leher akut atau subakut yang dihasilkan leher akan menghasilkan refleks spasme disebut nyeri leher akut. Umumnya nyeri leher
dari gaya akselerasi-deselerasi terhadap leher. otot protektif, berkurangnya mobilitas leher akut diawali suatu kejadian pencetus. Nyeri
Nyeri umumnya berasal dari miofasial, ligamen, hingga nyeri.1 leher akut umumnya memiliki prognosis lebih
diskus, dan sendi faset. Biasanya terjadi pada baik.
kecelakaan lalu lintas jika korban ditabrak dari Nyeri leher dapat bersumber dari tulang, otot,
belakang, atau cedera saat menyelam (diving).2 ligamen, sendi faset, dan diskus intervertebralis. Nyeri leher dengan durasi 6 minggu – 6 bulan
disebut nyeri leher sub-akut, jika nyeri sudah prediktif terhadap kronisitas dan kecacatan atas. Mulai pemeriksaan dengan pasien
melebihi 6 bulan, disebut nyeri leher kronik. pasien.3 Hal-hal ini termasuk masalah berdiri; postur leher dan pergerakan leher
Perempuan lebih berisiko mengalami nyeri pekerjaan, sosial dan finansial, masalah secara mudah diobservasi pada posisi ini.
kronik dibandingkan laki-laki. Nyeri kronik psikologis (mood dan emosi), masalah Bahu harus diperiksa ketika pasien berdiri.
jarang terjadi pada anak-anak dan remaja.1,2 keluarga (overproteksi atau kurang dukungan) Struktur anterior (trakea, tiroid, esofagus)
ekspektasi berlebihan, pengurangan aktivitas paling baik diperiksa pada posisi duduk dan
N NT KAN T NSI AT I AN pasien/kecacatan, dan klaim kompensasi pemeriksa berada di belakang pasien. Bagian
B BA A A keuangan.10 Identifikasi dan penatalaksanaan ketiga pemeriksaan yaitu posisi berbaring;
Nyeri leher disebabkan oleh banyak patologi, “yellow flag” yang cepat dan tepat dapat lebih mudah meraba spasme otot dan nyeri
dari yang ringan hingga yang berbahaya. mengurangi progresivitas nyeri leher akut tekan dengan pasien tengkurap dengan
Meskipun jarang, keluhan nyeri leher dapat menjadi sub-akut atau kronik. Pasien dengan leher diganjal bantal. Pemeriksaan neurologis
ditemui beberapa kondisi mengancam nyawa, ‘yellow flag’ dominan relatif memiliki angka (motorik, sensorik) dilakukan pada pasien
sering disebut sebagai ‘red flags’. (Tabel pemulihan rendah.1,3,10,11 posisi berbaring terlentang.1,3,12
2). Temuan-temuan tersebut memerlukan
investigasi dan rujukan yang cepat dan tepat. IKSAAN ISIK Setiap deformitas dicatat. Dari belakang,
Gaya berjalan (gait) harus dinilai saat awal perubahan warna kulit, abnormalitas skapula
N NT KAN YELLOW FLAG’ pasien datang ke klinik.13 Seluruh leher harus atau asimetri otot dapat dilihat. Salah satu
‘Yellow flag’ adalah faktor psikososial yang terekspos, termasuk dada dan ekstremitas bahu bisa lebih tinggi dan mungkin terdapat
atrofi otot lengan atau tangan.12 Periksa
Tabel 2. ‘Red flags’ nyeri leher3 apakah ada torticollis - kepala tertarik ke sisi
sakit dan dahi menoleh ke arah sehat.14
ed lag roses atologi otensial
Trauma signifikan (seperti: jatuh, kecelakaan lalu lintas) Fraktur atau dislokasi vertebra servikal Leher dan otot harus dipalpasi secara teliti
Gejala infeksi (demam, meningismus, riwayat imunosupresi, Abses epidural, discitis, aneurisma mikotik, perdarahan
pengguna zat/obat injeksi) subarakhnoid
untuk mencari titik nyeri, benjolan, atau
Defisit neurologis (tanda dan gejala upper motor neuron atau Kompresi medula spinalis atau radiks spasme otot.12 Mulai palpasi dari bagian
lower motor neuron) oksiput ke arah distal midline. Nyeri terlokalisir
Gejala konstitusional (demam, penurunan berat badan, Keganasan/ proses infiltrasi atau metastasis, penyakit pada satu celah diskus sering terjadi pada
anoreksia, riwayat keganasan) reumatoid, polimialgia reumatika, giant cell arthritis
spondilosis servikal dan jarang pada kasus
Nyeri leher hebat (ripping/tearing neck sensation) Ruptur arteri karotis/ vertebralis
infeksi.14 Setelah itu, lakukan palpasi aspek
Riwayat artritis reumatoid Dislokasi atlanto-aksial
Nyeri dada, sesak, diaforesis Iskemia miokard
lateral vertebra, adakah nyeri tekan atau massa.
T1 memiliki penonjolan spinosus yang paling
prominen, bukan C7. Palpasi dilanjutkan ke
fossa supraklavikula, apakah ada cervical rib,
nyeri tekan, massa tumor atau pembesaran
nodulus limfatikus. Selesaikan palpasi dengan
memeriksa struktur anterior termasuk tiroid.14
dapat ditemukan pada spondilosis servikal. jika pulsasi arteri radialis menghilang disertai ji hermitte – fleksi dan ekstensi leher
Jika ragu dapat dibantu dengan stetoskop. nyeri leher. menghasilkan sensasi tersengat listrik
menjalar ke tangan, kadang hingga ke
ji Spurling dilakukan untuk deteksi iritasi ji oos – bahu di-abduksi dan eksternal kaki.
radiks servikal. Pasien diminta memutar rotasi-kan, dan siku difleksikan 90 derajat Refleks inverted radial – uji yang sangat
lehernya ke salah satu sisi dengan dagu (posisi ‘menyerah’). Tangan dikepal berulang- spesifik ini positif jika jari fleksi ketika
terangkat; hal ini akan mereproduksi nyeri ulang selama 3 menit. Uji positif jika muncul refleks radial dirangsang.
radikuler ekstremitas atas ipsilateral disertai gejala neurologis (nyeri radikuler, parestesia, Tangan mielopatik—myelopathic hand.
parastesia. Nyeri akan berkurang dengan kelemahan) dan vaskular (hilangnya pulsasi (1) Tipe Kinetik – ketidakmampuan fleksi-
meminta pasien mengangkat lengannya ke arteri radialis).14 ekstensi secara cepat dalam 10 detik
atas kepala (abduction relief sign).12,14 (normal dapat hingga 20 siklus); (2) Tipe
Auskultasi pada fossa supraklavikular dapat Postural – terdapat defisiensi adduksi,
IKSAAN N IS terdengar murmur jika terdapat obstruksi sering ekstensi 3 jari ulnar. Pada kasus
Pemeriksaan neurologis ekstremitas atas vaskular. ringan, saat jari istirahat, jari kelingking
wajib pada semua kasus nyeri leher. Kekuatan berada pada posisi sedikit abduksi. Adduksi
otot, refleks, dan sensasi harus diperiksa teliti; ielopati Servikal dapat dilakukan namun tidak lama.
sedikit saja adanya temuan abnormalitas Pada mielopati servikal umumnya didapatkan Kekuatan abduksi normal (membedakan
merupakan tanda yang sangat berarti. Selalu paresis ekstremitas atas dan/atau ekstremitas dari cedera saraf ulnaris). Pada kasus berat,
periksa kekuatan, sensasi, refleks fisiologis, bawah. Pada ekstremitas atas temuan lebih jari manis dan jari tengah ikut mengalami
klonus untuk membedakan lesi upper motor dominan lower motor neuron. Pada ekstremitas abduksi dan fleksi.14
neuron dan lower motor neuron. bawah temuan upper motor neuron dapat
berupa peningkatan refleks, refleks patologis, IKSAAN ADI IS/ NCIT AAN
IKSAAN S SI IK gangguan gait. Pemeriksaan radiologis untuk evaluasi
Thoracic outlet syndrome (T S)14 Klonus nyeri leher harus dimulai dari yang paling
Saat inspeksi, cari tanda iskemi ekstremitas ji o man – secara cepat ekstensi sederhana, yaitu foto sinar-X, baru dilanjutkan
atas unilateral (tangan dingin, diskolorasi, phalangs distal dengan cara mengetuk dengan CT (Computed Tomography) scan atau
perubahan tropisme). Perubahan bilateral permukaan anterior pulpa kuku. Uji MRI (Magnetic Resonance Imaging) jika perlu.
lebih mengarah pada Penyakit Raynaud. positif jika menghasilkan fleksi sendi Pencitraan umumnya tidak diperlukan pada
interphalangeal dari ibu jari dan telunjuk. nyeri leher non-traumatik, namun tetap dinilai
ji Adson – abduksi bahu hingga 30 derajat Uji Hoffman dinamis – lakukan uji Hoffman individual.
dan palpasi pulsasi arteri radialis. Kemudian sementara pasien fleksi dan ekstensi
minta pasien untuk menoleh penuh ke sisi leher yang kadang memfasilitasi respons Pada beberapa kondisi seperti pada tabel 4,
sakit sambil menarik napas panjang. Uji positif tersebut. pencitraan sangat direkomendasikan.
ambar 3. Pemeriksaan pada Thoracic Outlet Syndrome. Uji Adson (kiri), Uji Roos (kanan). 1. Lima pemeriksaan X-ray leher
(anteroposterior, lateral, open-mouth,
oblik kiri dan kanan) harus dilakukan pada
pasien segala usia dengan nyeri leher
kronik, dengan atau tanpa riwayat trauma,
dengan riwayat keganasan, atau dengan
riwayat operasi leher.
2. Pasien nyeri leher dengan temuan
radiografis dan neurologis normal
sebaiknya diperiksa MRI.
ambar 4. emeriksaan spesi k pada mielopati servikal. (kiri) Uji Spurling, (tengah) Uji Lhermitte, (kanan)
Uji Hoffman.
3. Pasien dengan cedera whiplash sebaiknya
SINA X
ambar . raktur dislokasi os. a is. Laki-laki usia 43 tahun dengan nyeri leher pasca-jatuh dari ketinggian
Pengambilan foto sinar-X harus mencakup 7 meter saat memanjat pohon. Pemeriksaan motorik dan sensorik dalam batas normal. (Gambar A) X-ray
oksiput hingga torakal proksimal. Pada servikal Open Mouth. (Gambar B) X-ray servikal lateral tampak pergeseran segmen servikal atas (kepala panah
proyeksi AP (antero-posterior) dapat terlihat putih), (Gambar C dan D) CT scan sagital dan koronal lebih jelas memperlihatkan arah patahan tulang servikal.
(tanda kepala panah putih)
lateral mass; kesimetrisannya dapat terganggu
oleh lesi destruktif atau fraktur. Proyeksi open
mouth diperlukan untuk memperlihatkan
dens aksis.
DA TA STAKA
1. Douglass AB, Bope ET. Evaluation and treatment of posterior neck pain in family practice. J Am Board Fam Med. 2004;17(suppl 1):13-22
2. Haldeman S, Caroll L, Cassidy JD, Schubert J, Nygren A. The bone and joint decade 2000-2010 task force on neck pain and its associated disorders. Spine
2008;33(4S):5-7.
3. Teichtahl AJ. An approach to neck pain for the family physician. Austr Fam Physician 2013;42(11):774-7.
4. Huldani. Neck pain (nyeri leher). Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat; 2013.
5. NSW Government, State Insurance Regulatory Authority. Guidelines for the management of acute whiplash associated disorders for health professionals. 3rded.
New South Wales, Australia; 2014.
6. Guzman J, Hurwitz EL, Carroll LJ, Haldeman S, Cote P, Carragee EJ, et al. A new conceptual model of neck pain. Spine 2008;33(4S):12-23.
7. Monahan JJ, Waite RJ. Cervical spine. In: Steinberg GG, Akins CM, Baran DT, eds. Orthopaedics in Primary Care. Lippincott Williams Wilkins, Baltimore; 1999.
8. Anderson BC. Office orthopedics for primary care: Diagnosis and treatment, 3rd ed, WB Saunders Co, Philadelphia; 2005.
9. Thompson JC. Netter’s concise orthopaedic anatomy. Saunders Elsevier. Philadephia; 2010. p. 30-1.
10. Dziedzic K, et al. Neck pain: Management in primary care. Arthritis Research UK. Reports on the Rheumatic Disease. Series 6. Spring; 2011. Hands On No 8.
11. Hogg-Johnson S, van der Velde G, Carroll LJ, Holm LW, Cassidy JD, Guzman J, et al. The burden and determinants of neck pain in the general population: Results of
the bone and joint decade 2000-2010 task force on neck pain and its associated disorders. Spine 2008;33(4 Suppl):39-51
12. Eisenstein S, Solomon L. Chapter 17: The neck. In: Solomon L, Warwick D, Nagayam S, eds. Apley’s system of orthopaedic and fractures. Hodder-Arnold. UK; 2010.
p. 439-52
13. Gore DR. Evaluation of patients with neck pain. Medscape Orthopaedics. Spirts Medicine eJourn [Internet]. 2001;5(4). Available from: http://www.medscape.com/
viewarticle/408540_4
14. McRae R. Ch. 3: The cervical spine. In: McRae R, ed. Clinical orthopaedic examination. 6th ed. Elsevier Limited; 2010. p. 33 – 47.
15. Daffner RH. Radiologic evaluation of chronic neck pain. Am Fam Physician. 2010;82 (8):959-64.
16. American College of Radiology. ACR appropriateness criteria: Chronic neck pain [Internet]. Available from: Http://www.acr.org/secondarymain-menu-
categories?quality_safety/app_criteria/pdf/expertpanelonmusculoskeletalimaging/chronicneckpaindoc9.aspx.
17. Dreyer SJ, Boden SD. Laboratory evaluation in neck pain. Phys Med Rehabil Clin C Am. 2003;145:89.